BAB IV ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. data dalam penelitian kualitatif, yang diperoleh dari beberapa informan yang

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO dan GUBERNUR GORONTALO MEMUTUSKAN:

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

b. Zona-2 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,315,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 927,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun 1,190,000

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

BAB IV INTEPRETASI HASIL PENELITIAN. Analisa data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap dalam

KUESIONER PENELITIAN

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

PERTEMUAN VIII,IX POLA ORGANISASI DAN PROSES ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

Pengaruh Gaya Komunikasi Direktur terhadap Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT. Sumarni Mustajab Batu

BAB IV ANALISIS DATA. cukup signifikan untuk menemukan jawaban yang akan diteliti oleh peneliti,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. bidang pendidikan merupakan hal yang paling mendukung terciptanya hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB)

BAB I PEMBAHASAN. manusia dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan

ABSTRAK. Kata Kunci : Gaya Komunikasi, Karang Taruna.

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

BAB IV ANALISIS DATA MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KOTA SURABAYA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2000

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

KOMUNIKASI MANAJEMEN. Oleh : Elisabeth Herwanti

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI

Bahan ajar handout Komunikasi Politik (pertemuan 3 dan 4 ) KOMUNIKASI POLITIK 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan ataupun organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan

Bagian Kedua Kepala Sekretariat Pasal 771 (1) Kepala Sekretariat KPID Provinsi Banten sebagaimana dimaksud, dalam Pasal 770 huruf a, mempunyai tugas m

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Alasan utama mengapa perlu memahami komunikasi didalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG Pengenalan Lingkungan kerja Pada PT (Persero) Angkasa Pura II

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menjalankan tugas dan fungsinya di kantor. Setiap orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

Komunikasi Organisasi

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Etika Usaha dan Etika Kerja 1

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Kantor. PEMERINTAHAN KABUPATEN BANDUNG BARAT merupakan Lembaga

Pelaksanaan Komunikasi Interpesonal (Tedjo Dwiyanto) 2

BAB V PENUTUP. A. Komunikasi dengan masyarakat umum (khalayak) pendidikan melalui seni budaya, diskusi yang melibatkan stakeholder, klinik

BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARGA AREA WISATA PASIR PUTIH DALEGAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya. Untuk memaparkan pendapat pendapat serta

BAB IV ANALISIS DATA. Konstruksi Branding melalui Acara Sambang Desa. Kabupaten Mojokerto guna terjun langsung ke desa-desa untuk

K O M I S I I N F O R M A S I

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

POLA DASAR PENYELENGGARAAN ORGANISASI (PDPO)

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pemimpin bukan hanya menduduki jabatan saja, tapi harus dapat

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI VIRTUAL PADA KOMUNITAS WOSCA. Proses komunikasi virtual pada komunitas women online community

Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

BAB IV ANALISIS DATA IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMERINTAH MELALUI LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (LIPS)

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

Pengertian Komunikasi

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA A. Hasil Temuan Peneliti Suatu penelitian diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, disini peneliti memaparkan hasil temuan di lapangan yang diperoleh peneliti saat melakukan penelitian melalui berbagai metode, baik wawancara, observasi maupun dokumentasi. Dari data yang diperoleh kemudian peneliti melakukan reduksi data dengan mengambil data-data yang dibutuhkan yang kemudian data tersebut dikumpulkan untuk dianalisis guna mendapatkan hasil penelitian. Temuan penelitian merupakan data lapangan yang diperoleh melalui hasil penelitian kualitatif. Suatu penelitian akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam penelitian. Pada bab ini akan disajikan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis selama 2 bulan. Perlu adanya analisa dari hasil yang ditemukan pada kondisi lapangan dengan teori yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian mengenai Gaya Komunikasi Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio. Secara sistematika pembahasan akan dibagi menjadi sub bab yang menjadi poin pembahasan sebagai analisis dari temuan data yang telah dijelaskan di bab sebelumnya. Di bab pembahasan ini akan dijelaskan 87

