BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembentukan makna merupakan pokok dari komunikasi menggunakan media massa terutama surat kabar, karena makna yang dibangun membentuk sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya bahwa apa yang disampaikan media massa adalah realitas yang sepenuhnya berasal dari kebenaran fakta, dengan kata lain realitas media dianggap represantasi fakta. Untuk itu Kompas sebagai media cetak yang terkenal karena mengungkap realitas peristiwa yang berkaitan dengan kekisruhan oleh Pemprov dan DPRD DKI Jakarta dalam merancang APBD DKI Jakarta 2015 telah menjadi ruang bagi khalayak untuk menuntut kebenaran penggunaan anggaran daerah. Dalam kaitannya dengan pemberitaan kisruh APBD DKI, Kompas melalui gaya penulisan beritanya semakin berani mengeksplorasi fakta-fakta empiris yang ditemukan pada saat menginvestigasi temuan dana siluman yang membuat kekisruhan penetapan APBD DKI Jakarta 2015. Terdapat dua versi APBD yang diajukan oleh dua pihak yaitu Gubernur DKI dengan DPRD DKI. Walaupun fakta tersebut mengarahkan kepada APBD versi DPRD yang ditemukan adanya anggaran siluman didalamnya. Kompas menyampaikan berita secara eksplisit (jelas) bahkan seakan menyudutkan DPRD yang
menggunakan hak angketnya. Intinya adalah Kompas berhasil menjadi media yang ideal dapat diandalkan masyarakat untuk mengungkap kasus dana siluman dalam APBD DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan analisis dan penafsiran teks berita kisruh anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta 2015 oleh pihak Gubernur dan pihak DPRD DKI Jakarta periode Februari-Maret 2015. Selama periode tersebut terdapat 8 berita yang tampil pada halaman utama Kompas, yang berarti berita tersebut sangat penting untuk disampaikan kepada khalayak. Delapan berita ini dianalisis melalui teknik analisis teks dengan menggunakan elemen dalam analisis wacana Teun A. VanDijk antara lain tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik dan retoris. Melalui elemen tersebut, wacanawacana ditekankan atau diberi penonjolan pada pemberitaan kasus perselisihan APBD DKI Jakarta 2015 sebagai berikut: 1. Wacana awal pelaporan dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI 2015 oleh Gubernur DKI ke KPK. Pada awal mula pelaporan Gubernur DKI Jakarta ke KPK terkait dugaan adanya dana siluman yang disisipkan pada APBD DKI Jakarta 2015 diberitakan oleh Kompas pada halaman utama (headline) dengan menggunakan gambar (elemen retoris) sebagai penonjol bahwa berita tersebut sangat penting untuk diketahui khalayak pembaca dan khalayak lebih memahami isi pemberitaan.
2. Wacana pemakzulan Gubernur DKI Jakarta oleh DPRD DKI Jakarta. Konflik yang terjadi antara Gubernur DKI dengan DPRD DKI semakin meruncing bahkan DPRD DKI selaku pengguna hak angket akan memakzulkan Gubernur DKI Jakarta dari jabatannya. Kompas menjelaskan mengenai pemakzulan Gubernur DKI Jakarta ini dengan menyertakan keterangan-keterangan yang menyatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta tidak dapat dimakzulkan apabila dana siluman terbukti keberanarannya dan disertakan pula keterangan dari anggota DPRD DKI yang menyatakan bahwa tidak bermaksud memakzulkan Gubernur DKI. Kompas menyajikan berita dengan memberikan keterangan pihak-pihak narasumber dengan berusaha bersifat netral. 3. Wacana dugaan adanya anggaran siluman yang semakin kuat. Semakin kuatnya dugaan adanya anggaran siluman dalam DPRD DKI Jakarta diberitakan oleh Kompas dengan menyajikan temuan anggaran siluman lain selain UPS serta keterangan oleh berbagai pihak. Kompas menjelaskan anggaran siluman lain yang ada dalam APBD DKI dengan menggunakan gaya bahasa pemberitaan serta menyertakan gambar (retoris) untuk mendukung pemberitaan terkait dukungan terhadap pemberantasan anggaran siluman dalam APBD DKI 2015. 4. Wacana yang muncul tindakan yang dilakukan Mendagri Pada pemberitaan selanjutnya Kompas juga mewacanakan semakin kuatnya dugaan anggaran siluman APBD DKI dengan mengutip
keterangan-keterangan dari pihak yang terlibat dalam temuan dana siluman tersebut. 5. Wacana tindakan yang dilakukan Mendagri. Kompas menyoroti tindakan yang dilakukan Kemendagri selaku pihak yang berwenang menengahi perselisihan yang terjadi. Kompas menyajikan keterangan pihak ketiga yaitu Kemendagri dalam menanggapi kasus perselisihan yang terjadi antara Gubernur DKI dengan DPRD DKI terkait temuan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta 2015. 6. Wacana keputusan yang diambil oleh Mendagri Pemberitaan selanjutnya Kompas masih menyoroti tindakan yang dilakukan oleh Mendagri terkait kasus perselisihan antara Gubernur DKI dan DPRD DKI terkait penetapan APBD DKI 2015. Mendagri akhirnya memberikan batasan waktu untuk segera ditetapkan APBD DKI 2015 atau menggunakan APBD 2014 yang telah diperbaiki, yang akan berdampak pada program prioritas pada tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan. 7. Wacana yang muncul akibat dari kekisruhan yang terjadi dalam penetapan APBD DKI Jakarta 2015. Selanjutnya Kompas menyajikan berita mengenai akibat yang ditimbulkan dari kasus kisruhnya penetapan APBD DKI Jakarta 2015. Kompas menyajikan keterangan dari pihak-pihak selaku pengguna anggaran dana dalam APBD DKI untuk memperjelas mengenai adanya anggaran siluman yang ditemukan Gubernur DKI dalam RAPBD DKI 2015 versi DPRD DKI.
