PENERAPAN METODE PENGAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASILBELAJAR SISWA PADAA MATA PELAJARAN IPS (EKONOMI) KELAS VII A MTSNEGERI 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjanaa Strata-1 Program Pendidikan Akuntansi Disusun Oleh: ALAWI DYAH SURYANI A 210 090 165 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAI(ARTA IIAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos I - Pabelan Kartasura'felp (0271)'7l74l7,Fax : 715448 Surakarta 57102 Website: http ://wwrv.ums.ac.id Email: ums@lrns.ac. id SuratPersetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama NIPA{IK : Drs. Joko Suwandi, S.E, M.Pd : 350 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari rnahasistva : \ama \L\4 Program Studi Judul skripsi Alar,vi Dyah Suryant A2t0 090 16s Pendidikan Akuntansi Penerapan Metode Pengajaran Numbered Ifeads Together \HT) untuk Meningkatkan I(eaktifair Siswa dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Ekonomi) Kelas VII A MTs Negeri 1 Wonogiri Tahun Ajaran I _ 1l 2013. \:-rkah Artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. fnikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 22 Maret 2013 NIP.35O
ABSTRAK PENE RAPAN METODE PENGAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS (EKONOMI) KELAS VII A MTS NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 Alawi Dyah Suryani, A 210090165, Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013, 12 Halaman Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dalam proses pelajaran IPS (Ekonomi) melalui penerapan metode pengajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIIA MTsN 1 Wonogiri tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus di mana masing-masing siklus dilalui dengan empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi tindakan; dan (4) refleksi tindakan. Objek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIIA MTsN 1 Wonogiri tahun ajaran 2012/2013. sebanyak 29 siswa. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi bersama dengan guru mata pelajaran IPS (Ekonomi). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu penerapan metode pengajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS (Ekonomi) pada siswa kelas VIIA MTsN 1 Wonogiri tahun ajaran 2012/2013. Hal tersebut didukung oleh fakta-fakta sebagai berikut: (1) Keaktifan siswa selama siklus I sebesar 62,76% dan meningkat menjadi 84,83% pada siklus II; (2) Rata rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 64,30 dan meningkat menjadi 82,76 pada siklus II. Kata kunci: pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), keaktifan siswa,hasil belajar, IPS (Ekonomi) ii
PENDAHULUAN Proses pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dan sangat menentukan dalam pembinaan sumber daya manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri sehingga mampu menghadapi segala hal perubahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya di masa depan. Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Manusia saat lahirkemampuan rangsanganya lemah bila dibandingkan denagn hewan, tetapi mempunyai kemampuan potensial berupa pikiran, perasaan, kehendak, dan lain-lain yang dapat dikembangkan melalui pendidikan. Dunia pendidikan saat ini terus berpacu dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat sehingga terjadi perubahan-perubahan yang pesat pula. Saat ini telah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam rangka pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan kualitas pembelajarannya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman 1
pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan yang diharapkan. Untuk itulah guru dituntut untuk mengkomunikasikan materi pelajaran kepada siswa dengan baik dan diharapkan apa yang diajarkan dapat dipahami sepenuhnya oleh siswa. Selain guru harus bisa mengkomunikasikan materi pelajaran yang akan disampaikan, sudah selayaknya kalau siswa juga harus mengimbangi usaha guru yaitu dengan ikut aktif dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan ada dua faktor yang mempengaruhinya, menurut slameto (1995:54) dua faktor tersebut meliputi: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang sangat penting dalam menentukan hasil 2
belajar. Hal tersebut dapat dimengerti karena siswa merupakan subyek utama yang menjadi sasaran dalam proses belajar. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman belajar dan latihan. Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam memajukan minat dan rasa suka siswa terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan, khususnya mata pelajaran IPS, sehingga siswa akan selalu ingin belajar dan terus belajar tanpa ada rasa terpaksa. Dari kenyataan yang ada bahwa keberhasilan siswa dalam menerima materi pelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya yang berasal dari luar siswa. Faktor dari luar diri siswa itu salah satunya adalah pemilihan metode yang tepat oleh guru. Hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS khususnya Ekonomi dimungkinkan disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang efektif. Selain itu dimungkinkan juga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar, artinya siswa hanya mengorganisasikan sendiri apa yang dia peroleh tanpa mengkomunikasikan dengan siswa yang lain. Melihat fenomena ini penulis ingin mengusulkan adanya inovasi dalam proses pembelajaran, yaitu dengan adanya proses belajar secara berkelompok. Pengajaran yang didasarkan pada teori kebersamaan / kelompok ini disebut dengan pembelajaran kooperatif (Robert E. Slavin, 2008). Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelomok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh 3
guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran denga seting kelompok kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang penting dalam dunia pendidikan, karena memuat tiga mata pelajaran sekaligus yaitu Ekonomi, Geografi, dan Sejarah. Pada umumnya guru sangat menyadari bahwa mata pelajaran tersebut sangatlah membosankan dan tidak menarik karena harus banyak menghafal materi yang panjang. Bahkan banyak siswa dalam proses pembelajaran yang tidak memperhatikan dan seringkali menganggap mudah mata pelajaran ini. Pada proses pembelajaran dibutuhkan keaktifan dalam pemahaman materi yang diberikan, hal ini juga sangat dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Dengan belajar aktif diharapkan siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga hasil belajar yang didapat juga memuaskan. METODE PENELITIAN Dalam PTK ada dua jenis data yaitu kualitatif dan kuantitatif. Kedua data ini setelah dianalisis dapat digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi misalnya: perubahan kinerja siswa, guru atau perubahan suasana kelas. 4
1. Data kualitatif: Berupa data yang menunjukkan aktivitas siswa, aktivitas guru dan pemahaman siswa. 2. Data kuantitatif: Berupa data yang menunjukkan hasil belajar siswa yang diambil dengan memberikan tes tertulis pada setiap akhir siklus. Teknik analisis data merupakan suatu proses untuk menyusun data data yang diperoleh baik itu hasil wawancara, observasi, dan data data lainnya yang dilakukan sejak awal proses tindakan sampai proses penyusunan laporan sehingga dapat dimengerti, dipahami dan dapat informasikan kepada yang lainnya. Pada indikator keaktifan yang di dalamnya mencakup perilaku guru saat pembelajaran dan perilaku siswa saat pembelajaran menggunakan teknik analisis kritis yaitu mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja guru-siswa dalam pembelajaran berdasarkan kriteria normatif dari teori tertentu. sedangkan teknik komparasi untuk membandingkan hasil belajar siswa yang diperoleh sebelum dan sesudah menggunakan metode NHT. HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh siswa kelas VII A MTs N 1 Wonogiri dalam dua siklus, setiap siklus mempunyai empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan tindakan, 2. Pelaksanaan tindakan, 3. Observasi tindakan, 4. Refleksi tindakan. Dengan demikian hasil penelitian dengan indikator pencapaian keaktifan siswa sebesar 75% dan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 5
75 dapat dibuktikan kebenarannya karena dengan penerapan strategi pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam proses pembelajaran Ips (Ekonomi) pada kelas VII A MTsN 1 WonogiriN I tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkatkan keaktifan siswanya sebesar 84,83% dan rata-rata hasil belajar sebesar 82,76. PEMBAHASAN Berikut adalah pembahasan hasil penelitian sebelum tindakan yang dilakukan di kelas VII A MTs N 1 Wonogiri ditemukan bahwa tingkat pemahaman siswa masih rendah, hal ini disebabkan siswa diberikan pemahaman materi melalui metode yang sering digunakan yaitu metode ceramah yang dilakukan oleh guru, sehingga anak merasa jenuh tetapi juga kadang bersikap mendengarkan. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi pertanyaan yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual. Rata rata hasil belajar yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 55,15. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=75 hanya 8 siswa atau 28% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 21 siswa atau 72%. Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja, karena ke-8 siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 21 siswa yang 6
lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan saja. Rata-rata keaktifan siswa yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan penelitian rata-rata keaktifan siswa sebesar 40,64% yang berarti keaktifan siswa masih dibawah standart KsKM 75%. Sehingga diperlukan tindakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode NHT. Siklus I pembelajaran yang sudah diterapkan/ dilakukan oleh peneliti terhadap keaktifan siswa secara keseluruhan dalam menerapkan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) sebesar 62,76%. Dari siklus keaktifan siswa mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Sedangkan hasil keaktifan siswa di siklus II sebesar 84,83% artinya terdapat kenaikan yang signifikan terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode NHT KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dengan kerja kelompok dan diskusi, siswa dapat berargumentasi/berpendapat untuk memecahkan soal masalah, sehingga siswa dapat menemukan jawaban melalui pengamatan/ observasi secara langsung tanpa menggarang atau membayangkan jawaban soal masalah tersebut, siswa lebih antusias dan termotivasi untuk mengikuti 7