88 bagaimana cara penyampaian pesan Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio. Cara penyampaian pesan merupakan salah satu bukti adanya perilaku komunikasi antara Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio serta dengan situasi tertentu. Pembahasan akan didasarkan pada teori perilaku dan teori situasi yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini. Penelitian ini akan melihat bagaimana Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio sebagai mitra kerja yang baik. Dalam teori perilaku dan situasi bertujuan untuk membangun kerja sama untuk menciptakan penyiaran yang sehat. Merujuk pada hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan yang telah dilakukan guna untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti dimana data tersebut merujuk pada masalah yang di teliti oleh peneliti. Dari data yang diperoleh, peneliti dapat menjelaskan mengenai beberapa temuan yang telah ditemukan dilapangan. Perilaku terbentuk dari adanya interaksi antara domain trikomponen sikap yakni interaktif antara komponen kognitif, afektif dan domain konatif. Namun masih terdapat kekeliruan yang menganggap komponen konatif salah satu komponen dalam trikomponent sikap sebagai perilaku, sehingga perilaku dianggap sebagai salah satu komponen sikap. Sedangkan perilaku merupakan suatu bentuk tidakan nyata dari individu yang dapat diukur dengan panca indera langsung.

89 Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Dari hasil observasi dan wawancara yang berkaitan dengan Gaya Komunikasi Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut: 1. Cara penyampaian pesan Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio a. Komunikasi Transparan Transparasi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Transparan di dalam KPID yaitu keterbukaan dalam menegakkan peraturan yang ada serta pertanggung jawaban harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak televisi dan radio bisa mengetahui apa peraturan ketika menayangkan isi siaran serta ketika ada dugaan pelanggaran maka akan segera ditindak lanjuti serta tanpa membeda-bedakan lembaga penyiaran satu dengan yang lain. Menjaga transparasi dan komunikasi adalah penting sekali untuk mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang merugikan antara KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio serta

90 masyarakat. Tanpa adanya trasnparasi dan komunikasi kerugian yang besar berpotensi kuat untuk terjadi, apapun alasannya transparasi dan komunikasi harus tetap dikedepankan. Dengan adanya keterbukaan antara KPID dengan stakeholder televisi dan radio dapat menjaga komunikasi agar lebih baik. b. Komunikasi Berlapis Komunikasi berlapis ini seperti menggunakan Whatsapp, sms, atau telfon untuk memberikan informasi kepada pihak televisi dan radio, dengan menggunakan media tersebut dapat membantu komunikasi agar informasi dapat diterima dan cepat serta komunikasi yang terhalang jarak bisa teratasi dengan adanya aplikasi tersebut. Pihak KPID ketika memberikan informasi cara penyampian pesan yang pertama melalui media. Namun tidak hanya satu media saja karena jika hanya memakai satu media terkadang pesannya tidak sampai kepada pihak televisi dan radio, maka dari itu pihak KPID melakukan pengiriman pesan melalui beberapa media. Semisal yang pertama melalui e-mail lalu dilanjut melalui sms, kalo masih tidak ada respon maka pihak KPID menggunakan via telfon. Jadi informasi dari KPID harus dipastikan benar-benar sampai ke pihak televisi dan radio.

