Koping individu tidak efektif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB II TINJAUAN KONSEP

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.


LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NURSING CARE PLAN (NCP)

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM. Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan proses pikir : Waham

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

Depresi pada Lansia. Masalah Keperawatan Risiko Bunuh Diri

Lampiran 1. JADUAL KEGIATAN HARIAN Nama : No. Kode: Ruang Rawat : No. Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus

MERAWAT PASIEN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORIK : HALUSINASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB II KONSEP DASAR. Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sudut panang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut sudut

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. L DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

BAB II TINJAUAN TEORI

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan besar karena komunikasi 1. Oleh sebab itu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB II KONSEP DASAR. Halusinasi merupakan salah satu respon neurobiology yang maladaptive, yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. halusinasi. Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN

Laporan Pendahuluan. Isolasi Sosial

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB II KONSEP DASAR A.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB III TINJAUAN KASUS

KMSJ Kartu Menuju Sehat Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

BAB II KONSEP DASAR. berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

Transkripsi:

LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain maupun komunikasi dengan orang lain (Keliat, 1998). Isolasi social adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan social (Depkes RI, 2000). Gangguan hubungan berhubungan dengan menarik diri sendiri dan orang lain yang ditandai dengan isolasi diri (menarik diri) dan perawatan diri yang kurang. Pola asuh keluarga Koping individu tidak efektif Gangguan tugas perkembanga n Stress internal dan eksternal Harga diri rendah kronis Isolasi sosial Rentang Respon Respon Adaptif Menyendiri Otonomi Bekerjasama Interdependen II. A. POHON MASALAH Resiko menciderai diri, orang lain, lingkungan Merasa sendiri Dependensi Curiga Resiko Persepsi sensori Halusinasi Respon Maladaptif Menarik diri Ketergantungan Manipulasi Curiga

Tidak efektifnya Defisit Penatalaksanaan Isolasi sosial : Perawatan diri Regiment terapeutik Menarik Diri Tidak efektifnya Menurunnya Koping keluarga: Gangguan Motivasi Ketidakmampuan Harga Diri Rendah Perawatan Keluarga merawat Diri Anggota keluarga Yang sakit B. DATA YANG PERLU DIKAJI 1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah Subyektif: Mengeluh hidup tidak bermakna Tidak memiliki kelebihan apapun Merasa jelek Obyektif: Kontak mata kurang Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain 2. Isolasi Sosial : Menarik diri Subyektif: Mengatakan malas berinteraksi Mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya Merasa orang lain tidak selevel Obyektif: Menyendiri Mengurung diri Tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain 3. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi Subyektif: Mengatakan mendengar suara bisikan/melihat bayangan Obyektif: Bicara sendiri Tertawa sendiri Marah tanpa sebab III. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Isolasi Sosial : menarik diri 2. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Tgl No Dx IV. RENCANA RINDAKAN KEPERAWATAN Dx Keperawata n Isolasi sosial Perencanaan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi TUM: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 1. Setelah 6 X interaksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada / terhadap perawat: o Wajah cerah, tersenyum o Mau berkenalan o Ada kontak mata o Bersedia menceritakan perasaan o Bersedia mengungkapkan masalahnya o Bersedia mengungkapkan masalahnya 1.1.Bina hubungan saling percaya dengan: Beri salam setiap berinteraksi. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi kllien Buat kontrak interaksi yang jelas Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien 2. Klien mampu menyebutkan 2.Setelah 7 x interaksi klien dapat menyebutkan minimal 2.1 Tanyakan pada klien tentang: Orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien

penyebab menarik diri 3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. 4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial satu penyebab menarik diri dari: o diri sendiri o orang lain o lingkungan 3. Setelah 8 X interaksi dengan klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya o banyak teman o tidak kesepian o bisa diskusi o saling menolong,dan kerugian menarik diri, misalnya: o sendiri o kesepian o tidak bisa diskusi 4. Setelah 9 X interaksi klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara Orang yang paling dekat dengan klien di rumah/ di ruang perawatan Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/di ruang perawatan Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain 2.2 Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain. 2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya 3.1. Tanyakan pada klien tentang : Manfaat hubungan sosial. Kerugian menarik diri. 3.2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. 3.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya. 4.1 Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial. 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan : Perawat lain

secara bertahap 5. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial. bertahap dengan: o Perawat o Perawat lain o Klien lain o Kelompok 5. Setelah 10 X interaksi klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : o Orang lain o Kelompok Klien lain Kelompok 4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi 4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi 4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. 4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan. 5.1.Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : Orang lain Kelompok 5.2.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya. 6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial 6.1. Setelah 1 X pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang : o Pengertian menarik diri o Tanda dan gejala menarik diri o Penyebab dan akibat 6.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku menarik diri. 6.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri 6.3. Jelaskan pada keluarga tentang : Pengertian menarik diri Tanda dan gejala menarik diri Penyebab dan akibat menarik diri Cara merawat klien menarik diri

7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik. menarik diri o Cara merawat klien menarik diri 6.2. Setelah 2 X pertemuan keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri. 7.1.Setelah 12x interaksi klien menyebutkan; Manfaat minum obat Kerugian tidak minum obat Nama,warna,dosis, efek terapi dan efek samping obat 7.2.Setelah 15x interaksi klien mendemontrasikan penggunaan obat dgn benar 7.3Setelah 15x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter 6.4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri. 6.5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan 6.6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi. 6.7. Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah sakit. 7.1.Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunan obat 7.2.Pantau klien saat penggunaan obat 7.3.Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar 7.4.Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 7.5.Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal hal yang tidak di inginkan.

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Isolasi Sosial: Menarik Diri Tindakan Keperawatan Untuk Pasien SP 1 1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien 2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berintraksi dengan orang lain 3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain 4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang 5. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang 3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Memberi kesempatan kepada pasien untuk berkenalan dengan dua orang atau lebih 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian Tindakan Keperawatan untuk keluarga SP 1 1. Menjelaskan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien serta proses terjadinya 3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan isolsi sosial SP 2 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien isolasi sosial SP 3 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (dischange planning) 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi Tindakan Keperawatan Untuk Tindakan Keperawatan untuk

Pasien SP 1 1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien 2. Mengidentifikasi isi halusinasi 3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien 4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien 5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi 6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi 7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi 8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan SP 2 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian SP 3 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan pasien dirumah) 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian SP 4 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian keluarga SP 1 1. Menjelaskan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien serta proses terjadinya 3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi SP 2 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien halusinasi SP 3 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat (dischange planning) 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

DAFTAR RUJUKAN Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. Yosep, Iyus., S.Kp., M.Si. 2010. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: PT Refika Aditama.