BAB I PENDAHULUAN. kembang uretral fold yang mengakibatkan meatus uretra berada pada proksimal ventral penis dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kelainan kongenital yang dapat terjadi pada bayi laki-laki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANGKA KEJADIAN HIPOSPADIA DI RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2009-OKTOBER 2012

REPAIR HIPOSPADIA (KORDEKTOMI & URETHROPLASTI) (No. ICOPIM: 5-302)

EVALUASI HASIL OPERASI HIPOSPADIA PADA PASIEN DENGAN 46,XY DISORDERS OF SEX DEVELOPMENT (DSD)

HUBUNGAN INSIDEN FISTULA URETROKUTANEUS DENGAN TIPE HIPOSPADIA PASCA OPERASI URETROPLASTI. Wendy Desrullah Prada. Tubagus Odih RW

YULIUS WIMBO SINADHI SAKSONO

BAB 1 PENDAHULUAN. Psoriasis adalah salah satu penyakit kulit termasuk dalam kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Intususepsi merupakan salah satu penyebab tersering dari obstruksi usus dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

SIRKUMSISI TUJUAN PEMBELAJARAN

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah

REFRAT HIPOSPADIA. Oleh: Agil Wahyu Wicksono G Fernando Feliz C G Sofi Ariani G Pembimbing: dr. Amru Sungkar, SpB, SpBP-RE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih dari 230 juta operasi mayor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu dianggap berasal dari endoderm. Pertumbuhan dan. perkembangan normal bergantung kepada rangsang endokrin dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 1. kesadaran masyarakat akan hak-haknya dalam hal pelayanan kesehatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah dibidang ilmu kesehatan anak,

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hipospadia, berasal dari istilah yunani, hipo (dibawah) dan spadon (celah).

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

BAB V HASIL. Studi ini melibatkan 46 sampel yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA

Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. tahun 1999 terdapat 340 juta kasus baru infeksi menular seksual setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, yaitu. kepada janin saat proses melahirkan pervaginam.

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

PENDAHULUAN. (hamil dan tidak hamil), dimana terjadi ketidakseimbangan pada flora vagina, laktobasilus, dan terjadi peningkatan bakteri anaerob, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam komponen yang diantaranya merupakan zat-zat kimia yang

BAB I PENDAHULUAN. karena musibah yang diberikan oleh-nya hendaknya tidak mudah berputus asa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyekat beta merupakan salah satu terapi medikamentosa pada pasien

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah setiap tahunnya (Mores et al., 2014). Infeksi nosokomial adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pedoman penyelanggaran pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

STRIKTURA URETRA Batasan Gejala dan Tanda Terapi / Tindakan

Pentingnya tujuan penelitian Cara merumuskan tujuan penelitian. Tujuan Penelitian - 2

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan terjadinya proliferasi sel stroma prostat yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benign Prostatic Hyperplasia atau lebih dikenal dengan singkatan BPH

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Patent duktus arteriosus (PDA) merupakan salah satu penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. saat ini dapat bertahan hidup dengan perawatan intensif di Ruang Terapi Intensif

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Berbagai penelitian menunjukkan

BAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat. diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB II METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. untuk prosedur tersebut. Angka bedah caesar pada ibu usia 35 tahun ke atas jauh

BAB 1 PENDAHULUAN. apendisitis akut (Lee et al., 2010; Shrestha et al., 2012). Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa insiden

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian 5,7%-50% dalam tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dapat mengalami keluhan gatal, nyeri, dan atau penyakit kuku serta artritis

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya wajah dan leher (Wolff et al., 2008). Lesi melasma ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN orang dan sekitar kasus SCI terjadi karena kasus. kecelakaan bermotor. Sekitar kasus baru muncul setiap tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. immunoglobulin E sebagai respon terhadap alergen. Manifestasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan tersebut tetapi alasan yang membuat seseorang. merasa bahagia. Hal itu karena ketika seseorang menemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. klinik. Prevalensi nodul berkisar antara 5 50% bergantung pada populasi tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipospadia adalah hasil dari pertumbuhan abnormal dari penis dimana kegagalan tumbuh kembang uretral fold yang mengakibatkan meatus uretra berada pada proksimal ventral penis dari posisi normalnya di glanular dengan atau tanpa chorde. 1,2,3,4,5,6,7,8 Angka kejadian hipospadia 1 per 250-300 angka kelahiran anak laki laki. Di Amerika Serikat angka kejadian hipospadia juga meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir. Di Eropa dilaporkan angka kejadian juga meningkat seperti laporan di Denmark, Norwegia dan Swedia. Di Indonesia data yang didapatkan angka kejadian hipospadia pada beberapa rumah sakit pemerintah juga mengalami peningkatan seperti di Pekanbaru, Menado dan Balikpapan. 7,9,10,11,12 Di RSUP M Djamil di Sub Divisi Urologi terjadi peningkatan angka tindakan uretroplasti dari tahun ke tahun, 15 kasus dalam kurun waktu 2009-2011 menjadi 65 kasus dalam kurun waktu 2011-2014. 9,13 Patogenesis hipospadia belum pasti, namun ada beberapa faktor resiko yang dikaitan dengan timbulnya hipospadia seperti faktor genetik, lingkungan dan endokrin. Bayi yang berasal dari ibu usia muda atau usia tua dan juga bayi dengan berat badan rendah mempunyai resiko untuk terjadinya hipospadia. Suatu peningkatan signifikan dari angka kejadian hipospadia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini menunjukan peran dari faktor lingkungan seperti perusak hormonal dan pestisida. Reproduksi yang dibantu juga dihubungkan dengan meningkatnya faktor resiko

