BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah eksprimen murni, dengan rancangan post test only with control group design, dengan skema sebagai berikut 14 : KP: X 1 Op 1 X 2 Op 2 X 3 Op 3 X 4 Op 4 X 5 Op 5 X 6 Op 6 KK: Ok Keterangan : KP : Kelompok perlakuan KK : Kelompok kontrol Op : Observasi variabel tercoba pada KP Ok : Observasi variabel tercoba pada KK X 1 : Perlakuan dengan memberikan larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai IGR dengan dosis 0,003 ppm X 2 : Perlakuan dengan memberikan larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai IGR dengan dosis 0,005 ppm X 3 : Perlakuan dengan memberikan larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai IGR dengan dosis 0,008 ppm X 4 : Perlakuan dengan memberikan larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai IGR dengan dosis 0,01 ppm X 5 : Perlakuan dengan memberikan larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai IGR dengan dosis 0,05 ppm X 6 : Perlakuan dengan memberikan larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai IGR dengan dosis 0,1 ppm B. Subyek Penelitian dan Sampel
1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah larva Anopheles aconitus instar III, dengan pertimbangan pada instar tersebut larva nyamuk sudah lengkap terbentuk alat-alat organ tubuh dan telah relatif stabil terhadap pengaruh lingkungan. 2. Sample Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random / acak sederhana, yaitu semua larva instar III berkesempatan dijadikan subyek penelitian serta kontrol. Besar subyek dalam penelitian ini adalah 20 ekor setiap perlakuan, dengan pertimbangan untuk eksperimen larva 20-25 ekor (WHO), pada masingmasing dosis dikalikan dengan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali. Banyaknya ulangan (replikasi) dalam eksperimen dihitung dengan rumus sebagai berikut: (t-1) (r-1) 15 Keterangan : t : jumlah perlakuan sebanyak 7 tingkat dosis pyriproxyfen r : jumlah ulangan sebanyak 4 kali perlakuan C. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian a. Variabel Dependen (terikat) Kematian larva Anopheles aconitus b. Variabel Independen (bebas) Larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai Insect Growth Regulator, yaitu Sumilarv c. Variabel terkendali Temperatur air ph air
Cahaya Volume air 2. Definisi Operasional a. Kematian larva Anopheles aconitus Jumlah larva nyamuk Anopheles aconitus yang mati setelah kontak selama 24 jam percobaan. Satuan : ekor b. Larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai IGR Berbagai macam tingkat dosis larvisida ( 0,1ppm, 0,05 ppm, 0,01 ppm, 0,008 ppm, 0,005 ppm, 0,003 ppm) berbahan aktif pyriproxyfen sebagai IGR yang diberikan kepada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan Satuan : ppm c. Temperatur air Derajat panas atau dingin air yang diukur berdasar skala tertentu menggunakan termometer, setiap kelompok eksperimen dikendalikan dengan temperatur yang sama, karena dilakukan pada tempat penelitian yang sama. Satuan : derajat celcius ( O C) Skala : Interval a) d. ph air Derajat keasaman suatu media air yang diukur dengan kertas ph, penggunaan air yang sama dikendalikan pada setiap kelompok eksperimen. Skala : Interval
b) e. Cahaya cahaya sebagai variabel pengganggu dikendalikan pada tempat penelitian yang sama diukur dengan lux meter. Satuan : lux f. Volume air Banyaknya air yang digunakan dalam percobaan, dikendalikan dengan jumlah air yang sama dan sumber air yang sama. Satuan : mililiter D. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang diperoleh dari hasil penghitungan jumlah kematian larva nyamuk Anopheles aconitus selama percobaan. 2. Data Sekunder Data pendukung berupa temperatur air, ph air, waktu kontak dan volume air yang mempengaruhi larva nyamuk 3. Bahan dan Alat Pengujian a. Bahan-bahan yang digunakan antara lain : 1). Larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai Insect Growth Regulator (IGR) yaitu Sumilarv 2). Larva uji yaitu larva Anopheles aconitus koloni laboratorium instar III 3). Akuades b. Alat-alat yang digunakan 1). Wadah plastik berukuran diameter 17 cm dan tinggi 18 cm 2). Counter 3). Pipet 4). Termometer 5). Kertas ph
6). Cup plastik 7). Gelas Ukur 8). Kain kassa berukuran 30x30 cm 9). Karet gelang 10). Senter 11). Etiket c. Cara Kerja Pengujian dilaksanakan pada bulan Juni 2005. Sebelum pengujian terlebih dahulu disiapkan 28 wadah plastik berukuran diameter 17 cm dan tinggi 18 cm yang berisi 1 liter akuades. Pengujian yang dilaksanakan digunakan 6 macam dosis IGR yaitu dosis 0,1 ppm, 0,05 ppm, 0,01 ppm, 0,008 ppm, 0,005 ppm, 0,003 ppm dan kontrol. Setiap dosis dilakukan 4 kali pengulangan. Dosis 0,1 ppm dibuat dengan cara dimasukkan 2 mg IGR kedalam wadah plastik yang berisi 1 liter akuades. Dosis 0,05 ppm, 0,01 ppm, 0,008 ppm, 0,005 ppm, 0,003 ppm pembuatannya dengan cara dimasukkan 0,4 mg, 0,04 mg, 0,032 mg, 0,020 mg, 0,012 mg IGR kedalam wadah plastik yang berisi 1 liter akuades, untuk pembanding atau kontrol pengujian disiapkan wadah plastik berisi 1 liter akuades tanpa IGR. Apabila sarana pengujian telah siap sesuai dengan konsentrasi pengujian yang telah ditentukan, kemudian dimasukkan larva Anopheles aconitus koloni laboratorium instar III sebanyak 20 ekor pada tiap wadah perlakuan maupun kontrol. Setelah itu ditutup dengan kain kasa agar setelah menjadi nyamuk tidak lepas. Setiap hari diamati berapakah larva yang mati. E. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan cara :
a. Koreksi (editing) data Pengecekan semua data yang telah terkumpul untuk menghindari kekeliruan b. Tabulasi data Hal ini dilakukan untuk memudahkan pada waktu menganalisis data yang diperoleh 2. Analisa Data a. Diskriptif Penyajian data dalam bentuk tabel, persentasi dan grafik b. Analitik Apabila data berdistribusi normal maka menggunakan analisa varians satu jalan (One Way Anova),tetapi bila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan Man Whitney untuk mengetahui perbedaan jumlah kematian larva Anopheles aconitus berdasarkan dosis larvisida berbahan aktif pyriproxyfen sebagai IGR yang diberikan pada masing-masing kelompok eksperimen.