BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Web Portal Bagi User. Gambar 4.28 Halaman Menu Utama (Home) User. Pada halaman menu utama User tersedia menu untuk CDR,

MODEL KOMUNIKASI SUARA SIP-PSTN UNTUK SOHO

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PENERAPAN DAN PENGEVALUASIAN SYSTEM VOICE OVER IP PADA JARINGAN PSTN TUGAS AKHIR

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-GSM ini menggunakan dua komponen

Setting Briker/Asterisk dengan SPA-3102

a. Pilih Wireless Connection Setup Wizard c. Secure Wireless Network = Best d. Wireless Security Password = Ind0n3si14n e. Terakhir pilih Save

Praktikum VII Konfigurasi Server VoIP IP PBX Lokal

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet

Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Bab ini akan menguraikan proses analisis pembangunan VOIP sistem dan

JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 IP - PBX

IMPLEMENTASI ASTERISK DAN GUI SEBAGAI KONFIGURATORNYA PADA SMALL OFFICE

Bab IV. Implementasi

SJphone untuk VoIP Rakyat PENDAHULUAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

Penerapan Teknologi VOIP Pada Laboratorium Teknik Komputer STMIK Jakarta STI&K

PERCOBAAN 8. Konfigurasi VoIP Server dengan Asterisk(Antar IP PBX)

PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta


BAB III METODE PENELITIAN

Percobaan 7. Konfigurasi VoIP Server dengan Asterisk(Lokal)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1. Mahasiswa dapat melakukan instalasi dan konfigurasi 3CX Phone System 2. Mahasiswa dapat mengoperasikan 3CX Phone System

User Manual. VSP-5002 Series VoIP Gateway

IMPLEMENTASI VOIP SERVER MENGGUNAKAN SOFTWARE PHONE 3CX SYSTEM DENGAN IP PBX NASKAH PUBLIKASI

PERCOBAAN 10. Integrasi VoIP server dengan Jaringan Analog

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI. Dalam penerapan VoIP pada jaringan kantor pusat Kementerian Kelautan dan

Protokol SIP pada VoIP

PERCOBAAN 9. Pemrograman SRC(Service Restriction Class) pada VoIP Server Lokal dengan Asterisk

Bab 4. Implementasi dan Pembahasan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Alkindi Hafidz

PERCOBAAN 11 KONFIGURASI ANTAR IP-PBX

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Muhammad Alwi Hasan NRP Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA. NIP

Cisco ADSL dan SHDSL Modem Router

LAMPIRAN. Pada simulasi ini penulis menggunakan GNS3 versi yang merupakan versi terbaru pada

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi minimum sebagai berikut: Server yang dibutuhkan sebagai Internet gateway di PT.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

NETPHONE-KE1020A. 1. Tujuan : a. Dapat Melakukan installasi Netphone - KE1020A dengan IP Phone dan PC. b. Dapat mengoperasikan Netphone-KE1020A.

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

OLEH : NUR RACHMAT.

PERCOBAAN 7. KONFIGURASI ANTAR VoIP SERVER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

Konfigurasi Fitur padavoip Server

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN JARINGAN VOICE OVER INTERNET PROTOCOL UNTUK MENGURANGI BIAYA KOMUNIKASI PADA PT. ELECTRONIC CITY INDONESIA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PERANCANGAN. melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Router Wireless PROLiNK WNR1004 Mikrotik RouterBoard Mikrotik RouterBoard 450G Kabel UTP dan konektor RJ45

BAB IV IMPLEMENTASI JARINGAN KOMUNIKASI VOIP

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 2. Menghitung tarif percakapan berdasarkan daerah tujuan dan durasi percakapan.

PERANCANGAN ADMINISTRATOR JARINGAN VOIP BERBASIS WEB

VoIP part 2. Oleh: Mike Yuliana

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV

PERCOBAAN 8 KONSEP CONTEXT DAN SETTING FITUR DENGAN ASTERISK

TUTORIAL CISCO PACKET TRACER 5

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. HP Pro 3500 Microtower PC (D5S76EA) Processor family: Intel Core i3 processor

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

RIP dan Static Routing

Perancangan Wartel VoIP dengan Billing dan Garansi QoS

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI VoIP DI LINGKUNGAN ITATS

Praktikum VIII Konfigurasi Antar VoIP Server

PERCOBAAN 10 INTEGRASI VOIP SERVER DENGAN JARINGAN TELEPON ANALOG

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata. penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

Mengenal Teknologi VOIP. Deris Stiawan

Jika anda terhubung ke Internet, ada beberapa kemungkinan jenis teknologi yang digunakan agar komputer anda akan

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BILLING DAN IMPLEMENTASI VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

Lampiran A : Hasil Wawancara. Hasil wawancara dengan Bapak Setiawan Soetopo, manager Internet Service

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

A I S Y A T U L K A R I M A

Octtel VoIP Gateway SP4220

Apa itu IP PBX? Cara kerjanya

Transkripsi:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-PSTN ini menggunakan dua komponen utama yaitu komponen perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1.1 Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem ini adalah: 1. IP Phone Elesign ESP 1202 2. Router Cisco 1750 3. Hub 3Com 8/TPO 4. Wireless Access Point D-Link DWL-2100AP 5. Telepon Analog 6. Media Gateway SPA 3102 7. Perangkat komputer untuk server Berikut adalah spesifikasi dari masing-masing perangkat keras yang digunakan untuk melakukan implementasi dan evaluasi dari sistem yang telah dirancang. 82

83 Spesifikasi IP Phone Elesign ESP 1202 Tabel 4.1 IP Phone Elesign ESP 1202 Hardware MCU: ARM Core DSP for voice processing Interface: 2 10BaseT RJ-45 (LAN & PC) Grafik LCD: 128x64 titik Software Voice Protokol: SIP RFC3261 CODEC: G.723.1, G.729A, G.711a & G.711u Konfigurasi: LCD/WEB/Telnet Management: SNMP/TFTP Upgrade Caller ID/Phone Book/Call Logs Manual Timer Set NAT/MAT Spesifikasi Fisik Dimensi: 170mm x 180mm x 46,7mm Berat: 571g Konsumsi Daya: idle 1,4w dan aktif 1,8w Input adaptor AC 110/220V, output adaptor DC 5V Suhu operasi: 0 40 O C Spesifikasi Router Cisco 1750 Gambar 4.1 IP Phone Elesign ESP 1202 Tabel 4.2 Router Cisco 1750 Hardware One 10/100BaseTX Fast Ethernet port (RJ-45) One auxiliary (AUX) port

