Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

dokumen-dokumen yang mirip
Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

Luas Penggunaan Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Kabupaten/Kota (hektar)

PRODUKSI BERAS PROVINSI ACEH HASIL INDUSTRI PENGGILINGAN PADI JAN APR 2012

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN ACEH

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan minuman internasional dan digemari oleh bangsa-bangsa di

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014

Analisis Belanja Infrastruktur D i a n t a r a J a l a n B e r l u b a n g. T. Triansa Putra Banda Aceh, 26 Februari 2013

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

Fortifikasi Garam Beriodium dalam Rangka Peningkatan Angka KGBI Aceh

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Aceh. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH. Oleh: Kabid Pengembangan Investasi. Sosialisasi RUPM Aceh 29 Agustus 2013

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan.

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

BAB III Tinjauan Perekonomian Menurut Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 33 Tahun 2015

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

Okto Dasa Matra Suharjo NRP Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

POTRET BELANJA PUBLIK ACEH TENGAH TAHUN Public Expenditure Analysis & Capacity Strengthening Program (PECAPP) Takengon, 19 Desember 2013

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

PECAPP. Now or Never. Pengelolaan Sumber Daya Keuangan Aceh yang Lebih Baik Analisa Belanja Publik Aceh 2012

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

PEMERINTAH ACEH RAPAT KONSOLIDASI PERKEMBANGAN REALISASI PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN BALI, 30 Januari-1 Februari 2013

PROVINSI ACEH. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Aceh Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

PETA PENCAPAIAN PB TERHADAP PPM PB PER KAB/KOTA S/D NOPEMBER 2008

IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan jenis kopi Robusta pada masa awal abad XX menjurus ke arah suatu

GUBERNUR ACEH MW\DATAWAHED\2014\PER.GUB.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus Hal

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN PROBOLINGGO- PASURUAN-LUMAJANG MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN EFISIENSI

PETA PENCAPAIAN PB TERHADAP PPM PB PER KAB/KOTA S/D JULI 2009

karakteristik pusat pertumbuhan

Penentuan dan Pengembangan Komoditas Unggulan Argoindustri sub Sektor Perkebunan Berbasis Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Aceh

Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak dua puluh tahun terakhir, dengan kemajuan besar dalam bidang teknologi informasi khususnya di bidang

PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL. Hermes Palace Hotel, 11 Maret 2014

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) C-221

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek

Penentuan Kawasan Agroindustri Berdasarkan Komoditas Unggulan di Kabupaten Bondowoso

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS NASIONAL

Sekilas RPJPN, RPJPA, NAWA CITA dan RPJMA Review Dokumen Pembangunan Perkebunan Aceh. Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup dan Metode Pelaksanaan

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Penentuan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

PROFIL PEMBANGUNAN ACEH

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI ACEH

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura di Kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan propinsi paling barat di Indonesia yang beribukota di Banda Aceh terbagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

