ANALISA TEKNO EKONOMI PENEMPATAN MAIN ENGINE DI PRODUCTION SUPPORT VESSEL 48 M
|
|
- Fanny Yuliana Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISA TEKNO EKONOMI PENEMPATAN MAIN ENGINE DI PRODUCTION SUPPORT VESSEL 48 M Haidir, Ir.Surjo W. Adji, M.Sc,Ceng,FIMarEST dan Ir.Amiadji, M.Sc. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia haidir@na.its.ac.id Dunia maritim telah mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga menghasilkan berbagai macam kapal yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Salah satu kebutuhan tersebut yaitu untuk eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas bumi di laut. Untuk menunjang kegiatan tersebut dibutuhkan suatu teknologi pendukung salah satunya adalah kapal jenis Production Support Vessel (Utility) yang dimana merupakan suatu jenis kapal yang secara umum bertujuan untuk menunjang atau memberikan pelayanan untuk memperlancar kegiatan eksplorasi, diantaranya aktifitas supply logistic untuk operasional lepas pantai, penjangkaran anjungan minyak terapung, perawatan bangunan lepas pantai dan riset oceanografi. Untuk membangun kapal PSV ini membutuhkan dana yang besar. Dengan adanya analisa tekno ekonomi terhadap penempatan main engine pada kapal tersebut diharapkan dapat mengurangi biaya produksi kapal. Analisa terhadap perencanaan peletakkan serta pemenuhan aspek-aspek pada kamar mesin diharapkan mampu berpengaruh pada nilai ekonomi kapal ini. Berdasarkan hasil analisa, didapatkan bahwa penempatan main engine pada frame memiliki nilai ekonomis yang tinggi akan tetapi tetap sesuai dengan aspek-aspek di kamar mesin dan sesuai dengan klas Lloyd s Register. Kata Kunci : kamar mesin, production support vessel, tekno,ekonomi BAB 1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia maritim yang begitu pesat menghasilkan berbagai macam kapal yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Salah satu kebutuhannya yaitu untuk eksploitasi dan eksplorasi minyak dan gas bumi di laut. Untuk menunjang kegiatan tersebut dibutuhkan suatu teknologi pendukung salah satunya adalah kapal jenis production support vessel (utility) merupakan suatu jenis kapal yang secara umum bertujuan untuk menunjang atau memberikan pelayanan untuk mempelancar kegiatan eksplorasi, diantaranya aktifitas supply logistic untuk operasional lepas pantai, penjangkaran anjungan minyak terapung, perawatan bangunan lepas pantai dan riset oceanografi. Kapal ini dirancang untuk dapat beroperasi pada daerah perairan yang dalam dan kondisi yang ganas di daerah sekitar offshore platform maupun dermaga yang menjadi tempat berlabuh. Selain itu kapal production support vessel juga harus bisa membawa sejumlah besar muatan seperti pipapipa untuk pengeboran minyak, instalasi sumur minyak, lumpur pengeboran serta pada kecepatan tertentu, dengan jarak yang cukup jauh. Sehingga dari permasalahan tersebut dapat diangkat menjadi judul tugas akhir :
2 Analisa Tekno Ekonomi Penempatan Main Engine Di Production Support Vessel 48 m. Dengan adanya pertimbangan analisa secara tekno ekonomi tersebut diharapkan kapal ini memiliki kamar mesin yang sesuai dengan standart serta mampu menambah nilai ekonominya. 1.2 Perumusan Masalah Penggunaan analisa tekno ekonomis terhadap cara peletakan mesin induk di kamar mesin akan berpengaruh terhadap biaya pembangunan kapal karena akan mengurangi biaya produksi. Akan tetapi berbagai syarat dari kelayakan kamar mesin harus tetap diperhatikan. 1.3 Batasan Masalah Permasalahan yang terjadi harus diberi batasan untuk menjaga kosentrasi dari ide skripsi serta mempermudah dalam melaksanakan analisa. Berikut merupakan batasan-batasan masalah tersebut, yaitu : 1. Hanya menganalisa penempatan main engine dan efek dari penempatannya secara ekonomis. 2. Tidak merancang sistem ataupun desain kontruksi pendukung dari main engine atau ruangannya. 3. Tidak menghitung stabilitas kapal secara akurat. 1.4 Tujuan Skripsi Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Mampu menganalisa penentuan tata letak main engine sehingga memberikan keuntungan secara ekonomis. 2. Mampu membandingkan berapa besar efisiensi penghematan biaya produksi dengan desain awal. 1.5 Manfaat Skripsi Manfaat yang dihasilkan dari skripsi ini adalah : 1. Mampu mengurangi biaya produksi kapal. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Production Support Vessel (Utility) Production Support Vessel (Utility) atau kapal pendukung operasi adalah suatu kapal yang digunakan dalam mendukung operasi produksi sebuah kilang minyak di lepas pantai. Dimana beberapa kapal ini dilengkapi dengan peralatan pembantu operasi sebuah RIG seperti tenaga hidrolik untuk menggerakkan Riser and Lifting System (RALS) serta menjaga dan mengurangi dampak lingkungan yang terjadi di sekitar sumur minyak. Selain itu, kapal jenis ini digunakan untuk keperluan pengiriman perlengkapan dari rig, seperti pipa, pondasi jack-up rig, dll. Sedangkan pada pengerjaan skripsi ini akan menganalisa Production Support Vessel (Utility) 48 m. Gambar 1. Production Support Vessel (Utility) 2.2. Kamar Mesin