84 One console port RISC Processor: Motorola MPC860T PowerQUICC at 48MHz DRAM: Onboard (fixed/default): 16MB; one DIMM slot; available DIMM sizes: 4, 8, 16, 32 MB; maximum DRAM: 48 MB Flash: onboard (socketed) miniflash card; default: 4MB; available sizes: 4, 8, 16 MB; maximum flash: 16MB; support dual flash bank Software Frame Relay Fragmentation (FRF.12) IP Precedence Generic Traffic Shaping (GTS) Frame Relay Traffic Shaping (FRTS) Weighted Random Early Detection (WRED) RSVP DSCP Marking Compressed RTP Multiple Link PPP & LFI Queuing Techniques = WFQ, PQ, LLQ, CQ Spesifikasi fisik Dimensi: 28,4cm x 10cm x 22,1cm Berat: 1,36kg Konsumsi daya maksimum: 20w Input AC/Frekuensi/arus: 100-240V / 47-64Hz / 0.5A Suhu operasi: 0-40 O C Gambar 4.2 Router Cisco 1750

85 Spesifikasi Hub 3Com 8/TPO Tabel 4.3 Hub 3Com 8/TPO Hardware Interface: 8 10BaseT RJ-45 (LAN & PC) Spesifikasi Fisik Dimensi: 22cm x13cm x 4cm Konsumsi Daya: Input AC/frekuensi/arus adaptor: 240 V / 50Hz / 0,2A Output DC/arus adaptor: 14 V / 0.8 A Suhu operasi: 0-40 O C Gambar 4.3 Hub 3Com 8/TPO Spesifikasi Wireless Access Point D-Link DWL-2100AP Tabel 4.4 Wireless Access Point D-Link DWL-2100AP Hardware Interface: One 10BaseT RJ-45 (LAN & PC) Antenna: wirelessly connect to 802.11b/g adapters Software Konfigurasi: WEB Spesifikasi fisik Power adapter DC 5V, 2.0A

86 Gambar 4.4 Wireless Access Point D-Link DWL-2100AP Spesifikasi Telepon Analog Tabel 4.5 Telepon Analog Hardware Interface: 2 port RJ-11 (Parallel) Spesifikasi fisik Dimensi: 20,5cm x 20cm x 7cm Gambar 4.5 Telepon Analog

87 Spesifikasi Media Gateway SPA 3102 Tabel 4.6 Media Gateway SPA 3102 Hardware 2 100baseT RJ-45 Ethernet port (1 WAN, 1 LAN) 1 RJ-11 FXS Phone port For analog Circuit Telepohone Device 1 RJ-11 FXO Phone port For PSTN or PBX Connection Software Konfigurasi: WEB, IVR (Interaktive Voice Response) Voice Protocol: SIP CODEC: G.711a, G.711u, G.726, G.729A, G.723.1 Spesifikasi Fisik Dimensi: 101mm x 101mm x 28mm Berat: 145g Konsumsi daya: 5w Input AC/frekuensi adaptor: 100-240 V / 50-60Hz Suhu operasi: 0-45 O C Gambar 4.6 Media Gateway SPA 3102

88 Spesifikasi perangkat komputer untuk server 1 o Processor Intel Pentium IV 1,8 GHz o Memory 512 MB DDR2 Spesifikasi perangkat komputer untuk server 2 o Processor Intel Dual Core @ 1,86 GHz o Memory 1 GB DDR2 Dual Channel 4.1.2 Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan pada sistem ini adalah: 1. Perangkat lunak untuk PBX Server yaitu AstersikWin32 karena AsteriskWin32 merupakan free software berbasis Windows yang open source. 2. Perangkat Lunak untuk Router Cisco 1750 yaitu IOS (Internetwork Operating System) 3. Perangkat lunak untuk softphone yaitu X-lite 4.2 Implementasi Sistem 4.2.1 Download dan Meng-install AsteriskWin32 AsteriskWin32 versi 0.6 berbasis pada Asterisk versi 1.2.14 di Linux dan dapat didownload secara gratis pada www.asteriskwin32.com pada menú di bagian download. Proses instalasi AsteriskWin32 tidak terlalu sulit bagi mereka yang pernah menginstalasi software di Windows. Langkah-langkah peng-install-an terdapat pada lampiran 2.

89 4.2.2 Membuat Data Account pada SIP.CONF Secara default, file sip.conf berada pada direktori c:\cygroot\asterisk\etc. Buka file sip.conf menggunakan text editor untuk membuat account baru. Hal ini dapat dilakukan dengan menuliskan parameter-parameter yang dibutuhkan. Jika sebuah account ingin dibuat dengan nomor ekstension 1000, maka pengaturannya sebagai berikut ; [1000]; merupakan nama account. type = friend; agar semua parameter dapat digunakan username = 1000; membuat account dengan username 1000 secret = 1000; membuat account dengan password 1000. Username dan password yang diatur di sip.conf harus sesuai dengan yang diatur pada user agent. context = kantor; user dengan ekstension 1000 dapat menerima atau menelepon semua account yang berada pada context kantor. host = dynamic; alamat IP klien dtmfmode = inband; parameter ini digunakan jika user agent tidak mendukung rfc2833. Pilihan default-nya adalah rfc2833. Pengaturan pengaturan tambahan yang berkaitan dengan semua account yang ada dapat dilakukan pada bagian [general]. Hal hal yang diatur sebagai berikut : disallow = all; tidak mengijinkan semua CODEC digunakan. Parameter ini digunakan sebagai langkah awal menentukan CODEC yang dapat digunakan.