91 Pada dasarnya pihak KPID dengan stakeholder televisi dan radio itu saling membutuhkan satu sama lain. Oleh sebab itu kedua belah pihak harus tetap menjaga komunikasi dengan baik, baik itu melalui media atau secara langsung Komunikasi antara Kepemimpinan KPID dengan stakeholder televisi dan radio harus jelas yaitu kepolosan apa adanya, tidak bohong, jujur dan terbuka terhadap publik tentang apa yang dikerjakan oleh KPID, dimana data yang dilaporkan KPID mencerminkan realitas yang sebenarnya dan setiap perubahan harus diungkapkan secara sebenarnya dan dengan segera diinformasikan kepada semua pihak yang terkait (stakeholder). Dengan seperti itu maka komunikasi tetap terjaga dengan baik, seperti halnya ketika mengurus surat perizinan ataupun menegur masalah isi siaran itu bisa lewat media terlebih dahulu, seperti via e-mail, sms, telfon dan lain-lain. 2. Gaya bahasa Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio a. Tegas Salah satu sikap yang harus dimiliki seseorang terutama seorang pemimpin adalah sikap tegas. Tegas adalah salah sesuatu yang tidak lemah lembut (gemulai). Secara umum, tegas adalah sikap yang berani dan percaya diri mengungkapkan apa yang benar dan apa yang salah, apa yang

92 diinginkan dan yang tidak diinginkan secara jelas, dan pasti. Jika salah dikatakan salah dan jika benar dikatakan benar tanpa memandang kondisi atau kepada siapa hal tersebut diutarakan. Gaya bahasa tegas ini biasanya digunakan pada waktu resmi atau formal, dengan menggunakan bahasa tegas ini agar tidak tampak plin-plan dalam berbicara, serta lawan bicara bisa menghormati dan dapat mematuhi peraturan yang ada. Ketika KPID mengadakan acara pembinaan ataupun informasi terkait dengan regulasi baru pihak KPID menyampaikan mengenai tentang adanya isi siaran itu harus lebih tegas agar nantinya pihak televisi dan radio juga mematuhi peraturan-peraturan yang ada. Sebagai pengawas isi siaran juga harus tegas, karena ketika pihak televisi dan radio melakukan pelanggaran tetapi pihak KPID menegurnya dengan gaya bahasa santai maka akan disepelkan, dan akan melanggar lagi. Agar tidak terjadi hal tersebut maka pihak KPID lebih tegas untuk melakukan peneguran. Dan dari pihak KPID juga ketika sebagai regulator atau pengawas isi siaran mereka lebih tegas untuk melakukan komunikasi dengan pihak televisi dan radio. b. Santai Gaya bahasa santai ini digunakan dalam situasi yang tidak resmi untuk berbincang-bincang, menggunakan bahasa sehari-

93 hari. Ketika menggunakan bahasa santai ini lawan bicara bisa lebih terbuka dan tidak kaku untuk berkomunikasi. Sebagai mitra Kepemimpinan KPID lebih menggunakan bahasa Informal atau santai. Seperti melakukan konsultasi perizinan, konsultasi isi siaran itu lebih menggunakan bahasa yang santai, agar dari pihak radio dan televisi juga menanggapinya santai, lebih akrab dan saling terbuka. Misalkan sudah menjalin keakraban pihak televisi dan radio juga bisa santai untuk melakukan pendapat atau mengajukan pertanyaan dan tidak merasa canggung. Ketika melakukan komunikasi yang santai pihak KPID juga dapat memberikan himbauan. Bagaimana agar sama sama menciptakan isi siaran yang sehat dan ketika pihak KPID mengklarifikasi apa yang dilanggar oleh pihak televisi dan radio mereka dapat bertukar pendapat, dan juga dapat mengajukan pertanyaan. Jadi peneliti menemukan beberapa temuan dilokasi penelitian yaitu: 1. Cara penyampaian pesan Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio menggunakan Komunikasi Transparan. Maksud dari komunikasi transparan ini yaitu keterbukaan pihak KPID terhadap Stakeholder Televisi dan Radio tanpa ada yang ditutup-tutupi dan tidak mebeda-

