BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bab I. Pendahuluan

BAB 5 ANALISA DAN IDENTIFIKASI DAMPAK PENAMBAHAN FUNGSI KOMERSIAL PADA KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR


BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dari ruang lingkup pembahasan yaitu setting fisik, aktivitas

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

6.1 Peruntukkan Kawasan

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Dimana saja tempat yang bisa dikunjungi di surabaya?

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran.

BAB III: DATA DAN ANALISA

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

TAMAN VANDA. Taman Pustaka Bunga Cilaki. Taman ini tepat berlokasi di Jalan Merdeka. bawah, tepatnya di antara Gedung Bank Indonesia

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Lembah UGM merupakan kawasan yang didominasi oleh hijauan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang


BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

PRASARANA KOTA DI JALAN KOLONEL ATMO PALEMBANG

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

International Fash on Institute di Jakarta

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peran city walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PULO CANGKIR

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki peran penting dalam sistem transportasi setiap kota karena

BAB III DATA OBSERVASI LAPANGAN 3.1. TIJAUAN UMUM KOTA TEGAL

UKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN OBYEK WISATA CEKING TERRACE

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

Transkripsi:

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya, kawasan Kambang Iwak harus dijaga karena merupakan peninggalan sejarah Belanda yang dibangun pada tahun 1921. Semasa kepemimpinan Thomas Carlsen, Kambang Iwak hingga Talang Semut sudah direncanakan sebagai taman kota. 1 Pada era tahun 1930an, kawasan Kambang Iwak masih berupa taman kota dengan konsep kebun binatang, dan disebut masyarakat sekitar dengan Kebun Binatang 2. Masyarakat dapat mengunjungi kawasan ini secara bebas, dan juga menyaksikan berbagai macam binatang pada kandang tertentu,mulai dari kelinci hingga rusa yang diletakkan pada spot-spot di kawasan Kambang Iwak. Hal ini bertujuan untuk memancing minat penduduk terhadap penggunaan ruang public taman kota. Setelah kepengurusan Kambang Iwak tidak dalam kendali pemerintah Belanda lagi, pemeliharaan terhadap binatang-binatang tersebut mulai kurang diperhatikan, sehingga beberapa hewan tidak dapat bertahan dengan keadaan lingkungan buatan tersebut. Dan konsep kebun binatang bebas tidak dapat diterapkan lagi pada kawasan Kambang Iwak Palembang. Pemerintah Palembang pada saat itu tidak terlalu optimal memfungsikan kambang Iwak, dan terbatas hanya pada fungsinya sebagai taman kota. Akibat dari tidak optimalnya penggunaan ruang publik ini, mengakibatkan penggunaan yang 1 Ruang Publik Sempit, Kambang Iwak Sudah Mulai Padat, Kompas, 27 Oktober 2007 2 Wawancara dengan Kgs. H. Hasanuddin,(78 tahun), warga sekitar Kambang Iwak Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 16

tidak layak oleh pengunjung, yang mengganggu keadaaan fisik maupun melanggar norma sosial dan susila di lingkungan tersebut. Keadaan ini terus bertahan hingga pertengahan tahun 2007, dimana mulai terdapat pembahasan baru mengenai penerapan fungsi komersial ke dalam kawasan Kambang Iwak Palembang. Yang kemudian diwujudkan pada awal tahun 2008. Pemerintah kota Palembang mulai membangun fisik konsep baru dalam kawasan kambang Iwak Palembang, berupa kawasan wisata kuliner, dengan nama baru yaitu KIF park atau Kambang Iwak Family Park. Konsep ini menyajikan wisata kuliner khas Palembang di tengah keindahan suasana teduh dan asri kambang Iwak Palembang yang bersejarah. Beberapa fasilitas mulai di perbaiki dan ditambah seperti air mancur, lampu hias, kursi outdoor, jogging track, anjungan, kios-kios pedagang serta sarana permainan anak-anak. Dengan konsep ini, diharapkan akan semakin menguatkan peranan kambang Iwak sebagai sarana publik space dalam wajah perkotaan Palembang. 4.2 Gambaran Umum Lokasi Kawasan Kambang Iwak Palembang terletak di tengah kota Palembang, Sumatera Selatan. Dengan luasan + 5000 m 2, kawasan ini dibatasi oleh jalan Tasik dan berdampingan dengan beberapa kawasan penting, seperti rumah Dinas Walikota Palembang, Hotel dan Gedung Serbaguna Swarna Dwipa, Gereja Siloam, serta Kantor Dinas Pajak Palembang. Lokasi kawasan ini sangat strategis mengingat rute kendaraan pribadi maupun kendaraan umum yang dapat melintas di sekitar area ini. Masyarakat juga dapat mengakses kawasan Kambang Iwak dengan berjalan kaki ataupun bersepeda untuk menikmati pemandangan kolam serta taman yang indah. Batas wilayah: Utara : Permukiman penduduk dan rumah Dinas Walikota Palembang Timur : Jln. Dr. Sutomo, Kantor Dinas Perpajakan Sumatera Selatan Selatan : Jln Tasik, Hotel dan Gedung Serbaguna Swarna Dwipa Barat : Permukiman Penduduk, Gereja Siloam Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 17