90 allow = alaw; mengijinkan CODEC G711a digunakan. Jika ingin menggunakan CODEC lain nila alaw dapat diganti sesuai CODEC yang diinginkan. insecure = very; tidak perlu re-authenticate. 4.2.3 Membuat Dial Plan pada EXTENSIONS.CONF Secara default, file extensions.conf berada pada direktori yang sama dengan sip.conf. Buka file extensions.conf menggunakan text editor untuk mengatur dialplan. Pengaturan dapat dilakukan dengan menuliskan parameter parameter yang dibutuhkan. Sistem yang dirancang memiliki 2 buah context, yakni : context kantor terdapat 3 account yakni 1010,1050,1090 yang digunakan untuk hardphone, softphone, dan Line 1 FXS. context operator terdapat 1 account dengan nomor 2113 yang diatur untuk PSTN Line FXO. Pengaturan pada PSTN Line FXO dimaksudkan agar user dalam jaringan VoIP dapat menghubungi PSTN melalui operator. Agar semua user agent dapat menelepon dan ditelepon dan menggunakan fitur yang ada seperti call transfer, call parking dan voicemail (dengan membuat mailbox pada context test1 untuk setiap user pada voicemail.conf), maka pengaturan pada extensions.conf dapat dilakukan sebagai berikut : [kantor]; menandakan context Include => parkedcalls; mengaktifkan fitur call transfer dan call parking ; untuk melakukan call transfer atau call parking ditambahkan parameter ; t di akhir, yang menandakan hanya penerima panggilan yang dapat

91 ; melakukan fitur call parking atau call transfer exten => 1010,1,Dial(SIP/1010,30,t) exten => 1010,2,VoiceMail(1010@test1) exten => 1010,3,Hangup exten => 1050,1,Dial(SIP/1050,30,t) exten => 1050,2,VoiceMail(1050@test1) exten => 1050,3,Hangup exten => 1090,1,Dial(SIP/1090,30,t) exten => 1090,2,VoiceMail(1090@test1) exten => 1090,3,Hangup ; untuk mendengarkan voicemail exten => 81010,1,VoiceMailMain(1010@test1) exten => 81050,1, VoiceMailMain(1050@test1) exten => 81090,1, VoiceMailMain(1090@test1) [operator]; menandakan context Include => parkedcalls Include => kantor; Dapat menerima dan menelepon user pada context kantor ; untuk panggilan ke PSTN exten => 021.,1, Dial(SIP/${EXTEN:3}@2113,30,t)

92 4.2.4 Konfigurasi pada Setiap User Agent 4.2.4.1 Hardphone IP Phone Pengaturan IP Phone dilakukan pada menu yang tersedia. Menu akan muncul jika tombol paling kanan atas ditekan selama beberapa detik saat adaptor IP Phone dipasang. Network Setup o Cari menu static IP dan masukkan IP Address, Subnet Mask, dan Gateway agar berada dalam satu jaringan dengan server. Number Setup o Cari menu Register Num, kemudian isi Enter Number, Enter ID, dan Enter Password dengan nilai 1010 (sesuai account pada sip.conf) o Menu Delete Num digunakan untuk menghapus Register Num agar account baru dapat dimasukkan pada menu Register Num. 4.2.4.2 Softphone X-lite Gambar 4.7 Langkah 1 - Konfigurasi Softphone

93 Parameter pengaturan softphone dapat dilihat dengan meng-klik kanan tombol mouse dan pilih pilihan SIP Account Settings dan muncul window SIP Accounts. Gambar 4.8 Langkah 2 - Konfigurasi Softphone Tekan tombol Add untuk memasukkan parameter sehingga softphone dapat teregistrasi ke AsteriskWin32. Semua parameter diisi sesuai dengan parameter pada sip.conf. Domain dan Proxy Address diisi alamat server AsteriskWin32. Gambar 4.9 Langkah 3 - Konfigurasi Softphone

94 4.2.4.3 Media Gateway Line 1 FXS Pengaturan user agent yang telah memiliki account pada server dengan user ID dan password 1002. Line Enable o Cari field Line enable dan pilih yes. SIP Settings o Cari field SIP Port dan masukkan nilai 5060. Proxy and Registration o Cari field Proxy dan isi dengan 192.168.1.1 (alamat IP server) Subscriber Information o Cari field Display Name isi dengan 1090 o Cari field User ID isi dengan 1090 (sesuai dengan sip.conf) o Cari field Password isi dengan 1090 (sesuai dengan sip.conf) 4.2.4.4 Media Gateway PSTN Line FXO Pengaturan user agent yang telah memiliki account pada server dengan user ID dan password 2113. Line Enable o Cari field Line enable dan pilih yes. SIP Settings o Cari field SIP Port dan masukkan nilai 5061.

95 Proxy and Registration o Cari field Proxy dan isi dengan 192.168.1.1 (alamat IP server) Subscriber Information o Cari field Display Name isi dengan 2113 o Cari field User ID isi dengan 2113 (sesuai dengan sip.conf) o Cari field Password isi dengan 2113 (sesuai dengan sip.conf) PSTN-To-VoIP Gateway Setup o Cari field PSTN Ring Thru Line 1 dan pilih no. FXO Timer Values (Sec) o Cari field VoIP Answer Delay dan isi dengan nilai 0. o Cari field PSTN Answer Delay dan isi dengan nilai 0. o Cari field PSTN Ring Thru Delay dan isi dengan nilai 1. International Control o Cari field Line-In-Use Voltage dan isi dengan nilai 23. 4.3 Pengujian Sistem Pada sistem yang telah diimplementasikan, dilakukan beberapa pengujian untuk melihat apakah sistem berjalan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengujian - pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 4.3.1 Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent dan Fitur yang Tersedia

96 4.3.1.1 Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent Pengujian ini bertujuan untuk melihat kehandalan komunikasi antar user agent, dimana user agent yang digunakan pada sistem berupa hardphone dan softphone. User agent yang berupa hardphone yang digunakan pada sistem ini adalah IP Phone dan telepon analog, sedangkan untuk softphone-nya adalah X-lite. Gambar 4.10 Pengujian Komunikasi antar User Agent Pada sistem, terdapat access point yang berguna untuk koneksi secara wireless, hal ini dilakukan untuk mengetahui kehandalan user agent secara wireless.