94 bedakan antara stakeholder satu dengan yang lain, seperti halnya ketika memberikan teguran terhadap pihak televisi dan radio ketika diduga adanya pelanggaran isi siaran, dan itu berlaku untuk semua televisi dan radio di JawaTimur 2. Cara penyampaian pesan Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio menggunakan Komunikasi Berlapis. Maksud dari komunikasi berlapis ini yaitu cara penyampaiannya tidak hanya satu kali tapi beberapa kali, komunikasi ini menggunakan media, seperti ketika pihak KPID memberikan informasi kepada pihak televisi dan radio yang jaraknya jauh dapat menggunakan media yang berlapis, seperti memberikan informasi melalui Whatsapp lalu juga menggunakan sms atau telfon untuk konfirmasi apakah informasi tersebut benar-benar sampai dipihak terkait (stakeholder). 3. Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio menggunakan gaya bahasa Tegas, tegas adalah sikap yang berani dan percaya diri mengungkapkan apa yang benar dan apa yang salah, apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan secara jelas, dan pasti. Jika salah dikatakan salah dan jika benar dikatakan benar tanpa memandang kondisi atau kepada siapa hal tersebut diutarakan. Seperti halnya ketika pihak televisi dan radio diduga adanya suatu

95 pelanggaran maka akan ditindak lanjuti oleh pihak KPID, tanpa membeda-bedakan lembaga penyiaran satu dengan yang lainnya. 4. Kepemimpinan KPID dengan Stakeholder Televisi dan Radio menggunakan gaya bahasa Santai, Gaya bahasa santai ini digunakan dalam situasi yang tidak resmi untuk berbincang-bincang, menggunakan bahasa sehari-hari. Ketika menggunakan bahasa santai ini lawan bicara bisa lebih terbuka dan tidak kaku untuk berkomunikasi. Seperti pada saat konsultasi perijinan, konsultasi isi siaran, dan juga sebagai mitra itu lebih menggunakan bahasa santai. Ketika melakukan komunikasi yang santai pihak KPID juga dapat memberikan himbauan. Bagaimana agar sama sama menciptakan isi siaran yang sehat dan ketika pihak KPID mengklarifikasi apa yang dilanggar oleh pihak televisi dan radio mereka dapat bertukar pendapat, dan juga dapat mengajukan pertanyaan. B. Konfirmasi Temuan dengan Teori Temuan-temuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya akan dikonfirmasikan dengan teori dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori perilaku dan teori situasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

96 Gaya komunikasi menurut kepemimpinan KPID yaitu bisa dilihat berdasarkan perilaku komunikasi. Dengan kata lain gaya komunikasi adalah perilaku komunikasi yang dilakukan seseorang dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan feedbackatau umpan balik dari orang lain terhadap pesan organisasional yang disampaikan. Sedangkan gaya komunikasi kepemimpinan bisa diartikan perilaku komunikasi yang dilakukan oleh kepemimpinan terhadap bawahannya atau bagaimana cara seseorang kepemimpinan berkomunikasi dalam suatu kelompok atau organisasi-organisasi tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku orang lain, agar melakukan kegiatan/pekerjaan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai seorang pemimpin. Konsep hubungan atasan-bawahan bersandar kuat pada perbedaan dalam otoritas, yang diterjemahkan menjadi perbedaan dalam status, hak, dan pengawasan. Kualitas komunikasi antara bawahan dengan atasan merupakan fungsi dari hubungan antar personal yang dibangun di antara mereka dan bagaimana hubungan ini memenuhi bawahan. Kepemimpinan disini menunjukkan kebutuhan saling mempercayai, menghargai sesama anggota dan menghargai pekerjaan, hal ini bisa dilihat dari hubungan kerja yaitu terciptanya hubungan kerja yang baik, saling bekerjasama, saling membantu serta saling menghargai satu sama lain, hubungan kerja yang baik maka akan memperoleh hasil kerja yang baik dan optimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

