BAB 1 PENDAHULUAN. topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Organisasi sangat memerlukan sistem pengendalian manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

I. PENDAHULUAN. lebih ditekankan pada pengukuran kinerja keuangan namun seiring perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang penelitian yang mendasari penulis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis saat ini menghadapi persaingan sangat ketat dan dinamis,

BAB I PENDAHULUAN. dan sering diteliti dalam literatur akuntansi dan bisnis. Dalam akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk membantu pelaksanaan strategi. Dimana pengendalian interaktif

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan organisasi. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran kinerja diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan analisis belum bisa dilaksanakan secara maksimal. Sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting bagi perekonomian dan dianggap sebagai aktivitas dengan

TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi saat ini pada perusahaan yang

PENDAHULUAN. menjelaskan secara tertulis tentang tanggungjawab pembuatan informasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. involvement. Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

SKRIPSI. ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Telkom Divisi Consumer Service Barat )

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada anggota organisasinya. Apabila organisasi dapat mengelola

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Penilaian

Judul : Pengaruh Partisipasi Pemakai dan Ketidakpastian Tugas pada Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dengan Ukuran Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki laporan keuangan yang

BABl PENDAHULUAN. Sektor perbankan memiliki peranan yang sangat penting, yang salah satunya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini penulis mencoba mengungkapkan teori yang berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN(MAHASISWA) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BIRO ADMINISTRASI UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaplan dan Norton, Hariman Bone dan Mahfud Sholihin, pada tahun 2004, Davis dan Albright

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu. terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang dalam bisnis. Indonesia yang merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk dapat beroperasi seefektif dan seefisien mungkin, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran kinerja (SPK) dianggap sebagai salah satu topik dan teknik

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan mutu produk yang dihasilkan baik barang atau jasa. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. atau kekayaan bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang

Farah Esa B

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB V PENUTUP. perumusan serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. penerbangan, dan banyak yang lainnya. Timbulnya persaingan yang sangat ketat. persaingan dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan secara makro yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam organisasi, empowerment berarti pemberian wewenang untuk

Oleh : HAJAH IMRONIYAH B

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya secara lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penggunaan komputer. Perkembangan teknologi informasi. bisnis yang baik agar kinerja manajerial dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. metode atau pendekatan ( Felisia, 2011). Ukuran yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan

PERANAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN

SIFAT SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat

keputusan. Oleh karena itu perusahaan perlu memikirkan bagaimana caranya mencapai kesuksesan. Kemampuan pengelolaan informasi secara efektif di

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan teknologi informasi bisa di lihat dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia juga berarti adanya

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, penanganan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keputusan bisnis. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts

BAB I PENDAHULUAN. ada dapat diselesaikan secara optimal, maka manajemen memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat manajemen yang digunakan untuk mengendalikan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian ketatnya.

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERERIAL DENGAN VARIABEL KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH PARTISIPASI PEMAKAI TERHADAP KEPUASAN PEMAKAI DENGAN KOMPLEKSITAS TUGAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB X. PENGENDALIAN INTERN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Ruky (2001) menyebutkan

BABI PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan salah satu topik yang penting di bidang akuntansi manajemen. SPM merupakan proses dengan mana menajer mempengaruhi perilaku anggota organisasi lainnya untuk mengaplikasikan strategi organisasi (Govindarajan dan Anthony, 2007). Menurut Govindarajan dan Anthony (2007) SPM meliputi ukuran kerja finansial, dimensi finansial memfokuskan pada hasil-hasil moneter-laba bersih, pengembalian atas modal, dan seterusnya. Tujuan yang penting bukan hanya tujuan finansial, namun tujuan nonfinansial juga sangat penting bagi organisasi. Tujuan nonfinansial ini misalnya mutu produk, pangsa pasar, kepuasan pelanggan, pengantaran tepat waktu, dan semangat kerja karyawan. SPM merupakan alat untuk memonitor atau mengamati pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien (Tupamahu, 2009). Simons (1995) memperkenalkan empat bentuk sistem pengendalian yang disebut sebagai levers of control (LOC), yaitu sistem beliefs, (misalnya nilai inti), sistem boundary (misalnya kendala perilaku), sistem pengendalian diagnostik (misalnya pemantauan), dan sistem pengendalian interaktif(misalnya keterlibatan manajemen).penggunaan sistem diagnostik dapat diidentifikasi sebagai suatu sistem yang diarahkan untuk memonitor hasil-hasil dari organisasi dan membandingkan hasil untuk menetapkan standar awal. Tujuannya adalah untuk

