HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Telur

KARAKTERISTIK PUTIH TELUR ITIK TEGAL

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan bobot telur ayam ras yang disimpan pada suhu ruang

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA UMUR TELUR DAN TARAF PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI ANA RAHMAWATI

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN

KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU).

Pengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur itik umumnya berukuran

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO

II. TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya kecukupan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003). Telur sebagai sumber

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. penyediaan daging itik secara kontinu. Kendala yang dihadapi adalah kurang

LAPORAN PRAKTIKUM II.3 BIOKIMIA (AKKC 223) DENATURASI PROTEIN

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

R E A K S I U J I P R O T E I N

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Perubahan Protein Kasar. Hasil penelitian pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

I. TINJAUAN PUSTAKA. menguapnya gas karbondiosida dari dalam telur (Gaman dan Sherrington, 1994).

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai. Bahan dan Alat Penelitian

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

Handout. Bahan Ajar Korosi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji Pembedaan Segitiga Ikan Teri (Stolephorus sp.) Kering

BAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap 1. Pengomposan Awal. Pengomposan awal diamati setiap tiga hari sekali selama dua minggu.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG.

SEDIAAN PENGERITING RAMBUT

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

;ZM A$ PENYUSUTAN BOBOT, KUALITAS, DAYA DAN KESTABILAN

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK ANGEL FOOD CAKE YANG DIBUAT DARI TEPUNG PUTIH TELUR AYAM HASIL LAMA DESUGARISASI YANG BERBEDA SKRIPSI HEIDY NELSIANA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan perkembangan

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

Macam macam mikroba pada biogas

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruang Suhu lingkungan tempat telur disimpan berkisar mulai dari 25-28 o C dengan kelembaban 62-69%. Kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi kualitas telur. Suhu yang tinggi menyebabkan reduksi jumlah putih telur setelah penyimpanan (Romanoff dan Romanoff, 1963). Menurut Stadelman dan Cotteril (1995), suhu lingkungan selama penyimpanan, lama penyimpanan dan kelembaban yang rendah akan mempercepat penguapan air dari dalam telur sehingga dapat mempercepat terjadinya penyusutan bobot telur. Penyusutan Bobot Telur Telur mengalami penyusutan bobot akibat terjadinya beberapa perubahan selama telur disimpan. Rataan penyusutan bobot telur disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Penyusutan Bobot Telur Ayam Ras Umur Telur Bobot Awal Bobot Akhir Penyusutan... (g )... ( %) 0 58,54 ± 2,88 58,54 ± 2,88 0 0 7 54,63 ± 2,98 54,06 ± 3,00 0,57 1,04 14 51,55 ± 4,39 50,24 ± 4,00 1,31 2,54 21 53,63 ± 4,45 51,38 ± 4,47 2,25 4,19 Data di atas menunjukkan bahwa semakin lama telur disimpan maka persentase penyusutan bobot telur makin besar. Telur mengalami penyusutan bobot akibat terjadinya beberapa perubahan kimia di dalam telur selama disimpan. Menurut Romanoff dan Romanoff (1963), kehilangan berat telur sebagian besar disebabkan terjadinya penguapan air, terutama pada bagian putih telur, dan sebagian kecil oleh penguapan gas-gas, seperti CO 2, NH 3, N 2 dan sedikit H 2 S akibat degradasi komponen organik telur. Rata-rata produksi CO 2 per hari sebesar 3,5 mg. Penyusutan bobot telur selama penyimpanan akan diikuti dengan encernya putih telur karena terjadi penguapan CO 2 dan H 2 O dari dalam telur selama proses penyimpanan. Keadaan ini diikuti dengan rusaknya protein putih telur yaitu globulin yang berperanan besar dalam mengikat udara.

