BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR PERIODE 128/

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN GLAMPING BARU BOLANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk


Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

TA-134 Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro 94

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

Bab V Konsep Perancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

46 Andhy Setiawan

Transkripsi:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang a. Kelompok Aktivitas Utama Tabel 27. Program Ruang Aktivitas Utama 1 R. Meeting 49m 2 2 Laboraturium Basah Laboraturium Basah 298 m 2 R. Penyimpanan Sample 45 m 2 R. Penyimpanan Alat 9 m 2 Seawater Tank 11 m 2 R. Komputasi 20 m 2 Total 383 m 2 Sirkulasi 30% 115 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 498 m 2 3 Laboraturium Marine Biology & Ecology Laboraturium Marine Biology & 327,36 m 2 Ecology kapasitas 2 R. Penyimpanan Alat 9 m 2 R. Steril 9 m 2 R. Kultur Sample 36 m 2 R. Cuci dan Sterilisasi Alat 38 m 2 R. Komputasi 44 m 2 Total 463,36 m 2 Sirkulasi 30% 139,008 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 602 m 2 4 Laboraturium Mikrobiologi Laboraturium Mikrobiologi 327,36 m 2 R. Penyimpanan Alat 9 m 2 R. Cuci dan Sterilisasi & Preparasi 38 m 2 R. Penyimpanan Bahan mudah 9 m 2 terbakar R.Isolasi/ Penyimpanan Bakteri 19,84 m 2 (ultralowfreezer room) R. Kultur (Ikan, Crustacea, Algae, 36 m 2 Coral) R. Komputasi 44 m 2 Total 483,2 m 2 Sirkulasi 30% 144,96 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 628 m 2 5 Laboraturium Kimia Laut Laboraturium Kimia Laut 327,36 m 2 R. Penyimpanan Alat 9 m 2 R. Cuci dan Sterilisasi 38 m 2 72

R. Penyimpanan Bahan mudah 9 m 2 terbakar R. Penyimpanan Cairan Asam 9 m 2 R. Komputasi 44 m 2 Total 436,36 m 2 Sirkulasi 30% 130,908 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 567 m 2 6 Laboraturium Alat Outdor R. Kompresor + R. Peralatan 46,08 m 2 R. Perbaikan 20 m 2 Total 66,08 m 2 Sirkulasi 30% 19,824 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 86 m 2 TOTAL KESELURUHAN AKTIVITAS 2430 m 2 UTAMA b. Aktivitas Pendukung Tabel 28. Program Ruang Aktivitas Pendukung 1 Dermaga 200 m 2 2 Asrama Peneliti 4260 m 2 3 Auditorium/ R. Seminar 245 m 2 4 Kolam Renang Scuba 261 m 2 Total 4766 m 2 Sirkulasi 30% 1191,5 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 5958 m 2 Keterangan : Luasan Non Bangunan c. Aktivitas Penunjang Tabel 29. Program Ruang Aktivitas Penunjang Keterangan : 1 Hall 70 m 2 2 Living Room 30 m 2 3 Perpustakaan 136,5 m 2 4 Cafetaria 2145 m 2 5 Kolam Penangkaran Penyu 40 m 2 6 R. Display 450 m 2 Total 2626,5 m 2 Sirkulasi 30% 787,95 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 3414 m 2 Luasan Non Bangunan 73

