I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah penduduk dan sempitnya lahan pertanian, maka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat terus bertahan dalam industri dan mencapai tujuan yang diharapkan,

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan pula kebutuhan konsumsi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

I. PENDAHULUAN. saja tingkat pendidikan tetapi faktor kedisiplinan, kerja keras dan kreativitas dapat

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

I. PENDAHULUAN. panen, produksi buah-buahan berlimpah sehingga harga jualnya rendah. Petani tidak dapat menyimpan buah-buahan lebih lama karena umur

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

I. PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pembangunan di bidang industri, dalam

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

Jurnal Dinamika Manajemen

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN DIVERSIFIKASI KEMASAN KERIPIK DI CV. ASA-CIPTO ROSO (Didanai Hibah Hi-Link DIKTI) Oleh ABSTRAK

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, banyak sekali perusahaan melakukan inovasi produk.

ANALISA USAHA KERIPIK NANGKA DAN KERIPIK PISANG PANDA ALAMI DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

BAB I PENDAHULUAN. gedang di daerah Jawa, galuh di daerah Sumatra, harias di daerah Kalimantan,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Husna Purnama: Pengembangan Kemitraan dan Pembiayaan Usaha Kecil Menengah pada Sentra Kripik di Bandar Lampung

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

INurhaida Hamzah, Kesuma Sayuti. Fak. Teknologi Pertanian Universitas Andalas ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 4 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG

BABI. PBNDAilULUAN. Pisang merupakan buah yang telah lama dikenal oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

BAB I PENDAHULUAN. Perindustrian saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi.

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

I. PENDAHULUAN. strategis dan didukung dengan sarana trasportasi yang lancar memberikan dampak yang

Studi Kasus Pengembangan Usaha : Kolaborasi PTS, PRA dan IKM Keripik Tempe Pedan

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

The 7 th University Research Colloquium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan ekonomi yaitu memperoleh pendapatan atau penghasilan. Bekerja yang dimaksud adalah kegiatan rutin yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan penghasilan yang biasanya diukur dengan uang. Sebuah kegiatan dapat dikatakan sebagai pekerjaan jika kegiatan tersebut rutin dilakukan, setidaknya paling sedikit satu jam dalam satu minggu yang lalu dan menghasilkan uang. Pekerjaan yang dijalani berdasarkan motif ekonomi yaitu untuk memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan merupakan macam pekerjaan yang dimiliki atau dijalani seseorang berdasarkan tugas dan tempat bekerja. Jenis pekerjaan pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu usaha mandiri dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan bekerja pada orang lain atau menjadi pegawai. Pegawai bisa dikategorikan menjadi pegawai negeri yaitu seseorang yang bekerja pada instansi pemerintahan dan pegawai swasta yaitu seseorang yang bekerja kepada orang lain. Berbagai macam usaha mandiri muncul seiring makin berkembangnya perekonomian rakyat kelas kecil menengah. Industri kecil dan menengah merupakan salah satu komponen sektor pengolahan yang mempunyai sumbangan

2 cukup besar terhadap upaya menciptakan lapangan kerja baru dan membuka kesempatan masyarakat untuk berusaha yang kemudian bertujuan untuk memeratakan pendapatan. Usaha-usaha mandiri tersebut diwujudkan dalam industri-industri berskala kecil yang dirintis masyarakat mulai dari industri kerajinan tangan hingga industri makanan atau industri kecil lainnya. Industri ini biasanya memanfaatkan bahan-bahan yang murah dan mudah dijumpai di sekitar sebagai bahan bakunya. Seperti halnya industri keripik, di mana industri ini memanfaatkan hasil pertanian lokal, seperti pisang, singkong, talas, dan umbiumbian sebagai bahan baku utama pembuatan keripik. Keripik merupakan penganan ringan yang biasanya terbuat dari pisang, ubi kayu, ataupun kentang yang diiris tipis-tipis lalu digoreng (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:750). Keripik adalah makanan ringan yang diolah melalui teknologi yang sangat sederhana dan mudah. keripik merupakan hasil dari proses pengolahan makanan dengan cara menyusutkan atau mengurangi kadar air yang dikandung oleh buah-buahan melalui proses penggorengan hingga dihasilkanlah tekstur yang garing dan renyah. Tujuan dari proses ini adalah agar buah-buahan ataupun bahan baku keripik tersebut dapat tahan lebih lama dan tentu saja meningkatkan nilai tambah produk tersebut jika dijual. Jenis-jenis keripik yang sering kita jumpai adalah seperti keripik pisang, keripik singkong, keripik talas, keripik kentang, hingga keripik nangka dan keripik apel. Keripik pisang adalah salah satu makanan ringan yang dijadikan oleh-oleh atau buah tangan khas dari Provinsi Lampung. Keripik pisang ini kebanyakan terbuat dari jenis pisang kepok (Musa Paradisiaca forma typical) dikarenakan jenis