ph Putih Telur Hasil pengukuran ph putih telur ayam ras pada umur dan level penambahan cream of tartar yang berbeda tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Kisaran ph Putih Telur Ayam Ras pada Umur Telur dan Level Penambahan Cream of Tartar yang Berbeda Penambahan Cream of Tartar (%) Umur Telur Ayam Ras (hari) 0 7 14 21 0,0 7,93 8,83 7,98 8,92 8,01 9,09 8,05 9,28 0,8 7,86 8,62 7,88 8,60 8,00 8,88 8,05 8,67 1,6 7,28 7,66 7,78 8,42 7,97 8,69 7,71 8,67 2,4 7,22 7,54 7,77 8,41 7,91 8,47 7,70 8,50 Tabel 4 menunjukkan bahwa ph putih telur segar berkisar antara 7,93 8,83. ph putih telur meningkat seiring dengan bertambahnya umur telur. Telur umur 7 hari ph putih telurnya berkisar antara 7,98 8,92, pada umur 14 hari ph putih telur berkisar antara 8,01 9,09 dan pada umur 21 hari ph putih telur berkisar antara 8,05 9,28. Hal ini terjadi karena penguapan CO 2 dari dalam telur sebagai akibat penguraian senyawa NaHCO 3 menjadi NaOH (Stadelman dan Cotteril 1995). Selanjutnya NaOH ini terurai menjadi ion-ion Na + dan OH -, sehingga meningkatkan ph putih telur sesuai dengan reaksi berikut: NaHCO 3 ----------> NaOH + CO 2 NaOH ----------> Na + + OH - Menurut Mountney (1976), besarnya penguapan CO 2 dan H 2 O akan mempengaruhi peningkatan ph putih telur. Makin lama telur disimpan ph putih telur meningkat. Penambahan cream of tartar pada putih telur dapat menurunkan ph putih telur. Hal ini terlihat pada Tabel 4, ph putih telur menurun seiring dengan peningkatan level penambahan cream of tartar ke dalam putih telur ayam ras, baik pada telur segar maupun pada telur berumur 7, 14, dan 21 hari. 17

Daya Buih Putih Telur Ayam Ras Hasil pengamatan pengaruh umur telur yang berbeda terhadap daya buih putih telur ayam ras tertera pada Tabel 5. Data yang diperoleh tidak memenuhi syarat ANOVA, sehingga data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Tabel 5. Daya Buih Putih Telur Ayam Ras pada Umur Telur yang Berbeda Umur Telur (hari) ph Daya Buih (%) 0 8,29 ± 0,31 688,32±108,52 7 8,83 ± 0,80 671,08± 80,73 14 9,46 ± 0,14 665,74± 94,99 21 9,50 ± 0,07 645,54± 90,19 Dari Tabel 5 terlihat bahwa daya buih putih telur ayam ras semakin menurun seiring dengan bertambahnya umur telur. Hal ini disebabkan peningkatan ph putih telur. Rataan ph pada telur segar adalah 8,29 dan meningkat menjadi 9,5 pada umur 21 hari. Peningkatan ph putih telur akan membentuk ikatan kompleks ovomucinlysozime yang menyebabkan kondisi putih telur menjadi encer. Kondisi ini berpengaruh terhadap daya buih yang terbentuk. Hasil pengamatan penambahan cream of tartar yang berbeda terhadap daya buih putih telur ayam ras tertera pada Tabel 6. Dari Tabel 6 terlihat bahwa pada telur segar, ph tertinggi dengan penambahan cream of tartar sebanyak 0, 0,8, 1,6 dan 2,4% berturut-turut 8,70, 8,57, 7,62, dan 7,32. Daya buih yang tinggi (>600%) diperoleh dari putih telur yang mempunyai ph 8,34 8,70. Pada penambahan cream of tartar 0,8% perubahan ph yang terjadi tidak terlalu besar sehingga sebagian telur masih memiliki ph lebih dari 7,98 dan menghasilkan daya buih yang tinggi, sedangkan penambahan cream of tartar 1,6 dan 2,4% menyebabkan ph menjadi kurang dari 8,00 dan daya buih yang dihasilkan rendah. Namun demikian, daya buih tertinggi pada telur segar diperoleh dari putih telur yang tanpa penambahan cream of tartar. 18

