BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dan terdekat dengan manusia. Pendidikan merupakan suatu proses untuk menuju kedewasaan dalam kehidupan manusia. Sagala (2014: 3) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar tempat individu itu berada. Sedangkan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 (Sagala, 2014: 3): Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari beberapa pengertian pendidikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha sadar dari seorang individu untuk mengembangkan potensi dirinya dalam berbagai bidang untuk mencapai kedewasaan dirinya guna menjadi anggota masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Pendidikan IPS merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah dasar. Seperti yang dijelaskan Wahab (2009: 1.7), pendidikan IPS sebagai suatu program pendidikan tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep pengetahuan semata, namun harus mampu membina siswa menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya, yang juga memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama yang seluas-luasnya. IPS sebagai salah satu bidang studi memiliki tujuan yaitu untuk membina mental agar sadar akan tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan tujuan pembelajaran IPS yang telah dijelaskan di atas, ternyata bukanlah hal yang mudah untuk mencapai tujuan IPS 1
2 tersebut secara optimal. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang menyatakan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri 2 Kutosari masih rendah. Siswa kelas IV SD Negeri 2 Kutosari berjumlah 45 siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Pada saat melakukan observasi, terdapat 2 siswa yang tidak mengikuti pembelajaran. Dari keseluruhan jumlah siswa yang hadir, hanya 34,88% siswa yang mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 65,12% siswa mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai rata-rata kelas baru mencapai angka 61,22 yang masih jauh dari KKM yang ditetapkan yaitu 75. Hal ini membuktikan bahwa siswa masih sulit untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran IPS juga sulit untuk tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Sulityo (Sulistyaningrum, 2012: 68 69) yang menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung bagaimana proses tersebut dirancang dan dijalankan secara professional optimal. Pencapaian kualitas belajar mengajar yang optimum merupakan salah satu hal yang sangat diharapkan. Kesulitan pencapaian tujuan pembelajaran IPS ini tidak terlepas dari berbagai faktor, salah satunya adalah aktivitas siswa di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Di SD Negeri 2 Kutosari hampir setengah dari jumlah siswa tidak memperhatikan saat guru sedang menjelaskan materi. Siswa aktif dengan kegiatannya sendiri yang tentunya menyimpang dari pembelajaran, sehingga siswa tidak dapat secara optimal menyerap materi yang disampaikan guru. Hal ini semakin diperkuat oleh hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Kutosari yang menyatakan bahwa siswa kurang fokus pada materi yang disampaikan guru. Hasil belajar siswa yang buruk serta aktivitas siswa yang menyimpang saat pembelajaran tidak terlepas dari bagaimana cara guru dalam menyampaikan materi. Di SD Negeri 2 Kutosari, guru lebih mendominasi dalam pembelajaran. Guru menyampaikan materi dengan ceramah. Pada saat observasi terlihat bahwa pembahasan Lembar Kerja Siswa (LKS) hanya sekadar dibacakan oleh guru sehingga siswa tidak dapat mengetahui di mana letak kesalahannya dan
3 memperbaikinya. Dalam penggunaan media pembelajaran, keterlibatan siswa sangatlah sedikit. Hanya beberapa siswa yang mendapatkan kesempatan untuk ikut menggunakan media pembelajaran, sedangkan siswa yang tidak berkesempatan menggunakan media pembelajaran tidak ikut memperhatikan. Apabila kondisi pembelajaran tetap dibiarkan seperti ini, maka dikhawatirkan akan mempengaruhi ketidakberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Demi tercapainya tujuan pembelajaran IPS yang optimal, maka diperlukan suatu kondisi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Kondisi tersebut adalah kondisi yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Artinya, siswa menggali pengetahuannya dengan bantuan guru dan siswa dilibatkan dalam penggunaan media pembelajaran. Peneliti sebagai seorang praktisi pendidikan merasa perlu melakukan perbaikan proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan secara optimal. Banyak alternatif yang dapat digunakan di antaranya membuat inovasi pada strategi pembelajaran dan media pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: (1) strategi pembelajaran siswa aktif (CBSA); (2) strategi pembelajaran inkuiri; (3) strategi pembelajaran berbasis masalah; (4) strategi pembelajaran kooperatif; dan (5) strategi pembelajaran Guided Note Taking (GNT). Sedangkan media pembelajaran yang dapat digunakan antara lain: (1) video; (2) gambar; dan (3) benda konkret. Dari berbagai alternatif di atas, peneliti mengambil strategi pembelajaran Guided Note Taking (GNT). Strategi ini menganut pendekatan ekspositori. Strategi Guided Note Taking (GNT) ini merupakan salah satu strategi pembelajaran active learning yang mewajibkan siswa untuk membuat catatan dengan bimbingan guru. Strategi ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran IPS dengan materi yang banyak untuk diingat. Guided Note Taking menggunakan handout dengan menyimpulkan poin-poin penting dari sebuah pelajaran yang disampaikan (Silberman, 2009: 108). Menurut Muttaqien (Khasanah, 2012: 3), strategi Guided Note Taking (GNT) memiliki kelebihan yaitu memungkinkan siswa belajar lebih aktif secara