terjadinya hipospadia, dimana manipulasi hormonal yang dilakukan selama dan setelah prosedur menjadi penyebabnya. 9 Klasifikasi hipospadia dibagi berdasarkan posisi meatus urethra, dibagi menjadi tipe distal dan proksimal. Bagian granular, subcoronal, distal penile, midshaft hingga proximal penile termasuk hipospadia distal, sedangkan penoscrotal, scrotal dan perineal termasuk hipospadia proksimal. 14 Teknik uretroplasti berkembang pesat, terdapat lebih dari 200 teknik uretroplasti. Komplikasi tindakan uretroplasti seperti perdarahan dan hematoma, meatal stenosis, fistel uretrokutan, infeksi, divertikulum uretra, balanitis xerotica obliterans, kurvatur penil rekuren, striktura, tumbuh rambut dalam uretra dan bisa juga terjadi gagal uretroplasti. Dengan banyak komplikasi maka perlu follow up pasca tindakan uretroplasti. 1 Hendren dan Horton menemukan bahwa follow up jangka panjang juga dibutuhkan untuk menilai outcome jangka panjang dari hasil operasi koreksi hipospadia karena tindakan uretroplasti dapat menimbulkan pengaruh negatif pada kehidupan seseorang jika hasil operasi yang baik tidak tercapai. Ada tiga hal penting dalam follow up jangka panjang terhadap pasien dengan hipospadia yaitu: penampilan kosmetik dari penis, outcome fungsional (mikturisi, seksualitas) dan kualitas hidup dan kehidupan psikoseksual. 1,15,16 Penelitian Adrioki Risa tahun 2015 tentang Evaluasi Parameter Uroflowmetri Pasien Hip ospadia Post Uretroplasty di Padang tidak terdapat perbedaan signifikan pada Q-max, Q-ave dan volume urin residu post miksi antara pasien hipospadia dan pasien yang menjalani uretroplasti da n subjek kontrol sehat. Uroflowmeter dapat digunakan sebagai alat follow up jangka panjang seti daknya satu tahun setelah operasi untuk menilai fungsi uretra. 17

Tujuan perbaikan hipospadia modern ialah untuk menciptakan fungsional neourethra, meluruskan lengkungan dan mencapai kosmetik penampilan normal penis dengan komplikasi minimal. Lebih dari 80% pasien dengan meatus di distal atau posisi midshaft yang mana untuk peningkatan tampilan kosmetik adalah indikasi penting untuk pengobatan secara operasi. Namun, anak laki-laki yang mengalami koreksi sepertinya cenderung memiliki persepsi genital lebih negatif dan mungkin akan lebih membatasi dalam kontak seksual daripada anak laki-laki tanpa hipospadia, terutama ketika hasil kosmetik tidak baik. Juga kualitas hidup anak-anak dengan hipospadia mungkin terganggu oleh persepsi diri yang negatif, rasa malu atau ejekan dari teman sebaya. Selain itu, hasil kosmetik yang buruk juga dapat mengakibatkan buruknya kinerja sekolah. Sejak perbaikan hipospadia yang modern menunjukkan tingkat komplikasi yang cukup rendah, saat ini operasi hipospadia harus fokus pada (meningkatkan) hasil kosmetik. 16,17,18 Hypospadias Objective Penile Evaluation (HOPE) score adalah sistem skoring untuk menilai hasil kosmetik pada tindakan perbaikan hipospadia. (HOPE) score merupakan skoring yang memenuhi kriteria instrumen pengukuran yang valid yaitu, objektif, reliabel, dan valid. Hypospadias Objective Penile Evaluation (HOPE) score mengevaluasi penampilan penis pada lima dasar item yang dapat diperbaiki secara pembedahan : posisi meatus, bentuk meatus, bentuk kelenjar, bentuk penis kulit dan sumbu penis, torsi penis dan (jika ereksi diamati) termasuk kelengkungan penis. Total HOPE score berkisar dari skor minimal 1 sampai maksimal 10. Interpretasi dari HOPE score dibagi menjadi dua kelompok, nilai HOPE score kurang atau sama dengan 45 merupakan kelompok yang tidak puas, dan nilai HOPE score >45 merupakan kelompok yang puas. 14,19 Penelitian oleh Duarsa G, dkk. menunjukkan repair hipospadia dengan outcome kosmetik tidak memuaskan menggunakan teknik Tubularized Incised Plate pada hipospadia proksimal. 14

Dikarenakan pentingnya evaluasi jangka panjang terhadap hasil kosmetik setelah operasi uretroplasti dan belum ada penelitian mengenai hal tersebut di RSUP dr M Djamil dan rumah sakit lain di kota Padang, maka peneliti tertarik meneliti hubungan tipe hipospadia dengan Hypospadias Objective Penile Evaluation (HOPE) score di RSUP dr M Djamil dan rumah sakit lain di kota Padang. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan tipe hipospadia dengan Hypospadias Objective Penile Evaluation 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan tipe hipospadia dengan Hypospadias Objective Penile Evaluation 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakteristik umur sampel. 2. Mengetahui Hypospadias Objective Penile Evaluation 3. Mengetahui hubungan tipe hipospadia dengan Hypospadias Objective Penile Evaluation 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis a. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan tentang Hypospadias Objective Penile Evaluation (HOPE) score dan mengetahui hubungan tipe hipospadia terhadap hasil

kosmetik uretroplasti dengan menggunakan Hypospadias Objective Penile Evaluation b. Dapat menjadi penelitian pendahuluan tentang evaluasi hasil kosmetik post uretroplasti secara umum. 1.4.2 Manfaat Pelayanan Medis Penelitian ini diharapkan didapatkan informasi bahwa tipe hipospadia dapat dijadikan sebagai salah satu faktor untuk memprediksi hasil kosmetik post uretroplasty dan orang tua mesti mendapatkan informasi yang lebih meyakinkan disaat preoperatif.