berada dibawah tuntutan tugas yang harus dihadapinya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA SOPIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Stres adalah konsekuensi yang tidak terhindarkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacammacam,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA STRESS KERJA DENGAN PERSEPSI KETAATAN TERHADAP ATURAN LALU LINTAS PADA SUPIR BUS JURUSAN PURWODADI-SOLO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sektor dan Wilayah (Undang-undang Lalu Lintas No. 14 Tahun 1992). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat

FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas

GAMBARAN STRES KERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PADA PENGEMUDI BUS PATAS 9B JURUSAN BEKASI BARAT- CILILITAN/KAMPUNG RAMBUTAN, TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makna hidup seseorang turut ditentukan, sejauh mana seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Factory 2 PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB VI PENUTUP. terkait langsung dengan sistem transportasi. Evaluasi dari manajemen sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas dari sebuah organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan lingkungan seperti lingkungan politik, ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hasibuan (2007) Byars dan Rue Sutrisno (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

2016 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN COPING STRATEGY PADA PENGEMUDI MOBIL PRIBADI DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan baru semakin memperburuk suasana. Dalam sebuah survei yang dilakukan Princeton Survey Research

Oleh karenanya diperlukan kerja sama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stress tersebut.

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.pembangunan kesehatan harus mencakup

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi bangsa Indonesia, pendidikan adalah hal yang sangat penting. Cita-cita untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembuluh darah yang pecah atau terhalang oleh gumpalan darah sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas kesehariannya. Tak hanya pendidikan dan kesehatan sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian dari. manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Pratiwi Andiningsari, FKM UI,

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. atau kerja yang menghasilkanuangbagi seseorang (KBBI, 1994).Dalam

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. distribusi sangat tergantung kepada pemilihan moda transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas

2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLIN BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan merata baik secara materiil maupun spiritual. Dimana tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat (Suma mur, 2013). Manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan baik secara fisik maupun mental. Kemampuan mental manusia yang dipergunakan untuk memroses dan mereaksi informasi dapat mengalami kondisi yang overloaded. Hal ini disebabkan kemampuan mental manusia untuk menyelesaikan tugas yang bertumpuk-tumpuk dalam rentang waktu yang panjang ada batasnya. Kesalahan-kesalahan berupa mistakes, errors, dan kesalahan dalam pengambilan keputusan terjadi ketika tuntutan suatu tugas telah melampaui batas kemampuan mental manusia yang mengakibatkan stress. Menurut Tulus Winarsunu (2008), Stress yang dialami oleh individu seringkali disebabkan oleh suatu kondisi dimana kemampuan individu berada dibawah tuntutan tugas yang harus dihadapinya. Stres dapat dialami dalam berbagai situasi kehidupan manusia. Salah satu situasi yang cukup mendapat banyak perhatian dalam kaitannya dengan stress 1

2 adalah dunia kerja. Dunia kerja merupakan salah satu konteks yang tidak luput dari fenomena stres. Stres yang dialami dalam dunia kerja sering disebut dengan stres kerja (occupational stres). Menurut Rice yang dikutip oleh Anies (2004), seseorang dapat dikategorikan mengalami stress kerja adalah apabila stress yang dialami melibatkan juga pihak organisasi perusahaan tempat orang yang bersangkutan bekerja. Stress kerja yang dialami oleh seseorang akan terlihat dari beberapa gejala dari perubahan pada fisik, emosi dan perilaku manusia. American Psycological Association (APA) pada tahun 2009 menyatakan bahwa penderita stress mengeluhkan adanya perubahan fisik seperti sulit tidur (insomnia) sebanyak 47%, mudah lelah sebesar 43%, sakit kepala sebesar 34%, dan keluhan pada pencernaan sebesar 27%. Perubahan emosi yang dikeluhkan berupa perasaan mudah marah sebesar 45%, kehilangan motivasi dan energi sebesar 40% dan depresi sebesar 34%, sedangkan perubahan perilaku yang diakibatkan stress yaitu menurunkan produktivitas dan kualitas kerja, menunda ataupun menghindari pekerjaan/tugas, cenderung berbuat kesalahan, cepat lupa, sukar berkonsentrasi, peningkatan absensi, meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi seperti ngebut, meningkatnya agresivitas, serta kehilangan spontanitas dan kreativitas. Menurut survey yang dilakukan Yale University menunjukkan bahwa sebanyak 29% pekerja di Amerika mengalami stress di tempat kerja (Steven, S., dkk, 1998). Sedangkan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan, 6% masyarakat Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional (Riskesdas, 2013).