97 Pada pengujian terdapat 3 hal yang diujikan yaitu : 1. Pengujian komunikasi antar user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) 2. Pengujian komunikasi antara user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) dengan telepon analog dan PSTN yang membutuhkan media gateway 3. Pengujian komunikasi antar user agent baik secara wire maupun secara wireless. Ketiga pengujian tersebut untuk melihat apakah komunikasi pada sistem berjalan dengan baik, hasil dari pengujian yang dilakukan adalah seperi pada tabel berikut : Tabel 4.7. Tabel Hasil Pengujian Komunikasi antar User Agent IP Phone 1 X-lite 1 Telepon analog PSTN IP Phone 2 100 % 100 % 100 % 100 % X-lite 2 (wireless) 100 % 100 % 100 % 100 % Telepon analog 100 % 100 % 100 % PSTN 100 % 100 % 100 % Dari tabel di atas didapatkan informasi sebagai berikut : Antara X-Lite 1 yang terhubung ke jaringan melalui hub/switch dengan X-lite 2 yang terhubung dengan jaringan melalui access point dapat saling berkomunikasi Komunikasi antara hardphone (IP Phone dan telepon analog) dengan softphone (X-lite) dapat berjalan dengan baik.

98 Telepon analog dapat berkomunikasi dengan user agent lain yang mendukung protokol SIP dengan melalui media gateway User agent pada sistem dapat berhubungan dengan PSTN melalui media gateway Langkah langkah komunikasi antar user agent dapat dilihat seperti pada gambar berikut : Gambar 4.11 Langkah Langkah Komunikasi antar User Agent

99 Gambar 4.11 didapat dari software ethereal dengan memfilter protokol yang ingin ditampilkan. Graph Analysis di atas ditampilkan dengan cara memilih menu Flow Graph pada Menu Bar Statistics. Dari gambar 4.11 dapat dilihat informasi sebagai berikut : Pihak pemanggil : User agent ini memiliki ip address 192.168.1.12 Port untuk signaling SIP adalah 5060 Port untuk RTP adalah 40004 CODEC yang digunakan adalah G711 Alaw Pihak penerima : User agent ini memiliki ip address 192.168.1.11 Port untuk signaling SIP adalah 5060 Port untuk RTP adalah 40002 CODEC yang digunakan adalah G711 Alaw Pihak Server (AsteriskWin32) : Server ini memiliki ip address 192.168.1.1 Port untuk signaling SIP adalah 5060 Port untuk RTP dengan pemanggil adalah 14534 Port untuk RTP dengan penerima adalah 17888 CODEC yang digunakan dengan pihak pemanggil G711 Alaw CODEC yang digunakan dengan pihak pemerima G711 Alaw

100 Data yang dapat dilihat pada gambar di atas adalah lamanya komunikasi yaitu (12.064 1.493 = 10.571 detik) dan pihak yang menyudahi komunikasi adalah pihak pemanggil. 4.3.1.2 Pengujian Fitur yang Tersedia Pada sistem yang diimplementasikan terdapat beberapa fitur antara lain : Call Transfer, Call Parking, dan VoiceMail. 4.3.1.2.1 Pengujian Fitur Call Transfer Pada pengujian ini, IP Phone 1 (ekstension 1000) menelepon X-Lite (ekstension 1050). Di tengah percakapan, X-lite mentransfer panggilan ke IP Phone 2 (ekstension 1010) dengan menekan tombol # hingga terdengar bunyi transfer. Setelah itu perlu dimasukkan nomor ekstension yang dituju. X-Lite akan hangup secara otomatis setelah proses transfer selesai. Saat proses transfer, IP Phone 1 akan mendengar nada tunggu dan setelah proses transfer selesai, panggilan ke X-Lite akan terputus dan panggilan akan dialihkan ke IP Phone 2.

101 Langkah langkah komunikasi menggunakan fitur Call Transfer sebagai berikut: Gambar 4.12 Call Transfer

102 4.3.1.2.2 Pengujian Fitur Call Parking Pada pengujian ini, IP Phone 1 (ekstension 1000) menelepon X-Lite (ekstension 1050). Di tengah percakapan, X-lite melakukan call parking dengan menekan tombol # hingga terdengar bunyi transfer. Setelah itu X-Lite memasukkan nomor ekstension Call Parking yaitu 700 untuk mendapatkan nomor ruang parking (701). User X-Lite kemudian memberitahukan nomor ruang parking yang didapat kepada user IP Phone 2. User IP Phone 2 men-dial 701 untuk terhubung dengan panggilan yang telah terparkir (IP Phone 1). Gambar 4.13 Call Parking

103 4.3.1.2.3 Pengujian Fitur VoiceMail Pada pengujian fitur ini, IP Phone 1 (ekstension 1000) menghubungi IP Phone 2 (ekstension 1010). IP Phone 1 masuk ke fitur Voice Mail karena setelah waktu yang ditentukan yaitu 5 detik, IP Phone 2 tidak menjawab panggilan. IP Phone 1 kemudian meninggalkan pesan suara yang diakhiri dengan menekan tombol #. IP Phone 2 dapat mendengarkan pesan dengan men-dial ekstension 81010. IP Phone 2 diminta untuk memasukkan password untuk otentikasi. Setelah itu IP Phone 2 menekan tombol 5 untuk mendengarkan pesan terbaru dan menekan tombol # untuk keluar. Gambar 4.14 Gambar Voice Mail

104 Gambar 4.15 Gambar Mendengar Voice Mail 4.3.2 Pengujian Kombinasi CODEC Masing-masing user agent mendukung beberapa CODEC yang belum tentu didukung oleh user agent lainnya, selain itu server (SIP PBX) sendiri juga mendukung beberapa CODEC oleh karena itu pengujian ini dilakukan untuk melihat CODEC apa saja yang dapat digunakan pada sistem untuk berkomunikasi. Pada pengujian ini digunakan router, dimana fungsi router pada pengujian ini adalah hanya untuk menghubungkan 2 buah jaringan yang berbeda dan memodelkan WAN yang menghubungkan jaringan lokal pada kota A dengan jaringan lokal pada kota B seperti terlihat pada gambar berikut :