memperbaiki penyimpangan dari standar kinerja yang telah ditetapkan (Simons, 2000). Sistem pengendalian interaktif dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian organisasi terhadap ketidakpastian strategis yang dihadapi organisasi atau untuk mengubah strategi sesuai dengan pasar-pasar kompetitif (Simons, 2000). Merchant (1998) dalam Tupamahu (2009) menyatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan pengendalian manajemen, perilaku memiliki pengaruh dalam desain SPM dalam hal membantu, mengendalikan, serta memberikan motivasi kepada manajemen dalam hal mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi. Salah satu aspek penting dari SPM adalah sistem pengukuran kinerja (SPK). SPK merupakan suatu frekuensi penilaian kinerja pada manajer di dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional perusahaan (Kim dan Larry, 1998). Tujuan utama perusahaan adalah sebagai institusi pelipatgandaan kekayaan. Hal ini menyebabkan para manajer dituntut untuk bekerja keras dalam menciptakan kekayaan bagi perusahaan. Keefektifan perusahaan ditentukan oleh kinerja manajerial, kinerja manajerial ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan perusahaan, semakin baik kinerja manajeral maka perusahaan akan semakin efektif. Untuk meningkatkan keefektifan perusahaan dibutuhkanlah SPK, karena SPK dapat memberikan informasi yang relevan kepada para manajer dan informasi tersebut akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategis. SPK yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah SPK secara diagnostik dan interaktif. SPK yang digunakan secara diagnostik akan melaporkan informasi tentang faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja, dan mendorong manajar fokus kepada faktor penting tersebut. Ada beberapa karakteristik dari penggunaan SPK secara diagnostik yaitu: 1) kemampuan untuk mengukur hasil kegiatan; 2) adanya standar yang telah ditetapkan sebelumnya yang memungkinkan dilakukan perbandingan hasil dan standar; 3) adanya kemungkinan untuk melakukan proses perbaikan jika pencapaian hasil tidak sesuai dengan standar (Iwaarden, 2006). Jika SPKdigunakan secara interaktif, maka manajer secara pribadi dan secara teratur akan melibatkan diri mereka bersama para bawahan di dalam aktivitas pengambilan keputusan. Hal ini dapat digunakan sebagai suatu alat untuk memberikan sinyal sebagai perhatian langsung terhadap area-area penting, seperti ketidakpastian strategi (Simons, 2000).SPK telah menarik perhatian beberapa peneliti. Lipe dan Salterio (2000) menguji pengaruh keputusan dalam mengimplementasikan SPK komprehensif untuk mengevaluasi kinerja manajer unit bisnis. Hall (2008) menguji pengaruh SPK komprehensif terhadap kinerja manajerial dengan dimediasi oleh variabel kejelasan peran dan pemberdayaan psikologis. Tupamahu (2009) menguji pengaruh SPK komprehensif dengan kinerja manajerial dengan pemberdayaan psikologis dan kejelasan peran sebagai variabel moderasi. Penelitian ini merupakan perluasan dari penelitian yang dilakukan oleh Marginson dkk., (2014). Penelitian Marginson dkk., (2014)fokus pada dua jenis hasil organisasi positif yaitu dampak strategis dan dampak psikologis, dampak

