BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit. rawat inap, rawat jalan, dan IGD. Rumah Sakit diselenggarakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. Rumah sakit memiliki resiko untuk terjadi Health care Associated

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, masyarakat. Dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat in ap, rawat jalan,

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sejarah peradaban umat manusia, yang bersumber pada kemurnian rasa kasih

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. (Hatta, 2008). Sebagai media dalam mendokumentasikan catatan. pengobatan pasien, formulir dibutuhkan dalam rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AMAL USAHA BIDANG KESEHATAN RS.PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. 2.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. 503/0299a/DKS/2010. (

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif. bersifat rahasia. Dokumen tersebut dinamakan sebagai rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. Lokasi RSU Kabanjahe RSU Kabanjahe terletak di Jalan Selamat ketaren Kabanjahe, luas areal ± 3 Ha.

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Hatta, 2008). Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi di segala bidang dewasa ini, menuntut adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sebagai hak asasi manusia yang harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat, seperti Rumah Sakit. Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan IGD. Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial. Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan. Di dalam berkas rekam medis terdapat Informed consent atau juga persetujuan tindakan operasi dari pasien merupakan hak bagi seorang pasien dalam menentukan tindakan medik. Juga suatu proses 1

yang menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien. Informed consent dilihat dari aspek hukum bukanlah suatu perjanjian antara dua pihak melainkan ke arah persetujuan sepihak atas tindakan yang ditawarkan pihak lain. Dengan demikian cukup ditandatangani oleh pasien atau walinya, sedangkan pihak rumah sakit, termasuk dokternya, hanya menjadi saksi (Arianto, 2011). Menurut PERMENKES no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008, Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.. Dalam hubungan hukum, pelaksana dan pengguna jasa tindakan medis (dokter, dan pasien) bertindak sebagai subyek hukum yakni orang yang mempunyai hak dan kewajiban, sedangkan jasa tindakan medis sebagai obyek hukum yakni sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi orang sebagai subyek hukum, dan akan terjadi perbuatan hukum yaitu perbuatan yang akibatnya diatur oleh hukum, baik yang dilakukan satu pihak saja maupun oleh dua pihak. Dalam masalah informed consent dokter sebagai pelaksana jasa tindakan medis, disamping terikat oleh KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) bagi dokter, juga tetap tidak dapat melepaskan diri dari ketentuan-ketentuan hukun perdata, hukum pidana maupun hukum administrasi, sepanjang hal itu dapat diterapkan. Untuk 2

itu, sebagai dokter dan dokter gigi, perlu untuk mengetahui tentang aspek hukum informed consent. Selain itu perlu pula mengetahui isi dari informed consent serta format informed consent yang sah secara hukum. Keadaan informed consent sangat penting artinya bagi pelaksanaan pelayanan kesehatan, sebab dari informed consent akan lahir perjanjian atau kesepakatan kesehatan, adanya perjanjian kesehatan merupakan faktor penentu dan akan menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi seorang dokter atau tenaga kesehatan untuk menjalankan tugasnya sebagai pemberi pelayanan kesehatan, terutama bila dikaitkan dengan kemungkinan adanya perselisihan antara pasien dengan dokter atau rumah sakit dikemudian hari. Standar KARS Versi 2007 fokus pada provider, kuat pada input dan dokumen, lemah dalam implementasi serta kurang melibatkan petugas. Sementara versi 2012 fokus pada pasien, kuat pada proses, output dan outcome, kuat pada implementasi serta melibatkan seluruh petugas dalam proses akreditasi.diharapkan dengan perubahan sistem akreditasi RS KARS menjadi versi 2012 yang lebih fokus pada pelayanan pasien akan meningkatkan mutu pelayanan RS, serta keselamatan pasien. Maka peneliti lebih memilih menggunakan standar KARS 2012 karena perubahan sistem akreditasi KARS dari versi 2007 menjadi 2012 juga diikuti dengan perubahan paradigma. Yang utama, terletak pada penekanan bahwa tujuan akreditasi adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan RS, bukan hanya semata-mata untuk lulus akreditasi. Standar akreditasi yang digunakan saat ini (versi 2012) akan menekankan pada 3