105 Gambar 4.16 Model Komunikasi antara Kota A dengan Kota B Seperti terlihat pada gambar di atas, pengujian kali ini menggunakan 2 buah server (SIP PBX) dimana masing-masing server akan menangani komunikasi pada jaringan lokal di masing-masing kota yaitu kota A dan kota B. Server pada kota A berhubungan dengan server kota B sehingga komunikasi antara user agent pada kota A dengan user agent pada kota B dapat berjalan. Konfigurasi untuk menghubungkan 2 server dilakukan pada file sip.conf seperti terlihat di bawah ini : Pada Kota A (User Agent berawalan 1) Register=>3070:3070@192.168.3.2 ;;Nomor ini disediakan untuk AsteriskWin32 dari kota B agar panggilan dari ;; kota B dianggap sebagai panggilan dari ekstension 1070 yang berada di kota A [1070] type = friend context=kota_a username=1070 secret=1070

106 host=dynamic ;;Digunakan untuk mendaftarkan diri ke AsteriskWin32 pada kota B [tokota_b] type = friend context=kota_a username=3070 secret=3070 host=192.168.3.2 ;;Nomor yang disediakan untuk berhubungan dengan PSTN [2113] type = friend context=kota_a username=2113 secret=2113 host=dynamic Pada Kota B (User Agent berawalan 3) Register=>1070:1070@192.168.1.1 ;;Nomor ini disediakan untuk AsteriskWin32 dari kota A agar panggilan dari ;; kota A dianggap sebagai panggilan dari ekstension 3070 yang berada di kota B [3070] type = friend context=kota_b username=3070

107 secret=3070 host=dynamic ;;Digunakan untuk mendaftarkan diri ke AsteriskWin32 pada kota A [tokota_a] type = friend context=kota_b username=1070 secret=1070 host=192.168.1.1 [2114] type = friend context=kota_b username=2114 secret=2114 host=dynamic Selain dilakukan konfigurasi pada file sip.conf, perlu juga ditambahkan konfigurasi pada file extensions.conf pada masing-masing AsteriskWin32 seperti berikut : Pada kota A (User Agent berawalan 1) ;; untuk ke jaringan lain / AsteriskWin32 lain exten=>_3.,1,dial(sip/tokota_b/${exten}) ;; untuk ke PSTN exten=>_021.,1,dial(sip/${exten:3}@2113,30,r)

108 Pada kota B (User Agent berawalan 3) ;;untuk ke jaringan lain / AsteriskWin32 lain exten=>_1.,1,dial(sip/tokota_a/${exten}) ;; untuk ke PSTN exten=>_022.,1,dial(sip/${exten:3}@2114,30,r) CODEC yang diujikan yaitu G.711a, G.729, G.723.1, dan GSM. Pada pengujian ini, penggunaan kombinasi CODEC dilakukan dengan cara melakukan sedikit perubahan konfigurasi pada bagian [general] di masing - masing AsteriskWin32. Berikut pengaturan penggunaan CODEC alaw sebagai prioritas pertama dan G.729 sebagai prioritas kedua. [general] disallow=all allow=alaw allow=g729 Jika kombinasi CODEC ingin dirubah, tinggal menuliskan CODEC yang diinginkan dengan prioritas pertama ditulis setelah parameter disallow=all kemudian CODEC prioritas kedua ditulis di bawah CODEC prioritas pertama. Pengujian dilakukan dengan melakukan panggilan antara user agent pada kota A dengan user agent pada kota B dimana kombinasi CODEC telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :

109 Tabel 4.8 Kombinasi CODEC Bawah \ Atas G.711a G.729 G.723.1 GSM G.711a All A,C,D,I,K,L,N A,C,D,I,K,L,N All G.729 All A,C,D,I,K,L,N A,C,D,I,K,L,N F,K,N G.723.1 All A,C,D,I,K,L,N A,C,D,I,K,L,N F,K,N GSM All A,C,D,I,K,L,N A,C,D,I,K,L,N F Keterangan: A = IP Phone - IP Phone B = IP Phone - X-lite C = IP Phone - FXS D = IP Phone - PSTN E = X-lite - IP Phone F = X-lite - X-lite G = X-lite FXS H = X-lite PSTN I = FXS - IP Phone J = FXS - X-lite K = FXS - PSTN L = PSTN - IP Phone M = PSTN - X-lite N = PSTN FXS Dari tabel 4.8 di atas didapatkan analisis sebagai berikut : Pada saat hanya menggunakan CODEC G.711a semua komunikasi antar user agent dapat dilakukan. Kombinasi G.711a dengan CODEC lainnya, dimana CODEC G.711a terlebih dahulu di-setting (prioritas pertama) dan diikuti CODEC lainnya (G.729, G.723.1 atau GSM). Pada kombinasi ini semua komunikasi antar user agent dapat dilakukan.

110 Kombinasi G.729 dengan CODEC lainnya, dimana CODEC G.729 terlebih dahulu di-setting dan diikuti CODEC lainnya (G.711a, G.723.1 atau GSM). Pada kombinasi ini didapatkan hanya A,C,D,I,K,L dan N yang dapat berkomunikasi. sedangkan B,E,F,G,H,J dan M tidak dapat berkomunikasi. Jika dianalisis B,E,F,G,H,J dan M merupakan komunikasi antara X-lite dengan user agent lainnya. X-lite tidak dapat berkomunikasi, hal ini dikarenakan X-lite tidak mendukung CODEC G.729 dan AsteriskWin32 tidak dapat menjalankan CODEC prioritas kedua. Jika AsteriskWin32 dapat menjalankan CODEC prioritas kedua (khususnya G.711a dan GSM), maka semua komunikasi antar user agent dapat dilakukan karena X-lite mendukung G.711a dan GSM. Kombinasi G.723.1 dengan CODEC lainnya, dimana CODEC G.723.1 terlebih dahulu di-setting dan diikuti CODEC lainnya (G.711a, G.729, GSM), didapatkan hasil yang sama dengan kombinasi CODEC G.729. Komunikasi yang berhasil adalah A,C,D,I,K,L dan N sedangkan komunikasi yang tidak berhasil adalah B,E,F,G,H,J dan M. Hal ini terjadi karena X-lite tidak mendukung CODEC G.723.1 dan AsteriskWin32 tidak dapat menjalankan CODEC prioritas kedua. Jika AsteriskWin32 dapat menjalankan CODEC prioritas kedua (khususnya G.711a dan GSM), maka semua komunikasi antar user agent dapat dilakukan karena X-lite mendukung G.711a dan GSM. Kombinasi GSM dengan CODEC G.711a, dimana CODEC GSM terlebih dahulu di setting dan diikuti CODEC G.711a. Pada kombinasi ini, AsteriskWin32 dapat menjalankan CODEC prioritas kedua (CODEC G.711a) yang didukung oleh semua user agent sehingga semua komunikasi dapat berjalan.