EVALUASI PROGRAM KB NASIONAL TAHUN 2008

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN

SKRIPSI ANALISIS SPASIAL KASUS MALARIA DI KELURAHAN PAYA SEUNARA KECAMATAN SUKAKARYA KOTA SABANG PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh Adinda Putri Siagian dan Eko Budi Santoso Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia email: eko_budi@urplan.its.ac.id Abstrak Sektor strategis yang menentukan wilayah berkembang dengan cepat adalah sektor basis dan sektor industri. Provinsi Aceh memiliki laju pertumbuhan wilayah lambat karena termasuk 10 provinsi termiskin di Indonesia. Provinsi Aceh memiliki sektor basis pertanian khususnya subsektor perkebunan sebagai penopang ekonomi di luar sektor migas. Sedangkan kondisi sektor industri (non migas) belum memberi kontribusi ekonomi signifikan. Upaya peningkatan laju pertumbuhan wilayah Aceh perlu didukung oleh adanya berbasis perkebunan. Maka perlu adanya penentuan klaster wilayah berbasis perkebunan dalam pengembangan wilayah di Provinsi Aceh. Tahapan penelitian terdiri atas 1) Penentuan jenis komoditas unggulan perkebunan Aceh dan 2) Pembagian klaster wilayah berbasis perkebunan dalam Provinsi Aceh. Metode penelitian menggunakan teknik analisa Location Quotient (LQ), ShiftShare Analysis (SSA), Quartil, dan Hierarchihal Cluster. Hasil penelitian didapatkan jenis komoditas unggulan perkebunan Aceh adalah Karet, Kakao, Kelapa Sawit. Pembagian Klaster pengembangan wilayah industri : 1) I berbasis bahan baku terdiri dari Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, Aceh Utara, 2) pengembangan industri II berbasis pemasaran terdiri atas Kabupaten/Kota Aceh Singkil, Aceh Besar, Banda Aceh, Lhokseumawe, Pidie, Bireuen, 3) III berbasis tenaga kerja meliputi Kabupaten/Kota Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Gayo Lues, Bener Meriah, Simeulue, Aceh Selatan, Aceh Tengah, Langsa, Pidie Jaya, Aceh Jaya, Subulussalam dan Aceh Barat. Kata Kunci industri, pengembangan, perkebunan, wilayah. I. PENDAHULUAN ENGEMBANGAN wilayah memiliki tujuan untuk Pmeningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan mendorong laju pertumbuhan wilayah dengan ditunjukkan oleh indikator pendapatan perkapita yang merata dan tingkat pengangguran yang rendah [1]. Seiring penurunan proporsi dalam pemanfaatan sumber daya pertanian (primer) dan kenaikan proporsi pada kegiatan sektor industri pendapatan perkapita akan meningkat. Konsep pertumbuhan wilayah model basis ekspor dan pendekatan sektor menekankan pada dua sektor strategis yang menjadi faktor penentu dalam mengembangkan wilayah dapat berkembang dengan cepat. Sektor strategis tersebut yakni sektor basis dan sektor industri [2]. Penetapan Strategi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 2025 untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang berkelanjutan menetapkan strategi utama dalam mendorong peningkatan nilai tambah sektor sektor unggulan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan energi, pembangunan SDM dan Iptek. Strategi pengembangan Koridor Sumatera memiliki fokus tema pembangunan sebagai sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional [3]. Provinsi Aceh yang termasuk dalam koridor utara Sumatera memiliki laju pertumbuhan wilayah yang lambat, kondisi tersebut ditentukan dari peringkat ekonomi Aceh yang masih berada pada 10 provinsi termiskin di Indonesia [4]. Secara empiri, kontribusi ekonomi Aceh ditopang oleh sektor basis pertanian yang memiliki persentase 26 28 persen sejak tahun 20082010. Sedangkan kontribusi sektor industri non migas terhadap perekonomian masih sangat rendah 3,02 persen. Berdasarkan persentase luasan penggunaan lahannya, luasan penggunaan lahan sebagai kegiatan industri di Aceh hanya 0,07 persen sedangkan subsektor perkebunan memiliki luasan penggunaan lahan 18 persen dari total luas lahan keseluruhan [5]. Komoditas andalan perkebunan Aceh yang tersebar hampir di seluruh wilayah adalah Komoditas Kopi, Kakao, Karet, dan Kelapa Sawit [6]. Maka, upaya dalam mendorong laju pertumbuhan wilayah dan pertumbuhan ekonomi dalam Provinsi Aceh memerlukan adanya berbasis komoditas perkebunan dalam pengembangan wilayah. II. METODE PENELITIAN II.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini didapatkan melalui survey sekunder. Survey sekunder terdiri dari survey instansional dan survey literatur. Data survey sekunder yang digunakan dalam penelitian antara lain terkait data administrasi wilayah, data demografi, data produksi komoditas unggulan perkebunan Aceh, data harga jual komoditas perkebunan Aceh, data infrastruktur wilayah Aceh. II.2 Metode Analisis Tahapan analisis untuk memperoleh tujuan penelitian yaitu