3 pisang ini memiliki kandungan padatan yang cukup tinggi sehingga sangat cocok untuk membuat keripik dan tepung pisang. Menurut Eddy dan Lilik (2006:29), syarat pisang untuk bahan baku pembuatan keripik pisang adalah pisang yang memiliki kandungan pati 16,5 19,5%. Oleh karena itu, keripik yang dihasilkan nantinya akan berwarna cerah, bertekstur renyah, dan berasa manis. Salah satu keripik hasil olahan yang khas dari Provinsi Lampung adalah keripik pisang. Keripik pisang asal Lampung sudah terkenal hingga keluar daerah. Keripik pisang Lampung berbeda dengan keripik-keripik pisang olahan dari daerah lain, karena keripik pisang Lampung telah dimodifikasi dengan aneka rasa mulai dari rasa coklat, keju, mocca dan balado atau buah-buahan seperti strawberry dan melon. Hal inilah yang memberi kekhasan keripik pisang Lampung yang kebanyakan dijadikan oleh-oleh khas asal Provinsi Lampung. Salah satu sentra industri keripik berskala rumah tangga dan kecil di Kota Bandar Lampung yaitu terletak di Kelurahan Segalamider, tepatnya di Jalan Pagar Alam Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung atau yang lebih dikenal dengan Gang PU. Sebagian besar daerah di Kecamatan Tanjungkarang Barat merupakan pusat industri dan perdagangan (Statistik Daerah Kecamatan Tanjungkarang Barat, 2011:1). Sehingga, sentra industri keripik yang berada di Kelurahan Segalamider merupakan salah satu contoh pusat industri sekaligus perdagangan yang ada di Kecamatan Tanjungkarang Barat. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan didirikannya sebuah industri baik industri besar maupun industri kecil adalah faktor lokasi, bahan mentah, modal, tenaga kerja, sarana transportasi, sumber energi, dan pemasaran. Bintarto

4 (1977:88) mengungkapkan bahwa munculnya industri di suatu wilayah didukung oleh tersedianya bahan mentah/dasar, tersedianya tenaga kerja, tersedia modal, lalu lintas yang baik, organisasi, keinsafan dan kejujuran masyarakat. Berdasarkan pendapat tersebut maka salah satu syarat penting berdirinya industri adalah tersedianya tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan komponen penting dalam industri, di mana tenaga kerja ini berperan dalam proses produksi barang dan jasa dari industri tersebut. Kartasapoetra (1987:94) mengungkapkan bahwa ketersediaan tenaga kerja memang merupakan salah satu syarat utama bagi perkembangannya kegiatan industri. Tenaga kerja merupakan orang-orang yang bersedia menyumbangkan tenaga, waktu, dan pikirannya dalam sebuah kegiatan pekerjaan dan mendapatkan balas jasa berupa upah yang biasanya dinilai dengan uang. Industri keripik yang telah dirintis sejak lama, sekarang telah berkembang dan produksinya semakin bertambah. Sehingga membutuhkan tenaga kerja karena tidak bisa lagi dikerjakan oleh anggota keluarga sendiri. Hal ini dikarenakan proses pembuatan keripik yang melalui beberapa tahapan, yaitu mulai dari mengupas pisang, mencuci, mengiris, membumbui, menggoreng hingga mengemas keripik dan kemudian menjaga kios. Oleh karena itu, dari tugas-tugas tersebut dibutuhkanlah orang lain yang bisa membantu menyelesaikan pekerjaan yang kemudian menjadi tenaga kerja atau karyawan pada usaha tersebut. Usaha keripik ini mulai dirintis pada tahun 2002 oleh salah seorang warga bernama Ibu Mery yang berdomisili di Kelurahan Segalamider tersebut, kemudian lama-kelamaan usaha ini diminati dan diikuti oleh orang-orang sekitar hingga kini

