BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Ilustrasi Berdasarkan pendapat Gary A. Lippincott sebuah subjek ilustrasi yang bersifat mitologi dan fantasi tidak memiliki model yang dapat dijadikan panduan untuk melukis untuk menggambar. Akan sangat memudahkan pelukis bila dia dapat mengajak seekor naga untuk merangkak keluar dari goanya, melebarkan sayapnya, kemudian pelukis dapat membuat sketsanya, membuat catatan bentuk dan warna, serta mengambil beberapa fotografi untuk referensi. Tetapi pelukis fantasi tidak mungkin untuk mengatur adegan tersebut. Segalanya harus jelas didalam pikiran pelukis tanpa model. Pelukis harus sangat mengandalkan imaginasinya untuk tiap karya yang dibuatnya. Langkah pertama yang penting adalah membuat karakter dan mengatur adegan sebelum memutuskan keadaan sekitar, subjek dan menambah detail yang mendukung hasil akhir karya. Menyiapkan beberapa gambaran kasar atau sketsa, serta elemen-elemen yang akan digunakan dapat menghemat waktu dan energi dalam berkarya. Beberapa hal yang penting dalam menyiapkan ilustrasi adalah : - Sketsa : memberi peluang untuk membuat keputusan dalam memutuskan ide-ide yang telah ada tanpa perlu takut untuk melakukan kesalahan yang dapat 15
16 membuang-buang waktu, saat membuat sketsa dapat dilakukan perubahan ide dengan mudah. - Elemen : elemen yang digunakan haruslah sesuai dengan asal dari elemen tersebut sesuai cerita fantasi atau mitologi yang telah ada agar dapat menjaga kenyamanan sebuah karya. Elemen dapat berupa karater, kostum, peralatan bahkan lokasi. - Elemen narasi : bahasa visual melalui elemen yang dapat menjelaskan cerita, selain subjek utama yang mempunyai peranan penting, interaksi dari karakter tambahan juga dapat menjelaskan aksi atau tujuan dari karakter utama. Fungsi ilustrasi dalam http://members.fortunecity.com/mantis3/saupoh.htm : - Sebagai dekorasi Ilustrasi berfungsi sebagai daya tarik konsentrasi pembaca. Ilustrasi membantu pembaca untuk memahami isi utama. - Sebagai informasi Dengan tujuan agar pembaca mendapatkan pesan ataupun data - Sebagai opini atau komentar Untuk menjelaskan opini yang sulit untuk dijelaskan melalui tulisan. Hal yang penting diperhatikan dalam membuat ilustrasi : - Jangan berlebihan, ilustrasi sebaiknya sederhana dan mudah dimengerti. Penting untuk tidak memasukan banyak subjek kedalam gambar untuk mencegah kesalah-pahaman dalam menyampaikan pesan - Memiliki tujuan, bila sebuah ilustrasi tidak dapat dimengerti oleh pembaca, maka ilustrasi menjadi tidak berguna.
17 - Haruslah menarik, ketertarikan terhadap ilustrasi dapat dianggap sebagai komentator pembaca, karena itu sangat dibutuhkan pemilihan teknik dan gaya gambar yang tepat untuk sebuah ilustrasi. 4.1.2 Teori Tipografi Berdasarkan pada buku Tipografi dalam Desain Grafis, Danton Sihombing MFA (2001), tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi satu-satunya visualisasi yang efektif. Kekeliruan atau ketidak pekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima. Maka dari itu tampilan fisik dari jenis-jenis huruf harus dapat merangkum karakteristik, kesan, suasana hati, ataupun atmosfer yang terdapat di dalamnya. Seperti perasaan gembira, sedih, optimis, tentram, ataupun romantis. Menuru David Jury (2006) disebutkan bahwa menulis dapat bermakna atau memberi informasi mengenai suatu kejadian bersejarah ataupun kehidupan sehari-hari. Menulis sendiri tersebut juga merupakan suatu pembelajaran, yang pada budaya bugis, tulisan menjadi media untuk menyimpan, menyampaikan informasi, maupun sebagai suatu seni sastra.
