BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, pada penelitian yang berjudul Strategi Kampanye Public Relations Humas Kabupaten Kulon Progo dalam Program Bela Beli Kulon Progo (studi deskriptif kualitatif kampanye program Bela Beli Kulon Progo periode 2013-2016) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Strategi Kampanye Public Relations Humas Kabupaten Kulon Progo dalam Program Bela Beli Kulon Progo periode 2013-2016 a. Program Bela Beli Kulon Progo merupakan program Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang dicanangkan pada tanggal 25 Maret 2013. Program ini merupakan ide atau gagasan dr. Hasto Wardoyo, SP.OG(K), Bupati Kulon Progo yang terinspirasi dari gerakan Beli Indonesia gagasan Ir. Heppy Trenggono. b. Tujuan Strategi kampanye public relations Humas Kabupaten Kulon Progo dalam Program Bela Beli Kulon Progo, sebagai berikut : 1) Membangun kesadaran dan pemahaman bahwa program Bela Beli Kulon Progo adalah program pengentasan kemiskinan yang berdasarkan atas kemandirian ekonomi 212
rakyat, yaitu memberdayakan masyarakat untuk berusaha dan berkarya dengan menghasilkan produk-produk lokal yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sesuai potensi lokal yang dimiliki. 2) Membangun pemahaman dan komitmen pemangku kepentingan untuk mendukung program Bela Beli Kulon Progo. 3) Masyarakat dan pemangku kepentingan mampu mengimplementasikan program Bela Beli Kulon Progo, sehingga tujuan dari program tersebut dapat tercapai, yaitu dukungan masyarakat, baik masyarakat mampu memproduksi produk kebutuhan sendiri sesuai dengan potensi lokal maupun dukungan dalam bentuk mengutamakan untuk membeli produk-produk lokal Kulon Progo. c. Strategi kampanye public relations Humas Kabupaten Kulon Progo dalam Program Bela Beli Kulon Progo terdiri dari : 1) Perencanaan, terdiri dari : a) Perumusan tujuan kampanye program Bela Beli Kulon Progo. b) Menetapkan sasaran, yaitu masyarakat Kulon Progo, masyarakat luar Kulon Progo, SKPD Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, dan stakeholders (kelompok 213
tani, pelaku UMKM, pengusaha bangunan, mitra kerja dan pemborong yang berpengaruh terhadap realisasi program ini). c) Penyusunan pesan program Bela Beli Kulon Progo, yaitu Bela Kulon Progo, Beli Produk Kulon Progo. d) Pemilihan media. e) Pemilihan komunikator, yaitu dr. Hasto Wardoyo, SP.0G(K), Bupati Kulon Progo dan Penggagas ide program Bela Beli Kulon Progo. 2) Pelaksanaan (Aksi), dalam pelaksanaan kampanye program Bela Beli Kulon Progo menggunakan media sebagai penyampai pesan, terdiri dari : a) Pesan-pesan lisan atau face to face, dengan menyelipkan pesan program Bela Beli Kulon Progo dalam kegiatan safari subuh setiap Jumat dan Bedah Rumah setiap Minggu pagi. b) Media cetak, yaitu harian jogja, harian bernas, radar, dan majalah binangun produksi Humas Kabupaten Kulon Progo. c) Media elektronik, yaitu melalui siaran Bupati Menyapa di RRI dan program talkshow Bela dan Beli Kulon Progo di TVRI Jogja. 214
d) Media luar ruang, yaitu baliho yang diletakkan di titik-titik strategis di Kabupaten Kulon Progo. e) New media, menggunakan website Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk update info tentang program Bela Beli Kulon Progo. f) Pameran setiap satu tahun sekali, mulai dari Kulon Progo Expo 2013, 2014, 2015, dan Manunggal Fair 2016. 