HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN SOMATISASI. Skripsi

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB V PEMBAHASAN. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Uji Kompetensi

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

Latar Belakang Gangguan somatoform merupakan gangguan yang tidak sepenuhnya dijelaskan oleh kondisi medis umum atau gangguan mental lain dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi bila sel telur (ovum) dibuahi dan berkembang sampai menjadi janin (fetus)

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

Nurul Hidayati Nafi ah dan Salmah Lilik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK

HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 JUDUL Rumah Sakit Jiwa Dengan Pendekatan Konsep Hijab di Karanganyar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat hubungan yang negatif antara stres kerja dan job performance pada. perawat Rumah Sakit X di kota Bandung.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

FIRMAN FARADISI J

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PENGARUH ELECTRO CONFULSIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh: M A R Y A T I J

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN PELAYANAN KEPERAWATAN PADA PERAWAT DI RSU PANDAN ARANG BOYOLALI

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

Rina Setya Utami F

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN SOMATISASI Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Dyah Puspita Rini F 100 050 028 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin tajam sebagai dampak globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi mendorong individu melakukan usaha peningkatan mutu dan menciptakan keunggulan kompetitif yang bisa menjamin kelangsungan hidup. Individu dituntut lebih banyak menciptakan keunggulan kompetitif melalui peningkatan pengetahuan (knowledge), pengalaman (experience), dan keahlian (skill). Kenyataannya seringkali terlihat bahwa individu atau kelompok individu secara tidak langsung, sadar atau tidak, pada umumnya menunjukkan ciri-ciri kepribadian yang tidak sesuai dengan tuntutan tersebut. Hal ini terutama disebabkan oleh benturan-benturan, ketegangan, tekanan atau penyesuaian dirinya yang kurang harmonis dengan lingkungan yang kemudian mempengaruhi tingkah laku individu tersebut apabila ada tuntutantuntutan pada seseorang yang dirasakan menekan, membebani atau melebihi daya penyesuaian yang dimiliki individu (Wijono, 2006). Individu yang tidak siap secara psikologis dalam menghadapi perubahan globalisasi akan menghindarkan diri dari situasi tersebut. Salah satu cara yang digunakan untuk menghindarinya adalah dengan melakukan somatisasi. Menurut Ford (1983), dengan melakukan somatisasi, maka seseorang dapat memperoleh status sakit beserta semua hak dan kewajiban yang melekat pada peran sakit tersebut. Mereka terbebas dari semua kegiatan yang membuatnya melakukan

suatu tanggungjawab, tidak mendapat penilaian jelek dan tidak disalahkan masyarakat. Kenyataan ini (Suryadi, 2006) ditandai dengan banyaknya pasien yang mempunyai keluhan fisik dan sering berganti-ganti setiap minggunya datang ke tempat praktek dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam tapi tidak pernah ditemukan kelainan fisik yang mendasarinya. Biasanya dokter akan memeriksa fisik sesuai keluhannya dan menyarankan tes penunjang seperti laboratorium, radiologi, bahkan sampai teropong usus atau endoskopi, namun tidak ditemukan kelainan pada pasien. Bootzin, Acocella dan Alloy (1993) mendefinisikan somatisasi sebagai jumlah keluhan fisik yang telah menetap selama beberapa tahun dan menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis tetapi tidak ada dasar fisik yang dapat ditemukan. Tidak ada batasan usia yang jelas mengenai penderita somatisasi ini, akan tetapi Maxwen (dalam Ford, 1983) menyatakan bahwa gangguan somatisasi meningkat pada usia remaja akhir dan seterusnya gangguan ini turun naik terpengaruh oleh tekanan-tekanan yang datang dari lingkungan. Swartz (dalam Nevid, Rathus, dan Greene, 2005) mengemukakan, survei komunitas menunjukkan bahwa hampir semua (95%) orang dengan gangguan somatisasi telah mengunjungi seorang dokter dan hampir setengahnya (45%) masuk perawatan inap rumah sakit. Gangguan somatisasi tampak selama masa remaja dan meningkat secara tidak teratur, dapat menimbulkan episode yang intensif selama peristiwa-peristiwa yang menekan (Halgin dan Whitbourne, 1994). Hasil wawancara yang dilakukan oleh Indrayanti (2000) pada bulan Maret 1999 terhadap beberapa mahasiswa di lingkungan UGM menunjukkan bahwa