pembelajaran dan yang menyenangkan,kerjasama kelompok dan diskusi dapat meningkatkan pemahaman dalam mata pelajaran IPS (Ekonomi) di kelas VIIA di Mts Negeri 1 Wonogiri. Berikut adalah langkah langkah inti NHT agar dalam pelaksanaan dapat berjalan lancar: a. Peneliti Membagi Kelompok menjadi 6 kelompok dengan anggota tiap kelompok 5 orang, yang 1 kelompok terdiri dari 4 orang. b. Peneliti member siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomorberbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. c. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, tidak mencontek. d. Setelah mendapatkan pertanyaan - pertanyaan dari peneliti, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban. e. Menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing - masing pertanyaan. f. Peneliti menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas g. Peneliti secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan 8
h. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut. Sebelum diterapkan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dari 29 siswa belum mencapai keaktifan siswa masih dibawah 75%, pada siklus I rata rata keaktifan dari semua indikator keaktifan hanya mencapai 62,76% belum mencapai keaktifan siswa masih dibawah 75 %. Namun pada siklus II rata rata keaktifan dari semua indikator keaktifan mencapai 84,83%. Maka dapat diambil simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap siswa dalam pembelajaran. Perubahan tersebut diantaranya adalah interaksi dan kerjasama antar siswa maupun antara siswa dan guru semakin baik. Siswa semakin mempunyai keberanian berpendapat dan mengemukakan ide selama proses pembelajaran. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru. Peran guru hanya sebatas fasilitator dan evaluator. Siswa dituntut untuk aktif mencari informasi serta harus dapat saling bertukar pikiran. Sebelum diterapkan metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) untuk rata-rata hasil belajar siswa masih sebesar 55,15 belum mencapai rata-rata hasil belajar 75. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa masih sebesar 64,30 dan itu juga masih belum mencapai rata-rata hasil belajar 75. Namun pada siklus II rata-rata hasil belajar mencapai 82,76, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan ini disebabkan siswa 9
termotivasi untuk membantu dan mendorong satu sama lainnya dalam belajar dikarenakan adanya penomoran. Siswa juga dituntut untuk bertukar informasi atau mengajarkan materi yang dipelajari serta bertanggung jawab pada saat tes. 10
DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Agus Susilo. 2011. Penerapan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan Media Permainan Monopoli untuk Meningkatkan Keaktifan dalam Pembelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri I Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011. Anita Lie.2005. Cooperatif Learning. Jakarta : Gramedia Widia Sarana Indonesia Anggraini,Endah. 2010. Upaya peningkatan keaktifan dan Hasil Belajar IPS Ekonomi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) di SMA Negeri 1 Nguter Tahun Pelajaran 2009/2010. Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Felista Denta Cahyani. 2010. Penerapan Metode Pengajaran Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Bhinneka Karya 1 Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung ; Alfabeta Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebuah Panduan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya Natawijaya,Rochman.2005. Aktivitas Belajar. Jakarta: Depdiknas Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negri Surabaya 11
Oemar Hamalik, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta Slameto.1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Slavin, R.E.2008.Cooperatif Learning.Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media Suharsini Arikunto.2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Sadiman,Arief S. 2007. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sadiman,Arief S. 2009. Media Pendidikan: pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sudjana,Nana.2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru. Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D)Bandung : CV.Alfabeta. Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana. Wiriaatmaja, Rochiati.2006.Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung; PT.Remaja Rosdakarya 12