INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA IKAN ASINTELANG DARI PRODUSEN DI DESA SIMPANG EMPAT SUNGAI BARU KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT Andiansyah 1 ; Eka Kumalasari 2 ;Amaliyah Wahyuni 3 Ikan telang asin merupakan produk pangan yang mempunyai protein yang sangat tinggi dan rentan terhadap kerusakan. Oleh karena itu, perlu penambahan bahan pengawet agar ikan telang asin dapat bertahan lebih lama. Penggunaan formalin sebagai pengawet ternyata telah disalahgunakan dalam industri makanan seperti halnya pada ikan telang asin. Formalin dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta dapat menimbulkan efek muntah, diare bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya formalin pada ikan telang asinyang dijual produsen di desa simpang empat kecamatan jorong kabupaten tanah laut. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Analisis kualitatif formalin pada ikan telang asin dilakukan dengan mewakilkan dengan pereaksi KMnO 4 0,0004 M dan pereaksi perak ammoniakal. Penelitian sampel dilakukan di laboratorium kimia Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari 39 sampel ikan telang asin yang dijual di desa simpang empat kecamatan jorong, sebanyak 100% sampel positif mengandung formalin. Kata Kunci: Analisis Kualitatif, Formalin, Ikan Telang Asin
ABSTRACT QUALITATIVE ANALYSIS OF FISH SALTED FORMALDEHYDE TELANG MANUFACTURER IN THE VILLAGE OF FOUR RIVERS SIMPANG NEW LAND MARINE DISTRICT DISTRICT JORONG Andiansyah 1 ; Eka Kumalasari 2 ;Amaliyah Wahyuni 3 Telang salted fish is a food product that has a very high protein and susceptible to damage. Therefore, the addition ofpreservatives necessaryin order telang salted fish can last longer. The use of formalin as a preservative turns out to have been misused in the food industry as well as on telang salted fish. Formaldehyde in the body can cause stomach irritation, allergy, are carcinogenic (cancer causing) and mutagenic (cause changes in the function ofcells/tissues), and can cause effects vomiting, diarrhea mixed with blood, and death due to circulatory failure. Therefore, the research aimed to determine the presenceor absence offormalin in fish soldsal tedtelang village producers jorong intersection of four districts, counties sea ground. This research is adescriptive study. Qualitative analysis offormalin in fish salted telang done by representing the KMnO 4 0,0004 M reagent and reagen tammoniakal silver. Research conducted in the chemical laboratory samples Academy of Pharmaceutical ISFI Banjarmasin. Based on this research, it is known that of the 39samples telang salted fish being soldat the intersection of four village districts jorong, as much as 100% positive sample scontain formaldehyde.. Keywords: Qualitative Analysis, Formalin, Telang Salted Fish
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Penggunaan garam sebagai bahan pengawet terutama diandalkan pada kemampuanya menghambat pertumbuhan bakteri dan kegiatan enzim penyebab pembususkan ikan yang terdapat dalam tubuh ikan. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, salah satu caranya adalah dengan pembuatan ikan asin (Suhartini dan Hidayat, 2005). Ikan asin masih menempati posisi penting sebagai salah satu bahan pokok kebutuhan hidup rakyat banyak. Meskipun ikan asin sangat memasyarakat, ternyata pengetahuan masyarakat mengenai ikan asin yang aman dan baik untuk dikonsumsi masih kurang. Buktinya ikan asin yang mengandung formalin masih banyak beredar dan dikonsumsi,padahal dampaknya sangat merugikan kesehatan. Formalin digunakan karena dapat memperpanjang keawetan ikan asin (Effendi, 2009). Formaldehid yang lebih dikenal dengan nama formalin ini adalah salah satu zat tambahan makanan yang dilarang. Meskipun sebagian banyak orang sudah mengetahui terutama produsen bahwa zat ini berbahaya jika digunakan sebagai pengawet, namun penggunaannya bukannya menurun namun malah semakin meningkat dengan alasan harganya yang relatif murah dibanding pengawet yang tidak dilarang (Effendi, 2009).
Kandungan formalin dalam tubuh yang tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga sel menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan dalam tubuh.selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, dan mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengkomsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian di sebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak bewarna, dengan bau yang tajam menyesakkan sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata (Cahyadi, 2008). Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Suwahono, (2009) dengan judul Analisis kualitatif formalin pada ikan asin yang beredar di desa Kendal dan Jrakah. hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa sampel ikan asin di desa Kendal negatif mengandung formalin sedangkan sampel ikan asin di desa Jrakah, Jawa Tengah positif mengandung formalin yaitu terbentuknya cincin ungu setelah sampel yang dilarutkan dalam FeCl 3 0,5 % dialiri H 2 SO 4 pekat. Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Sri hastuti, (2010) dengan judul Analisis kualitatif formalin pada ikan asin di pasar tradisional kota Madura. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kadar formalin dalam ikan asin yang dijual dibeberapa pasar tradisional. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di Desa sungai baru kecamatan jorong terdapat 39 produsen penjual ikan telang asin, jumlah sampel yang akan di teliti berjumlah 39 sampel ikan telang asin. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui keberadaan formalin dalam ikan asin yang dijual produsen di kecamatan pelaihari,
yang diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian mengenai formalin selanjutnya, bukan hanya dalam ikan asin, tapi juga dalam bahan makanan lainnya, sehingga memberikan pengetahuan bagi masyarakat luas.