8. Wacana yang muncul kepentingan rakyat Jakarta harus diutamakan dalam penyelesaian kasus kisruh APBD DKI. Wacana selanjutnya adalah mengenai kepentingan rakyat Jakarta yang harus didahulukan karena akibat dari kekisruhan yang terjadi dalam penetapan APBD DKI 2015 masyarakat Jakarta menjadi dirugikan. Secara tidak langsung Kompas seolah ingin menyindir dengan halus tanpa bermaksud memperkeruh perselisihan yang terjadi agar rakyat tidak terus dirugikan. Jadi kesimpulan dari bagaimana surat kabar Kompas dalam mengkonstruksi berita terkait perselisihan anggaran dana APBD DKI Jakarta tahun 2015 Gubernur VS DPRD DKI Jakarta adalah Kompas menyampaikan berita secara empiris. Kronologis peristiwa mulai dari pelaporan Gubernur DKI ke KPK hingga hasil evaluasi Mendagri terkait perbedaan versi APBD DKI 2015 disampaikan oleh Kompas. Data dan informasi yang ditampilkan cukup lengkap dengan menyertakan beberapa narasumber. Informasi mengenai temuan dana siluman dalam APBD DKI oleh Gubernur DKI yang telah dilaporkan ke KPK. Sementara itu panitia hak angket DPRD mulai melakukan penyelidikan terkait prosedur dan keabsahan dari RAPBD yang diberikan kepada Mendagri oleh Gubernur DKI Jakarta. Perbedaan pendapat yang terjadi menyebabkan terhambatnya sejumlah program dan kegiatan instansi terkait, untuk itu Kemendagri melakukan evaluasi RAPBD 2015 dan mediasi kedua belah pihak untuk menyelesaikannya. Meskipun tidak menghasilkan kesepatakan Kemendagri telah memutuskan untuk
menyegerakan penetapan APBD DKI 2015 untuk kepentingan rakyat DKI Jakarta. B. Saran 1. Bagi peniliti Untuk penelitian selanjutnya, penelitan ini dapat menjadi acuan skripsi tentang konstruksi realitas dengan pendekatan analisis wacana, dimana tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan pendekatan dan metode penelitian berbeda. Dengan penelitian ini dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas dalam menganalisis teks berita. Disamping itu dapat juga mengambil judul yang sama tapi dengan periode dan kasus yang berbeda, mengingat setelah periode yang digunakan penulis, pemberitaan perkembangan kasus kisruh APBD DKI Jakarta masih diberitakan di media cetak, sehingga penelitian dapat lebih berkembang lagi. 2. Bagi media massa Bagi media khususnya media cetak diharapkan untuk dapat lebih berimbang dalam menyampaikan dan memberitakan informasi dari segala sudut pandang sehingga masyarakat yang menentukan yang paling benar. Mengingat saat ini publik sudah cerdas dan kritis dalam memahami apa yang disajikan media. 3. Bagi masyarakat Bagi masyarakat khususnya dapat digunakan sebagai acuan untuk memilih media cetak yang paling tepat dalam mendapatkan informasi disekitarnya,
media cetak yang dapat dipercaya isi beritanya dan kedalaman dalam menyampaikan informasinya. Media yang berani menyuarakan aspirasi rakyat dan berani bersinggungan dengan pihak pemerintah yang melanggar hukum. Media yang cerdas dalam beritanya dan berkelas isinya.