pelayanan berfokus pada pasien serta kesinambungan pelayanan dan menjadikan keselamatan pasien sebagai standar utama. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta berada di jalan K.H Ahmad Dahlan No.20 Yogyakarta 55122 adalah rumah sakit swasta kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Keadaan informed consent sangat penting artinya bagi pelaksanaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, sebab dari informed consent akan lahir perjanjian atau kesepakatan kesehatan, adanya perjanjian kesehatan merupakan faktor penentu dan akan menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi seorang dokter atau tenaga kesehatan untuk menjalankan tugasnya sebagai pemberi pelayanan kesehatan, terutama bila dikaitkan dengan kemungkinan adanya perselisihan antara pasien dengan dokter atau rumah sakit dikemudian hari. Karena sering terjadinya perselisihan antara keluarga pasien yang lain dan dokter, bahwa dokter tidak menyampaikan informasi tindakan kedokteran kepada keluarga. Akan tetapi dokter telah menyampaikan tindakan kedokteran kepada yang memberikan persetujuan sebelumnya. Apabila Informasi yang disampaikan dokter kepada pasien tidak didokumentasikan, maka pihak dokter atau rumah sakit tidak bisa memberikan bukti bahwa telah disampaikan dan dijelaskan informasi tindakan yang akan dilakukan. Maka dari itu sangat penting adanya informed consent bagi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 4

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada bulan Oktober 2015 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, diketahui bahwa di proses pelaksanan informed consent khususnya pada kelengkapan pengisian lembar informed consent pada pasien bedah rawat inap belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil studi dokumentasi berkas rekam medis pasien bedah umum rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya pada lembar informed consent atau lembar persetujuan tindakan kedokteran dan lembar pemberian informasi tindakan kedokteran, menunjukan bahwa masih terdapat beberapa item yang tidak terisi lengkap dalam pengisian lembar informed consent. Selain kelengkapan pengisian pada lembar informed consent penulis melanjutkan penelitian lebih lanjut mengenai proses dalam pelaksanaan informed consent di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, karena informed consent sangat penting kegunaannya bagi rumah sakit maupun pasien itu sendiri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dari penelitian ini adalah Apakah Proses Pelaksanaan Informed Consent Pasien Bedah Umum Rawat Inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah sesuai dengan KARS standar HPK.6 (Hak Pasien dan Keluarga)?. C. Batasan Penelitian Penelitian ini menitikberatkan pada proses pelaksanaan informed consent di bangsal dan poliklinik bedah RS PKU Muhammadiyah 1 5

Yogyakarta sesuai dengan standar HPK 6, HPK.6.1 HPK.6.2, dan HPK.6.4. D. Tujuan Penelitian Tujuan Umum a. Mengetahui proses pelaksanaan informed consent pada pasien bedah rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta b. Mengetahui persentase kelengkapan pada lembar persetujuan tindakan kedokteran di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta c. Mengetahui persentase kelengkapan pada lembar pemberian informasi tindakan kedokteran RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa saran dan kritik yang membangun upaya peningkatan kelengkapan informed consent berdasarkan KARS 2012. b. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang berharga secara langsung di Rumah Sakit dengan menerapkan teori yang peneliti peroleh dari institusi pendidikan perkuliahan sehingga peneliti akan lebih siap terjun kedalam dunia kerja. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan 6

Memberikan masukan beberapa materi yang berharga dan bermanfaat sebagai sumber pembelajaran bagi pendidikan mahasiswa dan sebagai bahan perbandingan antar teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dengan gambaran atau penetapan dilapangan. b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. F. KEASLIAN PENELITIAN 1. Siti Aisyah (2013), yang berjudul Faktor-Fakrtor Yang Menyebabkan Ketidak Lengkapan Pengisian Lembar Informed Consent Tindakan Bedah Mata Di RS Mata Dr.Yap Yogyakarta. Di RS Dr.Yap masih terdapat angka ketidaklengkapan pengisian lembar informed consent, karena rata-rata persentase kelengkapan mencapai 38,13%, ratarata persentase ketidaklengkapan yaitu 19,14% dan rata-rata persentase ketidaklengkapan yaitu 42,43% dari 291 berkas rekam medis yang dianalisis, belum sesuai ketentuan pada standar pelayanan minimal yaitu 100% lengkap. Faktor ketidak lengkapan pengisian lembar informed consent terdapat di SDM (dokter) dan belum adanya pemberlakukan punishment dan reward ketidak lengkapan informed consent menyebabkan rumah sakit dan instalasi rekam medis tidak dapat memenuhi SPM. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama menganalisi kelengkapan informed consent. 7