berbagai keluhan seperti sakit kepala, sakit perut, jantung berdebar-debar, badan terasa lemas, seringkali menyertai kondisi mahasiswa setiap dihadapkan pada masalah yang cukup menekan, seperti menghadapi ujian, banyak tugas, kebanyakan aktivitas yang menguras energi dan pikiran. Individu merasakan bahwa penyakit tersebut sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Individu tersebut menjadi enggan dan tidak mempunyai motivasi untuk melakukan aktivitas ketika gangguan itu muncul. Kasus gangguan somatisasi terjadi pula di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali. Berdasarkan data rekam medik yang diperoleh dari Rumah Sakit tersebut, dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 terdapat 19 pasien somatisasi dan meningkat menjadi 23 pasien pada tahun 2008. Keterangan yang diperoleh dari psikolog rumah sakit menunjukkan bahwa sebenarnya banyak sekali jumlah pasien somatisasi di rumah sakit tersebut, terutama bagian penyakit dalam, namun tidak diketahui jumlahnya secara pasti (W1, 95-102, 171-172, 183-190). Hal ini karena gangguan somatisasi baru bisa diketahui setelah dokter memberikan pengobatan beberapa kali tapi tidak ditemukan penyakitnya sehingga dikonsulkan ke psikolog (W1, 109-113, 211-219, 221-226, 232-234, 250-259, W2, 38-42). Bahkan dua per tiga dari seratus delapan puluh pasien bagian penyakit dalam bisa mengalami somatisasi (W1, 204-205) sehingga jumlah pasien somatisasi jika dilihat dari rekam medik lebih sedikit dibandingkan jika langsung mendatangi pasien ke bagian penyakit dalam (W1, 192-197). Gangguan somatisasi disebabkan karena ingin mendapatkan perhatian dari keluarga (W1, 263, W2, 80-85), iri dengan lingkungan, perebutan warisan (W1, 295-303),

ketidakstabilan harga jual beli di masyarakat sehingga menyebabkan gangguan pikiran (W1, 308-311) dan ketidaknyamanan dalam bekerja (W1, 313-317, 352-355). O Connell (dalam Cahyono, Iriani, dan Lestari, 2002) menyatakan bahwa humor merupakan kemampuan untuk mengubah perseptual-kognitif secara tepat pada kerangka berpikir. Sense of humor dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bentuk katarsis yang cukup praktis, efektif, dan efisien sebab hampir setiap individu memiliki sense of humor ini, meskipun dengan kadar atau tingkatan yang berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya. Katarsis adalah pengekspresian perasaan-perasaan secara bebas. Melalui katarsis, individu bisa mengungkapkan perasaan yang sedang dirasakan, sehingga beban yang dirasakan menjadi sedikit berkurang. Pendapat tersebut didukung oleh Soerjantini dan Hartanti (2003) bahwa humor biasanya akan mampu membebaskan orang dari beban kecemasan, kebingungan, dan kesengsaraan. Orang bisa menghadapi semua masalah dengan canda dan tawa hingga bebannya terasa lebih ringan. Tawa dan humor tidak dapat dipisahkan. Humor adalah sebabnya dan tawa adalah akibatnya, yang membawa perubahan fisiologis dalam tubuh. Menurut Hidayati (2005) tertawa terbahak-bahak selama satu menit sama dengan 45 menit olahraga yang mengeluarkan keringat. Bahkan, tertawa selama 20 detik efeknya sama seperti tiga menit mendayung atau jogging pada kerja jantung. Sekitar 80 otot digunakan ketika kita tertawa sempurna sampai terpingkal-pingkal. Getaran yang dihasilkan membuat jantung berdegup lebih kencang, tekanan darah naik dan