18 4.1.3 Teori Warna Pada buku The Complete Color Harmony (2004) disebutkan bahwa warna sangat memegang peranan penting untuk menyampaikan karena warna memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana yang paling cepat. Hal tersebut terjadi karena warnalah yang kita tangkap untuk pertama kalinya sebelum hal lainnya. Selain itu warna dapat digunakan melalui kombinasi yang tak terbatas untuk menyampaikan ide dan emosi kita. Hal tersebut sangat penting pada buku ilustrasi, karena warna dapat dengan cepat memberi informasi tentang situasi yang terjadi pada saat itu, saat membuka sebuah halaman, sebelum melihat gambar maupun tulisan, pembaca telah terlebih dahulu diserang oleh warna yang ada pada gambar, sehingga pembaca dapat merasakan kesan apa yang terjadi pada karakter tersebut serta adegan yang sedang terjadi. Keseimbangan warna juga dapat membantu untuk membangun fokus yang diinginkan pada gambar, karena retina mata selalu bekerja merefleksikan warna yang dihasilkan. Pada sebuah buku ilustrasi ini, warna sangat berperan penting untuk membangun kesan fantasi, mistis serta bagaimana warna dari budaya tersebut. Maka dari itu dipilih warna-warna yang bersifat nostalgia, kuat, gaib, klasik, tradisional. 4.1.4 Teori Layout / Grid Menurut Timothy Samara (2007) disebutkan bahwa dalam manuskrip, memiliki grid yang sederhana. Strukturnya berdasarkan pada area kotak yang mengambil hampir keseluruhan halaman. Struktur utamanya adalah kotak teks yang mendefenisikan letaknya pada halaman, kemudian terdapat juga struktur kedua sebagai detail tambahan. Walaupun dengan struktur yang sederhana, tulisan harus dapat dibaca
19 dengan mudah. Untuk menambah keindahan visual harus dilakukan pengaturan letak margin. Dengan 2 halaman spread, akan ada ruangan besar untuk mencegah text terlalu sesak. Secara umum margin yang lebar membantu fokus mata dan perasaan tenang serta stabil, sedangkan margin yang sempit meningkatkan ketegangan. 4.2 Strategi Kreatif 4.2.1 Strategi Komunikasi 4.2.1.1 Keyword Klasik, megah, artistik, magis. 4.2.1.2 Tujuan Komunikasi - Menginformasikan - Membudidayakan - Mempermudah - Menarik perhatian / minat 4.2.1.3 Fakta Kunci - Kurangnya informasi mengenai budaya bugis. - Kurang populernya cerita La Galigo di kalangan masyarakat sendiri. - Sulitnya mendapatkan informasi mengenai budaya bugis. - Makin banyaknya minat pemuda terhadap budaya dalam negeri.
20 4.2.1.4 Masalah yang akan dikomunikasikan - Karena kurangnya media informasi budaya suku bugis maka bertujuan untuk memberi informasi mengenai budaya suku bugis dan cerita La Galigo. 4.2.1.5 Profil Target Demografi : - Pria / Wanita - 17 tahun keatas - Pelajar / Pekerja - Pendidikan SMA, S1 - Menengah keatas Geografi : - Berdomisili di kota besar seperti jakarta. Psikografi : - Mencintai budaya Indonesia - Menghargai seni dan kebudayaan - Tertarik pada sejarah dan cerita mitologi - Senang mengoleksi buku (desain, artbook, painting, sastra, dsb) - Mau berkorban dalam hal biaya untuk hobinya - Memandang objek dari sisi keindahannya - Menyukai petualangan
21 - Mata yang lebih akrab dengan objek klasik - Mempunyai grup atau organisasi yang memiliki minat yang sama 4.2.1.6 Positioning Buku ilustrasi ini adalah sebagai sebuah buku yang menggambarkan asal mula manusia bugis dan juga sebagai informasi mengenai kebudayaan bugis secara visual. Buku yang lebih menekankan pada cerita secara visual ini berusaha menyerderhanakan cerita La Galigo yang panjang dan rumit sehingga mudah dicerna dan menjadi langkah awal mengenal cerita budaya bugis bagi peminatnya. 4.2.1.7 Pendekatan 4.2.1.7.1 Rasional Pecinta budaya sangat tertarik pada informasi warna budaya tersebut yaitu seputar bagaimana cara mereka berpakaian, motif yang digunakan, hingga sistem kehidupan mereka tentang bagaimana cara duduk, aturan berpakaian dan sebagainya. Karena itu hal tersebut akan dimasukkan secara visual kedalam buku. 4.2.1.7.2 Emosional Bertujuan untuk menyampaikan bahwa suku bugis adalah bangsa yang besar, berbagai hal kecil yang terdapat didalam buku ini kemudian menjadi bagian dari kehidupan mereka sekarang. Desain juga kaya akan kejadian gaib untuk memperkuat image kekayaan suku bugis.
