(Kode : D-16) PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI PADA PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT Cu DALAM AIR LIMBAH PABRIK TEKSTIL

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENURUNAN BOD dan TSS PADA LIMBAH INDUSTRI SAUS SECARA ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA Fe, Cu dan STAINLESS

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

KIMIA ELEKTROLISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL SEL ELEKTROLISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

Skala ph dan Penggunaan Indikator

BAB III METODE PENELITIAN

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

II. TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun dalam jangka panjang. Berdasarkan sumbernya, limbah

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Makalah Pendamping: Kimia Paralel B

Makalah Pendamping: Kimia Paralel B IDENTIFIKASI KARAKTER FISIK DAN KIMIA SEBAGAI KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI DI SUNGAI PENGO

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

MAKALAH PENDAMPING Bidang : Kimia (Kode : D-16) ISBN : 978-979-1533-85- PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI PADA PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT Cu DALAM AIR LIMBAH PABRIK TEKSTIL Budi Utami 1), Suryadi Budi Utomo 1), Esti Utami 2) 1 Staf Pengajar Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta 2. Prodi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta * bu_uut@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan kondisi ph yang dapat menurunkan kadar logam Cu dalam larutan menggunakan metode elektrokoagulasi secara maksimal,(2) menentukan waktu elektrolisis optimum yang digunakan untuk menurunkan kadar logam Cu dalam larutan, (3) mengetahui pengaruh tegangan listrik terhadap penurunan kadar logam Cu dalam larutan menggunakan metode elektrokoagulasi, (4) mengetahui pengaruh penggunaan metode elektrokoagulasi dalam menurunkan kadar logam Cu pada limbah cair industri tekstil dengan cara mengontakkan air limbah terhadap semua parameter yang berpengaruh pada kondisi operasi optimum. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di laboratorium. Persiapan sampel dilakukan dengan mendestruksi limbah cair pabrik tekstil menggunakan larutan HNO 3 pekat. Uji pendahuluan dilakukan menggunakan larutan Cu(NO 3) 2 terhadap semua parameter untuk mencari kondisi operasi optimum menggunakan metode elektrokoagulasi. Parameter yang diujicobakan meliputi ph, waktu elektrolisis, tegangan listrik, dan kombinasi jenis elektroda. Analisa kuantitatif dilakukan menggunakan Atomic Absorbtion Spectroscopy (AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi operasi optimum, penggunaan metode elektrokoagulasi memiliki pengaruh yang besar dalam menurunkan kadar logam Cu pada air limbah pabrik tekstil yaitu dengan presentase penurunan sebesar 99,2%. Kondisi Operasi Optimum terjadi pada ph 9, waktu elektrolisis 6 menit, tegangan listrik 12 V. Kata Kunci: Elektrokoagulasi, logam Cu, limbah tekstil PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi di Indonesia menitikberatkan pada pembangunan sektor industri. Di satu sisi, pembangunan akan meningkatkan kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi lain, pembangunan juga bisa menurunkan kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah satu penyebab terjadinya pencemaran tersebut adalah banyaknya air limbah yang dibuang tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu atau sudah diolah tetapi belum memenuhi persyaratan. Hal ini dimungkinkan karena adanya keengganan mengolah air limbah, disamping itu belum tersedianya sebuah teknologi pengolah air limbah yang mudah dan efisien sehingga dapat diterapkan di sebuah industri (Aris Mukimin, 26: 1). Industri tekstil merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sumber limbah industri tekstil berasal dari proses finishing, dyeing, printing, dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Penyebab utama pencemaran pabrik tekstil berupa logam berat, Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..494