3 Secara teknis pengemudi adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam arus berlalu lintas. Keadaan yang demikian ini yang pada akhirnya akan menuntut pengemudi sebagai aktor penting dalam mengemudi untuk dapat memahami peraturan yang ada didalam berlalu lintas dan bertanggung jawab atas keselamatan atas keselamatan penumpangnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin berlalu lintas pengemudi adalah Stress kerja, sebagaimana pendapat Cox (dalam Gibson, 1995) stres kerja dapat berdampak negatif terhadap perilaku, subjektf, kognitif, fisiologis dan organisasi. Adanya fakta secara subtantif pekerjaan sebagai pengemudi mobil adalah pekerjaan dengan muatan stress yang tinggi. Stress yang dialami para pengemudi lama kelamaan akan mengarah kepada perasaan apatis, tidak peduli dan tidak bertanggung jawab. Persepsi ini sendiri merupakan sumber-sumber stress yang potensial bagi pengemudi ditambah dengan kenyataan riil dilapangan dan kurangnya dukungan sosial (social support) terhadap pengemudi dari lingkungannya (Sarafino dalam Muluk 1996). Penelitian yang telah dilakukan oleh Nadya (2008) mengenai Gambaran Stress Kerja dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada Pengemudi Bus Patas 9B Jurusan Bekasi Barat Cililitan/Kampung Rambutan menunjukkan dari 49 pengemudi Bus Patas 9B, sebanyak 25 orang mengalami (51%) mengalami stress sedang, sisanya 24 orang (49%) mengalami stress ringan dan tidak ada yang mengalami stress berat. Penelitian Galuh (2015) mengenai Faktor-Faktor yang berhubungan dengan terjadinya Stres Kerja pada Pengemudi Taksi New Atlas Semarang

4 didapatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan stres kerja adalah umur (p value=0,016), masa kerja (p value=0,005) dan upah/pendapatan (p value=0,016). Hasil penelitian yang dilakukan Yudha (2009) mengenai Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Stres Kerja Pada Bagian Produksi Industri Mebel PT. ChiaJiann Indonesia Furniture diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stres kerja (p<0,05) adalah masa kerja(p= 0,019), beban kerja (p=0,014) dan faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian stres kerja (p>0,05) adalah jenis kelamin. Stres pada pekerja dapat disebabkan dari faktor lingkungan kerja yang kurang nyaman, beban kerja yang terlalu besar, rendahnya pendidikan dan upah atau pendapatan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat dirasa kurang oleh pekerja cenderung dapat menyebabkan stress. Sebuah survei atas pekerja di Amerika Serikat menemukan bahwa 46% pekerja merasakan pekerjaan mereka penuh dengan stress dan 34 % berpikir serius untuk keluar dari pekerjaan mereka karena stres di tempat kerja (Eko sasono, 2004). Menurut Stranks (2005), stress kerja yang dialami pekerja tidak hanya merugikan bagi pekerja tetapi juga perusahaan. Dampak stress kerja yang dialami oleh pekerja dapat mempengaruhi performa dalam mencapai target perusahaan. Selain itu, menurut WHO, organisasi yang tidak sehat tidak akan mendapatkan usaha terbaik yang diberikan para pekerjanya. Hal ini tidak hanya berdampak pada performa organisasi tetapi juga keberlangsungan organisasi kedepannya.

