BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada sebuah kapal banyak sekali terdapat system permesinan yang salah satunya terkadang berkaitan pada saat kapal beroperasi, salah satunya adalah bow thruster yang berfungsi untuk menggerakkan haluan kapal saat akan bersandar ataupun sedang bermanuver. Terkadang tidak sedikit juga kapal - kapal yang tidak dilengkapi dengan peralatan tersebut, dengan alasan itulah juga sering dilakukan penambahkan bow thruster sebagai penunjang olah gerak kapal yang menggunakan daya listrik sebagai supply power pada saat pengoperasian bow thruster, yang akan berhubungan langsung dengan daya yang telah dipersiapkan di kapal. Oleh kerena itu penulis akan menganalisa semua kemungkinan penambahan daya yang diakibatkan dari penambahan bow thruster, dengan harapan setelah pemasangan tidak terjadi penambahan daya yang cukup signifikan dan alternatif bagaimana cara mengatasi apabila terjadi kelebihan beban yang cukup besar. Kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di lepas pantai selalu membutuhkan suplai berkala. Supply vessel jenis ini bertugas melayani berbagai macam supply ke offshore platform, antara lain makanan, air bersih, bahan bakar, peralatan, atau material yang dibutuhkan offshore platform (pipa, pelat, drum, dan lain-lain) dan juga sejumlah cairan dan bubuk untuk keperluan pengeboran seperti semen, lumpur, drill water, serta methanol dan chemicals untuk operasional khusus. Kapal jenis ini sangat membutuhkan manouvering yang baik, baik itu pada saat berlayar maupun pada saat akan bersandar ke pelabuhan. Dalam melakukan manouvering saat berlayar kapal secara umum mengandalkan daun kemudi, namun ketika akan bersandar ke pelabuhan daun kemudi tidak akan bekerja secara maksimal sehingga memerlukan alat bantu lain dalam hal ini Bow Thruster atau Stern Thruster. Unsada Teknik Sistem Perkapalan I-1
Bagi tug boat/supply vessel sendiri bow thruster dapat membantu kapal ini dalam melaksanakan tugasnya untuk memandu kapal - kapal yang akan berlabuh, karena itu dituntut untuk dapat melakukan manouvering secara cepat, sehingga pemasangan bow thruster pada supply vessel sangat perlu untuk menunjang fungsi dari kapal itu sendiri. Supply Vessel 279 DWT merupakan salah satu jenis kapal tersebut, mulanya kapal ini tidak memiliki Bow Thruster. Kemudian oleh pihak owner PT. KANAYA akan dilakukan rekondisi dengan melakukan penambahan fasilitas kapal tersebut difungsikan sebagai Supply Vessel untuk RIG pengeboran minyak dan gas bumi, Oleh karena itu pihak owner mempercayakan PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari Galangan II Jakarta untuk melakukan rekondisi kapal tersebut. Dalam perkembangannya kapal - kapal desain lama tidak mencantumkan bow thruster dalam desain nya, hal ini yang menjadi alasan mengapa Supply Vessel 279 DWT. mengalami penambahan Bow Thruster, dikarenakan untuk menunjang olah gerak / manouvering kapal yang akan melayani kegiatan offshore. Dengan penambahan bow thruster tersebut maka otomatis generator yang di gunakan untuk mensupply daya listrik dikapal tidak sanggup melayani beban bow thruster. Melihat dari permasalahan diatas maka perlu dipikirkan bagaimana cara mengatasi hal tersebut, penulis berencana menganalisa beberapa merk bow thruster dengan penggerak yang berbeda yakni hidrolik dan elektrik yang ada dipasaran serta kebutuhan daya listrik akibat penambahan bow thruster yang diperlukan sehingga kapal dapat beroperasi dengan maksimal. Unsada Teknik Sistem Perkapalan I-2
Gambar I-1 General Arrangement Kapal supply 279 DWT (sumber : PT. Kanaya) 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal yaitu : a) Berapa besar daya dorong bow thruster yang dapat memenuhi kebutuhan manouvering Utility / Supply Vessel 279 DWT...? b) Cukupkah kebutuhan daya listrik dikapal setelah mengalami penambahan bow thruster pada kapal Supply Vessel 279 DWT...? 1.3. Batasan Masalah Untuk menegaskan dan lebih mem-fokuskan permasalahan yang di analisa dalam penulisan tugas skripsi ini, maka ada beberapa hal yang menjadi batasan masalah. Batasan masalah tersebut antara lain adalah : a) Penelitian yang dilakukan tidak membahas perubahan konstruksi dan stabilitas pada kapal. Unsada Teknik Sistem Perkapalan I-3
b) Penelitian yang dilakukan dengan berfokus pada kapal supply vessel 279 DWT. 1.4. Tujuan Penulisan Berikut ini adalah beberapa tujuan penulisan tugas skripsi, antara lain : a) Sebagai salah satu syarat kelulusan memperoleh gelar S1. b) Memilih jenis penggerak bow thruster yang sesuai dengan kebutuhan kapal. c) Menentukan berapa besar daya tambahan setelah penambahan bow thruster pada kapal Supply Vessel 279 DWT. 1.5. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan tugas skripsi ini antara lain adalah : a) Mengetahui efisiensi penggunaan dari bow thruster b) Dapat mengetahui dampak akibat penambahan bow thruster terhadap kebutuhan daya listrik dikapal Supply Vessel 279 DWT c) Memberikan rekomendasi kepada pemilik kapal tentang kebutuhan bow thruster yang sesuai dan menghasilkan gaya dorong (side thrust) yang maksimal. 1.6. Sistematika Penulisan Penyajian materi penulisan ini dijabarkan secara umum dalam kerangka penulisan sebagai berikut : a) BAB I PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Unsada Teknik Sistem Perkapalan I-4
b) BAB II DASAR TEORI Membahas tentang kajian pustaka dan teori yang membahas tentang permasalahan yang dibahas dalam peneliti ini. c) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Membahas tentang metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. d) BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Membahas tentang analisa data dari data yang diperoleh di lapangan dan pembahasan hasil dari analisa data. e) BAB V PENUTUP Membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari peneliti ini dan saran-saran untuk peneliti ini. Unsada Teknik Sistem Perkapalan I-5