BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai diterapkan 1 Januari 2015, tantangan yang dihadapi oleh anggotanya termasuk Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Badan Perencanaan Nasional (Bapenas) mengidentifikasi peringkat daya saing dunia pada tahun 2012, Indonesia menempati urutan ke-46 dibawah Singapura urutan ke-2, Malaysia urutan ke-21, dan Thailand urutan ke-39. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM sehingga dapat berdaya saing adalah melalui jalur pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. (Jurnal Kajian Lemhanas RI, 2012) Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat adalah perguruan tinggi, sebuah organisasi yang menciptakan hasil yang kompleks dengan menggunakan beberapa sumber daya. Untuk tetap kompetitif di arena pendidikan, perguruan tinggi membutuhkan pemantauan terus menerus dan evaluasi. Umumnya, lembaga pendidikan dievaluasi oleh lembaga/insitusi eksternal untuk (1) kegiatan akademik dan (2) kegiatan administrasi dan keuangan. Proses penilaian internal mencakup gambaran yang luas dari kriteria kinerja seperti pengembangan dan revisi kurikulum, kontribusi pada literatur, profil jenis kelamin/kesukuan, alokasi anggaran, dan pengembangan mahasiswa dan personil. Oleh karena itu, beberapa faktor yang nyata atau tidak nyata di lingkungan harus
dipertimbangkan selama peninjauan internal, sehingga menciptakan lingkungan masalah yang kompleks untuk evaluator/pengambil keputusan. (Kongar, Pallis, & Sobh, 2010). Terkait pengukuran kinerja institusi di dunia dikenal adanya pemeringkatan perguruan tinggi yang dilakukan oleh QS World Universities, yang melakukan penilaian kinerja terhadap 26 indikator yang dikelompokkan dalam tujuh kriteria, yaitu: kualitas belajar mengajar, kemudahan bekerja setelah lulus, penelitian, fasilitas, internasionalisasi, inovasi, dan kontribusi. Di Indonesia dikenal adanya akreditasi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang merupakan proses penilaian yang dilakukan untuk menentukan kelayakan sebuah institusi atau program studi. Kriteria penilaian kinerja dikelompokkan dalam tujuh kriteria atau standar, yaitu: (1) visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian, (2) tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, (3) mahasiswa dan lulusan, (4) sumber daya manusia, (5) kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, (6) pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi, dan (7) penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Penelitian terdahulu merancang Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) di Universitas Mataram dengan metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS), key performance indicators (KPI) ditentukan berdasarkan empat tahapan, yaitu: identifikasi stakeholder requirement, external monitor, penetapan objectives, dan identifikasi KPIs. Hasil rancangan sistem pengukuran kinerja berhasil didentifikasi 38 indikator kinerja yang dikelompokkan dalam sembilan kriteria kinerja, yaitu: kurikulum, mahasiswa,
finansial, SDM, administrasi akademik, proses pembelajaran, alumni, evaluasi dan pengendalian, dan external party (Suartika et.al., 2007). Tantangan untuk dapat berdaya saing dan mempertahankan eksistensinya juga dirasakan oleh Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) IBBI Medan. STMIK IBBI Medan didirikan tahun 2003 dengan motto Bekal Terbaik Menuju Masa Depan Gemilang, memiliki gedung kampus yang diberi nama kampus Emerald di Jalan Gatot Subroto No. 130 Medan. STMIK IBBI Medan mengelola dua program studi yaitu Sistem Informasi (SI) akreditasi grade C dan Teknik Informatika (TI) akreditasi grade C. Sedangkan, secara institusi STMIK IBBI Medan belum terakreditasi. Berdasarkan data akademik tahun 2009 hingga tahun 2013 diketahui bahwa penerimaan jumlah mahasiswa baru tiap tahunnya mengalami penurunan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1. 300 Jumlah Mahasiswa STMIK IBBI 200 100 0 2009 2010 2011 2012 2013 SI 162 165 143 120 85 TI 53 98 106 117 69 Total 215 263 249 237 154 Gambar 1.1. Grafik jumlah mahasiswa baru STMIK IBBI Medan
Gambar 1.1. memperlihatkan bahwa sejak tahun 2010 sampai tahun 2013 jumlah mahasiswa yang diterima mengalami penurunan 5%-35%. Penurunan cukup drastis tahun 2013 yaitu 35% dari 237 orang mahasiswa di tahun 2012 menjadi 154 orang di tahun 2013. Jumlah mahasiswa yang tidak melanjutkan kuliah atau mengundurkan diri tahun 2009-2013 mengalami peningkatan 8%-17%, tahun 2013 turun 11%. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2012, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2. Jumlah Mahasiswa Mengundurkan Diri 40 30 Jumlah 20 10 0 2009 2010 2011 2012 2013 SI 13 13 15 16 12 TI 8 10 10 11 12 Total 21 23 25 27 24 Gambar 1.2. Grafik jumlah mahasiswa mengundurkan diri di STMIK IBBI Gambar 1.2. menunjukkan bahwa periode 2008-2012 ada peningkatan yang signifikan mahasiswa mengundurkan diri. Berdasarkan kuesioner yang ada pada bagian Akademik STMIK IBBI diketahui dua alasan yang sering dikemukakan oleh mahasiswa yang mengundurkan diri adalah kualitas pendidikan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kondisi tersebut berbeda dengan harapan STMIK IBBI Medan yang ingin meningkatkan kualitas lulusan, meningkatkan jumlah mahasiswa yang mendaftar dan menurunkan jumlah mahasiswa yang mengundurkan diri. Hal ini sesuai dengan Visi STMIK IBBI Medan untuk menjadikan STMIK IBBI Medan pada tahun 2017 sebagai pusat pendidikan komputer yang unggul di bidang pemrograman, multimedia dan jaringan komputer di Sumatera