Puisi Wajib TANAH AIR MATA Oleh: Sutardji Calzoum Bachri

dokumen-dokumen yang mirip
Disajikan pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru SMA Bidang Studi Bahasa Indonesia. oleh Drs. H. Ma mur Saadie.M.Pd

Data buku kumpulan puisi

PUISI WAJIB YANG DISEDIAKAN :

LAMPIRAN NASKAH PUISI. Naskah Puisi 01 SATU Sutardji Calzoum Bachri

BAB 3 METODE PENELITIAN

scan/foto formulir yang sudah diisi dan bukti kartu pelajar b. Whatsapp ke dengan menyertakan attachment/lampiran berupa

PUISI LBPPR 2017 PENYISHAN TAHAP 1 (PELAJAR)

KUMPULAN PUISI KAHLIL GIBRAN

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Lampiran DAFTAR PUISI UNTUK BABAK PENYISIHAN. Chairil Anwar: CATETAN TH. 1946

Chairil Anwar AKU. Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu

MAJELIS PERWAKILAN KELAS ( MPK ) SMA NEGERI 1 SRAGEN Jalan Perintis Kemerdekaan 16 Telp. ( 0271 ) Sragen

Musim Semi Merah. Dyaz Afryanto

cinta seringkali lebih mudah didefinisi dengan air mata... Aku Bukan Pergi, Tapi Menjelma Jadi Rindu dan Berkelana di Hatimu.

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Sepasang Sayap Malaikat

Oleh: Yasser A. Amiruddin

JAKARTA Jakarta. Aku menemukan sebuah nama; kamu.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SILABUS

Karena Kita Adalah Hujan

IQBAL AR. Nyanyian. Sebuah Kumpulan Puisi. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NYANYIAN. Oleh: IQBAL AR. Copyright 2018 by IQBAL AR

Artikel Bahasa Indonesia

TINTA ITU BUTA Kumpulan Puisi atau Semacamnya Zaki Ef

Tentang Mencintaimu. Lelah kita terjerat pada noktah di malam buta. Di mana aku hanya menemukan siluet aromamu

MASYA ALLAH. Sempurna Tuhan menciptakan Dirimu yang tiada cela Kurasa engkaulah orangnya Yang tercantik di jagat raya

Bacalah puisi berikut! Meski kini Mampu aku berdiri, berjalan sendiri Tetapi aku anakmu, butuh kasihmu Ibu.. Tema dari puisi tersebut adalah.

ku yakin, ada makna di balik terjadinya segala sesuatu. Ada makna di balik air mengalir. Ada makna di balik panasnya api.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

Surga, Neraka dan Waktu Yang Terakhir (Hari Penghakiman)

Last Child. Indahkah Perbedaan. Ku lihat dari matamu Yang gambarkan tanda tanya yang membisu Saat ku raih keputusanku melepas cintamu

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

JMSC Tingkat SD/MI2017

Berlari. Nurlaeli Umar

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Di bawah daun yang menggugur dan resah embun menembus kulitku di remang bulan malu-malu aku memikirkanmu

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

tumbuhan di sekitar pelajaran 8

KOMPETENSI 10 EKSPRESI HATI. Standar Kompetensi Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Untuk siapa pun yang meyakini, kalau semua dapat dirubah.

HW Prakoso. Yang Terabaikan. ~ Kumpulan Naskah Gatot!! ~ Publishing

Dar Almady. Almady s List: Puisi Senandung Jangkrik. Bagian 2

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

angkasa. Tidak ada lagi gugusan bintang dan senyuman rembulan. Langit tertutup awan kelam. Dan sesaat kemudian hujan turun dengan deras.

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

MUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat

(Republika, 15 Maret 1998) 1. Tanah airmata tanah tumpah dukaku

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.6

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

Ditulis oleh Ida Ar-Rayani Selasa, 30 Juni :03 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :13

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita?

LUKISAN JIWA PEREMPUAN

Ruang Rinduku. Part 1: 1

SEBUAH NAMA DI JALUR PANTURA. Sebuah nama menuntunku untuk mengingat lagi Kau, gadis kecil baik hati, Yang kukenal lewat dongeng tengah malam

KU INGIN GAPAI CINTAKU

Pancor. Sebuah desa terpencil di sebelah timur pulau Lombok menawarkan kisah nyata yang begitu memotivasi dalam mengarungi dahsyatnya gelombang

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

Rela berbagi ikhlas memberi

Kumpulan fenomena rasa tercurahkan oleh kata yang. berharap bermakna untuk pembaca sebagai inspirasi. dari sebuah persepsi.

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

Sensualita Pengantin Langit

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY

Larantuka. Mungkin sekembalinya pagi Kita akan bertemu pada tepian lautmu

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu

akulah si telaga: berlayarlah di atasnya; berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;

dengan penuh hormat. rumah. mata.

Kura-kura dan Sepasang Itik

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

TATA IBADAH KELUARGA GABUNGAN GPIB Jemaat IMMANUEL di DEPOK Rabu, 2 Desember 2015 MENGHADAP TUHAN

PUISI PESAN PENCOPET KEPADA PACARNYA. Karya: WS. RENDRA

Lampiran 1. Data Pemajasan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan Rakyat edisi Minggu bulan Januari Maret 2012.