a b Gambar 1. a. Peta kota Palembang, b. Lokasi Kambang Iwak Palembang Sumber : www. Google earth.com 4.3 Gambaran Umum Aktifitas Aktifitas di kawasan ini bervariasi, dengan intensitas yang tergantung pada waktu kegiatan tersebut berlangsung. Pada saat weekday, aktifitas yang berlangsung tidak terlalu padat, hanya berupa perdagangan dan pendukung. Sedangkan pada weekend, aktifitas sangat bervariasi dengan intensitas yang tinggi. Aktifitas yang mendominasi di kawasan ini pada saat weekday adalah rekreasi, olahraga, perdagangan dan transportasi. Nenli, Operational Manager KIF Park, Senin (7/1), keberadaan KIF Park ini merupakan perpaduan antara ruang publik dan tempat santai bagi keluarga. Kawasan seluas 5.000 meter persegi itu akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, di antaranya restoran, tempat pameran, game area bagi anak-anak, kawasan perbelanjaan, dan panggung untuk pentas seni-hiburan. KIF Park ini sendiri dikembangkan oleh PT Tiga Reka Persada dan digagas oleh Pemerintah Kota Palembang. Berikut adalah aktifitas yang berlangsung di kawasan Kambang Iwak Palembang berdasarkan observasi: Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 18

a. Rekreasi Rekreasi adalah kegiatan yang bersifat menyenangkan, aktifitas ini biasanya banyak dilakukan oleh keluarga atau kelompok orang tertentu pada waktu akhir pekan (weekend). a b c d e f Gambar 2. a. Keluarga duduk ditepi kolam, b. Anak-anak bermain sepeda, c. Anak-anak sekolah duduk d. Anak-anak memberi makan ikan e. Pengunjung berfoto di Menara Pantau f. Pengunjung bersantai di Menara Pantau b. Olahraga Olahraga banyak dilakukan pada waktu pagi hari, mulai dari pukul 06.00 hingga pukul 08.45. Olahraga yang dilakukan biasanya adalah senam jantung sehat, senam pagi, lari, ataupun sekedar olahraga ringan seperti jalan santai mengitari kolam. Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 19

a b c d e Gambar 3. a. Jogging, b. Senam pagi, c. Jalan Santai d. Pencak Silat e. Membaca koran setelah berolahraga c. Perdagangan Berdasarkan lokasi berjualan, aktifitas perdagangan dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu PKL, kios permanen, serta pengecer. Waktu kegiatan perdagangan ini mencapai puncaknya pada akhir pekan dan malam hari. a. Kios makanan permanen di tepi kambang Iwak b. PKL di beberapa spot di Kambang Iwak Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 20

c. Pengecer di sepanjang lintasan pedestrian Kambang Iwak Gambar 4. Aktifitas perdagangan di kawasan Kambang Iwak d. Transportasi Kegiatan transportasi meliputi jalur utama satu arah yang dilalui kendaraan di kawasan Kambang Iwak, yaitu jalan Tasik yang mengelilingi kolam retensi tersebut. Kendaraan yang melewati jalan ini adalah kendaraan umum berupa angkot, bus dan becak yang melayani skala lokal, sedangkan kendaraan pribadi berupa kendaraan roda dua dan roda empat. a b c Gambar 5. Aktifitas transportasi di kawasan Kambang Iwak a. Mobil b. becak. c. Motor Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 21