Utara. Indikator-indikator kinerja yang tersusun dalam sistem pengukuran kinerja untuk mengukur pencapaian visi dan memberikan feed back dalam melakukan perbaikan bagi STMIK IBBI Medan, saat ini belum tersedia. Indikator-indikator tersebut juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang skala prioritas dalam menggambarkan kinerja. Skala prioritas itu juga menjadi dasar untuk pengambilan keputusan perbaikan. Metode perancangan sistem pengukuran kinerja yang dalam penyusunannya memperhatikan penentuan skala prioritas indikator kinerja adalah Quantitative Models for Performance Measurement System (QMPMS). Metode pengukuran kinerja ini juga menggunakan AHP untuk mengukur pengaruh dari faktor-faktor terhadap kinerja. Ada tiga langkah utama untuk merancang sistem pengukuran kinerja dalam QMPMS, yaitu : mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan hubungannya, menyusun faktor-faktor tersebut secara hirarki, dan mengukur pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kinerja. Berdasarkan fakta-fakta diatas, penelitian ini mencoba melakukan analisis terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pengukuran kinerja di STMIK IBBI Medan dengan metode QMPMS. Analisis terhadap variabel tersebut akan
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan, efisiensi, dan efektivitas dari kegiatan khususnya solusi perbaikan yang dilaksanakan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di muka maka permasalahan yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah bagaimana merancang model pengukuran kinerja di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer IBBI Medan berdasarkan tingkat kepentingan mahasiswa. Sehubungan dengan permasalahan di atas maka beberapa pertanyaan mendasar yang perlu dicari jawabannya ialah: 1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja STMIK IBBI Medan? 2. Apa saja indikator kinerja kunci (key performance indicators (KPI)) yang menggambarkan faktor-faktor tersebut dalam pengukuran kinerja? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan suatu rancangan sistem pengukuran kinerja yang efektif dan efisien untuk diimplementasikan di STMIK IBBI Medan. Sasaran penelitian untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi model pengukuran kinerja di STMIK IBBI Medan.
2. Mengidentifikasi indikator-indikator kinerja kunci yang dapat menggambarkan kinerja STMIK IBBI Medan. 3. Menyusun rancangan model pengukuran kinerja perguruan tinggi yang dapat diimplementasikan di STMIK IBBI Medan. 1.4. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak yang terkait, diantaranya: 1. Perusahaan Memberikan rancangan model pengukuran kinerja sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas perguruan tinggi. 2. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk pengembangan khasanah ilmu pengetahuan. 3. Bagi peneliti pengembangan ilmu pengetahuan dan referensi bagi peniliti lainnya, khususnya dalam kajian pengukuran kinerja perguruan tinggi. 1.5. Batasan Masalah Penelitian Disebabkan karena adanya keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) IBBI Medan.
2. Data yang digunakan adalah data di STMIK IBBI Medan periode 2009-2014. 3. Rancangan yang diusulkan adalah rancangan konseptual tanpa melakukan implementasi. 1.6. Asumsi-asumsi Asumsi-asumsi yang digunakan agar tahapan penelitian ini dapat dilaksanakan adalah: 1. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Perguruan Tinggi tidak ada perubahan selama penelitian. 2. Tidak ada perubahan struktur organisasi dan jumlah personalia perguruan tinggi selama penelitian. 1.7. Sistematika Penulisan Laporan Hasil penelitian mengenai rancangan model pengukuran kinerja di STMIK IBBI Medan akan diuraikan dalam 7 (tujuh) bab. Bab pertama menjelaskan hal-hal yang mendasari dilakukannya penelitian serta identifikasi masalah penelitian. Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan laporan. Sub bab latar belakang menggambarkan fenomena (gejala) yang ditemukan di STMIK IBBI Medan sebagai alasan mengapa penelitian perlu dilakukan. Sub bab tujuan penelitian meliputi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Bab kedua memaparkan teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam menganalisis dan mencari solusi pemecahan masalah. Landasan teori digunakan untuk menguatkan metode yang digunakan dalam memecahkan permasalahan penelitian ini. Bab ketiga menggambarkan kerangka konseptual yang berhubungan dengan penelitian. Pada bab ini dijelaskan konsep penelitian yang dilaksanakan dengan memperlihatkan struktur dan sifat hubungan logis antar variabelvariabel penelitian. Variabel variabel yang digunakan dalam penelitian juga dijelaskan definisinya untuk menghindari perbedaan pemahaman. Bab keempat menjelaskan jenis penelitian dan uraian tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan penelitian. Bab keempat juga memaparkan gambaran umum STMIK IBBI Medan. Bab keempat juga berisi pernyataan-pernyataan hipotesis yang akan diuji kebenarannya untuk mendapatkan jawaban atas pernyataan tersebut. Bab kelima memaparkan data penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan dokumen-dokumen perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan untuk memecahkan permasalahan penelitian. Bab keenam menjelaskan analisis dan hasil rancangan penelitian yang dapat diimplementasikan diperusahaan guna menyelesaikan permasalahan penelitian. Bab ketujuh memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian dan juga berisi saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan penelitian berikutnya.