22 4.2.2 Strategi Desain 4.2.2.1 Tone & Manner Untuk membangun mood cerita La Galigo sebagai sebuah karya mitologi yang besar, maka desain akan bersifat klasik, gaib dan megah. 4.2.2.2 Layout Gaya layout menggunakan border yang merupakan hasil eksloprasi dari naskah asli La Galigo agar tetap terlihat budayanya tetapi disesuaikan agar layout menjadi tidak monoton. 4.2.2.3 Judul Judul buku adalah La Galigo : asal mula manusia bugis kata La Galigo dimasukkan sebagai awal karena itu merupakan identitas utama yang membuat suku bugis ini terkenal. Sub judul nya berkenaan dengan pengambilan bagian awal cerita tentang bagaimana manusia pertama bisa berada didunia. Penekanan manusia bugis sebagai penjelas dari daerah mana dan penjelas agar tidak rancu bahwa ini bukan menyalah artikan asal manusia pada umum sesungguhnya. 4.2.2.4 Tipografi Tipografi yang digunakan adalah font finfraktur yang berupa font berjenis dekoratif, pemilihan tersebut berdasarkan pertimbangan karakter dekotarifnya yang mendekati huruf kuno bugis dan font tersebut terlihat tua
23 untuk memberikan kesan sudah berumurnya cerita tersebut dan kandungan sejarah yang dimilikinya. Selain itu digunakan juga BlackCastleMF sebagai huruf kapital karena finfraktur sendiri tidak memiliki huruf kapital. 4.2.2.5 Warna Warna yang digunakan bersifat kontras diadaptasi dari warna pakaian daerah suku bugis, selain itu warna kontras tersebut untuk memunculkan kesan kuat dan kaya. Penggabungan warna natural tanah untuk memberi kesan kaya, penuh energi. Pemakaian warna ungu juga digunakan sebagai elemen magis, karena banyak kejadian diluar nalar yang terjadi, serta menambah kesan nostalgia karena kejadiannya yang terjadi dimasa lampau. Warna ungu tersebut juga dapat menyimbolkan energi. Warna sangat berperan pada suku bugis pada cara berpakaian, menurut Manusia Bugis Christian Pelras setiap warna mewakili kelompok tertentu, hijau untuk kalangan bangsawan, putih untuk pengasuh anak bangsawan, kuning untuk dukun, merah jambu untuk perempuan belum menikah, merah muda untuk perempuan muda yang telah menikah, merah tua bagi perempuan yang telah melahirkan anak pertama, coklat untuk perempuan yang anaknya telah berkeluarga, dan warna hitam untuk orang yang sudah tua. Terdapat juga pada catatan yang menyebutkan bangsawan memakai baju ungu, serta prajurit yang mengenakan sarung biru. Selain itu dalam buku ensiklopedia pakaian adat disebutkan pula aturan bahwa pakaian berwarna jingga dipakai oleh perempuan umur 10 tahun, warna jingga dan merah darah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun, merah darah
24 untuk 17-25 tahun, warna putih untuk inang dan dukun, warna hijau untuk puteri bangsawan, dan ungu untuk janda. 4.2.2.6 Pemilihan Item - Buku ilustrasi - Poster - Postcard - Shopping Bag