97 Gaya komunikasi yang dilihat dalam KPID yang mencakup tugas kewenangan untuk mengatur dan menciptakan regulasi dalam bidang penyiaran. Dari cara kepemimpinan KPID berkomunikasi secara transparan dengan para Stakeholder televisi dan radio dimana ketika membahas tentang peraturan-peraturan terbaru serta EDP (evaluasi dengar pendapat) dibahas atau didiskusikan bersama sehingga mencapai kesepakatan yang bertujuan untuk membangun isi siaran yang sehat, semua tidak merasa tertekan. Selain itu kepemimpinan KPID juga berkomunikasi secara berlapis bisa melalui perantara dengan menggunakan handphone, media sosial, surat, fax untuk mengirim atau menerima pesan baik secara tulisan ataupun via suara. Ini juga merupakan implementasi dari teori situasi, dapat dilihat dari ketika berkomunikasi tahu dimana saat berkomunikasi tegas dan tahu dimana saat berkomunikasi santai. Selalu melihat situasi terlebih dahulu agar komunikasi bisa erjalin dengan baik. Cara menjalin kekompakan dan menjalin hubungan baik adalah dengan bersikap dan berperilaku baik terhadap lawan bicara saat berkomunikasi. Dengan berperilaku seperti itu maka dapat menjalin hubungan yang baik dan dapat saling mendukung untuk suatu tujuan yang sama. Ini merupkan implementasi dari teori perilaku. Yaitu seseorang kepemimpinan dapat membina hubungan baik dengan publik internal maupun eksternal, demi tercapainya tujuan bersama. Kekompakan kerja akan terus berlangsung ketika kepemimpinan tetap menjaga dan

98 memelihara hubungan kerja yang baik. Dengan adanya EDP (evaluasi dengar pendapat) serta sosialisasi dengan stakeholder televisi dan radio maka itu akan menjamin sebuah kekompakan dalam bekerja dan kepemimpinan tidak membedakan antar stakeholder satu dengan stakeholder lain, sehingga kedua belah pihak dapat bekerjasama dengan baik. Dari hasil wawancara peneliti dengan kepemimpinan KPID dan wawancara beberapa staf yang bejerja disana serta stakeholder televisi dan radio, maka diperoleh hasil bahwa di dalam menjalankan kepemimpinannya kepemimpinan KPID mengacu pada gaya komunikasi The equalitarian style of communication, karena memiliki beberapa faktor yang mendukung seperti: a) Komunikasi terjadi secara dua arah (two comunication), akrab hangat, saling menghargai satu sama lain. b) Tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. c) memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. d) menjamin berlangsungnya tindakan share/berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.

99 Gaya komunikasi The equalitarian style of communication yang diterapkan oleh kepemimpinan KPID merupakan implementasi dari teori perilaku. Gaya komunikasi seperti ini sangat ideal dan strategis, karena perilaku kepemimpinan sangatlah berpengaruh terhadap sikap stakeholder. Misalnya dalam melayani surat perizinan serta melakukan peneguran ketika ada pelanggaran, mengajak kerjasama untuk saling bekerjasama dalam mewujudkan isi siaran yang sehat, menerima segala masukan dan pendapat yang sifatnya dapat membangun lembaga, membina hubungan harmonis antara publik internal maupun ekstermnal, menciptakan kekompakan kerja dan memotivasi semua stakeholder untuk tetap menayangkan isi siaran yang sehat, memantapkan tujuan lembaga agar tetap berkembang serta aturan dan prosedur yang berlaku harus ditaati. Dalam menjalankan tujuan KPID yang dimana merupakan menjalankan kewenangan untuk mengatur dan menciptakan regulasi dalam bidang penyiaran yang telah diuraikan dalam struktur organisasi merupakan implementasi atau penerapan teori perilaku dan teori situasi antara lain memberikan arahan tentang isi siaran yang sehat, memberikan peraturan-peraturan sesuai dengan P3SPS, memperbaiki hubungan antar lembaga, dan menyelenggarakan komunikasi dan koordinasi secara internal ataupun eksternal yang bertujuan menjalin hubungan harmonis dengan berbagai pihak di dalam usaha mencapa kesepahaman.