Tabel 6. Daya Buih Putih Telur Ayam Ras pada Penambahan Cream of Tartar yang Berbeda Umur Telur (hari) Level Cream of Tartar (%) ph Daya Buih (%) 0 0,0 7,33 517,65 8,26 8,70 617,02 850,00 0,8 7,89 574,47 8,34 8,57 659,90 729,00 1,6 7,25 7,62 408,00 550,00 2,4 7,28 7,32 446,81 475,00 7 0,0 7,51 7,80 525,00 575,00 8,27 9,00 600,00 794,87 0,8 7,81 7,88 525,00 550,00 8,11 8,71 600,00 725,00 1,6 7,70 7,84 525,00 550,00 8,27 8,60 600,00 675,00 2,4 7,74 7,86 525,00 575,00 8,25 8,45 600,00 625,00 14 0,0 7,03 7,61 425,00 550,00 8,21 9,00 600,00 790,00 0,8 7,85 571,43 8,00 8,97 600,00 815,79 1,6 8,20 8,72 628,57 766,67 2,4 7,78 7,88 500,00 575,00 7,98 8,62 600,00 650,00 21 0,0 8,21 9,28 600,00 750,00 9,35 9,50 571,43 465,12 0,8 7,98 600,00 8,00 8,87 604,44 714,29 1,6 7,18 7,84 325,00 524,00 8,38 8,82 600,00 650,00 2,4 7,27 7,82 333,33 582,86 8,10 8,35 600,00 628,57 19

Pada telur berumur 7 hari, ph tertinggi dengan penambahan cream of tartar 0, 0,8, 1,6 dan 2,4% masing-masing sebesar 9,00, 8,71, 8,60 dan 8,45. Daya buih yang tinggi (>600%) diperoleh dari putih telur yang mempunyai ph 8,11 9,00. Pada penambahan cream of tartar 0,8; 1,6 dan 2,4% perubahan ph yang terjadi tidak terlalu besar sehingga sebagian telur masih memiliki ph lebih dari 8,00 dan menghasilkan daya buih yang tinggi. Daya buih putih telur pada ph yang berkisar antara 7,51 7,88 termasuk rendah, yakni 525,00; 550,00 dan 575,00%. Namun demikian, daya buih tertinggi pada telur berumur 7 hari diperoleh dari putih telur yang tanpa penambahan cream of tartar. Pada telur umur 14 hari, ph tertinggi dengan penambahan cream of tartar 0, 0,8, 1,6 dan 2,4% berturut-turut adalah 9,00, 8,97, 8,72, 8,62. Daya buih yang tinggi diperoleh dari putih telur yang mempunyai ph 8,00 9,00. Penambahan cream of tartar 0,8 dan 1,6% menyebabkan penurunan ph sehingga ph berada pada kisaran 8,00 8,97. Pada kisaran ph tersebut menghasilkan daya buih yang tinggi. Penambahan cream of tartar 2,4% menyebabkan sebagian dari jumlah telur yang diamati, putih telurnya memiliki ph antara 7,18 7,88, sehingga menghasilkan buih yang rendah. Namun demikian, dari Tabel 6 daya buih tertinggi pada telur umur 14 hari diperoleh dari putih telur dengan penambahan cream of tartar 0,8%. Pada telur umur 21 hari, ph tertinggi dengan penambahan cream of tartar 0, 0,8, 1,6 dan 2,4% berturut-turut adalah 9,50, 8,35, 8,87, 8,82. Daya buih tinggi diperoleh dari putih telur yang mempunyai ph 8,10 9,28. Penambahan cream of tartar 0,8% menurunkan ph putih telur sehingga dapat meningkatkan daya buih. Pada penambahan cream of tartar 1,6 dan 2,4% penurunan ph yang terjadi tidak terlalu besar sehingga sebagian dari jumlah telur yang diamati masih memiliki ph >7,98 dan menghasilkan daya buih yang tinggi. Telur yang memiliki ph kurang dari 7,98 atau lebih dari 9,28 menghasilkan daya buih yang rendah (<600%). Daya buih yang tinggi (>600%) pada penelitian ini diperoleh pada ph yang berkisar antara 7,98 9,28. Putih telur yang mempunyai ph kurang dari 7,98 lebih dari 9,28 daya buihnya rendah. Penambahan cream of tartar membantu menurunkan ph putih telur hingga mendekati ph optimum untuk membentuk buih. Menurunnya ph putih telur hingga mendekati ph optimum dapat menyebabkan renaturasi protein sehingga protein yang terbuka karena terdenaturasi sebagai akibat lama penyimpanan 20