111 Komunikasi yang dapat terjadi dengan menggunakan kombinasi CODEC GSM dan CODEC G.729, dimana CODEC GSM terlebih dahulu di setting dan diikuti CODEC G.729 adalah F, K dan N. F adalah komunikasi antar X-lite sedangkan K dan N adalah komunikasi antara telepon analog dengan PSTN dan sebaliknya PSTN dengan telepon analog. Hal ini dapat terjadi karena IP Phone dan telepon tidak mendukung CODEC GSM dan AsteriskWin32 tidak dapat menjalankan CODEC prioritas kedua sehingga komunikasi hanya dapat terjadi antar X-lite. Komunikasi antara telepon analog dengan PSTN dan sebaliknya tidak menggunakan CODEC GSM melainkan CODEC G.729 karena media gateway yang digunakan dapat menjalankan CODEC prioritas kedua. Komunikasi yang dapat terjadi dengan kombinasi CODEC GSM dan CODEC G.723.1, dimana CODEC GSM terlebih dahulu di-setting dan diikuti CODEC G.723.1 adalah F, K dan N, sama seperti pada saat kombinasi CODEC GSM dan G.729. Komunikasi yang dapat terjadi adalah komunikasi antar X-lite, telepon analog dengan PSTN, dan PSTN dengan telepon analog. Komunikasi antar X-lite menggunakan CODEC GSM, sedangkan komunikasi antara telepon analog dengan PSTN dan sebaliknya menggunakan CODEC G.723.1 Pada saat hanya menggunakan CODEC GSM maka yang dapat melakukan komunikasi adalah F yaitu sesame X-lite, sedangkan komunikasi dengan user agent lainnya tidak dapat dilakukan, hal ini dikarenakan hanya X-lite yang mendukung CODEC GSM Pada pengujian ini dilakukan pemantauan terhadap paket-paket data yang dikirim dengan menggunakan software ethereal untuk memastikan CODEC yang digunakan

112 dalam komunikasi, berikut ini adalah gambar komunikasi dengan menggunakan kombinasi CODEC GSM dan G.711a ketika terjadi komunikasi antara IP Phone pada kota B dengan X-lite pada kota A: Pada kota A Gambar 4.17 Pemantauan CODEC dari Kota A

113 Pada Kota B Gambar 4.18 Pemantauan CODEC dari Kota B Keterangan IP address X-lite pada kota A adalah 192.168.1.50 IP address AsteriskWin32 pada kota A adalah 192.168.1.1 IP address IP Phone pada kota B adalah 192.168.3.11 IP address AsteriskWin32 pada kota A adalah 192.168.3.2 Dari kedua gambar di atas dapat diketahui bahwa komunikasi yang terjadi antara IP Phone dengan X-lite menggunakan 2 jenis CODEC yaitu GSM dan G.711a, dimana untuk komunikasi antara IP Phone dengan AsteriskWin32 pada kota B adalah dengan menggunakan CODEC G.711, demikian juga antara X-lite dengan AsteriskWin32 pada

114 Kota A menggunakan CODEC G.711, sedangkan komunikasi antara kedua AsteriskWin32 menggunakan CODEC GSM. Dari pengujian ini dapat dilihat bahwa AsteriskWin32 dapat menjalankan CODEC prioritas kedua agar komunikasi dapat berlangsung antara IP Phone dengan X-lite. 4.3.3 Pengujian Pengukuran Bandwidth untuk Masing-Masing CODEC Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya bandwidth yang digunakan oleh masing-masing CODEC dalam komunikasi. Pada pengujian ini digunakan router, fungsi router pada pengujian ini tidak hanya untuk menghubungkan 2 buah jaringan yang berbeda dan memodelkan WAN yang menghubungkan jaringan lokal pada kota A dengan jaringan lokal pada kota B melainkan juga membatasi bandwidth yang disediakan antara kota A dan kota B yaitu sebesar 64Kbps seperti pada umumnya digunakan dengan mengatur clockrate. CODEC yang diujikan pada pengujian ini adalah CODEC G.711, G.729, G.723.1 dan GSM. Pada pengujian ini terdapat 3 faktor yang diujikan yaitu penggunaan bandwidth, kejelasan suara dan delay, untuk kejelasan suara pengukuran dilakukan secara kualitatif. Pengukuran bandwidth dilakukan dengan menggunakan software bandwidth monitor dimana hasil pengukuran yang didapatkan adalah sepeti pada tabel berikut : Tabel 4.9 Pengujian Bandwidth untuk Masing-Masing CODEC CODEC G.711a G.729 G.723.1 GSM Bandwidth (KBps) 10.4 7.2 5.1 4.3 Kejelasan Suara Jelas Jelas Jelas Jelas Delay 2 detik Tidak Tidak Tidak

115 Dari tabel di 4.9 didapatkan hasil analisis seperti berikut : CODEC G.711a menggunakan bandwidth yang paling besar dibandingkan dengan CODEC lainnya, dimana CODEC ini menggunakan bandwidth sebesar 10.4 KBps CODEC GSM menggunakan bandwidth paling kecil debandingkan dengan CODEC lainnya, dimana CODEC GSM hanya menggunakan bandwidth sebesar 4.3 KBps CODEC G.729 menggunakan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan CODEC G.723.1, dimana CODEC G.729 menggunakan bandwidth sebesar 7.2 KBps sedangkan CODEC G.723.1 menggunakan bandwidth sebesar 5.1 KBps Penggunaan CODEC G.729, G.723.1 dan GSM menghasilkan komunikasi dengan suara yang jelas sedangkan CODEC G.711a menghasilkan komunikasi suara yang jelas namun terjadi delay sekitar 2 detik, hal ini dikarenakan CODEC G.711a menggunakan bandwidth sebesar 10.4 KBps atau setara dengan 83.2Kbps, dimana bandwidth tersebut lebih besar dari bandwidth yang disediakan yaitu 64Kbps Pada G.711 terdapat delay yang terasa dibandingkan dengan CODEC lainnya, delay ini juga terjadi dikarenakan penggunaan bandwidth yang lebih besar dari bandwidth yang disediakan. Pengukuran bandwidth juga dapat dilakukan dengan perhitungan manual, berikut ini adalah perhitungan yang dilakukan secara manual sebagai pembanding terhadap bandwith yang telah diukur (tabel 4.9).

