BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari. fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkandalamwujudteaterdenganmenekankanpadakekuatan. dialog.adapunnaskah Drama ANNA DAN MARTHA SEKTOR

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. The House of Bernarda Alba (La Casa De Bernarda Alba) karya Federico

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks

BAB II LANDASAN TEORI

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Surabaya, Arif Hidajad, S. Sn., M. Pd.

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Kholid A.Harras

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. ini ketika penulis berproses untuk menciptakan tokoh Pria dengan Baju Kembang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. tidak sekadar merealisasikan kata-kata, melainkan dengan sendirinya kata-kata itu mengandung

BAB I PENDAHULUAN. dalam karya tulis yang mampu menggetarkan jiwa dan merupakan suatu yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ketoprak atau dalam bahasa Jawa sering disebut kethoprak adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kegelisahan adalah perasaan gelisah; kekhawatiran; kecemasan. Konsep kegelisahan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENULISAN NASKAH DRAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB II LANDASAN TEORI. memang telah banyak dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian tersebut membahas

BAB IV KOMPOSISI PENTAS. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu genre sastra yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi drama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. ini seorang anak mulai bertumbuh dan berkembang menuju kematangan, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau akting dapat diartikan menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku terutama diatas pentas. Berbuat seolaholah, berpura pura menjadi seseorang, memainkan bagian dari suatu drama dengan fungsi spesifik. Itulah tugas seorang pemeran, yaitu membawakan dan menghidupkan laku (Suyatna Anirun 1998 : xxiii). Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri. Ia memainkan salah satu dari sederetan peranan yang ada dalam sebuah lakon. Peran dalam sebuah lakon merupakan refleksi peristiwa yang dipaparkan. Peristiwa yang digambarkan pengarang (penulis naskah) bukan hanya gambaran keindahan alam dan suasana, melainkan juga hal lain termasuk di antaranya perilaku, gerak, serta hal lain yang membuat satu kesatuan. Sehubungan dengan itu, boleh jadi satu lakon akan didukung oleh aktor yang memiliki karakter, postur, maupun status sosial yang beraneka ragam. Semuanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung sehingga peristiwa yang dipaparkan nampak hidup seperti gambaran nyata.

Selain aktor, setiap naskah didukung oleh berbagai unsur, seperti tema, plot, struktur dramatik, dan sebagainya. Namun demikian, setiap naskah biasanya memiliki keunikan atau perbedaan antara satu dengan lainnya. Demikian juga halnya dengan konflik konflik yang menjadi sumber idenya. Konflik biasanya terjadi karena adanya perbedaan karakter yang dimiliki oleh setiap tokoh. Perbedaan karakter ini akan berdampak kepada perbedaan sikap atau perilaku. Oleh karena itu, konflik tidak hanya terjadi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, melainkan juga bisa terjadi dalam diri manusia itu sendiri. Tokoh yang berperan dalam sebuah naskah secara garis besarnya terdiri atas 2 jenis, yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh utama yang menjadi pusat atau sentral cerita. Keberadaan peran adalah untuk mengatasi persoalanpersoalan yang muncul ketika mencapai suatu cita cita. Peran ini juga menentukan jalannya cerita. Antagonis adalah peran lawan dari protagonis, karena dia sering kali menjadi musuh yang menyebabkan konflik itu terjadi. Dengan kata lain konflik dapat muncul dari pertikaian antaran tokoh protagonis dengan antagonis. Tokoh protagonis dan antagonis harus memungkinkan menjalin pertikaian, dan pertikaian yang terus berkembang hingga klimaks. Tokoh antagonis harus memiliki watak yang kuat dan kontradiktif terhadap tokoh protagonis. (Durachman dan Sembung, 1985/1986:26). Hal lain yang berkaitan dengan pemunculan konflik adalah tema. Tema sangat memungkinkan pemeran untuk mengeksplorasi. Salah satu

jenis tema yang terdapat dalam naskah adalah tema psikologis, yaitu tema yang berkaitan dengan kejiwaan seseorang dan atau berhubungan dengan situasi dan kondisi jiwa seseorang. Oleh karena itu, tema ini muncul dari karakter dan atau perilaku tokoh dalam naskah. Permasalahan yang berkaitan dengan tokoh, baik menyangkut peranan tokoh, karakter tokoh, dan tema dalam sebuah naskah merupakan hal yang menarik untuk diekspresikan dalam sebuah pertunjukan. B. Rumusan Ide Seperti disebutkan di atas bahwa hal yang menarik dalam naskah pentas teater adalah pemunculan konflik yang dihasilkan oleh karakter, perbedaan karakter, dan tema. Penyajian konflik yang bersumber dari karakter, perbedan karakter serta tema, ternyata tidak hanya terdapat dalam satu naskah. Oleh karena itu, untuk memfokuskan garapan, penyaji memilih naskah Anna Und Martha. Tokoh yang menarik untuk diangkat ke atas pentas adalah tokoh Martha. Tokoh ini adalah figur wanita pekerja keras yang berusaha untuk mempertahankan kehidupannya bersama Anna, rekan kerjanya. Mereka