strategis didasarkan baik pada strategi yang telah direncanakan maupun tampilan berbasis sumber daya perusahaan (Henri, 2006; Marginson dkk., 2014). Dampak psikologis pada pengukuran kinerja seperti yang dilakukan oleh penelitian Marginson dkk., (2014). Dampak psikologis tersebut diwakili oleh ambiguitas peran dan pemberdayaan psikologis (Hall, 2008; Marginson dan Ogden, 2005; ogden dkk., 2006; Marginson dkk., 2014). Dampak strategis atau psikologis penting karena kedua hal ini memediasi hubungan antara ukuran pengukuran kinerja dan kinerja organisasi atau kinerja manajerial (Marginson., dkk, 2014). Marginson dkk., (2014) menguji konsekuensi psikologis dari penggunaan diagnostik dan interaktif(vis-á-vis)dalam pengukuran kinerja finansial dan nonfinansial (Simons, 1995, 2005).Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Marginson dkk., (2014) menunjukkan bahwa sistem pengendalian diagnostik dan interaktif pada pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan dimediasi oleh ambiguitas peran dan pemberdayaan psikologis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara sistem pengendalian diagnostik dan ambiguitas peran, terdapat hubungan positif signifikan antara sistem pengendalian interaktif dan pemberdayaan psikologis, terdapat hubungan negatif signifikan antara ambiguitas peran dan kinerja manajerial, serta terdapat hubungan positif signifikan antara pemberdayaan psikologis dan kinerja manajerial. Marginson dkk., (2014) menyatakan bahwa penggunaan SPK secara diagnostik dan interaktif saling berkaitan dan digunakan secara bersama-sama.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan sistem pengendalian manajemen dalam meningkatkan kinerja yaitukejelasan peran dan pemberdayaan psikologis (Tupamahu, 2009). Pemberdayaan psikologis merupakan pemberdayaan dalam konstruk motivasional yang merupakan kekuasaan dan kendali yang digunakan sebagai suatu kondisi kepercayaan manusia yang bersifat motivasional (Debora, 2006), bersifat motivasional adalah hal-hal yang mengandung harapan, ekspektasi dan bersifat informal yang berasal dalam diri masing-masing individu yang menjadi dorongan untuk bekerja lebih baik lagi. Menurut Thomas dan Velthhouse (1990); Spreitzer (1995) pemberdayaan psikologis merupakan bentuk konstruk kognitif yang mengacu pada motivasi intrinsik tiap individu yang berguna sebagai dorongan untuk meningkatkan kinerja. Untuk mencapai tujuan, organisasi harus memfokuskan sumber daya yang mereka miliki. Selain itu organisasi harus menetapkan tidakan, peran dan tanggung jawab untuk para karyawan. Penetapan peran dan tanggung jawab yang jelas bertujuan untuk membuat karyawan bekerja lebih fokus. Tidak fokusnya peran dan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan dapat menimbulkan tekanan peran, karena karyawan tidak mengetahui dengan jelas peran dan posisinya dalam sebuah organisasi.penelitian ini akan menggunakan variabel ambiguitas peran yang merupakan kebalikan dari kejelasan peran.ketidakjelasan peran dan tanggung jawab yang lebih dikenal dengan ambiguitas peranakan menimbulkan tingkat stress yang lebih tinggi pada individu. Pemberian tugas kemungkinan ketidaksesuaian antara porsi tugas yang diberikan oleh organisasi

dengan kemampuan dan posisi individu dalam organisasi tersebut. Tugas yang banyak dan tidak sesuai dengan peran dan kemampuan mereka akan membuat individuburnout. Ketika individu merasa burnout maka mereka tidak akan maksimal dalam mengerjakan tugas mereka. Ketidakmaksimalan tersebut akan membuat individu tidak puas akan pekerjaannya dan akan berdampak pada penurunan kinerja mereka. Ambiguitas peran dan pemberdayaan psikologis dianggap faktor yang penting dalam mempengaruhi kinerja seorang individu. Individu dengan kepuasan kerja yang tinggi akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kinerja mereka. Apabila individu diberikan peran, tugas, tujuan dan tanggungjawab yang jelas dan mereka merasakan puas terhadap apa yang diberikan, maka mereka akan lebih mudah untuk meningkatkan kinerja. Karena semua yang menunjang untuk pekerjaan mereka terarah dengan jelas. Dengan demikianakan memudahkan mereka untuk bekerja dan mengatur strategi untuk dapat mencapai suatu tujuan. Karena pemberdayaan psikologis dapat meningkatkan motivasi seseorang. Ini akan berdampak kepada kinerja dari individu tersebut. Terdapat beberapa perbedaan hasil penelitian mengenai pemberdayaan psikologis terhadap kinerja. Tupamahu (2009) mengungkapkan bahwa pemberdayaan psikologis berpengaruh negatif terhadap hubungan sistem pengukuran kinerja komprehensif dengan kinerja manajerial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SPK yang komprehensif akan menyebabkan penurunan kinerja manajerial ketika diinteraksikan dengan pemberdayaan psikologis.