3 Penjelasan Umum Kamar mesin atau engine room adalah ruang atau kompartemen yang sangat penting pada sebuah kapal. Di tempat inilah terdapat mesin penggerak kapal yang biasanya dinamakan mesin induk atau mesin utama. Di kamar mesin pula terletak sumber tenaga untuk membangkitkan listrik yang berupa generator listrik kapal, pompa-pompa, dan bermacam-macam peralatan kerja yang menunjang pengoperasian kapal. Konstruksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya beban-beban tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utama dan mesin lainnya. Kamar mesin pada kapal-kapal besar biasanya lebih dari dua lantai. Pada lantai pertama atau lantai alas dalam terletak mesin utama dan pada lantai kedua terletak generator pembangkit tenaga listrik. Jumlah generator lebih dari satu, dan umumnya dua atau tiga. Hal tersebut dimaksudkan sebagai cadangan, jika salah satu generatornya rusak atau sedang dalam perbaikan Peletakan Kamar Mesin Pada umumnya letak kamar mesin pada kapal adalah di belakang kapal di dekat buritan kapal, bila letak ruang mesin berada agak ke depan, jaraknya tidak lebih dari 1 ruang muat, hal ini mempertimbangkan beberapa hal, seperti berikut : 1. Panjang poros Panjang poros diusahakan tidak terlalu panjang, meskipun terdapat ruang muat di belakang ruang mesin, sehingga hanya dibatasi terdapat 1 ruang muat dibelakang ruang mesin. 2. Trim Penempatan ruang mesin yang sedikit agak kedepan akan mengurangi trim yang berlebihan. 3. Navigasi Karena pada umumnya ruang akomodasi dan ruang navigasi berada di atas ruangan mesin, maka jika penempatan ruang mesin berada agak ke depan, maka dengan sendirinya posisi ruang navigasi juga akan berada agak ke depan, yang mana akan memudahkan awak kapal melakukan navigasi secara visual, karena halangan pada saat kapal membawa muatan petikemas penuh, akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan seluruh ruang muat berada di depan ruang akomodasi dan navigasi Ukuran Kamar Mesin Kamar mesin memiliki beberapa pertimbangan dalam menentukan ukurannya, yaitu : 1. Panjang Kamar Mesin. Sebagai dasar pertimbangan pemasangan mesin kapal dan perlengkapan kapal terdapat satu hal penting pada tahap awal perancangan, yaitu menentukan panjang kamar mesin. Karena ukuran ini menentukan panjang kapal secara keseluruhan, yang selanjutnya juga mempengaruhi bentuk kapal, performance, struktur dan sebagainya. Diluar pertimbangan kemudahan akses dan perawatan, panjang kamar mesin sebaiknya sependek mungkin, karena makin panjang kamar mesin, makin besar berat konstruksi, dan makin kecil kapasitas / ruang muat.
4 2. Tinggi Kamar Mesin Engine casing harus dibuat cukup tinggi untuk perawatan dan overhaul mesin induk secara periodik yang dimana akan terdapat perawatan dan penggantian komponen seperti piston mesin sehingga perlu untuk di keluarkan dari mesin induk, untuk keperluan pengeluaran piston ini dibutuhkan ruang yang cukup atau tinggi Aspek-Aspek Pada Kamar Mesin Pada kamar mesin terdapat beberapa aspek yang harus dipenuhi agar tercipta lingkungan kerja yang baik dan sehat. Berikut beberapa aspek tersebut, yaitu : 1. Familiarity Familiarity atau kemudahan untuk mengenal peralatan-peralatan, layout, sistem, sinyal, prosedur yang terdapat di kamar mesin akan memberikan keselamatan dan efisiensi. Biasanya pada untuk memberikan kemudahan pengenalan sistem diberikan tanda warna yang berbedabeda tiap sistemnya. 2. Occupational Health Occupational Health atau kesehatan kerja merupakan hubungan antara kamar mesin dengan kesehatan kru kapal. Kamar mesin yang sehat dan nyaman bagi kru kapal akan mengurangi tingkat kepenatan psikologi. 3. Ergonomics Ergonomics merupakan suatu faktor untuk menentukan letak-letak peralatan, control serta instrumentasi agar kru kapal dapat menjangkaunya dengan baik. Sehingga akan mempermudah pekerjaan kru dan mengurangi tingkat kecelakaan. 4. Minimizing Risk Through Layout and Design Faktor ini merupakan salah satu faktor keselamatan kerja di kamar mesin dengan cara menata peralatan permesinan sesuai dengan desain. Hal ini akan mengurangi tingkat kecelakaan kerja karena taat kepada desain yang telah direncanakan. 5. Survivability Survivability atau kemampuan untuk bertahan dalam arti jika terjadi situasi darurat pada kamar mesin, semua kru dapat menyelamatkan diri. Faktor ini dapat dilaksanakan dengan cara memberikan beberapa alat darurat seperti alat bantu pernapasan, APAR, dll. Selain itu terdapat juga rute evakuasi sehingga kru kapal dapat keluar dari kamar mesin secepatnya bila terjadi situasi darurat Posisi Penempatan Mesin Induk Di Kamar Mesin Pada kapal dengan kamar mesin di belakang, posisi mesin induk harus diusahakan sejauh mungkin kebelakang untuk memperkecil panjang kamar mesin. Hal hal yang harus diperhatikan untuk menetapkan posisi mesin induk adalah seperti berikut : 1. Tempat untuk intermediate shaft ( poros antara ) Poros propeler harus dicabut dan diperiksa secara periodik, karena itu dibelakang mesin induk harus ada tempat yang cukup untuk mencabutnya. Jarak antara ujung belakang poros engkol mesin dan ujung depan tabung poros (stern tube) harus lebih panjang dari panjang poros propeler.