tetap bertahan walau selalu diperlakukan semena mena oleh majikannya. Kondisi itu membuat Martha berfikir dan berencana untuk membalas dendam pada majikannya, Ny. Bierbaum. Akhirnya Martha dan Anna berhasil menyekap Ny. Bierbaum di dalam peti barang. Selain itu, Martha merupakan tokoh yang mempresentasikan hasrathasrat manusia tentang impian untuk memperoleh kebebasan. Tetapi apa yang diimpikan manusia kadang tidak disadari akan berdampak fatal. Namun itulah manusia, impian dan hasrat tokoh dapat menimpa akal pikiran yang sehat dan selalu menginginkan adanya perubahan. Sebelum memainkan peran di atas pentas, seorang aktor harus dapat menafsirkan bagaimana keadaan lahir batin serta kecendrungan lain dari tokoh yang akan diperankan. Ada banyak cara dan upaya untuk menganalisa dan menafsirkan perannya. Di antaranya kita dapat observasi di lingkungan sekitar atau mengikuti metode metode pemeranan yang biasa dijadikan pedoman bagi aktor yang hendak melakukan proses kreatif. Untuk itu seorang aktor harus konsisten pada proses latihan, karena dalam proses latihan itulah seorang aktor dapat merubah dirinya menjadi sosok tokoh yang akan diperankan.

C. Sumber / Referensi Beberapa buku pegangan yang menjadi dasar penulisan dan penggarapan pertunjukan ini adalah: Psikoanalisis, karya Sigmund Freud, PT. Gramedia Pustaka Utama, tahun 1934, halaman 414 Buku ini menggambarkan tentang sudut pandang ego seseorang. Buku ini mendukung kepribadian manusia dimana seseorang tertekan maka dia akan mengalami perdebatan dengan lawan yang bersangkutan. Buku ini juga membantu saya untuk menggali karakter tokoh secara psikologis. Buku Seni Peran, karya Adang Ismet, tahun 2007, kelir, hal 5 11 Buku karya Adang Ismet ini memaparkan bahwa seorang pemeran pada dasarnya harus menguasai dan mampu melewati tiga tahapan pelatihan yakni pelatihan terhadap tubuh dan suara, pelatihan atas kepekaan sukma, dan pelatihan atas daya intelektualitas. Jasmani dan rohani seorang tubuh aktor harus terlatih untuk menemukan jati dirinya. Dalam buku ini kita dapat melatih tubuh, vocal, dan daya imajinasi kita sebagai aktor untuk mencapai tokoh yang kita inginkan.

Buku Menjadi Aktor, karya Suyatna Anirun, Studi Klub Teater Bandung, tahun 1998, Reka media Multi prakarsa Bandung Buku ini memberikan gambaran khususnya bidang keaktoran dalam minat pemeranan. Bahwa seorang pemeran harus memiliki jati diri yang mampu menjadi nilai khusus dalam pembawaan permainan di atas panggung pertunjukan, karena seorang pemeran teater harus menguasai sarana pentas. Suyatna Anirun mengajarkan bagaimana mencari bentuk peran yang tepat. Didalam buku ini juga terdapat materi yang bisa membantu kita untuk lebih mempelajari dengan benar bagaimana cara untuk menjadi seorang aktor yang baik. Itu bisa dilakukan dengan cara merancang bentuk, latihan membaca dialog atupun mengembangkan imaji yang dimiliki aktor. Pengetahuan Teater, Yoyo C. Durachman dan Willy F. Sembung, tahun 1985/1986 Buku ini memaparkan tentang hal hal yang berkaitan dengan anatomi naskah, seperti tema, bentuk, aliran, struktur dramatik, dan hal hal lainnya yang berkenaan dengan unsurunsur yang terdapat dalam teater. Paparan yang dibahas sangat penting artinya bagi penulis untuk untuk menganalisa tema, plot,

konflik serta struktur dramatik yang ada di dalam lakon yang akan dipentaskan. Naskah Anna Und Martha (Sektor Ketiga), Dea Loher, Tahun 2001 Naskah ini merupakan naskah yang berlatar belakang negara Jerman saat perang dunia ke 2. Isi yang terkandung dalam naskah ini sangat menarik, sebab di dalamnya membahas tentang konflilk konflik batin manusia yang muncul dari nasib, keinginan, dan ketidakpuasan diri terhadap perilaku majikan. Sajian konflik konflik inilah yang memberikan inspirasi dan aspirasi penyaji untuk mempresentasikannya ke dalam penyelesaian tugas akhir penyaji dalam bentuk seni pertunjukan. D. Tujuan dan Manfaat Tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh tugas akhir. 2. Memberikan tafsir terhadap naskah dalam bentuk ide/gagasan yang dituangkan ke dalam bentuk pentas. Manfaat :

1. Diharapkan akan menjadi bahan acuan penyajian pentas bagi insan yang memerlukannya di masa yang akan datang. 2. Menjadi bahan acuan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan tugas akhir. 3. Menjadi arsip karya tulis penyajian yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam proses belajar mengajar teater.