3) Evaluasi Evaluasi yang dilakukan Humas Kabupaten Kulon Progo untuk strategi kampanye public relations program Bela Beli Kulon Progo merupakan bentuk evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan diakhir program. Evaluasi yang dilakukan Humas Kabupaten Kulon Progo ini masih dalam bentuk evaluasi yang sederhana, belum ada data atau angka konkrit untuk setiap evaluasi yang dilakukan. d. Pesan dalam kampanye program Bela Beli Kulon Progo adalah Bela Kulon Progo, Beli Kulon Progo yang berarti apabila ingin membela Kulon Progo dengan cara membeli produk asli Kulon Progo. Dalam pesan tersebut mengandung unsur edukasi yaitu sangat penting untuk membela dengan cinta dan bangga pada produk lokal Kulon Progo dan unsur persuasi yaitu mengajak 215
masyarakat untuk membela Kulon Progo dengan membeli produk asli Kulon Progo. Pesan tersebut dirumuskan tidak jauh berbeda dengan nama program serta dirumuskan secara sederhana, praktis, mudah dipahami, mudah diingat agar masyarakat yang membaca atau mendengar akan langsung mengerti intinya. 2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Humas Kabupaten Kulon Progo dalam melakukan kampanye program Bela Beli Kulon Progo Faktor pendukung strategi kampanye public relations Humas Kabupaten Kulon Progo dalam program Bela Beli Kulon Progo, yaitu komunikator yang disegani, dr. Hasto Wardoyo, SP.OG(K), nama program yang mudah diingat, Bela Beli Kulon Progo, pesan yang mudah dipahami oleh khalayak sasaran, Bela Kulon Progo, Beli Produk Kulon Progo, dukungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan mengeluarkan surat edaran Bupati maupun peraturan daerah, dan stakeholders yang berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam menjalankan program Bela Beli Kulon Progo. Sedangkan, faktor penghambatnya adalah ada sebagian masyarakat Kulon Progo yang masih kurang percaya akan kualitas produk lokal, masyarakat Kulon Progo di perbatasan lebih suka untuk membeli produk di luar Kulon Progo dikarenakan hemat biaya dan waktu. Selain itu, penghambat lainnya adalah penggunaan media 216
publikasi yang kurang beragam, yaitu Humas Kabupaten Kulon Progo belum menggunakan social media (seperti facebook, twitter, instagram) sebagai media publikasi dan penyampai pesan program Bela Beli Kulon Progo untuk menyasar masyarakat usia muda. B. Saran Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai strategi kampanye public relations Humas Kabupaten Kulon Progo dalam program Bela Beli Kulon Progo, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Dalam proses perumusan strategi kampanye program Bela Beli Kulon Progo perlu adanya tahap merumuskan masalah atau problem agar sesuai dengan karakteristik target sasaran. 2. Perlu dilakukan evaluasi pada setiap kegiatan kampanye program Bela Beli Kulon Progo, sehingga dapat diketahui letak kekurangan pada kegiatan yang telah dilakukan dan dapat dijadikan bahan perbaikan atau acuan untuk peningkatan kampanye program Bela Beli Kulon Progo selanjutnya. 3. Perlunya untuk Humas Kabupaten Kulon Progo melakukan survei atau penelitian formal pada evaluasi dengan hasil berupa data atau angka, sehingga dapat diketahui secara jelas besar perubahan terhadap kegiatan kampanye public relations yang telah dilakukan. 217
4. Masih diperlukannya penggunaan media luar ruang berupa baliho yang diletakkan di tempat-tempat strategis, seperti perbatasan wilayah dan persimpangan lampu lalu lintas. 5. Penggunaan media yang lebih beragam, seperti social media untuk menjangkau kelompok sasaran usia muda agar bangga dengan produk buatan lokal. 6. Perlunya penayangan talkshow Bela dan Beli Kulon Progo yang terjadwal rutin di TVRI Jogja dikarenakan proses kampanye akan berjalan efektif apabila dilakukan secara continue atau terus menerus. 218