5 Biasanya diberikan margin sebesar mm seperti telah disebutkan dimuka. 2. Tempat untuk jalan kru kapal dan perpipaan. 3. Di sisi-sisi ujung belakang mesin induk harus ada tempat yang cukup untuk orang lewat maupun penempatan perpipaan di bawah floor. 4. Tempat untuk cadangan poros propeler. Kalau kapal membawa cadangan poros propeler, tempatnya biasanya disisi poros antara ini harus dipastikan pada saat menetapkan posisi mesin induk. Untuk menggantung poros cadangan tersebut, ruang diatasnya sekitar 2 meter harus bebas agar dapat menempatkan takal pengangkat (chain block). Untuk prosedur pencabutan poros propeler dan pengikatan poros cadangan, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan perencanaan sistem poros. 5. Tempat untuk pengencangan baut pengikat. 6. Disekitar baut pengikat dan baut pas mesin induk harus tersedia ruang bebas agar orang bisa mengencangkan dan memeriksa baut pengikat mesin induk dengan leluasa. Karena itu tempat diatas baut baut tersebut juga harus bebas dari perpipaan. Biasanya sisi dalam dari blok B (side girder) dibawah floor juga harus bebas. 7. Tempat untuk membuka tutup poros engkol ( deksel ). 8. Kedua sisi mesin induk pada ketinggian floor harus bebas dari penempatan peralatan untuk memudahkan pembukaan deksel. Biasanya tempat sekitar 600 mm di sekeliling mesin induk pada ketinggian floor dianggap cukup sekaligus untuk jalan ABK. 9. Grating mesin induk. Untuk memudahkan perawatan dan pengawasan grating mesin induk tidak boleh dipotong. Kalau hal itu terpaksa dilakukan, misalnya untuk memudahkan pengangkatan peralatan dari floor ke atas, sebaiknya hal itu dikonsultasikan pihak produsen mesin. Lebar Engine Casing sebaiknya cukup untuk memasukkan mesin induk lengkap dengan gratingnya. 10. Pengikatan bagian atas mesin induk. Jumlah balok pengikat yang dibuat harus dengan persetujuan pihak produsen mesin. Karena fungsi pengikat (top bracing) ini untuk menghilangkan getaran, maka struktur kapal tempat pengikat ini harus betul-betul rigid. Karena itu juga sebaiknya platform kapal dibuat pada ketinggian grating mesin induk. Dalam merancang peletakan tangga, perpipaan, ducting ventilasi dll. Harus diperhatikan adanya batang batang pengikat ini. 11. Manifold gas buang. Manifold gas buang mesin induk setelah turbocharger harus diikat pada struktur kapal dengan penyangga yang kuat. Penyangga ini harus begitu kuat sehingga mampu menahan getaran yang kuat serta tahan terhadap ekspansi termal akibat temperatur gas buang yang tinggi. Struktur kapal tempat penyangga ini tentu saja harus sama kuat dengan penyangganya. Untuk mengatasi tegangan akibat ekspansi termal, pada pipa gas buang harus dipasang beberapa expansion joint. Pada tahap awal
6 perancangan, penempatan dan pengikatan pipa gas buang ini harus dirancang sebaikbaiknya Penerapan Tekno Ekonomi Pada Kamar Mesin Penerapan tekno ekonomi pada kamar mesin merupakan perpaduan antara aspekaspek teknologi, ekonomi, sosial dan budaya untuk meningkatkan efisiensi serta mengoptimalkan ruang dari kamar mesin. Berikut penjelasan dari pertimbangan tiap-tiap aspek tersebut : 1. Aspek Teknologi Pada kamar mesin terdapat mesin induk serta permesinan bantu yang mendukung semua sistem yang ada di kapal. Permesinan tersebut telah mengalami peningkatan kualitas secara menyeluruh sehingga sebagai contoh untuk mengontrol suatu mesin tidak perlu menghampiri mesin tersebut untuk melakukan pengecekan karena dapat dilihat pada ruang kontrol. Dengan demikian kita dapat mengurangi ruang kosong antara mesin satu dengan mesin yang lainnya. Ruang tersebut hanya untuk cukup melakukan perbaikan mesin jika diperlukan. 2. Aspek Ekonomi Ukuran dari kamar mesin akan mempengaruhi ukuran dari ruang muat yang berhubungan dengan berapa banyak muatan yang akan dibawa suatu kapal. Pengurangan ukuran kamar mesin dengan pemanfaatan secara optimal teknologi akan menambah daya muat kapal tersebut. Pada aspek ini juga dibandingkan dua desain kamar mesin yang memiliki biaya produksi yang lebih rendah. 3. Aspek Sosial dan Budaya Aspek ini merupakan aspek yang berhubungan dengan kru kapal karena untuk mereka yang bekerja di kamar mesin harus merasa nyaman meskipun tidak senyaman kabin penumpang. Karena semakin kecil kamar mesin maka ruang gerak kru akan semakin sempit sehingga perlu dilakukan berbagai penyesuaian agar kru merasa nyaman serta aman bekerja di kamar mesin. Selain itu, aspek ini juga mempengaruhi kebiasaan kru kapal yang bekerja di kamar mesin. Perbedaan ukuran kamar mesin karena pengaruh penempatan peralatan serta control akan membuat kru kapal mengalami kesulitan. Oleh karena itu, hal tersebut harus dipertimbangkan dan disesuaikan. 4. Aspek Teknik Aspek teknik merupakan aspek yang mempertimbangkan apakah desain penempatan main engine pada kamar mesin telah memenuhi persyaratan kestabilan kapal berdasarkan IMO Resolution. Diharapkan desain yang terpilih akan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi selain memiliki desain yang hemat biaya produksi. Pada skripsi ini untuk dapat menganalisa tekno ekonomis pada penempatan main engine di Production Support Vessel 48 m akan membandingkan beberapa desain kamar mesin dengan penempatan main engine atau mesin induk yang berbeda sehingga didapatkan kamar mesin yang memenuhi kriteria tekno