Dhekamora BUNGA INI HANYA UNTUKMU

---- saat teduh---- (berdiri) ~ MENGHADAP TUHAN ~ Jemaat Menyanyi: GB No. 15 : bait 1 kantoria Haleluya, Puji Tuhan -1-

1965 (Abdul Hadi WM Meditasi. Jakarta: Balai Pustaka)

DISIAPKAN MENJADI SAKSI

Aku Mencintai dan Dicintai Cinta

Budi Mulyanto. Hati Bicara

KASIH. Embusan angin panas menghempas Membakar semua yang dilaluinya Bara panas membara membahana Menghanguskan makhluk persada

cinta lingkungan pelajaran 3

131313GAGAK. Oleh: Zahratul Wahdati. Aku ingin mengirim burung gagak ke rumahmu, Nek.

(prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Bagian: 1 Merindu Rindu

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Peningkatan Kosakata Bahasa Anak Usia 3 4 Tahun Sesuai Indikator Pembelajaran.

Prolog. Entah kenapa puisi yang kugubah. Padahal aku bukannya mahir berkata-kata. Kurasa, ini karenamu juga:

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Karya-Karya. Agus Sri Purwanto

Transkripsi:

Puisi Wajib TANAH AIR MATA Oleh: Sutardji Calzoum Bachri Tanah airmata tanah tumpah darahku Mata air airmata kami Air mata tanah air kami Di sinilah kami berdiri Menyanyikan airmata kami Dibalik gembur subur tanahmu Kami simpan perih kami Dibalik etalase megah gedung-gedungmu Kami coba sembunyikan derita kami Kami coba simpan nestapa Kami coba kuburkan duka lara Tapi perih tak bisa sembunyi Ia merebak kemana-mana Bumi memang tak sebatas pandang Dan udara luas menunggu Namun kalian takkan bisa menyingkir Kemana pun melangkah Kalian pijak air mata kami Kemana pun terbang Kalian hinggap di air mata kami Kemana pun berlayar Kalian arungi air mata kami Kalian sudah terkepung Takkan bisa mengelak Takkan bisa kemana pergi Menyerahlah pada kedalaman air mata kami Sumber: Tidak Ada Nama. 2002. Majalah Sastra Horison: Edisi Khusus Puisi Internasional Indonesia Tahun XXXV no. 4. Jakarta: Yayasan Indonesia

Puisi Bebas DALAM DOAKU Oleh : Sapardi Djoko Damono dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu, dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku aku mencintaimu. itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu Sumber: Damono, Sapardi Djoko (1994). Hujan Bulan Juni. Jakarta: Grasindo.

AKU INGIN Oleh : Sapardi Djoko Damono aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada Sumber: Damono, Sapardi Djoko (1994). Hujan Bulan Juni. Jakarta: Grasindo. ASMARADANA Oleh: Goenawan Mohamad Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bimasakti yang jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak ada yang berkata-kata. Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta, nasib, perjalanan dan sebuah peperangan yang tak semuanya disebutkan. Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh ke utara, ia tak akan mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba, karena ia tak berani lagi. Anjasmara, adikku, tinggalah, seperti dulu. Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu. Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan wajahku, kulupakan wajahmu. Sumber: Waluyo J. Herman. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga

ELEGI Oleh: Toeti Heraty kau gelisah sayang, katakan itu cinta tampaknya malam akan menyingkirkan awan tetapi pucuk-pucuk mendung memercikkan getar pohon tegak-tegak rumput semak dan riuh kota telah lelap bersembunyi dalam satu nada sunyi menunggu adalah pembunuan lambat yang sedang berlalu dan semangat hidup hilang melewati lobang-lobang dalam kelam kau gelisah sayang, katakan itu cinta kau membuang muka tak mau melihat bulan dilingkari sepi sepi dan detak jantung dua-duanya menjadi degup lambat dan semakin berat menunggu taufan selesai. Sumber: Ratna. (2007). Review Buku Nostalgia = Transendensi dalam Goodreads Indonesia. Diakses pada 7 September 2017 di www.goodreads.com/review/show/6451434

KEPADA KAWAN Oleh: Chairil Anwar Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat, mencengkam dari belakang tika kita tidak melihat, selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa, belum bertugas kecewa dan gentar belum ada, tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam, layar merah berkibar hilang dalam kelam, kawan, mari kita putuskan kini di sini: Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri! Jadi Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan, Tembus jelajah dunia ini dan balikkan Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu, Pilih kuda yang paling liar, pacu laju, Jangan tambatkan pada siang dan malam Dan Hancurkan lagi apa yang kau perbuat, Hilang sonder pusaka, sonder kerabat. Tidak minta ampun atas segala dosa, Tidak memberi pamit pada siapa saja! Jadi mari kita putuskan sekali lagi: Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi, Sekali lagi kawan, sebaris lagi: Tikamkan pedangmu hingga ke hulu Pada siapa yang mengairi kemurnian madu!!! Sumber: Anwar, Chairil. (2015). Aku Ini Binatang Jalang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama