BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Desain Penelitian III.1.1 Populasi dan Sampel III.1.1.1 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / sumber yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta. III.1.1.2 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007). Sampel harus mewakili populasi yang ada. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat menggambarkan keadaan populasi yang sesungguhnya. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 102 responden yang merupakan auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik secara acak yang berada di Jakarta. III.1.2 Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data dari penelitian ini bersumber dari data primer yang didapat dari sumber asli atau tidak melalui media perantara dan data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti. Data primer dalam penelitian tersebut dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada masing-masing responden. Sumber data berasal dari jawaban para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. 30
III.1.3 Penentuan Jumlah Sampel Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan metode pendekatan simple randam sampling. Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan simple random sampling adalah sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi. Dalam penentuan sampel penelitian ini, sampel dipilih berdasarkan kriteria auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang memiliki pengalaman audit minimal satu tahun. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 102 responden yang merupakan auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. III.1.4 Metode Pengumpulan Sampel Data primer diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada auditor. Dimana penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung dengan mendatangi responden ke beberapa Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penyebaran kuesioner dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. Tahap kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor untuk dilakukan pengolahan data. 31
III.1.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: - Kuesioner Adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. - Studi Pustaka Merupakan data dan mempelajari buku-buku referesnsi dan literature sebagai penunjang pelengkap dari masalah yang sedang diteliti sebagai pedoman dan landasan teori. III.1.6 Metode Analisis Data Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyanto (2004) analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda adalah: Rumus: Y = Keterangan: Y X 1 X 2 : Tingkat Kinerja Auditor : Keahlian : Kecermatan Profesional 32
X 3 : Kepatuhan pada Kode Etik : Konstanta : Koefisien Regresi : Error III.1.7 Metode Penyajian Data Penyajian data yang dilakukan oleh penulis adalah bentuk tabel yang berisi mengenai hasil penelitian melalui beberapa pengujian. Selain itu penulis juga menyajikan hasil penelitian secara deskriptif dengan menjelaskan secara detail hasil dari penelitian yang telah diuji. III.2 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi ini menyajikan ringkasan, pengaturan dan penyusunan data dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama dan data demografi responden (Ghozali dan Ikhsan, 2006). III.3 Uji Kualitas Data III.3.1 Uji Validitas MenurutSugiyono (2006), uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu intrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian. Kuesioner dapat 33
dikatakan valid jika pertanyaan dalam suatu kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat benar-benar dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Imam Ghozali, 2006). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan analisa faktor. Analisa faktor merupakan analisa teknik multivariate. Tujuannya adalah untuk mengelompokkan data menjadi beberapa kelompok sesuai dengan korelasi antar variabel. Analisa faktor dapat digunakan untuk mengetahui pengelompokkan individus esuai dengan karakteristiknya, maupun untuk menguji validitas konstruk. Uji validitas dengan analisa faktor dengan melihat KMO Bartlett s serta Anti-Image Matrices Correlation. Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah sebagai berikut: - Jika nilai KMO Bartlett s serta Anti-Image Matrices Correlation > 0,5 construct valid - Jika nilai KMO Bartlett s serta Anti-Image Matrices Correlation < 0,5 construct tidak valid III.2.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsistensi) dari suatu intrumen (Husaini, 2003). Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap pernyataanpernyataan yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada kelompok yang sama dengan alat pengukuran yang sama. Teknik statistik ini digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien Cronbach s Alpha dengan bantuan software SPSS. Cronbach s Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Secara umum suatu 34
instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien Cronbach s Alpha > 0,6 (Imam Ghozali, 2006). Dasar pengambilan keputusan uji Reliabilitas: - Cronbach s Alpha > 0.6 Cronbach s Alphaacceptable (construct reliable) - Cronbach s Alpha < 0.6 Cronbach s Alphapoor acceptable (construct unreliable) III.4 Uji Asumsi Klasik III.4.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam pengujian ini terdapat dua cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas model regresi tersebut yaitu dengan analisis grafik (normal P-P plot) dan analisis statistic (One Sample Kolmogorov-Smirnov Test). Dalam melakukan pengujian normalitas untuk penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian normalitas yaitu: - Jika nilai probabilitas (kolmogorov-smirnov) > taraf signifikansi 5%, maka data terdistribusi dengan normal - Jika nilai probabilitas (kolmogorov-smirnov) < taraf signifikansi 5%, maka data tidak terdistribusi dengan normal III.4.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Untuk mendeteksi apakah terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor 35
(VIF). Model regresi dianggap bebas dari multikolinieritas jika variabel independen penelitian memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. III.4.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pangamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID), uji Glesjer, ujipark, dan uji White. Dalam melakukan pengujian heteroskedastisitas untuk penelitian ini menggunakan uji Glesjer. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian heteroskedastisitas yaitu apabila probabilitas tingkat signifikansi > 0,05, maka H o diterima, yakni tidak terdapat heteroskedastisitas. III.4.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t - 1). Ada beberapa cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW test), uji Langrage Multiplier (LM test), uji statistic Q, dan Run Test. Dalam melakukan pengujian autokorelasi untuk penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson (DW test). Kriteria dalam pengujian autokorelasi dapat dilihat dari gambar berikut ini : 36
Gambar3.1 KriteriaPengujianAutokorelasi DW <d L terdapat autokorelasi positif d L < DW <d U tidak dapat disimpulkan d U < DW < 4 - d U tidak terdapat autokorelasi 4 - d U < DW < 4 - d L tidak dapat disimpulkan DW > 4 - d L terdapat autokorelasi negatif Keterangan : DW d U d L : hasilperhitungandurbin WatsonStatistik : nilaibatasatas (didapatdaritabel) : nilaibatasbawah (didapatdaritabel) III.5 Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Jika koefisien determinasi sama dengan nol, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika besarnya koefisien determinasi 37
mendekatia ngka 1, maka variabel indenpen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. III.6 Uji Hipotesis Dalam pengujian hipotesisi ini dilakukan dengan melihat rata-rata nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif. Interval jawaban terdiri dari 1 sampai 5, dimana point 4 dan point 5 merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh keahlian, kecermatan professional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial terhadap tingkat kinerja auditor digunakan pengujian secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t. 1. Uji F Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut: H o : β = 0, keahlian, kecermatan professional dan kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kinerja auditor. H a : β 0, keahlian, kecermatan professional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kinerja auditor. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95% atau taraf nyata 5% serta derajat kebebasan df 1 dan df 2 untuk mencari nilai F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah: a. Jika F hitung > F tabel, maka H a diterima dan H o ditolak. b. Jika F hitung < F tabel, maka H a ditolak dan H o diterima. 38
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan: a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka H a ditolak dan H o diterima. b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka H a diterima dan H o ditolak. 2. Uji t Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut: H o : β = 0, keahlian, kecermatan professional dan kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat kinerja auditor. H a : β 0, keahlian, kecermatan professional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat kinerja auditor. Untuk mencari t tabel dengan df = N-1, taraf nyata 5% dapat dengan menggunakan tabel statistik. Nilai ttabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel t. dasar pengambilan keputusan adalah: a. Jika t hitung > t tabel, maka H a diterima dan H o ditolak. b. Jika thitung < t tabel, maka H a ditolak dan H o diterima. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan: a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka H a ditolak dan H o diterima. b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, makah a diterima dan H o ditolak. 39
III.7 Operasional Variabel Penelitian ini mengunakan tiga variebel independen yaitu Keahlian (X 1 ), Kecermatan Profesional (X 2 ), dan Kepatuhan pada Kode Etik (X 3 ) yang merupakan penyebab yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja auditor. Dan satu varibel dependen yaitu Tingkat Kinerja Auditor (Y). Keahlian (X 1 ) dalam penelitan ini adalah yang mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, serta memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya, dengan indikatornya memiliki kompetensi teknis di bidang auditing, akuntansi, dan mengikuti pendidikan dan pelatihan professional berkelanjutan. Kecermatan professional (X 2 ) dalam penelitian ini adalah auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Due professional caredapat diterapkan dalam pertimbangan profesional (professional judgement), yang dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya: Formulasi tujuan audit Penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit Pemilihan pengujian dan hasilnya Pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit Penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan efek / dampaknya Pengumpulan bukti audit 40
Penentuan kompetensi, integritas, dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit. Kepatuhan pada Kode Etik (X 3 ) penelitian ini adalah auditor diharuskan mematuhi kode etik yang telah diterapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit. Kode etik dibuat dengan tujuan untuk mengatur hubungan antara: 1. Auditor dengan rekan sekerjanya 2. Auditor dengan atasannya 3. Auditor dengan objek pemeriksanya 4. Auditor dengan masyarakat Tingkat Kinerja Auditor (Y) dalam penelitian ini adalah auditor yang melakukan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian kinerja auditor. 41