116 Bandwidth CODEC G.711a Periode sampling 20ms, setiap 20 ms mengeluarkan paket, maka G.711a setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 20 ms = 50 paket data. Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar: (40 x 8) bit x 50 paket per detik = 16000 bit per detik = 16 kbps bit rate dari G.711 adalah 64000 bit per detik atau 64 kbps Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar: (18 x 8) bit 50 paket per detik = 7200 bit per detik = 7.2 kbps jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC G.711a adalah: 64 kbps + 16 kbps + 7.2 kbps = 87.2 kbps Bandwidth CODEC G.729 Periode sampling 10ms, setiap 10 ms mengeluarkan paket, maka G.729 setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 10 ms = 100 paket data. Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar: (40 x 8) bit x 100 paket per detik = 32000 bit per detik = 32 kbps bit rate dari G.729 adalah 8000 bit per detik atau 8 kbps Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar:

117 (18 x 8) bit 100 paket per detik = 14400 bit per detik = 14.4 kbps jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC G.729 adalah: 8 kbps + 32 kbps + 14.4 kbps = 54.4 kbps Bandwidth CODEC G.723.1 Periode sampling 30ms, setiap 30 ms mengeluarkan paket, maka G.723.1 setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 30 ms = 34 paket data. Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar: (40 x 8) bit x 34 paket per detik = 10880 bit per detik = 10.88 kbps bit rate dari G.729 adalah 5300 bit per detik atau 5.3 kbps Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar: (18 x 8) bit 34 paket per detik = 4896 bit per detik = 4.896 kbps Jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC G.723.1 adalah: 5.3 kbps + 10.88 kbps + 4.896 kbps = 21.076 kbps Bandwidth CODEC GSM Periode sampling 20ms, setiap 20 ms mengeluarkan paket, maka GSM setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 20 ms = 50 paket data. Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar:

118 (40 x 8) bit x 50 paket per detik = 16000 bit per detik = 16 kbps bit rate dari G.711 adalah 13000 bit per detik atau 13 kbps Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth adalah sebesar: (18 x 8) bit 50 paket per detik = 7200 bit per detik = 7.2 kbps jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan CODEC GSM adalah: 13 kbps + 16 kbps + 7.2 kbps = 36.2 kbps Dari hasil pehitungan manual didapatkan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan hasil yang didapatkan pada tabel 4.9, perbedaan yang terjadi adalah karena adanya paket data yang lost, ataupun dikarenakan bandwidth yang didapat tidak murni bandwidth pada saat percakapan, hal ini dikarenakan software Bandwidth Monitor merata-ratakan bandwidth yang digunakan dari awal hingga akhir. 4.3.4 Pengujian Pengaruh Banyaknya User Terhadap Pemakaian Bandwidth dan Kejelasan Suara Pegujian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh dari jumlah user yang melakukan komunikasi terhadap bandwidth yang digunakan, kejelasan suara dan delay. Pengukuran kejelasan suara dilakukan secara kualitatif. Pada pengujian ini digunakan router yang mempunyai fungsi yang sama seperti pada pengujian sebelumnya yaitu untuk menghubungkan 2 buah jaringan yang berbeda dan memodelkan WAN yang menghubungkan jaringan lokal pada kota A dengan jaringan lokal pada kota B serta membatasi bandwidth yang disediakan antara kota A dan kota B yaitu sebesar 64Kbps

119 (bandwith yang umumnya tersedia). Pada pengujian kali ini, komunikasi maksimum yang dapat dilakukan adalah 2 sampai 3 pasang, hal ini dikarenakan keterbatasan alat yang digunakan. Pengukuran bandwidth dilakukan dengan menggunakan software bandwidth monitor dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Pengaruh Jumlah User Terhadap Bandwidth, Kejelasan Suara dan Delay Menggunakan CODEC G.711a AsteriskWin32 1 AsteriskWin32 2 G.711a Bandwidth (kbps) Bandwidth (kbps) Suara Delay Download Upload Download Upload 1 60.36 84.23 66.91 88.55 jelas ada 2 138.25 147.85 145.96 145.74 tidak jelas ada 3 212.62 233.38 232.81 231.68 tidak jelas ada Tabel 4.11 Pengaruh Jumlah User Terhadap Bandwidth, Kejelasan Suara dan Delay Menggunakan CODEC G.729 AsteriskWin32 1 AsteriskWin32 2 G.729 Bandwidth (kbps) Bandwidth (kbps) Suara Delay Download Upload Download Upload 1 41.62 57.72 57.43 57.19 Jelas Tidak 2 83.19 115.37 115.08 114.59 Jelas Ada

120 Tabel 4.12 Pengaruh Jumlah User Terhadap Bandwidth, Kejelasan Suara dan Delay Menggunakan CODEC G.723.1 AsteriskWin32 1 AsteriskWin32 2 G.723.1 Bandwidth (kbps) Bandwidth (kbps) Suara Delay Download Upload Download Upload 1 34.21 41.59 41.56 41.1 Jelas Tidak 2 66.86 81.3 81.17 80.86 Jelas Ada Tabel 4.13 Pengaruh Jumlah User Terhadap Bandwidth, Kejelasan Suara dan Delay Menggunakan CODEC GSM AsteriskWin32 1 AsteriskWin32 2 GSM Bandwidth (kbps) Bandwidth (kbps) Suara Delay Download Upload Download Upload 1 29.26 34.77 34.12 34.1 Jelas Tidak 2 61.45 74.17 73.81 73.27 Jelas Ada Dari data pada tabel 4.10 hingga tabel 4.13 di atas didapat hasil analisis sebagai berikut: Pada saat menggunakan CODEC G.711a dalam satu komunikasi akan memakai bandwidth > 64 Kbps sehingga terdapat delay. Semakin besar selisih bandwidth yang digunakan dengan bandwidth yang disediakan (CR = 64Kbps), maka suara akan semakin tidak jelas dan delay semakin terasa. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat jika komunikasi yang terjadi bertambah menjadi dua kali lipat dari semula maka bandwidth yang digunakan menjadi sekitar dua kali lipat dari bandwidth semula.

