III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

III. MATERI DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstraksi terhadap 3 jenis sampel daun pidada menghasilkan ekstrak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2010, di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan eksplorasi. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

Koloni bakteri endofit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi Dasar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

Lampiran 1. Pengambilan Sampel Daun Rhizophora mucronata Lamk. dari Kawasan Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara.

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Lampung dan Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: termometer, analytical balance, timbangan digital, mikro pipet, gelas ukur, autoklaf, oven, lemari es, neraca, jangka sorong, mikro pipet, lampu bunsen, inkubator, colony counter, cawan petri, tabung reaksi 5 ml, labu erlenmeyer 500 ml dan 250 ml, spreader, pipet tetes, jarum ose, lampu bunsen, hot plate, strirer magnetic, semproitan alkohol, aluminium foil, plastik wreaping, pisau, blender, saringan, laminary flow, botol semprot, corong, kamera digital, mikroskop digital, alat ekstraksi (mixer dan sentrifugate), karet gelang, masker, sarung tangan, pisau, korek api, alat tulis, karung. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah inokulum murni bakteri A. salmonicida dan V. harveyi, daun mangrove, PBS, media TSA 0% dan TSA 2,5%, Muller Hinton Agar (MHA), NaCl, Alkohol 70%, alumunium

foil, kertas saring, kapas, kertas cakram, kertas pembungkus, kertas label dan aquades steril. C. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu jenis sampel (S) dan perbedan pelarut (P). Faktor 1 : Jenis Sampel S 1 = pucuk daun/daun segar S 2 = daun tua S 3 = daun rontok Faktor 2 : jenis pelarut P1= metanol P2= etil aseta P3= hexana X ijk i j ij k ijk Keterangan : X ijk = pengamatan pada taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B, dan ulangan ke-k = nilai tengah populasi i j = pengaruh tertambah taraf ke-i faktor A yg diukur sbg simpangan dari, i = 0 = pengaruh tertambah taraf ke-j faktor B yg diukur sbg simpangan dari, j = 0 ( ) ij = pengaruh tertambah persitindakan A i x B j, ( ) ij = ( ) ij = 0 k = pengaruh klompok ke-k ijk = pengaruh galat acak, ijk ~ N (0, 2 )

D. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian terbagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1) Tahap persiapan, meliputi: sterilisasi alat dan bahan, penyiapan sampel (ekstrak), penyiapan bakteri kultur. 2) Tahapan pelaksanaan, meliputi : uji in vitro dengan metode MIC 3) Tahap pengamatan: meliputi seberapa lebar daya hambat ekstrak daun mangrove (Rhizophora mucronata) terhadap bakteri A. salmonicida dan V. harveyi. D.1. Tahap Persiapan a. Sterilisasi alat dan bahan Sterilisasi merupakan usaha yang dilakukan untuk membebaskan alat dan bahan dari mikroorganisme kontaminan, dapat dilakukan dengan cara mencuci alat dan bahan yang akan digunakan sampai bersih tunggu sampai kering dan bungkus menggunakan kertas kopi, hal ini bertujuan untuk mencegah alat-alat tersebut terkena air, selanjutnya masukan alat-alat tersebut ke dalam autoklaf dengan suhu 121 0 C, tekanan 1 atm selama 15-20 menit. b. Penyiapan Sampel (Ekstrak) Pembuatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode maserasi yaitu bagian daun yang akan digunakan adalah pucuk daun, daun tua dan daun kering. Daun dicuci sampai bersih kemudian dikeringkan pada suhu ruangan dengan bantuan cahaya matahari sampai kering, selanjutnya daun dihaluskan dengan menggunakan blender dan diayak dengan saringan sampai didapatkan bubuk halus. Bubuk daun mangrove disimpan dalam tempat tertutup pada suhu kamar dan tidak terkena sinar matahari langsung.

Proses ekstraksi dilakukan dengan melarutkan 250 gram bubuk daun mangrove dan tiga macam larutan yaitu metanol, etil asetat, dan hexan. Campurkan dengan bubuk daun mangrove. Kemudian hasil seduhan disaring dengan menggunakan kertas saring supaya didapatkan ekstrak berupa cairan yang siap digunakan. Pada proses maserasi pelarut akan menembus dinding sel dan akan masuk ke dalam rongga sehingga komponen bioaktif akan larut. Adanya perbedaan konsentrasi diantara larutan komponen bioaktif di dalam sel dengan di luar sel maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut terjadi berulangkali hingga terjadi keseimbangan antara larutan diluar dengan didalam sel (Nur dan Adijuana, 1989). c. Penyiapan Bakteri Kultur Bakteri A. salmonicida dan V. harveyi diambil dari kultur murni (24 jam) lalu diinokulasikan pada media agar yang berbeda dalam cawan petri yang telah diberi label. Isolat dengan kepadatan 10 7 cfu/ml diambil sebanyak 0,1 ml menggunakan mikropipet dan disebar menggunakan batang kaca penyebar kemudian cawan petri diinkubasi selama 24 jam (Meylia, 2010). D.2. Tahap Pelaksanaan Pengujian Antibakteri a. Uji in vitro Uji in vitro dilakukan untuk melihat aktivitas antibakteri dari ekstrak daun mangrove terhadap bakteri A. salmonicida dan V. harveyi uji ini dilakukan dengan menggunakan uji MIC. MIC merupakan konsentrasi terendah bahan antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Metode pengujian MIC