7 ekonomi yang mempunyai biaya produksi yang lebih kecil. Akan tetapi tidak menghilangkan faktor-faktor yang harus dipenuhi sebuah kamar mesin sesuai dengan klas yang berlaku. BAB III.METODELOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Penelitian Agar penulisan penelitian ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan seperti yang tercantum pada tujuan maka perlu dilakukan langkah langkah yang sesuai dengan prosedur pengerjaan. Proses urutan pengerjaan dari tugas akhir dapat digambarkan pada flowchart berikut ini : 3.2 Tahapan Pengerjaan Skripsi Pada penulisan skripsi ini melakukan pelaksanaan kegiatan dengan urutan sebagai berikut ini: 1. Studi Literatur Pada tahap ini yang dilakukan adalah mencari literatur yang relevan dengan judul yang dibahas baik dari buku, paper,dan internet. 2. Penentuan Desain Setelah dilakukan studi literatur, tahap berikutnya adalah mengadakan penentuan desai dari kamar mesin sehingga dapat dibandingkan untuk mendapatkan desain dengan biaya produksi yang lebih rendah. 3. Analisa Hasil Dan Pembahasan Melakukan analisa kemudian membahas apa yang telah dianalisa sehingga mampu menjelaskan kelebihan serta kekurangan dari desain secara tekno ekonomis. 4. Pembuatan Laporan. Dalam penulisan skripsi ini juga dilakukan asistensi dengan dosen pembimbing untuk perbaikan penulisan skripsi. BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Ship Principal Dimension And Specification Production Suport Vessel (Utility) yang akan dianalisa pada skripsi ini memiliki ukuran dan spesifikasi sebgai berikut ini : LOA = 48,83 m LWL = 47,29 m LPP = 44,89 m Lebar = 11,00 m Tinggi = 4,00 m Sarat = 2,80 m Vs (max) = 14 knots Engine Power = 2 x 1200 HP Endurance = 2500 nautical mile Gambar. Production Suport Vessel (Utility) 48 m
8 4.2 Perencanaan Penempatan Main Engine Di Kamar Mesin Dalam perencanaan penempatan main engine di kamar mesin didapatkan dua macam perencanaan dengan peletakan main engine pada buritan kapal akan tetapi pada jarak gading yang berbeda baik kamar mesin di belakang ataupun di depan. Berikut adalah perencanaan frame penempatan kamar mesin tersebut, yaitu : Kamar Mesin Depan - Frame Frame Frame Frame Kamar Mesin Belakang - Frame Frame Frame Frame Analisa Ekonomi Pada Alternatif Setiap Sistem Setelah diketahui letak main engine di kamar mesin maka dilakukan analisa secara ekonomis kemudian dari data tersebut didapatkan beberapa grafik sebagai berikut : 1. Analisa Ekonomis Sistem Bahan Bakar Gambar. Grafik Analisa Ekonomis Sistem Bahan Bakar Dari gambar 5 dapat diketahui bahwa peletakan main engine pada bagian belakang kapal mengeluarkan sedikit biaya produksi karena FO tank berada di belakang kapal sehingga pipa bahan bakar tidak perlu terlalu panjang. 2. Analisa Ekonomis Sistem Pendingin Gambar. Grafik Analisa Ekonomis Sistem Pendingin
9 Dari gambar 6 dapat diketahui bahwa peletakan main engine pada frame membutuhkan biaya produksi yang lebih sedikit diantara semua pembandingnya. Hal ini dikarenakan main engine tersebut dekat dengan water intake untuk pendingin. 3. Analisa Ekonomis Sistem Polumas Gambar. Grafik Analisa Ekonomis Sistem Poros Gambar. Grafik Analisa Ekonomis Sistem Pelumas Dari gambar 7 dapat diketahui bahwa letak main engine pada frame memiliki biaya produksi yang lebih rendah karena jarak LO tank lebih dekat daripada letak pembanding yang lainnya. 4. Analisa Ekonomis Sistem Poros Dari gambar 8 dapat diketahui bahwa letak main engine pada frame memiliki biaya produksi yang lebih kecil diantara yang lainnya. Hal ini dikarenakan letak main engine berada paling belakang dari kapal sehingga hanya membutuhkan poros yang tidak panjang. 5. Analisa Ekonomis Sistem Gas Buang Gambar. Grafik Analisa Ekonomis Sistem Gas Buang
10 Dari gambar 9 dapat diketahui bahwa semua letak main engine pada semua frame memiliki biaya produksi yang sama. Hal ini dikarenakan plat yang digunakan untuk membuat saluran gas buang memiliki dimensi 20 mm x 6000 mm x 1500 m sehingga dapat digunakan untuk memproduksi 2 saluran gas buang 358 mm dengan panjang 6000 mm. Setelah diketahui semua perbandingan biaya produksi tiap sistem pada tiap frame peletakan main engine maka dipilih letak main engine pada frame karena memiliki total biaya produksi yag paling kecil diantara lainnya. Gambar. Tampak Atas Main Engine Fr Gambar. Tampak Samping Main Engine Fr Kemudian dilakukan penyesuaian apakah desain tersebut telah memenuhi persyaratan dari LR Class dan aspek-aspek pada kamar mesin, sebagai berikut : LR Class Untuk