Perbedaan pada peneliti Siti Aisyah dengan peneliti yaitu peneliti Siti Aisyah hanya melakukan analisis ketidaklengkapan pengisian menggunakan sistem persentase sedangkan peneliti menganalisi kelengkapan informed consent dan proses pelaksanaan informed consent berdasarkan KARS 2012 standar pelayanan berfokus pada pasien Hak Pasien dan Keluarga (HPK). 2. Desi Nur Fitasari (2009) yang berjudul Analisis Kelengkapan Lembar Informed Consent Pasien Rawat Inap Bedah Umum Di RSUD Banyumas. Hasil dari penelitian ini berdasarkan hasil analisis pada kriteria data social pada informed consent di bawah rata-rata kelengkapan, yaitu 67,9% item kelengkapan tertinggi umur pemberi persetujuan dan nomor KTP. Untuk lembar anastesi, di bawah ratarata kelengkapan informed consent anastesi yaitu 66,1% dan bukti rekam pada lembar informed consent dan anastesi menunjukan bahwa persentase kelengkapannnya di bawah 50% dan masih jarang diisi. Analisis data cara mencatat lembar informed consent yang benar sebesar 46,9%, pada lembar persetujuan anestesi sebesar 44,7%. Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan pengisian lembar informed consent adalah SDM (dokter, pasien dan petugas rekam medis). Persamaan dalam penelitian ini sama-sama menganalisi kelengkapan dalam pengisian informed consent. Perbedaan pada peneliti Desi Nur Fitasari dengan peneliti yaitu peneliti Desi Nur Fitasari hanya melakukanan alisis ketidaklengkapan pengisian terhadap item dan menggunakan sistem persentase 8

sedangkan peneliti menganalisi kelengkapan informed consent dan proses pelaksanaan informed consent serta berdasarkan standar KARS 2012 pada standar HPK (Hak Pasien dan Keluarga). G. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit 1 Yogyakarta Berdasarkan profir Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta berada di jalan K.H Ahmad Dahlan No.20 Yogyakarta 55122 adalah rumah sakit swasta kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini berdiri sejak 15 Februari 1923. 92 tahun yang lalu, pada masa penjajahan Belanda atau 22 tahun sebelum Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945. Atas inisiatif KH. Sujak yang didukung oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Pada awalnya hanya berupa klinik rawat jalan yang sangat sederhana dengan nama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) di kampung Jagang Notoprajan Yogyakarta. Diselenggarakan oleh Persyarikatan Muhammadiyah dalam rangka menolong kaum duafa, khususnya yang sedang sakit dan tidak mampu berobat. Mulai tahun 1970 semakin berkembang menjadi Rumah Sakit yang lebih representatif dengan layanan kesehatan yang lebih lengkap serta sebagai rujukan di wilayah DIY maupun Jawa tengah bagian selatan. 9

Juga berkembang menjadi rumah sakit terakreditasi 16 bidang layanan dan berstandar mutu internasional serta berperan sebagai teaching hospital (RS Pendidikan) sebagai berikut : a. Administrasi Manajemen b. Pelayanan Medik c. Keperawatan d. Gawat Darurat e. Medical Record f. Radiologi g. Farmasi h. Laboratorium i. INOS j. K3 k. IBS l. Perinatologi Resiko Tinggi m. Pelayanan Rehabilitasi Medik n. Pelayanan Gizi o. Pelayanan Darah p. Pelayanan Intensif RS (Rumah Sakit) PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta yang merupakan amal usaha Pimpinan Pusat Persyarikatan Muhammadiyah. Telah terakreditasi 16 bidang pelayanan. Selain memberikan pelayanan kesehatan juga digunakan sebagai tempat 10

pendidikan bagi calon dokter dan perawat. RS PKU Muhammadiyah ini juga membuka cabang rumah sakit yang bernama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II merupakan pengembangan dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Ahmad Dahlan 20 Yogyakarta. Rumah sakit ini dibuka pada tanggal 15 Februari 2009. Pada tanggal 16 Juni 2010 Rumah Sakit mendapatkan ijin operasional sementara nomer 503/0299a/DKS/2010. 2. Letak dan Batas Wilayah Letak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta terletak di Jl. KH. Ahmad Dahlan 20 Yogyakarta 55122 INDONESIA Tlp.+62274512653 Fax.+62274566129 e-mail : pkujogja@yahoo.co.id. 3. Visi dan Misi Visi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I adalah Menjadi rumah sakit pendidikan terpercaya yang memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan yang berkualitas, unggul dan Islami pada tahun 2018 Visi : Menjadi rumah sakit Muhammadiyah rujukan terpercaya dengan kualitas pelayanan yang Islami, bermutu dan terjangkau. Misi : 1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna bagi semua lapisan masyarakat sesuai dengan peraturan/ketentuan perundangundangan. 11