tingkat oksigen dalam darah yang dihasilkan naik bersamaan dengan akselerasi pernapasan. Endorphin sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak akan melahirkan rasa nyaman. Usai tertawa, tekanan darah normal kembali, hormon stres berkurang dan kekebalan tubuh meningkat. Penelitian mengenai somatisasi dan sense of humor sudah pernah dilakukan oleh Cahyono, Iriani, dan Lestari pada tahun 2002 yaitu meneliti tentang kecenderungan somatisasi ditinjau dari sense of humor dan kemampuan menyelesaikan masalah. Penelitian dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan subjek mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2001, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, berusia antara 19-22 tahun dan pernah mengikuti ujian tengah semester dan akhir semester. Penelitian ini penting untuk dilakukan kembali dengan mengambil tempat di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali karena selama ini cara penanganan gangguan somatisasi di rumah sakit tersebut adalah dengan family therapy, konseling, cognitive therapy, religius therapy dan relaksasi pernafasan, atau melalui terapi dan relaksasi pernafasan dulu kemudian konseling (W, 270-271, 415-418, 423-426, 430-438, 440-441, dan 445-446). Penanganan dengan cara memberikan treatment untuk meningkatkan sense of humor pada pasien gangguan somatisasi belum pernah ada. Jika terbukti ada hubungan antara sense of humor dengan somatisasi, maka treatment tersebut bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mengurangi somatisasi. Perbedaan secara rinci antara penelitian yang dilakukan oleh Cahyono, Iriani, dan Lestari dengan penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1 Perbedaan Antara Penelitian Cahyono, Iriani, dan Lestari Dengan Penelitian oleh Peneliti No. Dilihat dari Penelitian Cahyono, Penelitian oleh Iriani, dan Lestari 1. Judul Kecenderungan Somatisasi Ditinjau dari Sense of Humor dan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Peneliti Hubungan Antara Sense of Humor Dengan Somatisasi 2. Subjek Mahasiswa Pasien somatisasi 3. Pengambilan Random Purposive non random subjek sampling 4. Alat ukur sense Disusun oleh peneliti Menggunakan Skala of humor dahulu menggunakan Kepekaan terhadap Humor aspek cerita lucu (lisan, yang disusun oleh Hasanat tulisan, gambar, dan dan Subandi, diungkap bahasa), cerita sindiran menggunakan ketegori atau kritikan, dan humor yaitu kekerasan, melanggar tabu (tidak kekesalan, parodi dan senonoh) kreativitas-joke 5. Gejala Kecenderungan somatisasi Somatisasi Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan adalah apakah ada hubungan antara sense of humor dengan somatisasi?. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Hubungan Antara Sense of Humor Dengan Somatisasi. B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara sense of humor dengan somatisasi. 2. Tingkat sense of humor pada subjek pasien bagian penyakit dalam. 3. Tingkat somatisasi pada subjek pasien bagian penyakit dalam.

C. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pasien somatisasi Agar pasien bisa meningkatkan sense of humor yang dimiliki sehingga mampu menghadapi masalah dengan baik tanpa perlu melakukan somatisasi. 2. Bagi keluarga pasien somatisasi Agar keluarga lebih mengetahui penyebab somatisasi yang dilakukan oleh anggota keluarganya sehingga diharapkan dapat membantu mengurangi gangguan somatisasi. 3. Bagi psikolog dan psikiater Agar psikolog dan psikiater menggunakan media humor sebagai salah satu cara untuk menangani gangguan somatisasi 4. Bagi masyarakat Diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi sebagai bahan masukan bagi masyarakat tentang pentingnya memiliki sense of humor agar mampu menghadapi situasi yang menekan pikiran.