peraturan kamar mesin telah menerapkan section 6 tentang pengaturan kamar mesin pada Lloyd s Register. (Lihat Lampiran) Aspek Teknologi Pada kamar mesin terdapat mesin induk serta permesinan bantu yang mendukung semua sistem yang ada di kapal. Selain itu, desain peletakan main engine pada frame telah memenuhi beberapa aspek-aspek pada kamar mesin seperti aspek Familiarity, Occupational Health, Ergonomics, Minimizing Risk Through Layout and Design, Survivability. Aspek Ekonomi Dengan kamar mesin dibagian buritan kapal dan peletakan main engine pada frame merupakan desain yang menggunakan biaya produksi yang paling minimum. Aspek Sosial Budaya Aspek ini merupakan aspek yang berhubungan dengan kru kapal karena untuk mereka yang bekerja di kamar mesin harus merasa nyaman. Pada desain peletakan main engine pada frame memiliki gangway space
11 > 500 mm sehingga kru kapal tidak merasa sempit dan bisa melakukan maintenance. Aspek Teknik Pada aspek ini menunjukkan bahwa desain peletakan main engine pada frame telah sesuai dengan perhitungan stabilitas kapal dan persyaratan kestabilan kapal pada IMO Resolution A749 (18) Perbandingan Efisiensi Peletakan Kamar Mesin Biaya Asli Peletakan Kamar Mesin Desain Normal = Rp.,00 Perbandingan Dengain Desain : 1. Frame x 100 % = 96 % Sehingga menghemat biaya 4% dari desain awal. 2. Frame x 100 % = 118 % Sehingga lebih besar biaya 18% dari desain awal. 3. Frame x 100 % = % Sehingga lebih besar biaya 18.5% dari desain awal. 4. Frame x 100 % = 128 % Sehingga lebih besar biaya 28% dari desain awal. 5. Frame x 100 % = 85 % Sehingga menghemat biaya 15% dari desain awal. 6. Frame x 100 % = 91 % Sehingga menghemat biaya 9% dari desain awal. 7. Frame x 100 % = 100,2 % Sehingga lebih besar biaya 0,2% dari desain awal. 8. Frame x 100 % = 100 % Sehingga sama dengan desain desain awal. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Letak kamar mesin pada buritan kapal yaitu pada farme menghasilkan desain yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan desain yang lainnya. 2. Peletakan main engine pada frame menghemat biaya produksi sebesar 15% dibandingkan dengan desain awal peletakan kamar mesin. 3. Penempatan main engine pada fr telah sesuai dengan aspek-aspek pada kamar mesin dan ketentuan LR Class. 4. Stabilitas kapal pada desain penempatan main engine frame menunjukkan nilai angka diatas harga yang disetujui oleh persyaratan dari
12 IMO Resolution sehingga secara teknik desain ini telah memenuhi syarat. 5.2 Saran Untuk pengembangan lebih lanjut penulis memberikan saran : 1. Untuk mendapatkan hasil analisa yang lebih akurat maka semua perlengkapan sistem harus dihitung kebutuhannya. 2. Perhitungan stabilitas kapal akan memberikan hasil yang lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Pedoman penulisan Daftar Pustaka adalah sebagai berikut : 1. Llyod s Register Class Rules Sanuri, Semin, GUIDELINES FOR ENGINE ROOM LAYOUT, DESIGN & ARRANGEMENT. Surabaya : Teknik Sistem Perkapalan ITS x1200 BHP
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada sebuah kapal banyak sekali terdapat system permesinan yang salah satunya terkadang berkaitan pada saat kapal beroperasi, salah satunya adalah bow thruster yang
Lebih terperinciBAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK
BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK A. PEMBAGIAN MOTOR DIESEL 1. Menurut cara kerja Mesin diesesl menurut cara kerja nya dapat diklarisfikasikan menjadi 2 cara kerja,untuk dapat menghasilkan usaha
Lebih terperinciANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR
JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR Prasetyo Adi Dosen Pembimbing : Ir. Amiadji
Lebih terperinciBab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar
Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar Pekerjaan : Pengadaan Kapal Pengawas (Long Boat) 1. KONDISI UMUM Spesifikasi teknis ini bersama dengan gambar-gambar yang diampirkan dimaksudkan untuk menerangkan
Lebih terperinciAnalisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-13 Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar Prasetyo Adi dan
Lebih terperinciBAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI
BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang
Lebih terperinciPengaruh Pemasangan Vivace Terhadap Intact Stability Kapal Swath sebagai Fleksibel Struktur Hydropower Plan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
Pengaruh Pemasangan Vivace Terhadap Intact Stability Kapal Swath sebagai Fleksibel Struktur Hydropower Plan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut L/O/G/O Contents PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI
Lebih terperinciINSTALASI PERMESINAN
INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan Menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal perikanan sebagai kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI
ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI Oleh : Frenniko Eka Bestari Dosen pembimbing : Eddy Setyo Koenhardono, ST, M.Sc Department of Marine Enginering,
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Teknis dan Ekonomis Penggunaan Belt dan Roda Gigi pada Kapal Keruk 30 m
Analisa Perbandingan Teknis dan Ekonomis Penggunaan Belt dan Roda Gigi pada Kapal Keruk 30 m Oleh : Wanda Astri Riandini 4211 105 001 Dosen Pembimbing 1 : Ir. Agoes Santoso, M.Sc, M.Phil, C.Eng Jurusan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Model Perancangan Konseptual Armada untuk Mendukung Operasi Rig dan Offshore Platform (Studi Kasus : Wilayah Lepas Pantai Utara Jawa Timur) Achmad Farid,
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PENGESAHAN KETUA PROGRAM STUDI HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
Lebih terperinciFINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA FINAL KNKT.17.03.05.03 Laporan Investigasi Kecelakaan Pelayaran Tenggelamnya KM. Sweet Istanbul (IMO No. 9015993) Area Labuh Jangkar Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN & ANALISA
BAB IV PERHITUNGAN & ANALISA 4.1 Data Utama Kapal Tabel 4.1 Prinsiple Dimention NO. PRINCIPLE DIMENTION 1 Nama Proyek Kapal 20.7 CATAMARAN CB. KUMAWA JADE 2 Owner PT. PELAYARAN TANJUNG KUMAWA 3 Class BV
Lebih terperinciProses pengedokan kapal pada graving dock. Deady Helldiningrat
Proses pengedokan kapal pada graving dock Deady Helldiningrat Sistematika Pengedokan 1. Perusahaan (Owner) Menghubungi perusahaan galangan kapal 2. Galangan kapal memproses berdasarkan data yang diberikan
Lebih terperinciMODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING. A.K.Kirom Ramdani ABSTRAK
MODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING A.K.Kirom Ramdani 4205100037 ABSTRAK KT Anggada XVI adalah kapal tunda yang beroperasi di pelabuhan Balikpapan.
Lebih terperinciBAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM )
BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM ) PENGERTIAN DASAR BERGANDA Dasar Berganda ialah bagian dari konstruksi kapal yang dibatas, Bagian bawah - Oleh kulit kapal bagian bawah ( bottom shell planting ) Bagian
Lebih terperinciEngine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan
Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik,
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun
BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun berkembang dengan cukup baik. Terbukti dari banyaknya produsen otomotif mancanegara
Lebih terperinciEFEKTIVITAS TATA LETAK SEA CHEST TERHADAP PENDINGINAN MOTOR INDUK KAPAL
EFEKTIVITAS TATA LETAK SEA CHEST TERHADAP PENDINGINAN MOTOR INDUK KAPAL Dian Retno Dina Rita, Bimo Darmadi, Arif Winarno Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah
Lebih terperinciPerancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker
Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker Tri Octa Kharisma Firdausi 1*, Arief Subekti 2, dan Rona Riantini 3 1 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan
Lebih terperinciDhani Priatmoko REDUCTION GEAR AND PROPULSION SYSTEM VIBRATION ANALYSIS ON MV.KUMALA
Dhani Priatmoko 4207 100 002 REDUCTION GEAR AND PROPULSION SYSTEM VIBRATION ANALYSIS ON MV.KUMALA Pendahuluan KM Kumala diinformasikan mengalami getaran yang berlebih dan peningkatan temperatur gas buang
Lebih terperinciBAB III METODE PELAKSANAAN
BAB III METODE PELAKSANAAN Metodologi pelaksanaan merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan-tahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian
Lebih terperinciBAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara
24 BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah usaha untuk mengatur temperatur dan kelembaban udara agar menghasilkan kenyamanan termal (thermal comfort) bagimanusia.
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 4.1 Data Utama Kapal Tabel 4.1 Prinsiple Dimension No Principle Dimension 1 Nama Proyek Kapal KAL 28 M 3 Owner TNI AL 4 Class BKI 5 Designer PT. TESCO INDOMARITIM 6 Produksi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: E-33
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 E-33 Model Perancangan Konseptual Armada Supply Vessel untuk Mendukung Operasi Rig dan Offshore Platform (Studi Kasus : Wilayah Lepas Pantai Utara
Lebih terperinciDesain Kapal Pembangkit Listrik 30 Megawatt untuk Perairan di Indonesia
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-261 Desain Kapal Pembangkit Listrik 30 Megawatt untuk Perairan di Indonesia Deny Ari Setiawan Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas
Lebih terperinciPerencanaan Water Jet Sebagai Alternatif Propulsi Pada Kapal Cepat Torpedo 40 M Untuk Meningkatkan Kecepatan Sampai 40 Knot
Perencanaan Water Jet Sebagai Alternatif Propulsi Pada Kapal Cepat Torpedo 40 M Untuk Meningkatkan Kecepatan Sampai 40 Knot Disusun Oleh : Akmal Thoriq Firdaus - 4211105012 Dosen Pembimbing : 1. Ir. H.