Rahman dkk (2007) mengungkapkan bahwa sistem pengukuran kinerja tidak terbukti meningkatkan pemberdayaan psikologis dari individu, namun dalam penelitian ini diungkapkan bahwa pemberdayaan psikologis berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hall (2008) dan Marginson dkk., (2014) mengungkapkan bahwa sistem pengendalian diagnostik dan interaktif berpengaruh positif terhadap pemberdayaan psikologis, dan pemberdayaan psikologis berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Karena hasil penelitian yang tidak konsisten ini maka perlu dilakukan kembali penelitian agar dapat mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya. Marginson dkk., (2014)memberikan beberapa saran untung penelitian mendatang. Pertama penelitian mendatang mengganti sampel penelitian dengan menggunakan manajer dari beberapa perusahaan sebagai sampelnya. Kedua menginginkan adanya perluasan penelitian atas beberapa pertanyaan yang mereka ajukan yaitu melihat pengaruh sistem pengendalian diagnostik terhadap pemberdayaan psikologis dan pengaruh sistem pengendalian interaktif terhadap ambiguitas peran. Penelitian ini dilakukan untuk merespon saran Marginson dkk., (2014), penelitian ini bertujuan menguji kembali model mediasi dalam hubungan antara sistem pengendalian diagnostik dan interaktif, ambiguitas peran, pemberdayaan psikologis, dan kinerja manajerial. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada literatur akuntansi manajemen dengan melakukan beberapa perluasan dari penelitian Marginson dkk., (2014). Pertama, penelitian ini akan menggunakan sampel yang berbeda yaitu menggunakan manajer dari beberapa

perusahaan, tidak hanya menggunakan manajer dari satu perusahaan saja. Kedua, penelitian ini akan mengembangkan model penelitian Marginson dkk., (2014), yaitu dengan mengembangkan beberapa pertanyaan yang dirumuskan oleh Marginson dkk., (2014) dengan merumuskannya menjadi hipotesis. Ketiga, Marginson dkk., (2014) tidak menguji pengaruh langsung antara penggunaanspk secara diagnostik dan interaktif dengan kinerja manajerial. Sepengetahuan peneliti, penelitian yang menguji pengaruh langsung antara penggunaan SPK secara diagnostik dan interaktif dengan kinerja manajerial belum ada. Beberapa penelitian sebelumnya meneliti pengaruh langsung SPM secara keseluruhan terhadap kinerja, dan beberapa penelitian lain menggunakan sistem pengukuran kinerja yang merupakan bagian dari SPM juga masih menggunakan variabel mediasi dalam menjelaskan hubungan antara SPM dengan kinerja organisasi. Oleh karena itu peneliti akan menguji pengaruh langsung penggunaan SPKsecara diagnostik dan interaktif dengan kinerja manajerial. Pada bagian kesimpulan penelitian ini akan melihat apakah terdapat perbandingan antara penggunaan SPK secara diagnostik dan interaktif atau penggunaan SPK secara diagnostik dan interaktif saling berkaitan seperti yang telah diungkapkan oleh Marginson dkk., (2014) dalam penelitiannya. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1) Masih ada perbedaan hasil penelitian mengenai sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial. Mahama (2006) membuktikan bahwa sistem pengukuran kinerja berpengaruh secara langsung dan positif terhadap kinerja perusahaan. Tupamahu (2009) membuktikan bahwa sistem pengukuran kinerja komprehensif memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan Hall (2008) menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja komprehensif tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Henri (2006) menyatakan bahwa sistem pengendalian diagnostik dan interaktif tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Marginson dkk., (2014) menyatakan bahwa penggunaaan sistem pengukuran kinerja secara diagnostik dan interaktif tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. 2) Masih ada perbedaan hasil penelitian mengenai variabel pemberdayaan psikologis. Tupamahu (2009) mengungkapkan bahwa pemberdayaan psikologis berpengaruh negatif terhadap hubungan sistem pengukuran kinerja komprehensif dengan kinerja manajerial. Rahman dkk., (2007) mengungkapkan bahwa sistem pengukuran kinerja tidak terbukti meningkatkan pemberdayaan psikologis dari individu, namun dalam penelitian ini diungkapkan bahwa pemberdayaan psikologis berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hall (2008) mengungkapkan bahwa sistem pengukuran kinerja komprehensif berpengaruh positif terhadap pemberdayaan psikologis dan pemberdayaan psikologis berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan Marginson dkk., (2014) mengungkapkan