d. Aktivitas Pengelola Tabel 30. Program Ruang Aktivitas Pengelola 1 R. Kepala Laboratorium 25 m 2 2 R. Sekretaris & Bendahara 18 m 2 3 R. Kepala Lab Basah 12 m 2 4 R. Kepala Lab Biologi Laut & 12 m 2 Ekologi 5 R. Kepala Lab Mikrobiologi 12 m 2 6 R. Kepala Lab Kimia 12 m 2 7 R. Kepala Unit Selam 12 m 2 8 R. Staff Tata Usaha 9 m 2 9 R. Staff Unit Selam 9 m 2 10 R. Laboran 76 m 2 11 R. Staff Teknisi 20 m 2 12 R. Santai 26 m 2 13 Pantry 6 m 2 Total 254 m 2 Sirkulasi 30% 76,2 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 330 m 2 e. Aktivitas Servis Tabel 31. Program Ruang Aktivitas Servis Keterangan : 1 Ruang Ganti Penyelam 40 m 2 2 Lavatory 38,7 m 2 3 KM/WC Pengelola 27,09 m 2 4 Pantry Asrama 24 m 2 5 Laundry 30 m 2 6 Mushola 44 m 2 Total 401,29 m 2 Sirkulasi 30% 100,32 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 502 m 2 Luasan Non Bangunan f. Aktivitas Servis Teknis Tabel 32. Program Ruang Aktivitas Servis Teknis 1 R. Kontrol/ Panel 24 m 2 2 R. AHU/ AC 25 m 2 3 Genset 100 m 2 4 R. PABX, sound 15 m 2 5 Lift Barang 6,76 m 2 6 R. Pompa 48 m 2 7 Gudang Maintenance 30 m 2 8 Pos Keamanan 75 m 2 74

g. Aktivitas di Luar Tapak Perencanaan i. Rekapitulasi Besaran Ruang Total 323,76 m 2 Sirkulasi 30% 97,128 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 421 m 2 Tabel 33. Program Ruang Aktivitas Luar Tapak Perencanaan NO KELOMPOK RUANG TOTAL LUAS (m 2 ) 1 Halte transit end point 6 m 2 2 Area Peristirahatan 8 m 2 Total 14 m 2 Sirkulasi 30% 14 m 2 Total Keseluruhan (Pembulatan) 28 m 2 Tabel 34. Rekapitulasi Besaran Ruang NO KELOMPOK RUANG TOTAL LUAS (m 2 ) 1 Aktivitas Utama 2430 m 2 2 Aktivitas Pendukung 5958 m 2 3 Aktivitas Penunjang 3414 m 2 4 Aktivitas Pengelola 330 m 2 5 Aktivitas Servis 502 m 2 6 Aktivitas Servis Teknis 421 m 2 LUAS BANGUNAN 13055 m 2 LUAS NON BANGUNAN 438 m 2 TOTAL KESELURUHAN 13493 m 2 5.1.2 Tapak Terpilih Berdasarkan Zonasi Taman Nasional Karimunjawa, tapak terpilih berada dalam zonasi pemanfaatan pariwisata yaitu berada di kawasan Legon Lele, Karimunjawa dengan batas-batas tapak sebagai berikut : Utara : Hutan Timur : Hutan dan Laut Jawa Selatan : Laut Jawa Barat : Hutan dan Laut Jawa Lokasi tapak berada pada zona Pemanfaatan Pariwisata dengan aturan sebagai berikut : Garis Sempadan : Untuk daerah mangrove diberlakukan 400 m dari batas terluar mangrove dan pada daerah pantai adalah 100 m dari pasang tertinggi. Pengecualian pembangunan fisik 75

dalam kawasan diberlakukan untuk pembangunan dermaga atau jeti dan bangunan dengan konstruksi tidak permanen untuk keperluan tempat berteduh (shelter) serta fasilitas penunjang kegiatan rekreasi. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 0,1 KDB = 0,1 x Luas Tapak = 0,1 x 300.000 = 30.000 m 2 Jadi, Tapak yang dapat di bangun adalah sebesar 30.000 m 2 KDB = Luas lantai bangunan/luas tapak 10% = 13493/Luas Tapak Luas Tapak = 0,1 x 13493 m 2 = 1.349,3 m 2 Luas lantai dasar yang direncanakan adalah luas lantai dikurangi 20% (20% x 1.349,3 = 269,86 m 2 ) untuk sirkulasi di sekitar tapak. Luas lantai dasar bangunan = 13.493 269,86 = 13.223,14 dibulatkan menjadi 13.223 m 2 Jumlah lantai bangunan maksimal 2 lantai dengan tinggi maksimal bangunan 10 meter Ketinggian Bangunan : maksimal 2 lantai Jumlah lantai = luas lantai bangunan/luas lantai dasar bangunan = 13.493/13.223 = 1,02 (1 lantai) Penggunaan Tapak sebesar kebutuhan tapak yang akan digunakan dalam proses perancangan Titik end point aksesibilitas menuju tapak Keterangan : Aksesibilitas dari bandara dewandaru Aksesibilitas dari dermaga 76