Lebih terperinciDESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT
DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT Marcel Winfred Yonatan 1 Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Ricky Lukman Tawekal 2 Program Studi Sarjana Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciResizing Bangunan Atas Kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) DWT untuk Mengurangi Biaya Produksi
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-378 Resizing Bangunan Atas Kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) 50.000 DWT untuk Mengurangi Biaya Produksi Nurul Hidayah, Triwilaswandio W.P Jurusan
Lebih terperinciBAB V SHELL EXPANSION
BAB V SHELL EXPANSION A. PERHITUNGAN BEBAN A.1. Beban Geladak Cuaca (Load and Weather Deck) Yang dianggap sebagai geladak cuaca adalah semua geladak yang bebas kecuali geladak yang tidak efektif yang terletak
Lebih terperinciDESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN
Presentasi UJIAN TUGAS AKHIR (MN 091382) DESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN MOHAMAD RIZALUL HAFIZ 4110 100 039 Dosen Pembimbing: Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc 1-35 Latar Belakang
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN
PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN Eko Surjadi Sfaf Pengajar, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciDesain Konsep Self-Propelled Backhoe Dredger untuk Operasi Wilayah Sungai Kalimas Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) G 31 Desain Konsep Self-Propelled Backhoe Dredger untuk Operasi Wilayah Sungai Kalimas Surabaya Fajar Andinuari dan Hesty Anita Kurniawati
Lebih terperinciMODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi
Lebih terperinciDESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana
DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana 6508040502 ABSTRAK Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak diinginkan dan bisa terjadi
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)
ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine 600-1200 rpm) Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 6308030042 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DI KM. MUSTHIKA KENCANA II
PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DI KM. MUSTHIKA KENCANA II RE-DESIGN OF PLUMBING SYSTEM IN MV. MUSTHIKA KENCANA II Oleh: Ardhana Wiranata (3306100017) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT. JURUSAN
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR (MN091382)
PRESENTASI TUGAS AKHIR (MN091382) Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember KONSEP DESAIN KAPAL PEMBERSIH SUNGAI : Studi Kasus Sungai Kepetingan Sidoarjo
Lebih terperinciBAB V Kegunaan Peralatan Mesin Bengkel, dibawah ini.
BAB V 4.1. Kegunaan Peralatan Mesin Bengkel, dibawah ini. a. Mesin Bubut. Meratakan bagian luar ataupun bagian dalam benda-kerja yang akan dibentuk menjadi bulat, mis: As: Pipa, Lubang dalam, dll. Membuat
Lebih terperinciDesain Trash Skimmer Amphibi-Boat di Sungai Ciliwung Jakarta
G60 Desain Trash Skimmer Amphibi-Boat di Sungai Ciliwung Jakarta Nurin Farras Adiba dan Hesty Anita Kurniawati Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciSumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi
LAMPIRAN 66 Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP 01 Keterangan: 1. Palkah ikan 7. Kursi pemancing 2. Palkah alat tangkap 8. Drum air tawar 3. Ruang mesin 9. Kotak perbekalan 4. Tangki bahan bakar 10.
Lebih terperinciOleh : Febriani Rohmadhana. Pembimbing : Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. Selasa, 16 Februari
Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Landing Craft Tank (LCT) Menjadi Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tipe Ro-ro untuk Rute Ketapang (Kabupaten Banyuwangi) Gilimanuk (Kabupaten Jembrana) Oleh : Febriani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan masyarakat yang menggunakan komputer. Sehingga hal ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang, perkembangan dan kemajuan teknologi semakin pesat dan inovatif. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, seseorang tidak perlu
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan isu yang sangat krusial bagi masyarakat dunia, terutama semenjak terjadinya krisis minyak dunia pada awal dan akhir dekade 1970-an dan pada akhirnya
Lebih terperinciGambar 1.1 Diagram skematis proses eksplorasi dalam industri perminyakan
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perminyakan di Indonesia semakin berkembang pesat, begitu juga perkembangan teknologi yang digunakan dalam rangkaian eksplorasi. Penggunaan teknologi-teknologi
Lebih terperinciPERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT
PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT Akmal Thoriq Firdaus 1),Agoes Santoso 2),Tony Bambang 2), 1) Mahasiswa : Jurusan
Lebih terperinciPrediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-161 Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC
Lebih terperinciBAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI
BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI 2.1 LINGKUP KERJA PRAKTEK Lingkup kerja praktek perawatan mesin ini meliputi maintenance partner dan workshop improvement special truk dan bus, kebutuhan
Lebih terperinciAku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger
Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.
BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara
Lebih terperinciKajian Teknis Sistem Konversi Pneumatis Energi Gelombang Laut Menggunakan Tanki Bertekanan Dan OWC (Oscillating Water Column)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-8 Kajian Teknis Sistem Konversi Pneumatis Energi Gelombang Laut Menggunakan Tanki Bertekanan Dan OWC (Oscillating Water Column)
Lebih terperinciAlternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna Muhammad Ihsan dan I Made Londen Batan Jurusan Teknik
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin
Lebih terperinci1. EMISI GAS BUANG EURO2
1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output
Lebih terperinciANALISA PERANCANGAN KAMAR MESIN BERBASIS PADA ATURAN ERGONOMIC DAN HUBUNGAN SPASIAL UNTUK APLIKASI MARINE
ANALISA PERANCANGAN KAMAR MESIN BERBASIS PADA ATURAN ERGONOMIC DAN HUBUNGAN SPASIAL UNTUK APLIKASI MARINE Bidang Studi Marine Electrical and Automation System Diusulkan oleh: Muhammad Shubhi Noor (4209105016)
Lebih terperinciDesain Kapal 3-in-1 Penumpang-Barang- Container Rute Surabaya Lombok
G92 Desain Kapal 3-in-1 Penumpang-Barang- Container Rute Surabaya Lombok I Gede Hadi Saputra dan Hesty Anita Kurniawati Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan
Lebih terperinciDESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL
Sidang Tugas Akhir (MN 091382) DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL Oleh : Galih Andanniyo 4110100065 Dosen Pembimbing : Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. Jurusan Teknik
Lebih terperinciPrototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-99 Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS:
Lebih terperinciMendesain System external Fifi dengan head dan Kapasitas sebesar ( 150 m, dan 1200 m 3 /h ).