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 2 menentukan klaster wilayah berbasis perkebunan dalam pengembangan wilayah di Provinsi Aceh. Tahapan penelitian : 1) Menentukan komoditas unggulan perkebunan dengan menggunakan teknik analisa Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA), 2) Menentukan pembagian klaster wilayah dengan menggunakan teknik analisaquartil dan Hierarchical Cluster. A. Penentuan Jenis Komoditas Unggulan Perkebunan Penentuan jenis komoditas unggulan perkebunan Aceh dilakukan dengan teknik analisa Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA). Perbadingan relative model Location Quotient memiliki rumus sebagai berikut : LQ= V ik/v k V ip /V p Perumusan output nilai LQ sebagai berikut : LQ > 1, komoditas perkebunan i merupakan basis ekonomi di kabupaten k. LQ < 1, komoditas perkebunan i bukan sektor basis. LQ = 1, komoditas perkebunan memiliki nilai laju pertumbuhan sama dengan daerah referensi. Teknik kuantitatif Shift Share Analysis (SSA) memiliki fungsi untuk mengidentifikasi tingkat daya saing komoditas pada masing masing wilayah studi. Model SSA memiliki rumus sebagai berikut : PPW = ri(ri /rint /nt) PP = ri (nt /ntnt /Nt) PB = PP + PPW Berikut perumusan output nilai PB dari analisis SSA : PB 0, tingkat pertumbuhan tinggi (maju) PB 0, tingkat pertumbuhan lamban Penentuan jenis komoditas unggulan perkebunan yang berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku industri adalah jenis komoditas perkebunan dengan nilai LQ > 1 dan PB 0. B. Penentuan Klaster Wilayah Pengembangan Industri Penentuan klaster wilayah berbasis perkebunan di Provinsi Aceh menggunakan teknik analisa Hierarchical Cluster. Adapun pembentukan klaster wilayah ditentukan berdasarkan indikator dari dalam wilayah [7]. Indikator pembentukan klaster wilayah tersebut antara lain : 1. Kedekatan sumber bahan baku 2. Ketersediaan tenaga kerja 3. Kemudahan Akses Pasar III. HASIL DAN PEMBAHASAN Provinsi Aceh memiliki luas wilayah 56.770,81 km 2. Luas penggunaan lahan terbesar adalah hutan dengan luas 2.291.080 Ha yaitu 40,36 persen dari luas total wilayah. Luas penggunaan lahan perkebunan adalah 1001.081 ha yaitu sebesar 18 persen dari luas total wilayah dan luasan penggunaan lahan terendah adalah industri dengan luas sebesar 3.928 ha atau 0,07 persen dari luas total wilayah Provinsi Aceh. A. Penentuan Jenis Komoditas Unggulan Perkebunan Penentuan jenis komoditas unggulan perkebunan dilakukan untuk mengidentifikasi jenis komoditas yang berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku industri berbasis perkebunan. Komoditas perkebunan pada wilayah penelitian didominasi oleh komoditas perkebunan Kopi, Kakao, Karet, dan Kelapa Sawit. 1) Analisa Location Quotient (LQ) Berdasarkan teknik analisa LQ, dapat diidentifikasi bahwa komoditas yang memiliki nilai LQ>1 menunjukkan tingkat basis tinggi dibandingkan pada wilayah yang lainnya sehingga berpotensi sebagai komoditas strategis untuk dikembangkan lebih lanjut. Tabel 1 Hasil Perhitungan Analisa LQ LQ 0,28 3,93 2,17 0,29 1,03 0,33 0,08 0,12 0,86 1,05 2,00 2,98 0,57 0,11 0,19 0,42 2,17 0,92 0,51 0,54 1,15 1,42 2,47 0,47 1,27 1,45 0,66 2,19 2,29 0,50 1,28 5,34 0,03 4,03 0,83 0,22 2,47 0,17 5,45 0,20 2,41 0,05 0,53 2,07 1,07 0,14 0,11 1,02 3,38 3,20 1,40 2,89 2,20 0,26 0,61 0,21 3,88 3,98 0,49 2,76 0,16 Berikut wilayah basis komoditas perkebunan : 1. Kelapa Sawit : Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Timur, A.Barat Daya, Aceh Tamiang, Nagan Raya, Subulussalam. 2. Karet : Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Jaya, Langsa, Subulussalam. 3. Kopi : Aceh Selatan, Aceh Tengah, Aceh Besar, Gayo Lues, Bener Meriah. 4. Kakao : Simeulue, A. Tenggara, Aceh Timur, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Gayo Lues,. 2) Shift Share Analysis (SSA) Berikut wilayah yang memiliki output nilai PB 0 :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 3 Tabel 2 Hasil Perhitungan SSA (PB 0) PB 0 Maka, berdasarkan hasil kompilasi output nilai LQ>1 dan PB 0 didapatkan jenis komoditas unggulan perkebunan di Aceh yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan baku industri berbasis perkebunan adalah komoditas Kelapa Sawit, Karet dan Kakao. Sedangkan komoditas Kopi bukan merupakan komoditas unggulan. Tabel 3 Hasil Kompilasi Nilai LQ>1 dan PB 0 LQ>1, PB 0 B. Penentuan Klaster Pengembangan Industri Perkebunan Penentuan klaster berbasis perkebunan dalam pengembangan wilayah di Provinsi Aceh dilakukan dengan menggunakan teknik analisa Quartil dan Hierarchical Cluster. Pembagian klaster wilayah berbasis perkebunan diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Wilayah berorientasi pada kedekatan sumber bahan baku mentah. 2. Wilayah berorientasi pada kemudahan akses pasar. 