5 mencapai puluhan pengusaha. Setidaknya ada 17 unit usaha keripik yang dirintis baik secara mandiri ataupun dengan binaan oleh pihak lain, dan dengan total ada 27 kios dari industri-industri tersebut yang berjejer sepanjang jalan. Keripik yang dijual juga sangat beragam, bukan hanya keripik pisang saja, tetapi di kios tersebut juga memproduksi dan menjual keripik-keripik lain seperti keripik singkong, keripik ubi jalar, keripik sukun dan keripik nangka. Tenaga kerja pada industri ini berasal dari berbagai latar belakang, baik secara pendidikan, status perkawinan, bahkan asal daerah. Tidaklah sulit untuk menjadi tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider, untuk menjadi tenaga kerja pada industri tersebut tidaklah dituntut harus memiliki pendidikan tinggi ataupun keterampilan khusus, meskipun pada umumnya pendidikan merupakan standar yang biasanya digunakan untuk menerima orang sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider hanya dituntut memiliki semangat kerja yang tinggi, jujur, serta ulet. Industri keripik di Kelurahan Segalamider merupakan salah satu contoh industri berskala rumah tangga hingga kecil yang banyak menyerap tenaga kerja. Terbukti industri ini menyerap sebanyak 100 orang tenaga kerja. Berikut adalah tabel yang berisi tentang data jumlah tenaga kerja pada masing-masing usaha.

6 Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja pada Industri Keripik di Segalamider Tahun 2013 Kelurahan No. Nama Tempat Industri Tenaga Kerja (orang) 1. Keripik Ibu Mery 12 2. Keripik Cesy Lia 4 3. KeripikAlinda 3 4. Keripik Askha Jaya 6 5. Keripik Latep Jaya 4 6. Keripik KM 10 7. Keripik Suheri 6 8. Keripik Wagiman 6 9. Keripik Fino 5 10. Keripik Assalam Family 5 11. Keripik Rajanya Keripik 6 12. Keripik Rizka 6 13. Keripik Zom-Zom 5 14. Keripik Dua Dara 4 15. Keripik Nisa 4 16. Keripik Nyoto Roso 8 17. Keripik Sumber Rejeki 6 Jumlah 100 Sumber: Hasil observasi dan wawancara dengan pengusaha dan tenaga kerja pada tanggal 21 Februari 2013. Dari Tabel 1, dapat diperoleh data tentang penyerapan tenaga kerja pada masingmasing industri keripik pisang, di mana setiap usaha kemudian membagi kembali tenaga kerjanya dengan tugas yang berbeda-beda. Secara umum, tenaga kerja pada masing-masing industri tersebut dibagi menjadi dua, yaitu pada bagian produksi dan pada bagian pemasaran. Bagian produksi meliputi tugas sebagai pengupas, pengiris, dan mengolah atau menggoreng. Sementara itu, pada bagian pemasaran bertugas sebagai pengemasan produk dan penjaga kios serta kasir. Tugas yang berbeda-beda tersebut membuat curahan jam kerja mereka pun berbeda-beda, misalnya saja pekerja yang bertugas pada bagian produksi tidak bekerja setiap hari dan hanya beberapa jam saja setelah pekerjaan di dapur usai