Perancangan External Fire Fighting Pada Kapal UV ( Utility Vessel ) 48 M Khairul Akbar 1),Agoes Santoso 2),Edy Jatmiko 2), 1) Mahasiswa : Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,FTK ITS 2) Staf Pengajar : Jurusan
Lebih terperinci2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)
BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperincikondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP
SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2017 SPESIFIKASI TEKNIS 1 1. UMUM 1.01 PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
Lebih terperinciBAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak
BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-340 Analisa Pengaruh Variasi Tanggem Pada Pengelasan Pipa Carbon Steel Dengan Metode Pengelasan SMAW dan FCAW Terhadap Deformasi dan Tegangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Berikut adalah diagram alir ( flowchart) tahapan penelitian perancangan dan pembuatan pembangkit stirling engine Generator magnet permanen: Gambar 3.1
Lebih terperinciPERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION
BAB V PERHITUNGAN BUKAAN KULIT Perhitungan Shell Expansion ( bukaan kulit ) kapal MT. SADEWA diambil dari perhitungan Rencana Profil berdasarkan Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume II, Rules for
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1 Latar Belakang Dalam sistem PLTA, turbin air tergolong mesin konversi energi yang mengubah energi translasi gerak lurus menjadi energi gerak rotasi. Energi air tergolong energi terbarukan atau
Lebih terperinciBAB II JAWABAN-JAWABAN TUGAS MANDIRI TPK V & IV
BAB II JAWABAN-JAWABAN TUGAS MANDIRI TPK V & IV Jawaban jawaban dibawah ini tidak mutlak, tidak seperti matematika atau ilmu pasti, semua jawaban dapat berkembang dan dapat diperinci lagi per bagian-bagian
Lebih terperinciAnjungan lepas pantai ini dibangun oleh investor asal Dubai, Uni Emirat Arab dan investor dari Australia bekerja sama dengan Badan Pelaksana Hulu Miny
BAB I PENDAHULUAN 1.1. 1. Latar belakang masalah Anjungan lepas pantai Maleo (Offshore) yang terletak di perairan Indonesia sekitar 40 km selatan timur Pulau Madura dan sekitar 25 km sebelah selatan dari
Lebih terperinciBIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Analisis Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal Ikan Dengan Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Sebagai Material Alternatif Pengganti Kayu Oleh : Sufian Imam Wahidi (4108100039) Pembimbing
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.beberapa
Lebih terperinciGambar 1.1. Proses kerja dalam PLTU
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Hal ini karena hampir semua peralatan dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perminyakan, saat explorasi dan exploitasi minyak dan gas bumi dikenal lima sistem utama saat operasi di lapangan berlangsung. Lima sistem utama tersebut
Lebih terperinciPANDUAN DESAIN II (PROPELLER & SISTEM PERPOROSAN)
PANDUAN DESAIN II (PROPELLER & SISTEM PERPOROSAN) SEMIN SANURI, Ph.D, C.ENG, C.MAR.ENG, MIMAREST TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERATURAN PERKULIAHAN
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan
Lebih terperinciPengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-145 Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.
BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian terhadap evaluasi sistem penanggulangan kebakaran di kapal penumpang KM Lambelu, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan
Lebih terperinciRendy Bagus Adhitya PRESENTASI TUGAS AKHIR ( ) Oleh:
PRESENTASI TUGAS AKHIR Oleh: Rendy Bagus Adhitya (6607040013) PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 JUDUL :
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP
LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek
Lebih terperinciSistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat
Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat Sabtu, 02 Januari 2016 Pada artikel kali ini saya akan membahas sedikit masalah kelengkapan sistem utilitas bangunan khususnya jenis bangunan gedung bertingkat
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Terdapat beberapa definisi mengenai kapal perikanan, menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI
Page 1 of 7 KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciLAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG NAMA KAPAL : PEMILIK / OPERATOR : AGENT :
Lebih terperinciPerencanaan Kapal Muatan Curah Tanpa Air Ballast
TUGAS AKHIR Perencanaan Kapal Muatan Curah Tanpa Air Ballast DISUSUN OLEH : Ronggo kusuma Wardhana 4104.100.042 Pembimbing : Ir. Wasis Dwi Aryawan, M,Sc. P,Hd. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciPROJECT WORK PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULATOR OTOMASI SISTEM BILGE DAN SISTEM BALAST DI KAPAL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
PROJECT WORK PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULATOR OTOMASI SISTEM BILGE DAN SISTEM BALAST DI KAPAL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER DISUSUN OLEH : Denny Susanto NRP : 6407030005 Vivid Ardiansyah NRP : 6407030013
Lebih terperinciANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA
ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA Oleh : MOHAMMAD ILHAM NRP : 6308.030.018 Jurusan : Teknik Permesinan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi
Lebih terperinciMuizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)
ANALISA PENGARUHGERAKAN BANDUL DENGAN DUA PEMBERAT DAN SUDUT YANG BERBEDA TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT - SISTEM BANDULAN ( PLTGL-SB ) Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief,
Lebih terperinciPengembangan Software Loading Manual Kapal Tanker Ukuran Sampai Dengan DWT
Pengembangan Software Loading Manual Kapal Tanker Ukuran Sampai Dengan 17500 DWT Oleh : NUR RIDWAN RULIANTO 4106100064 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Djauhar Manfaat M. Sc., Ph.D JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
Lebih terperinciPENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA)
PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA) Benedikta Anna Haulian Siboro 1, Suroso 2, Suhendrianto 3, Esmijati 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik
Lebih terperinciSTEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering
STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Optimalisasi Desain Struktur Kekuatan
Lebih terperinci