121 CODEC G.711a menggunakan 88.55 Kbps untuk satu komunikasi, dalam LAN tersedia bandwidth 100 Mbps jika menggunakan switch 100 Mbps / 88.55 Kbps = 1129.30 Dari perhitungan di atas pada jaringan LAN (100 Mbps) dimungkinkan terjadi sekitar 1129 komunikasi menggunakan CODEC G.711a. Pada saat menggunakan CODEC G.729 dalam satu komunikasi akan memakai bandwidth sekitar 57 Kbps yang menghasilkan percakapan dengan suara jelas dan tidak terdapat delay. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat jika komunikasi yang terjadi bertambah menjadi dua kali lipat dari semula maka bandwidth yang digunakan menjadi sekitar dua kali lipat dari bandwidth semula. Pada saat dua komunikasi berlangsung, bandwidth yang digunakan telah melampaui bandwidth yang disediakan sehingga terjadi delay namun percakapan masih jelas karena selisih bandwith tidak terlalu besar. CODEC G.729 menggunakan 57.72 Kbps untuk satu komunikasi, dalam LAN tersedia bandwidth 100 Mbps jika menggunakan switch 100 Mbps / 57.72 Kbps = 1732.50 Dari perhitungan di atas pada jaringan LAN (100 Mbps) dimungkinkan terjadi sekitar 1732 komunikasi menggunakan CODEC G.729 Penggunaan CODEC G.723.1 dalam satu komunikasi akan memakai bandwidth sekitar 41 Kbps dimana dalam percakapan suara terdengar jelas dan tidak terdapat delay. Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dengan bertambahnya jumlah komunikasi maka bertambah pula bandwidth yang digunakan, ketika komunikasi bertambah menjadi dua kali lipat dari semula

122 maka bandwidth yang digunakan menjadi sekitar dua kali lipat dari bandwidth semula. Pada saat dua komunikasi berlangsung, bandwidth yang digunakan telah melampaui bandwidth yang disediakan sehingga terjadi delay namun percakapan masih jelas karena selisih bandwith tidak terlalu besar. CODEC G.723.1 menggunakan 41.59 Kbps untuk satu komunikasi, dalam LAN tersedia bandwidth 100 Mbps jika menggunakan switch 100 Mbps / 41.59 Kbps = 2404.42 Dari perhitungan di atas pada jaringan LAN (100 Mbps) dimungkinkan terjadi sekitar 2404 komunikasi menggunakan CODEC G.723.1 Pada saat menggunakan CODEC GSM dalam satu komunikasi akan memakai bandwidth sekitar 34 Kbps yang menghasilkan percakapan dengan suara jelas dan tidak terdapat delay. Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat jika komunikasi yang terjadi bertambah menjadi dua kali lipat dari semula maka bandwidth yang digunakan menjadi sekitar dua kali lipat dari bandwidth semula. Pada saat dua komunikasi berlangsung, bandwidth yang digunakan telah melampaui bandwidth yang disediakan sehingga terjadi delay namun percakapan masih jelas karena selisih bandwith tidak terlalu besar. CODEC GSM menggunakan 34.77 Kbps untuk satu komunikasi, dalam LAN tersedia bandwidth 100 Mbps jika menggunakan switch 100 Mbps / 34.77 Kbps = 2876.04 Dari perhitungan di atas pada jaringan LAN (100 Mbps) dimungkinkan terjadi sekitar 2876 komunikasi menggunakan CODEC GSM

123 4.4 Perbandingan Sistem yang Diimplementasi dengan PBX untuk SOHO Sistem yang diimplementasikan juga dibandingkan dengan PBX tradisional yang umumnya digunakan pada Small Office Home Office (SOHO), perbandingan ini dilakukan untuk melihat pencapaian dari sistem yang telah diimplementasikan. Pencapaian yang dimaksud adalah fitur-fitur pada PBX yang telah diujicobakan. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara sistem SIP PBX yang diimplementasikan dengan PBX tradisional untuk SOHO : Tabel 4.14 Perbandingan Sistem SIP PBX dengan PBX tradisional untuk SOHO Feature PBX tradisional untuk SOHO Sistem dengan AsteriskWin32 Maksimum user Terbatas (hardware) Terbatas (Kemampuan server) Terima telepon dari PSTN lain Bisa Bisa Harga implementasi Murah Sedang Sesi komunikasi Real time Delay Call Parking Tidak Ya Call Transfer Ya Ya Voice Mail Tidak Ya Voice Conference Tidak Tidak Dari tabel di atas didapatkan bahwa salah satu keunggulan dari AsteriskWin32 adalah maksimum user tergantung dari kemampuan server yang berupa komputer dimana dengan meningkatkan kemampuan komputer tersebut maka jumlah user yang dapat ditangani juga akan semakin besar, berbeda jika dibandingkan dengan PBX

124 tradisional yang membutuhkan PBX yang baru jika ingin meningkatkan jumlah user yang akan ditangani. Pada sistem yang diimplementasikan terdapat fitur call parking dan voice mail yang tidak dimiliki PBX tradisional untuk SOHO. Sistem PBX tradisional memang memiliki keunggulan dibandingkan dengan AsteriskWin32 yaitu implementasi yang lebih murah dan memiliki delay yang lebih kecil. 4.5 Perbandingan Tarif Panggilan ke PSTN Sistem yang Diimplementasi dengan SistemVoIP Komersil Tabel 4.15 Perbandingan Tarif Panggilan ke PSTN Waktu Sistem SIP-PSTN VoIP Komersil- PSTN (Rp/min) Vbuzzer VoIPDiscount Vyke Vonage 08.00 s/d 18.00 18.00 s/d 08.00 Jakarta 122 374.54 694.83 446.08 730.8 Bandung 122 511.56 694.83 1003.33 1096.52 Jakarta 83 374.54 694.83 446.08 730.8 Bandung 83 511.56 694.83 1003.33 1096.52