TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan Lumo (Labiobarbus ocellatus) menurut Froese R, Pauly D

II. TINJAUAN PUSTAKA

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

I. PENDAHULUAN. polifiletik (Pethiyagoda, Meegaskumbura dan Maduwage, 2012). Spesies Puntius

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

I. PENDAHULUAN. tengah dan selatan wilayah Tulang Bawang Provinsi Lampung (BPS Kabupaten

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

BAB I PENDAHULUAN UMUM

Titin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani

III. METODE PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan kuro (Eleutheronema tetradactylum) Sumber: (a) dokumentasi pribadi; (b)

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : April ISSN : AQUAWARMAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

3. METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA

Hubungan Panjang Berat,...Mirna Dwirastina dan Makri,...Sainmatika,...Volume 10,...No.2,...Desember 2013,

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Ikan layur (Trichiurus lepturus) (Sumber :

Pengenalan Jenis Ikan, Identifikasi dan Pengamatan Ciri-Ciri Seksual Sekunder Pada Ikan Cupang (Betta sp.)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2.1. Ikan Kurau. Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut. Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla

2. TINJAUAN PUSTAKA Rajungan (Portunus pelagicus)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

BUDIDAYA IKAN LELE. TUGAS E-BISNIS ( Electronic Business ) disusun oleh

1. PENDAHULUAN UMUM 1.1. Latar belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA Ikan Terisi Menurut Richardson (1846) (2010) klasifikasi ikan terisi (Gambar 2) adalah sebagai berikut :

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Elver ikan sidat (Anguilla Sp.)

MENGAPA PRODUKSI TANGKAPAN IKAN SARDINE DI PERAIRAN SELAT BALI KADANG MELEBIHI KAPASITAS PABRIK YANG TERSEDIA KADANG KURANG Oleh.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK HEWAN. Kelas Pisces (Ikan)

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829) ikan tembakang (Helostoma temminckii) memiliki

SEKSUALITAS, NISBAH KELAMIN DAN HUBUNGAN PANJANG-BERAT (Rasbora argyrotaenia ) DI SUNGAI KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

Uji Organoleptik Ikan Mujair

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Ikan kuniran (Upeneus moluccensis).

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

TINJAUAN PUSTAKA. jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain jumlah mesh depth

II. TINJAUAN PUSTAKA. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan jenis kera kecil yang masuk ke

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Kuniran Klasifikasi dan tata nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Metode Kerja Bahan dan peralatan pada pengamatan morfometri

BAB III METODE PENELITIAN

Klasifikasi Udang Air Tawar Peranan Udang Air Tawar dalam Ekosistem

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan Baung menurut Kottelat dkk.,(1993) adalah sebagai. Nama Sinonim :Hemibagrus nemurus, Macrones nemurus

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia,

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lemuru Aspek biologi ikan lemuru

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

RUAYA IKAN Macam-macam Ruaya a. Ruaya Pemijahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

TINJAUAN PUSTAKA. sangat kuat terjadi dan terbentuk riak-riakan pasir besar (sand ripples) yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN M

3. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulubatu (Barbichthys laevis) Kelas Filum Kerajaan : Chordata : Actinopterygii : Animalia Genus Famili Ordo : Cyprinidae : Barbichthys : Cypriniformes Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012) Gambar 2. Ulubatu (Barbichthys laevis) dari Way Tulang Bawang Genus Barbichthys hanya memiliki satu spesies, yaitu Barbichthys laevis (Weber and Beaufort 1916; Robert 1989; Kottelat et al., 1993). Menurut Waber and Beaufort (1916) ulubatu memliki banyak nama daerah sesuai dengan lokasi ulubatu ditemukan. Nama-namanya adalah ikan mandulah, pantaulu (Indragiri, Riau), bentulu, mentulu (Jambi), bakong dan barakong (Sungai Bo, Jombang), wadon gunung (Malaysia), santran (Sunda) dan wader (Jawa). 5