terutama unsur As, Pb, Cu, Cd, Zn dan hidrokarbon terhalogenasi yang berasal dari proses cleaning dan finishing (Wahyu Widowati, dkk, 28: 192). Limbah industri tekstil yang banyak mengandung logam berat menyebabkan masalah bagi lingkungan. Sebagai contoh konkret adalah pencemaran yang disebabkan oleh pabrik tekstil Sekar Bengawan, yang beralamat di Jalan Raya Karanganyar-Sragen km.17. Saluran buangan limbah cair pabrik tersebut berhubungan langsung dengan sungai tanpa ada pengolahan terlebih dahulu sehingga berbahaya bagi lingkungan sekitar. Tembaga (Cu) adalah salah satu logam berat yang banyak digunakan dalam aktivitas manusia. Tembaga banyak digunakan dalam pewarna tekstil, bahan pembuatan peralatan dapur, dan katalisator dalam industri kimia. Cu merupakan logam berat essensial yaitu dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme dan dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan efek toksik. Tembaga bersifat racun terhadap semua tumbuhan pada konsentrasi larutan di atas,1 ppm. Konsentrasi yang aman bagi air minum manusia tidak lebih dari 1 ppm. Kadar baku mutu logam berat pada ikan untuk Cu sebesar,2 ppm (Achmad Rukaesih, 24: 15). Dalam tubuh manusia keracunan Cu dapat menimbulkan kerusakan otak, demielinasi, penurunan fungsi ginjal, dan pengendapan Cu dalam kornea mata. Keracunan kronis Cu pada manusia dapat menimbulkan penyakit Wilson s dan Kinsky. Penyakit Wilson s disebabkan oleh tersimpannya Cu secara berlebihan dalam tubuh karena Cu tidak dapat direaksikan oleh hati melalui empedu. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati. Penyakit Kinsky disebabkan karena kadar Cu pada hati dan otak rendah sementara kadar Cu pada jaringan lain sangat tinggi. Cu juga tidak bisa diuraikan di alam sehingga Cu akan diakumulasi di dalam tanaman dan hewan melalui tanah. Tanah yang kaya Cu berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme tanah dan cacing tanah serta menyebakan dekomposisi senyawa organik sehingga mengurangi kesuburan tanah (Wahyu Widowati, dkk, 28: 2). Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh logam Cu terhadap makhluk hidup tersebut, maka keberadaannya di lingkungan perairan harus dikurangi. Namun yang harus diperhatikan di sini adalah mencari metode pengolahan limbah yang tidak menimbulkan beban pencemaran baru. Beberapa metode yang sering digunakan seperti sedimentasi, netralisasi, filtrasi, dan teknologi adsorbsi absorbsi umumnya masih meninggalkan beban zat pencemar lingkungan dan padatan dalam jumlah besar sehingga diperlukan tambahan biaya untuk pengolahan lebih lanjut (Windasari, 28: 11). Salah satu alternatif yang dapat ditawarkan di sini adalah metode elektrokoagulasi menggunakan elektroda Alumunium dan Besi serta kombinasi kedua logam tesebut. Elektrokoagulasi sendiri merupakan proses koagulasi atau penggumpalan dengan tenaga listrik melalui proses elektrolisis untuk mengurangi atau menurunkan ion-ion logam dan partikelpartikel di dalam air. Prinsip dasar dari elektrokogaulasi adalah reaksi reduksi-oksidasi (redoks), di mana akan tejadi pelepasan ion Al 3+ dari plat elektroda (anoda) sehingga membentuk flok Al(OH) 3 yang mampu mengikat kontaminan dan partikel-partikel dalam larutan. Metode elektrokoagulasi memiliki beberapa kelebihan yaitu peralatan sederhana, mudah dalam pengoperasian, waktu reaksi singkat, dan hanya menghasilkan padatan dalam jumlah sedikit. Di samping itu, selama proses elektrokoagulasi Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..495

kandungan garam tidak bertambah secara signifikan. Penelitian yang akan dilakukan ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sunardi (27) tentang pengolahan limbah cair yang mengandung logam berat Pb dan Total Suspended Solid (TSS) berdasarkan pengaruh kecepatan alir dan tegangan listrik. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunardi tersebut maka peneliti mencoba mengembangkan metode elektrokoagulasi untuk menurunkan kadar logam Cu dalam larutan maupun air limbah pabrik tekstil. Dengan asumsi bahwa penggunaan metode elektrokoagulasi dalam menurunkan kandungan logam Cu pada larutan skala laboratorium dapat diaplikasikan untuk mengurangi kandungan logam Cu dalam air limbah pabrik tekstil, maka perlu dilakukan pengkajian proses melalui percobaan dan pengujian terhadap parameter yang berpengaruh. Rumusan permasalahan penelitian ini adalah: 1. Berapakah ph yang dapat menurunkan kadar logam Cu dalam larutan menggunakan metode elektrokoagulasi secara maksimal? 2. Berapakah waktu elektrolisis optimum yang diperlukan untuk menurunkan kadar logam Cu dalam larutan? 3. Apakah besarnya tegangan listrik berpengaruh terhadap penurunan kadar logam Cu dalam larutan menggunakan metode elektrokoagulasi? 4. Apakah penggunaan metode elektrokoagulasi berpengaruh terhadap penurunan kadar logam Cu pada air limbah pabrik tekstil Sekar Bengawan? Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menentukan kondisi ph yang dapat menurunkan kadar logam Cu dalam larutan menggunakan metode elektrokoagulasi secara maksimal. 2. Menentukan waktu elektrolisis optimum yang digunakan untuk menurunkan kadar logam Cu dalam larutan. 3. Mengetahui pengaruh tegangan listrik terhadap penurunan kadar logam Cu dalam larutan menggunakan metode elektrokoagulasi. 4. Mengetahui pengaruh penggunaan metode elektrokoagulasi dalam menurunkan kadar logam Cu pada limbah cair industri tekstil dengan cara mengontakkan air limbah terhadap semua parameter yang berpengaruh pada kondisi operasi optimum. Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah : 1. Memberi informasi mengenai penggunaan metode elektrokoagulasi yang dapat menjadi pilihan metode pengolahan limbah cair alternatif dan mampu mendampingi metodemetode pengolahan lain yang telah dilaksanakan. 2. Memberikan solusi cara pengolahan limbah industri tekstil sebelum dibuang ke lingkungan dengan peralatan yang sederhana, mudah dalam pengoperasian, waktu reaksi singkat, dan hanya menghasilkan padatan dalam jumlah kecil yaitu menggunakan metode elektrokoagulasi. 3. Memberi informasi tentang kondisi ph, tegangan listrik, kombinasi jenis elektroda, dan waktu elektrolisis optimum dalam menurunkan kadar logam berat Cu pada air limbah pabrik tekstil Sekar Bengawan. PROSEDUR PERCOBAAN Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..496

Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia, P. MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan di sub laboratorium kimia, laboratorium pusat MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) pada bulan Desember sampai Januari 211. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah air limbah pabrik tekstil Sekar Bengawan di daerah Jalan Raya Karanganyar- Sragen Km 17, Karanganyar. Sampel di ambil dari saluran pembuanagan limbah industri tekstil Sekar Bengawan, Jalan Raya Karanganyar- Sragen Km 17, pada bulan Desember 21. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium yaitu dengan melakukan penelitian di laboratorium. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling karena sampel diambil berdasarkan tujuan tertentu. Alat-alat yang digunakan adalah labu ukur, timbangan analitik Model AA-25, pipet tetes, kertas saring Whatmen, gelas ukur, pencatat waktu, gelas beker, Spektometer Serapan Atom (AAS), pengaduk, ph Meter, corong kaca, elektroda Al dan Fe, adaptor, penjepit buaya, tabung reaksi dan rak, kabel. Bahan-bahan yang digunakan adalah air limbah pabrik tekstil Sekar Bengawan Karanganyar, larutan Cu(NO 3 ) 2 1ppm, larutan HNO 3,1 M,,5 M, dan 1 M, larutan NaOH 1 M, larutan H 2 SO 4 1M dan aquades. Untuk bagan kerja dapat dilihat pada lampiran gambar 1 sampai gambar 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari rangkaian alat elektrolisis pada Gambar 5, di dalam reaktor (gelas beker) terdapat larutan Cu(NO 3 ) 2 (sebagai larutan elektrolit) yang nantinya akan bereaksi dengan elektroda Aluminium sehingga akan terjadi reaksi di kedua elektroda sebagai berikut: 1. Reaksi di katoda : Pada katoda, ion Al 3+ tidak direduksi karena E o red Al 3+ < E o red H 2 O, sehingga akan terjadi reaksi reduksi dari air dan akan menghasilkan gas H 2 dan ion hidroksi. 2H 2 O (l) + 2e 2OH - (aq) + H 2(g) Ion-ion logam akan tereduksi menjadi logamnya dan terdapat pada batang elektroda. Cu 2+ (aq) + 2e Cu(s) 2. Reaksi di anoda : Pada anoda terjadi reaksi oksidasi. Larutan sisa asam oksi (NO - 3 ) tidak dapat dioksidasi karena E o oks H 2 O > E o - oks NO 3, yang teroksidasi adalah H 2 O 2H 2 O (l) 4H + (aq) + O 2(g) + 4e Logam aluminium akan beroksidasi membentuk ion logam sebagai berikut : Al (s) Al 3+ (aq) + 3e Apabila kedua reaksi yang terjadi di anoda dan katoda dijumlahkan menjadi : 2Al (s) + 6H 2 O (l) 2Al(OH) 3(s) + 3H 2(g) Gas O 2 yang dihasilkan di anoda serta gas H 2 yang dihasilkan di katoda tersebut nantinya akan berperan dalam mengangkat kontaminan dalam larutan ke atas permukaan reaktor, yang biasanya disebut dengan proses flotasi. Berdasarkan reaksi di atas maka akan terjadi pelepasan ion Al 3+ dari plat elektroda (anoda). Ion Al 3+ hasil oksidasi akan bereaksi dengan ion hiroksi dari katoda membentuk endapan Al(OH) 3 sesuai reaksi dibawah ini : Al 3+ (aq) + 3OH - (aq) Al(OH) 3(s) Selanjutnya Al(OH) 3 yang tebentuk ini akan bereaksi dengan logam Cu membentuk flok yang tidak larut sehingga memiliki kecenderungan untuk mengendap. Karena dalam proses elektrokoagulasi ini menghasilkan gas seperti H 2 maka gas tersebut akan naik ke atas permukaan dan kotoran-kotoran yang terbentuk yang ada Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..497