3. Wilayah berorientasi pada ketersediaan tenaga kerja. 1) Analisa Quartil Tahap pembentukan klaster wilayah berbasis perkebunan berorientasi pada bahan baku mentah dilakukan dengan menggunakan teknik analisa Quartil. Pengelompokkan wilayah tersebut berdasarkan ouput nilai LQ dan PB pada hasil analisa sebelumnya serta nilai kontribusi produksi komoditas. Sehingga akan terbentuk klaster wilayah yang merupakan kelompok wilayah yang memiliki nilai LQ>1, PB 0, dan nilai kontribusi produksi tinggi. Berikut input data Analisa Quartil. Berikut hasil perhitungan analisa Quartil menggunakan software minitab 16. Tabel 4 Deskripsi Output Analisa Quartil Nilai Kontribusi (%) Rendah Tinggi 1.Karet 2.Kakao 3.Kelapa Sawit 5,75 8,17 3,83 5,76 24,41 8,18 20,27 3,84 23,26 Berdasarkan hasil kompilasi nilai LQ>1, nilai PB 0, dan nilai kontribusi produksi masing masing komoditas, wilayah yang berpotensi tinggi pada bahan baku dan secara geografis memiliki wilayah yang saling berdekatan maka diklasifikasikan sebagai klaster wilayah pengembangan industri berorientasi pada sumber bahan baku. tersebut terdiri atas Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Singkil, Aceh Timur, dan Aceh Tenggara. Tabel 5 Wilayah Penghasil Komoditas Unggulan Perkebunan Klasifikasi Klaster Wilayah Pengembangan Klaster 1 pengembangan industri berorientasi pada kedekatan sumber bahan baku mentah 1. Aceh Tamiang 2.Aceh Tenggara 3.Aceh Utara 4.Aceh Timur 5.Aceh Singkil 2) Hierarchical Cluster Pembentukan klaster wilayah yang berorientasi pada sumber tenaga kerja dan akses pemasaran dilakukan dengan menggunakan teknik analisa Hierarchical Cluster. Pada proses analisa Cluster tersebut, kabupaten yang termasuk dalam klaster wilayah penghasil komoditas unggulan perkebunan (lihat Tabel 5) tidak dimasukkan sebagai input data analisa Cluster.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 4 Gambar 2. Peta Pembagian Klaster Wilayah Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh Proses analisa dengan input data didapatkan hasil pengelompokkan klaster wilayah berbasis perkebunan sebagai berikut. Tabel 6 Klaster Wilayah Pengembangan Industri Klasifikasi Klaster Wilayah Pengembangan Karakteristik Wilayah Klaster 1 berorientasi pada kedekatan sumber bahan baku mentah. 1. Aceh Tamiang 2.Aceh Tenggara 3.Aceh Utara 4.Aceh Timur 5.Aceh Singkil Karakteristik Wilayah Klaster 2 berorientasi pada kemudahan akses pemasaran baik darat, laut, maupun udara. 1. Aceh Besar 2.Banda Aceh 3.Sabang 4.Lhokseumawe 5.Pidie 6.Bireuen Gambar 1. Dendogram. Hasil pembagian klaster wilayah berdasarkan ouput analisa Hierarchical Cluster Berdasarkan pembentukan klaster yang telah ditunjukkan dengan dendogram, pemetaan wilayah dapat dilihat pada Gambar 2. Klasifikasi klaster wilayah berbasis perkebunan di Aceh terbagi menjadi tiga terdapat pada Tabel 4 berikut. Karakteristik Wilayah Klaster 3 berorientasi pada kecukupan sumber daya manusia yang berpotensi tinggi menjadi tenaga kerja industri. 1.Aceh Barat Daya 2.Nagan Raya 3.Gayo Lues 4.Bener Meriah 5.Simeulue 6.Aceh Selatan 7.Aceh Tengah 8.Langsa Jaya 10.Aceh Jaya 11.Subulussalam 12.Aceh Barat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 5 IV. KESIMPULAN Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Komoditas unggulan perkebunan dikembangkan lebih lanjut dalam mendukung kegiatan sektor industri di Aceh adalah Karet, Kakao, dan Kelapa Sawit. 2. Terbentuk tiga klaster wilayah berbasis perkebunan dalam pengembangan wilayah di Aceh. 3. Pembentukan klaster mendukung pengembangan kegiatan pengembangan sektor industri dengan menyesuaikan potensi wilayah yang dimiliki UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmatnya sehingga laporan Tugas Akhir dengan judul Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh. ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Aceh atas bantuan pendidikan yang telah diberikan kepada penulis melalui program kerjasama Pemda Aceh sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. DAFTAR PUSTAKA [1] Alkadri, et al dkk, Manajemen Teknologi untuk Pengembangan Wilayah, Jakarta : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (2001). [2] Adisasmita, Rahardjo, Pengembangan WilayahArahan dan Teori, Yogyakarta : Graha Ilmu (2008). [3] Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI 20112025), Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian (2011) [4] Sensus BPS Nasional, Badan Pusat Statistik Nasional (2010) [5] Aceh dalam Angka,,Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh (2011) [6] Potensi Investasi Aceh Sektor Perkebunan, Badan Investasi dan Promosi Aceh, Available : http://2012.acehinvestment.com [7] Arsyad, Lincolin, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta : UPP STIM YKPN