Ulubatu mempunyai bentuk tubuh yang memanjang, warna punggung gelap dan bagian ventralnya berwarna keperakan. Sirip punggung berjar-jari keras dan terletak di muka atau bertepatan dengan sirip perut. Ulubatu memiliki pelebaran tulang bawah mata yang hampir menutupi seluruh pipi. Ulubatu dapat mencapai panjang total 350 mm (Weber and Beaufort, 1916; Kottelat et al., 1993). Di pertengahan sirip punggung terdapat garis hitam; demikian pula di bagian atas dan bawah sirip ekor terdapat garis hitam (Robert 1989; Kottelat et al., 1993). Pita hitam yang melintang di pertengahan sirip punggung mungkin menghilang pada spesimen yang besar (Kottelat et al., 1993). Daerah penyebaran ulubatu meliputi Asia Tenggara yang meliputi Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa, walaupun salah satu daerah penyebaran ulubatu di Kalimantan terdapat di Sungai Barito (Weber and Beaufort, 1916; Roberts 1989). Ulubatu termasuk ikan bertulang sejati, yang biasanya mempunyai sepasang ovarium yang merupakan organ yang memanjang dan kompak yang terdapat dii dalam rongga perut, yang berisi oogonium, oosit dengan sel-sel folikel yang mengitarinya, jaringan penunjang atau stroma, jaringan pembuluh darah dan syaraf (Yani, 1994). Menurut Halls (2010), ulubatu tergolong ikan yang melakukan pemijahan di dataran banjir dan pada saat musim kemarau terdapat di sungai utama. Makanannya adalah alga dan fitoplankton. Ahmad and Othman (2010) menyatakan bahwa ulubatu dengan ukuran 120-200 mm telah menunjukkan ciri-ciri fisik ikan dewasa. 6

2.2 Biologi Perikanan Biologi perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang dapat dipanen oleh manusia. Biasanya pengertian istilah biologi perikanan ditujukan kepada pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan, tingkah laku, dan sebagainya. Menurut Lisna (2011) mengatakan bahwa usaha budidaya sangat penting dilakukan karena perairan umum sebagai habitat alami ikan mudah terganggu dan terpengaruh oleh aktifitas manusia yang menyebabkan tekanan ekologis. 2.3 Hubungan Panjang dan Berat Hubungan pola pertumbuhan ikan dapat dilihat melalui hubungan panjang berat dengan suatu bentuk eksponensial. Hubungan panjang berat menurut Effendie (2002) diumuskan dengan W = al b, yang mana a dan b adalah konstanta yang didapatkan dari perhitungan regresi. Sedangkan W adalah berat total (gram) dan L (mm) adalah panjang total. Apabila b lebih kecil dari 3 artinya pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya (allometrik negatif), sebaliknya apabila b lebih besar dari 3 artinya pertumbuhan panjang lebih lambat daripada pertumbuhan beratnya (allometrik positif). Sedangkan apabila nilai b sama dengan 3 maka pertumbuhan panjang dan berat seimbang (isometrik). 2.4 Faktor Kondisi Salah satu derivat penting dari pertumbuhan ialah faktor kondisi. Menurut Effendie (2002) faktor kondisi ini menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi. Salah satu faktor meningkatnya faktor kondisi diakibatkan oleh perkembangan gonad yang akan 7

mencapai puncaknya sebelum pemijahan. Menurut Febianto (2007) menyatakan bahwa faktor kondisi adalah keadaan yang menyatakan kemontokan ikan dalam bentuk angka. 2.5 Kajian Isi lambung Makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan makhluk hidup. Menurut Susilowati (2000) untuk merangsang pertumbuhan optimal diperlukan jumlah dan mutu makanan dalam keadaan cukup serta sesuai dengan kondisi perairan. 2.6 Way Tulang Bawang Way Tulang Bawang merupakan salah satu sungai besar yang terletak di Provinsi Lampung dengan panjang 136 km dan anak-anak sungainya mengalir di bagian tengah dan selatan wilayah Kabupaten Tulang Bawang hingga bermuara di laut Jawa. Menurut hasil penelitian Noor et al.,(1994), ditemukan 88 spesies ikan dari 24 famili dari Way Tulang Bawang, ini membuktikan bahwa Way Tulang Bawang memiliki potensi sumberdaya ikan yang sangat besar. Selain itu Way Tulang Bawang juga berperan penting dalam menunjang kehidupan penduduk yang tinggal disekitarnya. Way Tulang Bawang dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, irigasi pertanian, industri dan sebagai tempat mencari nafkah dengan menjadi nelayan. Rawa banjiran adalah bagian dari perairan umum yang dicirikan tergenang atau kering pada waktu tertentu akibat adanya dinamika tinggi air yang berhubungan dengan sungai sekitarnya dan musim penghujan. Rawa banjiran merupakan suatu ekosistem unik. Ekosistem ini subur dan eksistensinya sangat dipengaruhi oleh 8

curah hujan. Menurut Mustakim (2008) daerah rawa banjiran merupakan salah satu tipe ekosistem yang produktif bagi perikanan air tawar karena adanya kelompok ikan yang beruaya pada musim penghujan untuk memijah, mencari makan dan dan pembesaran anak-anak ikan. Way Tulang Bawang juga memiliki Rawa Bawang yang merupakan rawa banjiran yang volume airnya akan meningkat ketika curah hujan tinggi. Beberapa jenis ikan secara periodik beruaya dari rawa ke sungai atau sebaliknya. Pada waktu air sungai meluap menggenangi rawa di sekitarnya, beberapa jenis ikan melakukan migrasi ke rawa dan memijah di lokasi tersebut. 9