7 maka mereka diperbolehkan pulang, sedangkan untuk yang bagian pemasaran mereka bekerja setiap hari dan memiliki jam kerja yang lebih teratur dari pagi hingga malam hari yaitu dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 21.00 WIB. Perbedaan tugas ini akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang akan diterima masing-masing tenaga kerja, karena pada umumnya semakin banyak jam kerja dan hari kerja yang dicurahkan oleh seseorang dalam pekerjaanya maka semakin tinggi pula pendapatan yang akan diperolehnya. Tenaga kerja yang bertugas pada bagian produksi tidak setiap hari bekerja. Perbedaan curahan jam kerja dan hari kerja membuat tidak semua tenaga kerja bekerja tiap hari. Hal ini tentu membuat tenaga kerja tersebut mempunyai pekerjaan lain atau pekerjaan sampingan untuk membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau mengerjakan pekerjaan lain untuk mengisi waktu luang yang tersisa setelah pekerjaannya pada industri tersebut usai. Industri keripik di Kelurahan Segalamider menyerap cukup banyak tenaga kerja baik yang berasal dari Kelurahan Segalamider maupun luar kelurahan bahkan luar Kota Bandar Lampung. Hal ini karena tenaga kerja tersebut didatangkan dari daerah penyuplai bahan mentah, yaitu daerah Kalianda dan Pringsewu. Sehingga, tenaga kerja tersebut mendapatkan informasi dari penyuplai bahan mentah terrsebut. Selain itu, tenaga kerja yang berasal dari luar daerah ini adalah masih tergolong kerabat daripada pengusaha keripik tersebut yang tinggal di desa,mereka kemudian dibawa ke kota dan kemudian dijadikan tenaga kerja pada industri tersebut.

8 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang Deskripsi Tenaga Kerja yang Bekerja pada Industri Keripik Pisang di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2013. B. Identifikasi Masalah Bertolak dari latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah dari deskripsi tentang tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2013, sebagai berikut 1. Pendidikan terakhir 2. Pembagian kerja 3. Curahan jam kerja 4. Pendapatan tenaga kerja 5. Status pekerjaan pada industri keripik 6. Asal tenaga kerja C. Rumusan Masalah Mengingat sangat pentingnya tenaga kerja dalam sebuah industri, maka seluruh identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas pendidikan terakhir tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013?

9 2. Bagaimana pembagian kerja tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013? 3. Berapakah curahan jam kerja tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013? 4. Berapakah jumlah pendapatan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013? 5. Bagaimanakah status pekerjaan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013? 6. Dari manakah asal tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Untuk mengkaji tentang kualitas pendidikan terakhir tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013. 2. Untuk mengkaji tentang pembagian kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013.

10 3. Untuk mengkaji tentang curahan jam kerja tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013. 4. Untuk mengkaji tentang pendapatan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013. 5. Untuk mengkaji status pekerjaan tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013. 6. Untuk mengkaji tentang daerah asal tenaga kerja pada industri keripik di Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2013. E. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi instansi terkait guna meningkatkan pembangunan ekonomi terutama industri kerajinan dan kecil. 3. Sebagai suplemen bahan ajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VIII semester ganjil yaitu pada Kompetensi Dasar: Mendistribusikan pelaku ekonomi (rumah tangga, masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara), serta suplemen bahan ajar dalam mata pelajaran geografi di kelas X.

11 F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Ruang lingkup subjek adalah tenaga kerja yang bekerja pada industri keripik. 2. Ruang lingkup objek adalah pendidikan terakhir, pembagian kerja, curahan jam kerja, pendapatan tenaga kerja, status pekerjaan pada industri keripik, dan asal tenaga kerja. 3. Ruang lingkup tempat adalah Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 4. Ruang lingkup waktu adalah tahun 2013. 5. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Ekonomi. Menurut Nursid (1988:54) Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktivitas ekonomi. Dengan demikian titik berat studinya aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas, industri keripik merupakan salah satu kajian yang tergolong ke dalam geografi ekonomi karena industri keripik adalah salah satu objek bagi manusia dalam melakukan aktivitas yang berkenaan dengan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi dalam hubungannya dengan lingkungan tempat hidupnya, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut.