PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA Oleh : Edy Legowo Abstrak Koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama degan asas kekeluargaan. Koperasi Insan Fathonah yang didirikan pada tanggal 10 Januari 2009 yang berlokasi di dukuh Wonorejo, desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Karanganyar. Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi Insan Fathonah yaitu mengembangkan produk olahan dari ketela berupa keripik ketela dengan omzet 2 juta per bulan. Usaha ini mulai dirintis 3 bulan yang lalu, dengan cara sangat sederhana sehingga produksi keripik tidak bisa optimal. Tujuan dari penelitian ini agar Koperasi Insan Fathonah dapat memproduksi keripik ketela aneka rasa dengan alat dan mesim produksi yang mendukung sehingga omzet koperasi dapat ditingkatkan. Kegiatan ini dilakukan dengan metode pelatihan inclass dan praktik outclass. Dengan kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan anggota koperasi Insan Fathonah dalam mengolah olahan ketela berupa keripik yang beraneka rasa sehingga omzet mereka dapat meningkat. PENDAHULUAN Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dikatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan Salah satu koperasi yang sedang berkembang yaitu Koperasi Insan Fathonah yang didirikan pada tanggal 10 Januari 2009 yang berlokasi di dukuh Wonorejo, desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Karanganyar. Sampai saat koperasi Intan memiliki anggota 37 orang. Dengan rata-rata pendidikan anggotanya adalah lulusan SMU. Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi Insan Fathonah yaitu mengembangkan produk olahan dari ketela berupa kripik ketela. Ketela merupakan produk pertanian yang mudah ditemukan di seluruh Indonesia. Tanaman ketela banyak dijumpai pada saat musim kering. Ketela dapat ditanam pada jenis tanah apapun serta mengoptimalkan lahan lahan yang belum maksimal produksi. Usaha mengolah ketela menjadi keripik ini mulai dirintis 3 bulan yang lalu, dengan
cara yang masih sangat sederhana yaitu semua pekerjaan mulai dari pengupasan kulit ketela, merajang ketela, pemasakan dan pengemasan dikerjaan secara manual, sehingga produksi keripik tidak bisa optimal. Omzet yang dimiliki saat ini baru 2 juta rupiah. Langkah pembuatan keripik kentang yang dilakukan oleh Koperasi Insan Fathonah: Pemilihan bahan baku yaitu dari ketela yang cukup tua dan manis. Ketela dipilih sesuai dengan kualitas dan besar-kecilnya umbi agar memiliki kualitas yang sama. Umbi ketela yang sudah dipilih kemudian dikupas dengan menggunakan pisau yang tajam. Pengupasan kulit dilakukan dengan digarit dengan ujung pisau kemudian dikelupas hingga bersih. Umbi ketela yang sudah dikuliti kemudian dicuci hingga bersih.kemudian dibilas hingga bersih sehingga kotoran benar-benar hilang. Umbi ketela direndam dalam air bersih dengan tujuan untuk menghindari kontak oksidasi dengan udara oleh enzim polifenolase yang mengubah senyawa polifenol (tannin) menjadi senyawa hitam. Umbi ketela yang telah direndam selanjutnya diris-iris atau dirajang dengan menggunakan pisau. Hasil ini disebut keripik ketela mentah. Setelah diiris-iris, keripik dijemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering kemudian digoreng dengan minyak panas. Kekurangan yang dialami oleh Koperasi Insan Fathonah yaitu saat musim penghujan karena koperasi ini belum memiliki mesin pengering buatan. Untuk pemberian aneka rasa, dicampur setelah keripik matang. Permasalahan yang dihadapi oleh koperasi Insan Fathonah secara rinci dan yang harus segera dicarikan solusinya adalah sebagai berikut : Tidak bisa memenuhi permintaan pasar keripik ketela, karena produksinya masih rendah akibat alat produksinya masih manual. Produksi manual mulai dari pemilihan bahan, pengupasan kulit, perendaman, pengirisan/perajangan, pengeringan hingga penggoregan menjadi keripik matang aneka rasa. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan anggota koperasi dalam membuat aneka olahan ketela. Anggota KoperasI Insan Fathonah hanya memproduksi olahan ketela berupa keripik saja.