akan kembali menjadi native protein, sehingga daya buih yang dihasilkan dapat kembali meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Lehninger (1992) bahwa protein globular yang terdenaturasi oleh panas atau ph ekstrim akan kembali ke struktur aslinya dan memperoleh kembali aktivitas biologinya, jika protein ini didinginkan atau dikembalikan ke ph normalnya secara perlahan-lahan. Gambar 4 menunjukkan grafik daya buih putih telur dengan penambahan cream of tartar. Daya Buih (%) 800 700 600 500 400 300 200 100 0 0 7 14 21 Umur Telur (hari) Keterangan: 0% 0.8% 1.6% 2.4% Gambar 4. Grafik Daya Buih Putih Telur Ayam Ras dengan Penambahan Cream of Tartar Kestabilan Buih Telur Ayam Ras Hasil pengamatan penambahan cream of tartar pada umur telur yang berbeda terhadap tirisan buih putih telur ayam ras disajikan pada Tabel 7. Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa putih telur ayam ras mempunyai kestabilan buih yang terus menurun seiring dengan bertambahnya umur telur. Hal ini terlihat dari presentase tirisan buih yang semakin meningkat seiring bertambahnya umur telur. Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan ph putih telur selama proses penyimpanan, yakni hingga berkisar antara 8,05 9,28. 21

Tabel 7. Tirisan Buih Putih Telur Ayam Ras pada Umur Telur dan Level Penambahan Cream of Tartar yang Berbeda Penambahan Umur Telur Ayam Ras (hari) Cream of Tartar (%) 0 7 14 21.(%) 0,0 2,51 4,72 3,06 4,30 3,09 4,73 3,19 4,93 0,8 1,36 2,92 1,56 3,02 0,56 1,17 1,03 3,71 1,6 1,85 3,85 1,58 3,68 0,71 1,53 1,28 4,42 2,4 2,58 3,76 2,09 3,67 1,08 2,68 1,55 3,89 Peningkatan ph putih telur menyebabkan rusaknya jala-jala ovomucin sehingga putih telur menjadi encer. Kondisi ini menyebabkan kestabilan buih putih telur semakin menurun, karena ovomucin merupakan protein putih telur yang berfungsi menstabilkan struktur buih. Sirait (1986) menyatakan bahwa semakin banyak kandungan ovomucin maka semakin tinggi kestabilan buihnya. Penambahan cream of tartar pada putih telur ayam ras umur 0, 7, 14 dan 21 hari berperan dalam menurunkan persentase tirisan buih pada level penambahan 0,8%, sehingga kestabilan buihnya tinggi. Hal ini terjadi karena penambahan cream of tartar pada putih telur ayam ras dapat menurunkan ph hingga mencapai ph optimum untuk menghasilkan buih yang stabil. Seideman (1963) menyatakan bahwa cream of tartar mempunyai kemampuan untuk mempertahankan ikatan antara udara dengan rantai polipeptida yang terbuka sehingga dapat meningkatkan kestabilan buih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan cream of tartar pada putih telur ayam ras umur 0, 7, 14 dan 21 hari, dapat menurunkan ph hingga mencapai ph optimum untuk menghasilkan kestabilan buih yang tinggi, yakni pada ph berkisar antara 8,00 9,00. Gambar 5 menunjukkan grafik tirisan buih putih telur dengan penambahan cream of tartar. 22

Tirisan Buih (%) 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 0 7 14 21 Umur Telur (hari) Keterangan: 0% 0.8% 1.6% 2.4% Gambar 5. Grafik Tirisan Buih Putih Telur Ayam Ras dengan Penambahan Cream of Tartar 23