dalam air juga akan ikut ke atas permukaan air. Flok-flok yang telah mengikat logam Cu tersebut lama kelamaan bertambah besar ukurannya dan cenderung mengendap. Selanjutnya dilakukan penyaringan/filtrasi untuk memisahkan kotorankotoran tersebut. 1. Penentuan ph optimum elektrokoagulasi larutan Cu(NO 3 ) 2 Kontribusi ph pada penurunan polutan logam berat adalah pada ketersediaan ion hidroksi (OH - ). Keasaman larutan mempunyai pengaruh terhadap kemudahan pembebasan Hidrogen. Dari hasil percobaan yang ditunjukkan dalam Tabel 1, dapat dilihat bahwa penurunan kadar logam Cu maksimum terjadi pada kondisi ph 9, yaitu pada kondisi keasaman yang rendah (kondisi basa) dengan penurunan konsenrasi sebesar 3,47 ppm dan presentase penurunan kadar logam Cu sebesar 99,3%. Hal ini disebabkan karena spesiesi dari logam Cu yang dapat mengendap pada kondisi basa sehingga pada kondisi ph tersebut presentase penurunan konsentrasi logam Cu dalam larutan semakin besar. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Kep 51-/MENLH/1/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri menuliskan bahwa ph limbah hasil industri dinyatakan aman pada kisaran 6-9. Jadi hasil penelitian masih memenuhi baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri. 2. Penentuan waktu kontak (elektrolisis) optimum larutan Cu(NO 3 ) 2 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa logam Cu memiliki waktu elektrolisis optimum 6 menit. Besarnya penurunan koonsentrasi logam sebanyak 1,68 ppm dengan presentase penurunan kadar logam Cu sebesar 48,1%. 3. Pengaruh tegangan listrik terhadap penurunan kadar logam Cu pada elektrokoagulasi larutan Cu(NO 3 ) 2 Semakin besar tegangan listrik yang diberikan maka arus yang mengalir juga akan semakin besar, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3. Arus tersebut digunakan oleh elektroda (anoda) untuk melarutkan Alumunium ke dalam larutan yang kemudian bereaksi dengan ion hidroksi (dari katoda) membentuk aluminium hidroksi. Hidroksi mengflokulasi dan mengkoagulasi partikel tersuspensi termasuk logam berat seperti Cu. Sehingga dengan besarnya arus yang ada akibat kenaikan tegangan yang diberikan, flok yang terbentuk juga semakin banyak dan penurunan logam berat Cu semakin besar. Dari percobaan diperoleh penurunan kadar logam Cu terbesar pada tegangan 12 V, dengan besarnya presentase penurunan kadar logam Cu sebesar 38,4%. 4. Pengaruh penggunaan metode elektrokoagulasi dalam penurunkan kadar Logam Cu pada air limbah pabrik tekstil Sekar Bengawan Karanganyar Berdasarkan hasil analisis menggunakan AAS, Kandungan logam Cu dalam air limbah pabrik tekstil Sekar Bengawan Karanganyar sebesar 1,23 ppm dan beban pencemaran sebesar,69 mg/m 3 air. Setelah diterapkan metode elektrokoagulasi, konsentrasi logam Cu berkurang menjadi,84 ppm. Dari angka penurunan konsentrasi tersebut dapat dicari presentase penurunan kadar logam Cu dalam air limbah sebagai berikut : Cb % Penurunan Kadar logam Cu = X 1 % Ci Di mana Cb=penurunan konsentrasi limbah Ci= konsentrasi awal limbah % Penurunan Kadar logam Cu = 1,146 X 1 % 1,23 = 99,2% Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode elektrokoagulasi Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..498