Kurangnya modal menyebabkan penyediaan bahan baku dan penunjang kurang maksimal sehingga produksi tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar. Kurang menguasai manajemen keuangan sehingga pengelolaan administrasi keuangan masih lemah. Tujuan dari penelitian ini antara lain: Diproduksinya aneka keripik dengan rasa keju, mlinjo, gadung dan coklat yang higienis dan berkualitas dalam aneka kemasan ( ½ ons, 1 ons, ½ kg, ¼ kg dan 1 kg). Harga 1 kg kripik rasa keju Rp 25.000,00, rasa mlinjo, gadung dan coklat Rp 22.000,00. Kripik yang saat ini diproduksi koperasi Insan Fathonah harga 1 kg = Ro 15.000,00. Jadi ada peningkatan margin keuntungan yang signifikan. Penggunaan mesin perajang, peniris, oven dan pengengas, kapasitas produksi aneka rasa kripik ketela dapat ditingkatkan semula 8-10 kg/hari menjadi 30-40 kg/hari. Dengan demikian permintaan pasar dapat dipenuhi, sehingga omzet koperasi dapat ditingkatkan. Terbentuknya jiwa wirausaha bagi anggota koperasi. Meningkatnya ketrampilan peserta dalam proses produksi ketela terolah, terasahnya ketrampilan dalam menejemen keuangan, dan majemen pemasaran. Terbukanya peluang usaha bagi masyarakat di luar anggota koperasi untuk bergabung mengikuti usaha ini dan koperasi siap menampung hasil produksinya sehingga memberikan peningkatan pendapatan bagi masyarakat sekitar. Pemberdayaan petani ketela untuk dapat meningkatkan produksinya. METODOLOGI PENELITIAN Waktu kegiatan secara efektif akan dilaksanakan selama 8 bulan. Adapun susunan kegiatan dan waktu efektif pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan motivasi usaha, pembentukan jiwa kewirausaha dan penguasaan manajemen usaha maka dilakukan pelatihan in class sebagai berikut : Pelatihan motivasi
Pelatihan dan pembekalan kewirausahaan Pelatihan majemen produksi, manajemen keuangan dan manajemen pemasaran. Implementasi produksi aneka rasa kripik ketela melalui praktek out class sebagai berikut : Praktek pemilihan, seleksi ketela dan persiapan pembuatan keripik Ketela yang berkualitas baik cirinya adalah segar/baru dipetik, besarnya sedang, diusahakan uniform (besar seragam), bentuk bulat lurus, kulit tidak bergelombang, tidak ditemukan hama di dalam ketela, warna buah putih, empuk tidak kenyal. Praktek pembuatan aneka rasa kripik ketela. Alat yang digunakan mesin perajang ketela kapasitas merajang 100 kg/hari. Setelah ketela dirajang, direndam, digoreng, ditiriskan dan dioven, diberikan tasty rasa keju, mlinjo, gadung dan coklat. Kemudian dilakukan pengemasan dengan menggunakan mesin pengemas dan pelabelan. Stimulan modal berupa peralatan yang memadai sangat membantu dalam proses produksi sehingga target penjualan dapat dicapai.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan secara keseluruhan berlangsung dengan baik. Hal ini terlihat dengan antusiasme peserta kegiatan dalam mengikuti setiap acara. Selain aktif dalam setiap kegiatan, mitra dengan suka rela bersedia membantu menyediakan perlengkapan maupun bahan-bahan yang digunakan dalam pelatihan. Dari target luaran yang ditetapkan, maka hasil dari kegiatan tersebut adalah: Ketela dapat di produksi dengan tiga rasa yaitu, rasa asin, balado dan barbeque dalam aneka kemasan ( ½ ons, 1 ons, ½ kg, ¼ kg dan 1 kg). Kripik yang diproduksi koperasi Insan Fathonah dahulunya harga 1 kg = Ro 15.000,00 sekarang menjadi Rp 22.000,00-Rp 25.000,00 tergantung dengan rasanya. Penggunaan mesin perajang, peniris, oven dan pengengas, kapasitas produksi aneka rasa kripik ketela dapat ditingkatkan semula 8-10 kg/hari sekarang menjadi 12-15 kg/hari Pengembangan jaringan pemasaranan dengan cara menitipkan keripik ke warung-warung sekitar koperasi hingga ke pedagang-pedagang pasar di Kecamatan Bejen. Dilakukan pembukuan untuk kegiatan usaha tersebut. Pembukuan adalah pencatatan transaksi keuangan. Transaksi meliputi penjualan, pembelian, pendapatan, dan pengeluaran oleh perseorangan maupun organisasi. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk mengolah ketela menjadi lebih bernilai jual. Anggota koperasi Insan Fathonah diberikan pelatihan maupun praktik langsung sehingga keterampilan mereka semakin bertambah dalam mengolah ketela. Ketela tidak hanya diolah menjadi keripik namun olahan lainnya seperti tepung bahkan bioethanol yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar.