merupakan salah satu metode yang biasa digunakan dalam pengujian aktivitas zat antimikroba secara in vitro. Metode ini dilakukan dengan cara menentukan konsentrasi terendah dari zat tersebut yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme yang diuji. Uji MIC dilakukan dengan cara membuat larutan ekstrak dengan konsentrasi 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm. Metode yang digunakan adalah serial tube dillution, mula-mula sediakan tabung reaksi dan masukan media MHB (muller hilton broth) sebanyak 4,9 ml dan masukan ekstrak secara berseri dengan konsentrasi berturut-turut 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm dan 500 ppm pada masing masing tabung dan inokulasikan bakteri masing masing dengan kepadatan 10 7 cfu/ml. Juga digunakan kontrol positif (+) dan negatif (-) sebagai pembanding. Setelah waktu inkubasi selama kurang lebih 24 jam, Uji MIC dipengaruhi oleh jenis organisme, ukuran inokulum, komponen media kultur, waktu inkubasi, serta kondisi inkubasi berupa suhu, ph atau aerasi (Schegel and Schmidt, 1994). Aktivitas antimikroba ditentukan dengan mengukur diameter hambatnya, yaitu daerah bening yang terbentuk di sekitar kertas cakram. Antimikroba dikatakan memiliki aktivitas yang tinggi terhadap mikroba apabila nilai konsentrasi penghambatan bakteri yang terendah (MIC) kecil, tetapi mempunyai diameter penghambatannya besar (Irianto, 2007). Suatu bahan dikatakan mempunyai aktivitas antibakteri apabila diameter hambatan yang terbentuk lebih besar atau sama dengan 6 mm (Bell, 1984). Uji antibakteri dilakukan dengan metode paper disc. Media TSA yang sudah steril diambil, kemudian biakan

A. salmonicida dan V. harveyi. Umur 24 jam ditanam pada TSA, kedua bakteri uji masing-masing diambil sebanyak 1 ml, kemudian suspense dan masukkan ke dalam cawan petri dan diratakan dengan grigalsky, selanjutnya potongan kertas yang telah dicelupkan pada ekstrak daun mangrove ditempatkan pada tiap-tiap media bakteri tersebut. Setelah itu semua biakan diinkubasikan selama 24 jam (Meylia, 2010). Setelah 24 jam biakan tersebut diamati ada tidaknya daerah hambatan (daerah jernih yang tidak ditumbuhi bakteri uji), kemudian daerah hambatan yang terbentuk diukur diameternya (diameter keseluruhan dikurangi diameter paper disc 6 mm (Ambarwati, 2007). Dari hasil inkubasi uji MIC selanjutnya ditanam pada media TCBS atau TSA 2,5% dengan cara spreader dan diamati pertumbuhannya selama kurang lebih 24 jam. Selanjutnya koloni bakteri yang tumbuh dilakukan perhitungan dengan bantuan alat bakteri colony counter. b. Uji LC-50 Uji LC-50 dilakukan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak yang dapat menyebabkan kematian bakteri uji sebanyak 50% dari populasi awal, yaitu 10 7 CFU/ml. menggunakan 5 konsentrasi, yaitu 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm dan 500 ppm. Uji LC 50 dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: b = xy (1 n ) x y x 1 n ( x) = 1 ( y x) 5 = 5 a b (Finney, 1971)

Daun mangrove Ekstraksi metode maserasi (24 jam) Perlakuan I (berdasarkan jenis daun) (Pucuk, Tua, Kering) Perlakuan II (berdasarkan tingkat kepolaran) (Metanol, Etil asetat, Hexan) Saring/filtrasi menggunakan kertas saring Evaporasi/kering angin Crude ekstrak Pengamatan I Rendemen Warna Crude ekstrak Uji Antibakteri in vitro MIC A. salmonicida, V. harveyi Mendapatkan senyawa paling aktif Perhitungan LC 50 Hasil penelitian (Antibakteri ekstrak daun Rhizophora mucronata) Gambar 5. Tahapan penelitian

D.3. Tahap Pengamatan Tahap pengamatan dilakukan dengan mengamati lebar daya hambat atau zona bening yang terbentuk pada ekstrak daun mangrove terhadap bakteri A. salmonocida dan V. harveyi dan mengamati tingkat kekeruhan pada tabung reaksi dan dilihat pada batas konsentrasi berapa bakteri masih dapat tumbuh pada tabung reaksi. E. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian (Rendeman, Zona hambat, Uji TPC) dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam pada selang kepercayaan 95%. Apabila dalam analisis didapat hasil yang berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada selang kepercayaan 95%.