4 berfikir karena memberikan kesempatan mengembangkan diri, fokus pada handout dan materi yang disampaikan sehingga diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan menemukan. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan Wati (2012: x) yang menyatakan, strategi pembelajaran Guided Note Taking (GNT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari beberapa fakta-fakta sebagai berikut: (1) aspek visual activities pada siklus I sebesar 68,74% dan pada siklus II meningkat menjadi 78,12%; (2) oral ativities pada siklus I sebesar 74,87% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,49%; (3) listening activities pada siklus I sebesar 74,99% dan pada siklus II meningkat menjadi 77,49%; (4) writing activities pada siklus I sebesar 81,24% dan pada siklus II meningkat menjadi 90,62%; dan (5) prestasi siswa dari pratindakan 69%, pada siklus I 74,09% dan pada siklus II meningkat menjadi 80,16%. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetiyo (2014) juga menunjukkan bahwa penggunaan metode GNT dapat meningkatkan pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah. Terdapat kekurangan dari strategi Guided Note Taking (GNT) yaitu sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. Hanya saja kekurangan strategi Guided Note Taking (GNT) dapat diatasi dengan penggunaan media gambar. Dengan adanya media gambar ini diharapkan siswa lebih antusias dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini diperkuat oleh pendapat Arsyad (2015: 89) yang menyatakan bahwa media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Dari gambar-gambar yang disediakan siswa diharapkan dapat menemukan informasi untuk mengisi bagian handout yang kosong. Dari uraian tentang masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Penerapan Strategi Guided Note Taking (GNT) dengan Media Gambar dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS tentang Aktivitas Ekonomi di Kelas IV SD Negeri 2 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016.
5 B. Rumusan Masalah Dari serangkaian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apakah penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi di kelas IV SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016? 2. Bagaimanakah langkah-langkah penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar dalam peningkatan hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi di kelas IV SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016? 3. Apa kendala dan solusi dalam penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar dalam peningkatan hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi di kelas IV SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Dari uraian rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi di kelas IV SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016 dengan penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar. 2. Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar dalam peningkatan hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi di kelas IV SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan kendala dan solusi dalam penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi di kelas IV SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016.
6 D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Mengetahui secara nyata apakah penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang aktivitas ekonomi di kelas IV SD Negeri 2 Kutosari tahun ajaran 2015/2016. b. Memberikan sumbangan positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. c. Sebagai acuan guna meningkatkan mutu pembelajaran. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. a. Bagi siswa, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut. 1) Membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada materi aktivitas ekonomi. 2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar. 3) Membantu siswa mendapatkan pengalaman nyata dan informasi mengenai materi IPS yaitu aktivitas ekonomi. b. Bagi guru, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut. 1) Sebagai sumber informasi tentang penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar. 2) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan strategi Guided Note Taking (GNT) dengan media gambar pada materi IPS yang lain. 3) Dapat dijadikan bahan acuan dalam pembuatan penelitian tindakan kelas yang selanjutnya. c. Bagi sekolah, dapat bermanfaat sebagai berikut. 1) Hasil penelitian digunakan sebagai masukan bagi sekolah dalam alternatif kegiatan belajar mengajar dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
7 2) Memberikan sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi SD Negeri 2 Kutosari bahwa penerapan strategi Guided Note Taking (GNT) dapat meningkatkan mutu pembelajaran.