Adapun ilustrasi keuntungan dari kegiatan pengolahan dan pemasaran ketela olahan adalah sebagai berikut Ilustrasi Investasi (Rupiah) Penjualan Harga satuan faktor kali satu bulan Harga jual 1 Kg 12,000 81 kg 972,000 1/2 kg 6,000 40 kg 240,000 1/4 kg 3,000 21 kg 63,000 I ons (100 gr) 500 10 kg 50,000 1/2 ons (50 gr) 100 10 kg 20,000 Pendapatan kotor perbulan 162 1,345,000 Biaya Produksi tela per 1 kg 1,000 360 kg 360,000 garam per 1/2 kg 4,000 2 kg 4,000 Gas 13,000 2 tabung 19,500 Minyak goreng per 5 L 54,000 2 L 81,000 Bumbu 2 rasa per 1/2 kg 100,000 1 Kg 100,000 Tenaga 5,000 2 orang 300,000 Total Beaya perbulan 864,500 Total Pedapatan bersih perbulan 480,500 INDIKATOR KEBERHASILAN Indikator keberhasilan kegiatan tampak dengan adanya kenaikan jumlah pendapatan yang
dihasilkan dari penjualan produk kripik ketela. Selain itu penambahan vaian rasa balado dan barbeque yang semula tidak ada merupakan salah satu bentuk manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini. Penggunaan alat berupa mesin pengiris ketela di rasa dapat meningkatkan kapasitas produksi maupun efisiensi waktu. KEBERLANJUTAN Keberlanjutan dari kegiatan ini diharapkan untuk kedepannya produk olahan ketela dapat menjadi usaha yang prospektif, namun setiap keberadaan produk baru membutuhkan waktu untuk dapat di kenal masyarakat. Sehingga diharapkan kegiatan IbM ini dapat berlanjut yaitu dengan mengestablishkan produk yang telah dibuat serta medeversifikasikan produk olahannya. Mitra sendiri masih merasa perlu adanya pendampingan pemasaran agar serapan pasar dapat di tingkatkan. Sedangkan proses produksi masih perlu ditingkatkan efisiensinya, sehingga per kg ketela mentah dapat di olah secara maksimum dengan meminimalkan sisa yang terbuang. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu dengan adanya kegiatan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh mitra Koperasi Insan Fathonah. Disamping berhasil meningkatkan kesadaran berwirausaha dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan dalam pengolahan ketela, dalam jangka waktu satu bulan uji coba produksi dan penjualan kripik ketela dapat mendatangkan laba bagi koperasi tersebut. Hal yang terpenting adalah kesadaran dan kemauan anggota koperasi untuk berwirausaha salah satunya dalam pembuatan kripik ketela tersebut sebagai potensi local di daerahnya. DAFTAR PUSTAKA Ahit, O.P.; S.E. Abit and M.B. Posas. Growth and development of Cassava Under The Traditional and The Mukibat System of Planting. Annal of Tropical Research 3(3):
187-198. Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta Bigcassava.com. 2007. Proyek Pengembangan Budi Daya Singkong Varietas Darul Hidayah Sebagai Upaya Meningkatkan Tarap Kehidupan Ekonomi Petani, Sekaligus Mengintip Peluang Pengembangan Bahan Baku Biofuel. http://www.bigcassava.com Danarti dan Sri Najiyati. 1998. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Swadaya, Jakarta. Rahmat Rukmana, H. Ir. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.