berpengaruh besar terhadap penurunkan kadar logam Cu pada air limbah pabrik tekstil. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada percobaan diperoleh ph optimum logam Cu dalam larutan Cu(NO 3 ) 2 sebesar 9. 2. Waktu elektrolisis optimum logam Cu dalam larutan Cu(NO 3 ) 2 pada konsentrasi 4 ppm adalah 6 menit dengan penurunan konsentrasi sebesar 1,68 ppm dan penurunan kadar logam Cu sebesar 48,1 %. 3. Tegangan listrik berpengaruh terhadap penuruunan kadar logam Cu dalam larutan menggunakan metode elektrokoagulasi. 4. Penggunaan metode elektrokoagulasi berpengaruh besar terhadap penurunan kadar logam Cu pada air limbah pabrik tekstil Sekar Bengawan karena dapat menurunkan kadar logam Cu sebesar 99,2% dengan konsentrasi awal logam Cu dalam air limbah 1,23 ppm mengalami penurunan sebesar 1,15 ppm. DAFTAR RUJUKAN Achmad, Rukaesih. 24. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Pengolahan limbah Cair Yang Mengandung Logam Pb, Cd, dan TSS Menggunakan Alat Elektrokoagulasi. Yogyakarta : ISSN 1978-176. Jurnal sttn-batan.ac.id/wp-content/.../44- sunardi-ptapb-441-446.pdf. Diakses 27 Mei 21. Wahyu Widowati, dkk. 28. Efek Toksik Logam. Yogyakarta: Penerbit Andi. Windasari, Rina. 28. Pemanfaatan Kulit Kacang Tanah Sebagai Adsorben Zat Warna Direct Blue 28. http://www.unnes.ac.id/pkm/adsorben.p df. Diakses pada tanggal 1 Juli 21. Http://www.menlh.go.id/usaha kecil/) diakses 12 Januari 211. TANYA JAWAB Nama Penanya Nama Pemakalah Pertanyaan : : Suherman : Budi Utami Berapa variansi waktu untuk menetukan waktu elektro koagulasi optimum untuk menurunkan kadar Cu dalam larutan? Jawaban : Variansi waktu yang digunakan adalah 3 menit, 45 menit, 6 menit,75 menit, dan 9 menit. Waktu optimum untuk menurunkan kadar logam Cu dalam larutan adalah 6 menit, dengan presentase penurunan kadar logam Cu sebesar 48,1%. Khopkar, S.M. 1987. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Erlangga. Mukimin, Aris. 26. Pengolahan Limbah Industri Berbasis Logam Dengan Tekhnologi Elektrokoagulasi Flotasi. Semarang: UNDIP. www.eprints. undip.ac.id /15382/1/ Aris_ Mukimin.pdf. Diakses 1 januari 211. R.A Day and A.L Underwood. 1992. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Ke -5. Jakarta: Erlangga. Sunardi. 27. Pengaruh Tegangan Listrik dan Kecepatan Alir Terhadap Hasil Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..499

LAMPIRAN No ph Absorb ansi Ci Tabel 1 Cf Cb Persentas e penuruna n kadar Cu 1 4,49,712 3,43 98, Gambar 1 Bagan Kerja Persiapan Sampel (Skema Kerja Destruksi Limbah Pabrik Tekstil Sekar Bengawan) 2 6,45,662 3,43 98,1 3 9,12,246 3,47 99,3 N o Tabel 2. Penurunan Kadar Logam Cu Pada Wak tu (me nit) Waktu Elektrolisis Bervariasi Absorb ansi 1 3,233 2 45,1696 3 6,1435 4 75,1435 5 9,1436 N o Ci (pp m) Cf (pp m) 2,5 7 2,1 5 1,8 2 1,8 2 1,8 2 Cb (pp m),9 26 1,3 5 1,6 8 1,6 8 1,6 8 Persent ase penuru nan kadar Cu 26,5 38,6 48,1 48, 48, Tabel 3. Pengaruh Tegangan Bervariasi Pada Tegan gan (Volt) Penurunan Kadar logam Cu Sebelum elektrokoa gulasi Kadar Cu sesudah elektrokoa gulasi Penuru nan kadar Logam Cu (%) 1 3,893 25,5 2 6 1,13 32,4 3 9 1,15 32,9 4 12 1,34 38,4 Gambar 2 Skema Kerja Elektrokoagulasi Larutan Cu(NO 3 ) 2 Dalam Penentuan ph Optimum Gambar 3. Skema Kerja Elektrokoagulasi Larutan Cu(NO 3 ) 2 Dalam Penentuan Waktu Elektrolisis Optimum. Gambar 4. Skema Kerja Elektrokoagulasi Larutan Cu(NO 3 ) 2 Dalam Menentukan Pengaruh Tegangan Listrik Gambar 5. Rangkaian Alat Elektrolisis Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..5