HHBK, Potensi Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan KUNJUNGAN DPRD BOALEMO KE KAMPUS BADAN LITBANG KEHUTANAN BOGOR, 3 JULI 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BIDANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Kulit masohi SNI 7941:2013

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

PELUANG PENGEMBANGAN HHBK PRIORITAS DAERAH DI WILAYAH KPH MODEL DI INDONESIA. TIM PENELITI HHBK DR. TATI ROSTIWATI, M.Si. YETTI HERYATI, S.HUT, M.Sc.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat.

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Agroindustri Jernang. Mahya Ihsan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

I. PENDAHULUAN. jenis salak yang terdapat di Indonesia, yakni : salak Jawa Salacca zalacca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan,

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal

PENGEMBANGAN TANAMAN NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM L) Oleh H. Marthias Dawi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB I PENDAHULUAN. barang (good product) maupun jasa (services product) dan konservasi. Produk

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Industri Kreatif berbasis Rotan

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nabati lebih dari 5 %. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

10 tumbuhan langka di Indonesia Iklan

TINJAUAN PUSTAKA. Hasil Hutan Non Kayu Hasil hutan dibagi menjadi dua bagian yaitu hasil hutan kayu dan hasil

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

Dairi merupakan salah satu daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

Silvikultur intensif jenis rotan penghasil jernang (bibit, pola tanam, pemeliharaan)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Madu merupakan bahan pangan berbentuk cairan kental yang memiliki

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 573/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN SALAK KRAMAT BANGKALAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA Botani

AREN (Arenga pinnata MERR)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kakao (Theobroma cacao. l) merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam dari sektor kehutanan merupakan salah satu penyumbang

Transkripsi:

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN KEMENTRIAN KEHUTANAN HHBK, Potensi Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan KUNJUNGAN DPRD BOALEMO KE KAMPUS BADAN LITBANG KEHUTANAN BOGOR, 3 JULI 2014 OUTLINE 1. PENDAHULUAN 2. BOALEMO, PERMASALAHAN, DAN SOLUSINYA 3. MASOHI 4. ROTAN JERNANG 5. PENUTUP 1

PENDAHULUAN Hutan Tropis Indonesia Pabrik senyawa kimia terbesar di dunia sekitar 7000 spesies tumbuhan obat dipakai untuk pengobatan 1.128 suku bangsa (etnik) kekayaan kearifan lokal termasuk pemanfaatan tanaman untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan Hutan Tropis Indonesia Sumber Pangan dan Energi Potensial Amanat dari UU No. 4/1999 tentang kehutanan sumber daya alam hutan sebagai satu kesatuan ekosistem hendaknya dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, dijaga kelestariannya untuk memberikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang. 2

MULTI FUNGSI HHBK 1. Pangan dan Energi (biofuel bioetanol): Bambu, Sagu, Aren, Nipah 2. Pangan dan Obat: Madu, Kelor, Tengkawang 3. Papan dan Obat: Murbei 4. Energi (Biofuel biodiesel) dan Obat: Nyamplung, Kesambi, Kepuh 5. Obat, kosmetik dan manfaat lainnya: JERNANG, MASOHI, kemenyan, damar mata kucing HHBK Potensial dikembangkan, salah satu aspek yang menjanjikan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah [PAD] serta untuk pemberdayaan masyarakat Pemerintah Daerah saat ini juga mulai melirik untuk mengembangkan potensi HHBK di daerahnya 3

KAB. BOALEMO, GORONTALO, Luas 2.362,58 km 2 Iklim Tipe C berdasarkan Schmidt dan Ferguson, dipengaruhi iklim laut dan pegunungan dengan suhu berkisar 22 34 C. Curah hujan rata-rata 103 mm/bulan dengan hari hujan 13 hari/bulan, kelembaban relatif udara 78% dan presentasi penyinaran matahari 65,327. Topografi bervariasi (datar, bergelombang, dan berbukit) dengan ketinggian 0 2.000 m dpl Penentuan skala prioritas jenis yang ditanam kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan salah satu komoditas pangan, obat, papan dan energi sebagai unggulan daerah Meminimalisir perambahan hutan Untuk itu perlu adanya introduksi jenis HHBK yang mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga mengalihkan perhatian masyarakat pada jenis kayu Masohi Rotan Jernang Sutera 4

Salah satu tumbuhan endemik asli Papua Industri obat-obatan, pencampur makanan/kue/sayur, minyak wangi dan sabun memerlukan minyak masohi sebagai bahan bakunya MASOHI Mesoyi yang diperjual belikan di pasar simplisia Nguter Kabupaten Sukoharjo, Surakarta (Sumber: Rostiwati dan Januwati, 2013) dikenal dengan nama ilmiah Massoia aromatica Becc. nama perdagangannya mesoyi tumbuhan tinggi (> 30 m) batangnya tegak, tidak berlekuk dan terpilin serta tidak bermata kayu. Umumnya tidak berbanir dan diameternya bisa mencapai 65 cm. Kulit batangnya kelabu kehijauan atau muda dengan ketebalan kulit 3-15 mm. Pohon mempunyai akar papan dengan tinggi 1-1,5 m; lebar 1-3 m dan tebal 5-15 m. Penampilan Pohon Masohi (Sumber: Rostiwati dan Syakur, 2011) yang diambil kulit kayunya 5

Informasi dari BPK Manokwari menyebutkan bahwa musim berbunga dan berbuah terjadi 2 kali dalam setahun, yaitu bulan Agustus dan Desember. Buahnya masohi berbentuk bulat dengan sedikit terdapat tonjolan tajam pada satu sisi. Tonjolan tersebut menyerupai tonjolan yang dimiliki oleh buah kelapa. Warna hijau saat muda, hitam waktu masak Buah dan biji Masohi (Sumber: BPK Manokwari, 2009) Habitat dan Sebaran tumbuh alami di hutan tropis basah dengan curah hujan tahunan 2.000-4.000 mm. Pola pertumbuhannya berkelompok dan cenderung berasosiasi dengan jenis tumbuhan lain. Secara alami, menyebar pada ketinggian 10-700 m dpl. dan tumbuh pada kondisi tanah-tanah lempung berpasir tanpa genangan air. Sesuai dengan kondisi lingkungan Boalemo Minyak masoi hasil penyulingan kulit kayu masoi, berbau wangi (sweetish oil) & terasa pedas jika terkena kulit. MASOHI Kandungan : 80% eugenol, dan 6% terpene dan safrole (sumber natural laktone). Kandungan safrole dalam minyak masoi dibutuhkan dalam industri kimia, untuk pembuat heliotropin, bahan baku celluloide (film), kosmetik dan wewangian. Kebutuhan tinggi per tahun kebutuhan 500 ton, pasokan baru sekitar 200 ton (komunikasi pribadi dengan eksportir masoi) Di pasaran online, kulit kayu masohi berkisar Rp 150.000 - Rp 200.000,-/kg (tingkat pasar tradisional), jika di lokasi pengepul daerah Rp. 50.000,- 60.000,-/kg dan minyak masohi ini dihargai rata-rata sekitar Rp 3.250.000,-/liter Jika mengandung laktone 50% (harga 2,5 2,8 juta), laktone 70% (sampai 4,5 juta) 6

MASOHI persyaratan mutu penggunaan kulit masohi dalam rangka mengikuti perkembangan pasar yang cukup tinggi Standar Nasional Indonesia (SNI) Kulit masohi SNI 7941:2013 sebagai acuan/pedoman dalam perdagangan sehingga terjadi persamaan persepsi tentang persyaratan penggunaan kulit masohi PERSYARATAN UMUM SNI 7941:2013 1. Bau khas masohi (seperti aroma kelapa), rasa getir) 2. Warna coklat kekuningan sampai coklat tua, 3. Kekeringan kulit masohi ditunjuukan dengan keadaan kulit yang patah bila dibengkokkan dan berbunyi keras, 4. Tekstur kulit bagian dalam halus, 5. Kulit bagian dalamjika digores akan timbul minyak dan mengeluarkan aroma khas masohi (seperti aroma kelapa), yang menjadi ciri khas kulit masohi, 6. Kadar air maksimal 12%, 7. Bebas jamur, 8. Tidak boleh ada kotoran 7