Gambar 5.1 Rencana area Marine Station di Legon Lele (Sumber : FPIK UNDIP) Akesibilitas menuju tapak dapat di capai dengan jalur darat sesuai dengan kondisi eksisting yang ada yaitu dari bandara Dewandaru yang berada di pulau Kemujan dan dermaga fery. Kedua aksesibilitas tersebut berakhir pada satu titik di luar tapak Perencanaan (end point). Berdasarkan konsep penekananan desain Eko-Arsitektur, tidak diperbolehkan adanya kendaraan bermotor di dalam tapak perencanaan sehingga kendaraan bermotor berhenti di luar tapak perencanaan. Maka dari itu di perlukan sebuah halte end point transit sebagai bentuk keterpaduan dengan konsep perencanaan Marine Station berkonsep eko-arsitektur. Berdasarkan hal tersebut juga, zona dalam tapak perencanaan membuat area yang berada semakin jauh dari area halte end point transit menjadi zona yang lebih steril. Panah warna hijau dalam tapak menunjukkan, area yang semakin jauh dengan zona end point semakin menjadi zona steril (Lihat gambar 5.1). 5.2 Program Dasar Perancangan 5.2.1 Aspek Kinerja a. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan pada bangunan UNDIP Marine Station Laboratory Terpadu adalah pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami digunakan untuk ruang-ruang publik, seperti lobby, auditorium maupun perpustakaan dan sebagian laboratorium. Sedangkan pencahayaan buatan dipakai pada ruang-ruang khusus yang memerlukan pencahayaan 24 jam secara aktif, ruang ruang dengan intensitas cahaya tertentu, serta ruang-ruang tertentu yang tidak terjangkau oleh cahaya matahari karena posisi ruang yang tidak dimungkinkan serta akuarium display untuk menambah estetika. b. Sistem Penghawaan/Pengkondisian Ruang Sistem penghawaan yang digunakan adalah penghawaan alami dan buatan, penghawaan buatan dititikberatkan pada ruangan laboraturium basah, marine biology & ecology,mikrobiologi dan kimia laut serta beberapa ruangan kantor dan penyimpanan alat lab. Selain ruangan-ruangan tersebut diusahakan menggunakan penghawaan alami yang telah diadaptasi sesuai dengan kebutuhan ruangnya. c. Sistem Jaringan Air Bersih Sistem jaringan air bersih yang digunakan sama seperti sistem jaringan air besih yang digunakan pada umumnya. Air yang bersumber dari PAM dan menggunakan sistem down feet. Selain PAM, air bersih yang digunakan juga merupakan hasil filterisasi air laut untuk beberapa keperluan seperti seawater tank untuk penyimpanan sample. d. Sistem Pembuangan Air Kotor 77

