DAFTAR INFORMAN 1. Nama : Timbangan Perangin-angin : Medan Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) 2. Nama : Mail bangun : kabanjahe Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) 3. Nama : Arus Perangin-angin : Medan Pekerjaan : Perkolong-kolong 4. Nama : Sumpit br Ginting : Kabanjahe Pekerjaan : Perkolong-kolong 5. Nama : Asli Sembiring : Tiga Binanga Pekerjaan : Pemusik tradisional Karo (penarune) 6. Nama : Deking Sembiring : Kabanjahe Pekerjaan : Pemusik tradisional Karo (penarune) 7. Nama : Ramlah br Karo : Medan Pekerjaan : Perkolong-kolong 8. Nama : Sehat Sembiring : Negeri Jahe Pekerjaan : Bertani dan pemusik tradisional Karo (penggual).
GLOSARI Adat: Anak beru: Anak perana: Anak simantek: Anak surat: Aron: Baka: Tata aturan untuk perbuatan, kebiasaan, dan lainnya yang selalu dijadikan dasar dalam bertindak pada kebudayaan etnik tertentu, yang diwariskan secara turun-temurun. Anak perempuan (wanita) sebagai keturunan dari klen anak perempuan dalam sebuah merga di Tanah Karo, dapat juga dimaknai sebagai pihak penerima wanita dalam konsep adat perkawinan etnik Karo. Perjaka atau pemuda lajang. Kelompok gadis dan perjaka yang ikut dalam pelaksanaan gendang guro-guro aron. Tanda untuk mematikan atau merubah tulisan berupa huruf Karo yang berjumlah delapan. Kelompok pekerja pada masyarakat Karo. Keranjang rotan berbentuk segi empat Begu: Roh orang yang meninggal dunia dalam persepsi kosmologi Karo. Bere-bere: Birawan atau berawan: Beru: Cakcak: Klen atau nama keturunan bagi laki-laki dan perempuan yang berdasarkan beru ibu. Roh yang tertinggal atau pergi dari tubuh seseorang karena sebuah peristiwa yang menakutkan, yang mengakibatkan orang tersebut menjadi sakit-sakitan. Keturunan berjenis kelamin perempuan, atau klen yang dibawa oleh perempuan. Tempo di dalam musik tradisional Karo.
Cawir metua: Cokong-cokong: Dibata: Empo: Endek: Gendang aron: Gendang Pendudu Tendi Guru Sibaso: Erpangir: Gundala-gundala: Indung surat: Jambur: Kade-kade: Sebuah keadaan kematian dalam adat Karo yaitu apabila yang meninggal telah berusi lanjut, kemudian telah memiliki anak, cucu, cicit, bahkan cacah, serta syarat yang harus dipenuhi semua anaknya sudah berumah tangga. Satu aktivitas pemberian dukungan berupa uang pada saat acara menari (landek) maupun menyanyi. Tuhan atau dewa-dewa dalam konsep religi awal masyarakat Karo, contoh Dibata Kaci-kaci. Laki-laki yang menikah. Irama, ritme, atau gerakan naik dan turun tubuh pada waktu menari (landek). Komposisi musik yang digunakan oleh pemuda dan pemudi, terutama dalam konteks gendang guro-guro aron. Judul satu komposisi musik tradisional Karo yang digunakan dalam upacara kematian. Dukun tradisional Karo, yang dipandang menguasai ilmuilmu gaib. Aktivitas biasanya dalam bentuk upacara membersihkan diri, yang disebut erpangir kulau, membersihkan diri pada air bersih yang mengalir. Seni pertunjukan teater tradisi Karo, pemainnya menggunakan topeng Huruf atau abjad kuno Karo yang berjumlah 21 buah. Balai desa, atau eumah adat di desa, bangunan rumah yang berdasar pada arsitektur tradisional Karo, biasanay digunakan untuk rapat dan upacara-upacara adat. Keluarga, sanak saudara, atau famili.
Kerja tahun: Mate nguda: Maneh-maneh: Merga: Ndilo wrai udan: Sebuah pesta tradisional masyarakat Karo yang agraris yang diselenggarakan setahun sekali oleh masyarakat Karo dalam satu desa tertentu atau kecamatan tertentu. apabila usia yang meninggal dunia ini relative masih muda, boleh jadi belum berumah tangga, atau sudah berumah tangga, namun belum kesemua anak-anaknya berumah tangga. Benda-benda warisan atau kenang-kenangan dari seseorang yang telah meninggal dunia. Garis keturunan dalam satu klen yang ditarik berdasarkan garis keturunan ayah. Upacara tradisional Karo untuk tujuan memohon kepada Tuhan agar turunlah hujan, setelah terjadi kemarau. Ngukal tulan-tulan: Upacara tradisional Karo yang bertujuan untuk mengumpulkan tulang atau kerangka orang yang sudah meninggal dunia selama sekian tahun dan dikuburkan kembali ke kuburan baru, disebut juga dengan ngampeken tulan-tulan. Nurun: Upacara penguburan dalam konteks upacara kematian. Ose: Pakaian yang dipakai dalam sebuah upacara adat tradisional Karo. Pemasun-masun: Perbegu: Perende-rende: Pemberian kata-kata petuah agar memperoleh berkat dari Tuhan Yang maha Kuasa. Kepercayaan kuno masyarakat Karo di era animisme dan dinamisme. Yaitu penyanyi tradisional dalam budaya musik Karo
Perkolong-kolong: Perman: Perumah begu: Rakut sitelu: Rengget: Rende: Rose: Runggu: Sembuyak: Sukut: Tabah-tabah galuh: Tendi: Seorang penyanyi baik wanita maupun laki-laki yang juga pandai menari, dan melakukan pemasu-masun. Menantu perempuan dalam konteks kekerabatan etnik Karo, sering disebut pula dengan permain. Upacara yang dilakukan pada malam hari untuk memanggil roh orang yang telah meninggal dunia. Ikatan yang tiga dalam sistem kekerabtan Karo, terdiri dari senina, kalimbubu, dan anak beru. Ornamentasi atau hiasan melodi dalam nyanyian-nyanyian Karo. Aktivitas menyanyi. Memakai pakaian adat Karo pada konteks upacara tertentu. Aktivitas musyawarah untuk mencapai mufakat dalam kebudayaan Karo. Saudara kandung, saudara satu perut (rahim). Pihak yang menyelenggarakan upacara (pesta) adat, atau dapat dimaknai sebagai tuan rumah. yaitu kematian dalam persepsi adat Karo apabila seseorang yang usianya belum sampai ke dalam tahap usia lanjut, tetapi semua anak-anaknya sudah berumah tangga atau berkeluarga, yang dalam bahasa Karo disebut dengan sai utang. Roh atau jiwa dalam persepsi religi tradisional Karo.
Turang: Uis beka buluh: Hubungan kekerabatan (kinship) antara seorang wanita dan laki-laki yang memiliki klen yang sama atau satu saudara. Kain adat Karo yang berwarna merah, kuning, violet, dan menggunakan benang emas, dan garisnya lurus-lurus.