PERSYARATAN KHUSUS SNI 7941:2013 Persyaratan khusus kulit masohi Selain bagian batang, tumbuhan rotan dari keluarga Daemonorops tergolong sebagai rotan penghasil getah jernang Produk getah jernang dalam perdagangan dunia dikenal dengan nama dagang darah naga (dragon s blood) Pengolahan Rotan Jernang ROTAN JERNANG keluarga Daemonorops (D. draco, D. didymophylla, D. micracantha, D. mattanensis, dan D. rubra) D. draco merupakan jenis paling potensial & bernilai komersial tinggi 8

Daemonorops draco Buah bulat lonjong seperti telur di bagian bawah dan sedikit mengerucut seperti buah salak di bagian atas. Buah berwarna coklat tua jika sudah matang. Buah terdiri dari kulit luar buah yang berbentuk sisik seperti salak; kulit bagian dalam; daging buah dan biji. Getah rotan jernang yang berwarna merah tersebut terdapat pada bagian kulit bagian luar dan daging buah. Daun bersifat majemuk dan berpelepah menutupi permukaan ruas batang yang membentuk tabung. Duri rotan terdapat pada bagian bawah tulang daun, pelepah dan ujung daun, serta bagian batang. Duri pada pelepah sangat runcing, panjang 1-2 cm. Sedangkan duri pada bagian batang tersusun mengelilingi batang dengan panjang 2-3 cm. Karakter Batang dan Buah Rotan Jernang (Sumber: Sumarna, 2012) Habitat dan Sebaran dijumpai dalam kawasan hutan alam produksi dataran rendah dan pegunungan pada ketinggian antara 0-700 m dpl. Kondisi tempat tumbuh rotan jernang ini mempunyai suhu udara berkisar 24-34 C, kelembaban 60-80% dan bercurah hujan berkisar 1.000 - > 2.000 mm/tahun. Secara biologis, rotan tumbuh berdekatan dengan pohon (pohon sebagai pemanjat), artinya diperlukan pohon lain tempat sulurnya mengkait. Sesuai dengan kondisi lingkungan Boalemo 9

Manfaat getah jernang : bahan pewarna pakaian, penyamak kulit, pewarna porselin dan marmer, pengobatan (liver, pendarahan, pengobatan pasca bedah), dan bahan kosmetika. Kebutuhan tinggi terutama pasar Cina dari 400 ton permintaan, baru bisa memasok 27 ton (Soemarma, 2009) Harga Jetah Jernang di tingkat petani di pasaran lokal sebesar Rp.400.000-800.000 per kg. Di pasaran luar negeri, seperti Singapura harga sebesar US $ 300 per kg. persyaratan mutu getah jernang untuk mengikuti perkembangan pasar yang cukup tinggi Standar Nasional Indonesia (SNI) Getah Jernang SNI 1671:2010 sebagai acuan/pedoman dalam perdagangan sehingga terjadi persamaan persepsi tentang persyaratan mutu getah jernang 10

Getah jernang diklasifikasikan dalam 3 jenis mutu : Mutu Super, Mutu A dan Mutu B PERSYARATAN MUTU SNI 1671:2010 PENUTUP 1. Topografi Boalemo Variatif membuka peluang pengembangan jenis-jenis HHBK lainnya 2. Model pengembangan HHBK di KPHP Bolaemo kedepannya Mozaik Model (antara kayu dan non kayu) 3. Pengembangan masohi (pohon berumur panjang) dikombinasikan dengan tanaman berumur pendek (seperti jernang) 4. Pada umumnya pemanenan produk HHBK tidak bersifat destructive kelestarian lingkungan dapat terjamin 5. Peluang pasar cukup menjanjikan karena kebutuhan akan produk HHBK cukup tinggi 11

DENGAN HHBK, LINGKUNGAN AMAN, MASYARAKAT SEJAHTERA 12