Pembuangan air kotor dapat melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu sehingga dapat dihasilkan lagi air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan akan air bersih. Penggunaan sisten rainwater harvest system dalam mengelola air hujan yang dapat digunakan lagi untuk keperluan penyiraman tanaman, air flush dsb. e. Sistem Jaringan Listrik Sistem mekanikal elektrikal dalam sebuah laboratorium sangatlah dibutuhkan, mengingat hampir seluruh kegiatan penelitian membutuhkan sumber energi listrik. Oleh karena itu pemakaian sistem elektrikal yang efektif dan efisien untuk menunjang sistem bangunan direncanakan seoptimal mungkin dengan pemanfaatan listrik yang berasal dari PLN. Sehubungan dengan lokasi Marine Station Laboratory yang berada pada P. Karimunjawa, dengan aliran listrik dari PLN yang hanya pada pukul 18.00-06.00 WIB maka penggunaan sistem generator dan passive solar system dapat digunakan sebagai sumber listrik penunjang dan cadangan untuk suplai kebutuhan listrik secara umum. Selain mengandalkan listik PLN, listrik alternative di dapat dari menerapkan Pembangkit listrik tenaga angina, photovoltaic system dsb. f. Sistem Pembuangan Sampah Pada bangunan laboraturium sampah atau limbah harus mendapatkan penanganan khusu sebelum di buang atau bercampur dengan lingkungan.setiap limbah mempunyai cara pengolaham tersendiri tergantung dari jenisnya. Berikut adalah cara pengolahan limbah berdasarkan jenisnya. a. Pengolahan Limbah Padat Pengolahan limbah padat dengan menggunakan sistem penimbunan terbuka, sanitary landfill serta insenerasi. b. Pengolahan Limbah Pada Fasa Cair (Water Phase Treatment) Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: 1. Pengolahan secara Fisika 2. Pengolahan secara Kimia 3. Pengolahan secara Biologi g. Sistem Pencegah Kebakaran Dasar pendekatan diantaranya dengan sistem tata ruang yang memudahkan dalam perlindungan terhadap kebakaran, optimalisasi sistem perlindungan terhadap pencegahan kebakaran, sistem perlindungan bahaya kebakaran yang terintegrasi terhadap sistem lain sehingga memudahkan dalam antisipasi, pencegahan dan pemadaman kebakaran. Sistem ini meliputi: 1. Sistem Deteksi Awal Kebakaran 2. Sistem Pemadam Api h. Sistem Komunikasi Jaringan komunikasi menggunakan sistem komunikasi internal dan eksternal. Sistem internal menggunakan intercom untuk pihak antar pengelola danpenggunaan sistem audio, audio visual dan pengeras suara untuk penyebaran informasi dari pihak pengelola. Sistem komunikasi eksternal menggunakan telepon, pos, telegram dan faksimilie 78

i. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang direncanakan harus mampu melindungi area yang cukup luas dan tidak membahayakan bangunan yang ada di sekitarnya. Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem Faraday dimana penghantar-penghantar penyalur utama dipasang dibagian teratas dari bangunan sehingga seolah-olah membentuk sangkar pelindung, untuk melindungi bangunan tersebut dari sambaran petir. Dipilih sistem Faraday karena bangunan direncanakan mempunyai lebar lebih dari 12 m. j. Sistem Keamanan Sistem jaringan keamanan menggunakan CCTV yaitu kamera monitor yang dipantau dariruang keamanan sehingga mudah memantau seluruh bangunan tanpa kehadiran petugas kemanan. Selain itu untuk keamanan saat pengambilan sample disediakan atau di tempatkan di beberapa titik untuk sistem keamanaan saat terjadi aktivitas menyelam. k. Sistem Transportasi Vertikal Untuk bangunan marine station yang tidak terlalu tinggi antara 2-4 lantai menggunakan tangga dan ramp. 1.2.2 Aspek Teknis Bangunan UNDIP Marine Station Laboratory Terpadu direncanakan menerapkan struktur advance pada bangunannya. Tidak hanya terpaku pada satu jenis struktur saja tetapi juga menggabungkan beberapa jenis struktur seperti sturktur panggung pada zona yang lebih mendekati garis pantai serta penggunaan breakwater pada zona lautnya. Floating structure digunakan pada bangunan yang berada di atas laut. 1.2.3 Aspek Visual Arsitektur Penekanan desain pada bangunan UNDIP Marine Station Laboratory Terpadu menitikberatkan pada karakter bangunan yang menarik dan respon terhadap lingkungan sekitar serta iklim atau kondisi yang ada di tapak serta mengutamakan kenyamanan bagi penggunannya. Dengan penekanan desain Eko-Arsitektur yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, aspek visual arsitektur yang di usung adalah menggunakan desain yang tetap variatif dan respon terhadap lingkungan baik dari tampilan bangunan atau kinerja bangunan itu sendiri. 2. Gambar 5.2 Green School (Sumber :google.com) Gambar 5.3 contoh penerapan eko-arsitektur (Sumber :google.com) 79