2. Menyelenggarakan upaya peningkatan mutu Sumber Daya Insani melalui pendidikan dan pelatihan secara profesional yang sesuai ajaran Islam. 3. Melaksanakan da wah Islam, amar ma ruf nahi munkar melalui pelayanan kesehatan, yang peduli pada kaum dhuafa. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I mempunyai motto AMANAH yang merupakan cerminan dari Antusias, Mutu, Aman, Nyaman, Akurat dan Handal. Falsafah yang ditetapkan adalah : 1. Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Menjunjung tinggi azas kebersamaan dan kerjasama 3. Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan 4. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusiaan 5. Bersikap professional dalam melaksanakan tugas 4. Fasilitas Pelayanan Fasilitas pelayanan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta terdapat Ragam Pelayanan Poliklinik, Unit Penunjang Pelayanan Medis dan Layanan Unggulan sebagai berikut : a. Pelayanan Poliklinok : 1) Klinik Umum 2) Klinik Penyakit Dalam 3) Klinik Penyakit Jantung 4) Klinik Penyakit Syaraf 5) Klinik Penyakit Jiwa 6) Klinik Penyakit Mata 7) Klinik Penyakit THT 12

8) Klinik Penyakit Gigi 9) Klinik Penyakit Kulit & Kelamin 10) Klinik Penyakit Paru 11) Klinik Rematologi 12) Klinik Penyakit Anak 13) Klinik Bedah Umum 14) Klinik Bedah Tulang 15) Klinik Bedah Urologi 16) Klinik Bedah Syaraf 17) Klinik Bedah Plastik/Thorax 18) Klinik Bedah Gigi & Mulut 19) Klinik Bedah Anak 20) Klinik Bedah Digestif 21) Klinik Obsgyn 22) Klinik VCT HIV / AIDS b. Unit Penunjang Pelayanan Medis 1) Farmasi (24 jam) 2) Laboratorium (24 jam) 3) Radiologi (24 jam) 4) Gizi 5) Fisioterapi 6) EKG 7) EEG 8) USG 9) Laparaskopi 13

10) Haemodialisa 11) Treadmil 12) TUR 13) Endoskopi 14) Bronkhoskopi 15) CT. Scan 16) Audiometri 17) Spirometri 18) Brain Mapping c. Layanan Unggulan 1) Pelayanan Bedah Mininal Invasive Laparaskopi 2) Hemodialisis (Cuci Darah) 3) Home Care (Hospital without Wall) Rehabilitasi Medik 4) Trauma Center & Orthopedi (di RS yang Baru, rintisan) 5) Husnul Khotimah (Layanan Bimbingan Ruhani & Rukti Jenazah Islami) Pelayanan penunjang lainnya terdiri dari pelayanan rekam medis, administrasi keuangan dan pelayanan umum. Hasil kinerja pelayanan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah unit I Yogyakarta terbagi menjadi tiga jenis pelayanan yaitu pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan, dan pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Penjabaran dari masing-masing hasil kinerja pelayanan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta adalah sebagai berikut: 14

1. Hasil Kinerja Pelayanan Rawat Inap No Tabel. 1 Indikator Pelayanan Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Tahun 2012-2014. Tahun Indikator 2012 2013 2014 1. BOR 64,35% 68,94% 67,94% 2. LOS 4,16 hari 4,17 hari 4,17 hari 3. BTO 57 kali 60 kali 59 kali 4. TOI 2,3 hari 1,8 hari 2 hari 5. NDR 27 27 29 6. GDR 47 44 49 Sumber : Profil Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2015. 2. Hasil Kinerja Pelayanan Rawat Jalan Jumlah kunjungan maupun jumlah pasien di Poliklinik RS PKU Muhammadiyah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan pada tahun 2013 meningkat sekitar 9% dan untuk tahun 2014 mengalami peningkatan sekitar 14%. Berikut grafik jumlah kunjungan poliklinik tahun 2014. 15

Jumlah Kunjungan Poliklinik 100000 90000 80000 74935 82350 92206 70000 60000 50000 40000 30000 2012 2013 2014 20000 10000 0 Kunjungan Grafik 1. Jumlah Kunjungan Poliklinik RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Pada tahun 2012 pasien yang masuk IGD sebanyak 44313 orang dan pada tahun 2013 meningkat sekitar 4 % dari tahun sebelumnya. Sementara pada tahun 2014 mengalami penurunan sekitar 5%. Hasil Kinerja IGD ( Instalasi Gawat Darurat) 46500 46000 46049 45500 45000 44500 44000 43500 44313 43833 2012 2013 2014 43000 42500 Kunjungan Grafik 2. Jumlah Kunjungan IGD RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 16