e. Sirkulasi Pedestrian Jalur pedestrian pada kawasan Kambang Iwak dapat digunakan juga sebagai jogging track, sehingga aktifitas di jalur pedestrian sangat bervariasi, mulai dari rekreasi, olahraga, ataupun digunakan sebagaimana fungsinya sebagai jalur pedestrian. a b c Gambar 6. a. Orang yang menyeberang secara sembarangan menuju Kambang Iwak b. Jalur taman yang digunakan sebagai jalur pedestrian c. Jalur pedestrian di bagian tepi kawasan Kambang Iwak f. Pemeliharaan Untuk menjaga kebersihan di kawasan ini, telah dipersiapkan pasukan kuning dari Dinas Kebersihan kota Palembang. Kegiatan ini dilakukan pada pagi hari hingga menjelang siang. Aktifitas pembersihan antara lain berupa pembersihan jalur pedestrian, pembersihan kolam retensi, serta jalan disekitarnya. a b e c d Gambar 7. a. Pembersihan jalur pedestrian b, Pembersihan Kolam Retensi c. Pembersihan jalur taman d. Pengangkutan sampah ke luar kawasan e. Pembersihan tepi jalan Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 22

g. Anak muda nongkrong Kegiatan ini sangat banyak dilakukan oleh muda mudi, pada malam hari, antara pukul 18.00 hingga 00.00. Kambang Iwak menjadi tempat mereka berkumpul, berbagi, ataupun berpacaran. Sebenarnya hal ini akan akan membawa dampak buruk jika sampai melanggar norma sosial, misalnya membuat polusi kebisingan pada kawasan permukiman di sekitarnya, ataupun norma kesusilaan, yang akan membawa citra buruk pada Kawasan Kambang Iwak sendiri. Gambar 8. Kegiatan anak muda yang memanfaatkan kawasan Kambang Iwak di malam hari sebagai ajang berkumpul. Berbagi, dan berpacaran Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 23

4.4 Gambaran Umum Sarana dan Fasilitas Dalam kawasan Kambang Iwak sendiri terdapat beberapa bagian utama maupun penunjang, yang terdiri dari : 1. Taman Sebagian besar kawasan Kambang Iwak didominasi oleh tataan taman dan pepohonan yang rindang dan teduh. Taman ini sesuai dengan fungsinya sebagai Ruang Terbuka Hijau dan merupakan daya tarik utama selain kolam retensi sendiri Gambar 9 Keadaaan Taman pada malam hari Sumber : Detikforum Regional Palembang (karya The Hawk) 2. Kolam Retensi dan Air Mancur Bagian utama dari kawasan Kambang Iwak adalah kolam retensi, selain berfungsi sebagai sumber resapan, kolam ini sangat estetis, sehingga menimbulkan banyak inspirasi dalam memanfaatkan kawasan tersebut. Kolam ini berpola organik, dengan sedikit pulau yang menjorok ke dalam kolam, membuat kolam memiliki daya tarik tersendiri, terutama dengan tambahan air mancur yang semakin mempercantik kawasan Kambang Iwak tersebut. Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 24

Gambar 10 Keadaaan kolam dan air mancur Kawasan Kambang Iwak pada saat siang dan malam hari Sumber : Blog Fikr dan Blog Erdyan Oscarino 3. Jogging Track Jogging track sepanjang + 5000 km ini, memiliki lebar 4 m. Fungsi utamanya adalah sebagai jalur pedestrian, namun dapat dimanfaatkan pula sebagai jogging track dan aktifitas olahraga lainnya. Gambar 11 Keadaaan Jogging Track Kambang Iwak sekaligus jalur pedestrian Sumber : Blog Fikr dan Blog Erdyan Oscarino Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 25

4. Menara Pantau Menara pantau berada pada bagian tepi kolam, yang berdekatan dengan lokasi rumah dinas Walikota kota Palembang. Menara pantau ini didominasi oleh hiasan batu kali dan memiliki dua buah tangga menuju kebagian atas menara. Tempat ini merupakan tempat favorite pengunjung untuk berekreasi melihat dan memberi makan ikan dari bagian atas tersebut. Gambar 12 Suasana di menara pantau Kambang Iwak Palembang Sumber : Koleksi Pribadi 5. Kios pertokoan Kios di kawasan ini terletak pada perimeter kawasan Kambang Iwak, yang beroperasi mulai jam 10.00 hingga jam 11.00 pada hari-hari biasa,sedangkan pada akhir pekan, kios mulai beroperasi pada jam 10.00 hingga pukul 12.00. Kios-kios ini menjual berbagai pernak pernik, mulai dari souvenir hingga restoran. Gambar 13 Kios di kawasan Kambang Iwak Palembang Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 26

Sumber : Koleksi Pribadi Dampak Penambahan Fungsi Komersial Pada Kawasan Kambang Iwak Palemang 27