5 GRHA TRAC-Astra Rent a Car adalah anak perusahaan dari PT Serasi Autoraya dan bagian dari PT Astra Internasional Tbk yang menyediakan layanan solusi transportasi di Indonesia selama lebih dari 28 tahun pengalaman. GRHA TRAC sudah memiliki lebih dari 33.000 Unit dengan berbagai jenis kendaraan yang telah beroperasi di lebih dari 5.600 perusahaan pelanggan dan didukung oleh lebih dari 9.000 driver profesional. GRHA TRAC melayani berbagai industri baik di daerah perkotaan sampai ke daerah terpencil, melalui 34 kantor cabang, 35 service point, 69 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia dan salah satunya ada di Kota Medan. Hasil survey awal yang dilakukan penulis di GRHA TRAC Medan, didapatkan informasi bahwa pengemudi mobil melakukan perjalanan didalam kota dan luar kota. Kepadatan arus lalu lintas dan kemacetan yang sering terjadi didalam kota merupakan salah satu hal yang dapat memicu terjadinya stress pada pengemudi. Bagi pengemudi yang melakukan perjalanan ke luar kota hal yang dapat memicu terjadinya stress pada umumnya adalah jarak tempuh perjalanan yang jauh. Hal lain yang dapat memicu terjadinya stress pada pengemudi adalah kondisi pekerjaan seperti, lama kerja (jam kerja) yang tidak tetap. Beberapa gejala stress yang ditemukan pada pengemudi mobil GRHA TRAC saat survey awal diantaranya sakit kepala, mudah lelah secara fisik, hilangnya konsentrasi, merasa bosan selama perjalanan. Sedangkan dalam bekerja setiap pengemudi dituntut benar-benar siap semuanya, mulai dari mental dan keberadaan fisik pengemudi itu sendiri. Pengemudi juga dituntut tidak stress, agar saat mengemudikan mobil benar-benar konsentrasi penuh.

6 Dari uraian tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengemudi merupakan individu yang mempunyai kerentanan terhadap stress. Pengemudi yang mengalami stress tentu tidak akan bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara maksimal. Hal ini disebabkan karena stress yang dialami akan mengakibatkan seseorang menjadi tertekan dan menimbulkan ketegangan yang berpengaruh pada emosi. Adanya kenyataan masih banyak masyarakat yang kurang menghormati sesama pengguna jalan, kurang sabar, berdisiplin rendah, dan kurang memahami aturan lalu lintas. Hal itu menunjukkan tingkat emosi pengemudi kendaraan perlu mendapat perhatian khusus. Pengemudi yang tidak dapat memenuhi tuntutan perannya kemungkinan akan mengalami masalah-masalah psikologis dan tekanan sehingga akan menimbulkan stress. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di GRHA Trac Medan Tahun 2017. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah yaitu, faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan stress kerja pada pengemudi mobil GRHA Trac Medan tahun 2017. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stress kerja pada pengemudi mobil GRHA TRAC Medan tahun 2017.

7 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan antara umur pengemudi dengan stress kerja. 2. Mengetahui hubungan antara masa kerja dengan stress kerja. 3. Mengetahui hubungan antara lama kerja dengan stress kerja. 4. Mengetahui hubungan antara hubungan interpersonal dengan stress kerja. 1.4 Hipotesis Penelitian 1. Adanya hubungan antara faktor umur dengan stress kerja. 2. Adanya hubungan antara faktor masa kerja dengan stress kerja. 3. Adanya hubungan antara faktor lama kerja dengan stress kerja. 4. Adanya hubungan antara hubungan interpersonal dengan stress kerja. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Dapat menjadi sarana belajar untuk mengetahui teori-teori yang diperoleh dalam penelitian, selain itu untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman terutama dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, khususnya stress kerja sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya. 3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan serta memberikan informasi pada perusahaan mengenai stress kerja pada pengemudi sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan upaya pengendalian terhadap stress kerja.