bahwa penggunaan sistem pengukuran kinerja secara diagnostik dan interaktif berpengaruh positif terhadap pemberdayaan psikologis, dan pemberdayaan psikologis berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka pertanyaan yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini akan membahas beberapa pertanyaan penelitian yaitu: 1) Apakah penggunaan SPKsecara diagnostik mempengaruhi ambiguitas peran, pemberdayaan psikologis, dan kinerja manajerial? 2) Apakah penggunaan SPKsecara interaktif mempengaruhi ambiguitas peran, pemberdayaan psikologis, dan kinerja manajerial? 3) Apakah ambiguitas peran mempengaruhi pemberdayaan psikologis? 4) Apakah ambiguitas peran mempengaruhi kinerja manajerial? 5) Apakah pemberdayaan psikologis mempengaruhi kinerja manajerial? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menguji pengaruh penggunaan SPK secara diagnostik dan interaktif terhadap kinerja manajerial yang dimediasi oleh ambiguitas peran dan pemberdayaan psikologis. Tujuan penelitian ini secara spesifik adalah:

1) Mengidentifikasi apakah penggunaan SPK secara diagnostik mempengaruhi ambiguitas peran, pemberdayaan psikologis, dan kinerja manajerial? 2) Mengidentifikasi apakah penggunaan SPK secara interaktif mempengaruhi ambiguitas peran, pemberdayaan psikologis, dan kinerja manajerial? 3) Mengidentifikasi apakah ambiguitas peran mempengaruhi pemberdayaan psikologis? 4) Mengidentifikasi apakah ambiguitas peran mempengaruhi kinerja manajerial? 5) Mengidentifikasi apakah pemberdayaan psikologis mempengaruhi kinerja manajerial? 1.5. Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bagi manajer dalam mengambil keputusan mengenai penggunaan SPK secara diagnostik atau SPK secara interaktif dalam hal pengukuran kinerja. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Marginson dkk., (2014 ) yang menyatakan bahwa penggunaan SPK secara diagnostik dan interaktif tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh penggunaan SPK secara diagnostik dan interaktif terhadap kinerja manajerial yang dimediasi oleh ambiguitas peran dan

pemberdayaan psikologis. Secara teoritis penelitian ini memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu di bidang akuntansi manajemen, dan secara khusus dalam membangun sebuah kerangka konseptual mengenai pengaruh penggunaan SPK secara diagnostik dan interaktif terhadap kinerja manajerial dimediasi oleh ambiguitas peran dan pemberdayaan psikologis. 1.6. Sistematika Penulisan BAB 1. Pendahuluan Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian. BAB 2. Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tinjauan pustaka yang akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, tinjauan pustaka ini terdiri dari telaah literatur, pengembangan hipotesis dan model penelitian. BAB 3. Metoda Penelitian Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi: populasi dan sampel penelitian, sumber data dan teknik pengambilan sampel, pengembangan instrumen dan teknik analisis data. BAB 4. Data dan Analisis Bab ini berisi tentang hasil evaluasi uji coba instrumen penelitian, gambaran umum responden, tingkat pengembalian kuesioner, informasi

demografi responden, pendekatan penelitianan, pengujian hipotesis, pembahasan dan diskusi. BAB 5. Penutup Bab ini berisi tentang simpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan saran penelitian.