PENGANTAR PENELITIAN PRODI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS TELKOM UNIVERSITY SEMESTER GENAP 2016-2017 METODE PENELITIAN KOMUNIKASI
SEJARAH LAHIRNYA PENELITIAN DAN BERKEMBANGNYA ILMU PENGETAHUAN
FASE PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN MITOS PENGETAHUAN ILMU PENGETAHUAN-PENELITIAN
Manusia mencoba memahami alam melalui mitos
Fase mitos Fase logos
PENGETAHUAN Rasa ingin Tahu. Manusia itu pada dasarnya KEPO? Sumber Pengetahuan- Bagaimana kita mendapatkan pengetahuan yg benar? Rasio Pengalaman Intuisi Wahyu Rasio = Kebenaran diperoleh dari idealisme yg diperoleh sejak dulu. Lalu bagaimana cara mengevaluasi bahwa itu benar? Bersifat subjektif Empiris = Keterbatasan Indra Intuisi = tidak menggunakan nalar Wahyu = bersumber dari Ilahi
Manusia terus berupaya mencari penjelasan di balik kemisteriusan alam semesta. Kepercayaan pada mitos adalah upaya dalam mengontrol alam - semesta
500 SM di daerah Miletos, Asia Minor, seorang bernama Thales berpendapat bahwa alam semesta ini terbuat dari air. Thales mencari asal usul alam semesta dari unsur-unsur di dalam alam semesta itu sendiri Manusia mulai menuju fase logos
Pasca pemikiran Thales, ada pula Anaximandros, Anaximenes, Pythagoras, Demokritos, Heraklitus, Parmenides, Xenophanes, dan Protagoras mencoba menalar hal-ikhwal alam semesta ini dengan rasionya sendiri. Tidak bersandar pada mitos-mitos yang dogmatis
Descartes: Sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal (rasio) Pengalaman (empiris) hanya berfungsi meneguhkan pengetahuan yang dierpoleh oleh akal Akal dapat menurunkan kebenaran bagi dirinya sendiri Yang inderawi harus bersikap secara raguragu karena ia menyesatkan, tidak pasif, relative, dan berubah-ubah Akal tidak memerlukan pengalaman indrawi
Francis Bacon hidup di masa Renaisans sekitar abad ke-17, menulis buku berjudul Novum Organum (1620) metode induktif - melihat kejadian-kejadian partikular secara berulang-ulang Membuang perasaan-perasaan dan godaan norma-norma dalam masyarakat agar objektif Pokok pikiran Dunia suatu keseluruhan sebab-akibat Perkembangan akal ditentukan oleh perkembangan pengalaman empiris Sumber pengetahuan adalah kebenaran nyata Pengetahuan datang dari pengalaman pasif waktu pertama kali pengetahuan didapatkan Akal tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri Awal digunakan prosedur ilmiah
Galileo Galilei: Ukurlah sesuatu yang dapat diukur dan buatlah menjadi terukur sesuatu yang tidak dapat diukur.
Dunia = Jam Tugas ilmuwan: menelaah cara kerja jam tersebut, bukan cara kerja Tuhan yang ada di baliknya Yakinan bahwa suatu saat segala sesuatu di dunia ini dapat dijelaskan lewat pendekatan ilmiah yang matematis dan terukur
August Comte (1798 1857) Auguste Comte: kepastian demi kepastian dapat juga ditemukan dalam fenomena sosial. Ia percaya bahwa dalam kehidupan manusia juga ada pola-pola objektif seperti yang dipunyai oleh alam semesta sosiologi dipandang sebagai fisika tingkat lanjut.
August Comte (1798 1857) The Positive Philosophy (1971). Manusia memiliki tiga metode berfikir filosofis, yaitu: teologis (fictitious), metafisis (abstrak), dan saintifik (positive) Metode berfikir positif, atau saintifik: Mencari vain after absolute notions. Mencari asal usul dan tujuan alam semesta, dan hukum-hukum tentang alam. Yang sekarang kita fahami sebagai fakta. Yang menjelaskan hubungan antara satu fenomena dan yang lainnya, dalam sebuah fakta yang dapat digeneralisasikan. Dimana dapat dilanjutkan untuk membangun sebuah sains. Filsafat positif memandang setiap fenomena secara tersendiri, dari sebuah fakta general
Karl Popper
Characteristic of positivism Social phenomena can be explained by observing cause and effect this approach aims to test an existing theory, by establishing a hypothesis Popper called this research approach the hypotheticodeductive method It is a theory-then-research approach, meaning that our research question and strategy is guided by an a priori theoretical proposition Data is collected so that the initial theory can be tested
Filsafat penelitian Khasanah Ilmu Hipotesis Deduktif/ Rasional Induktif/ Empiris Hasil penelitian Penelitian Percobaan
Sifat ingin tahu manusia man is curious animal Berfikir-nalar pengetahuan Mencari kebenaran (berfilsafat) Ontologis Epistemologis Apa? Bagiamana? ilmu Aksiologis Untuk apa?
Metode berfikir ilmiah everiday research Intuisi Anggapan umum (common sense) Tidak ada aturan (casual) Dilakukan setiap saat Pilih-pilih Kebetulan Fokus pada keputusan pribadi scientific research Berdasaran teori Terstruktur Ada aturan ketat yang sistematis Terencana Objektif, tidak memihak Pemikiran ilmiah Fokus pada pengetahuan tentang realitas
Menurut Henry Mannaheim, riset dalam ilmu pengetahuan adalah: an inter-subjective, accurate, systematic analysis of determinate of body empirical data, in order to discover recurring relationship among phenomena Riset bertujuan menemukan hubungan diantara fenomena melalui analisis yang akurat dan sistematik terhadap data empiris. Dimana, ilmu pengetahuan bertujuan untuk menjelasakan suatu fakta, dan memahami hubungan antar fakta
Method refers to the range of techniques that are available to us to collect evidence about the social world Methodology, however, concerns the research strategy as a whole, including as Seale (1998) notes, the political, theoretical and philosophical implications of making choices of method when doing research. (To this we might add the need to consider the ethical implications and consequences of our research, negotiating access to the field, and the role of values both those of the author and those who have the power to impose some control over the research agenda)
Karakteristik metode ilmiah Bersifat publik Tergantung pada informasi yang tersedia secara bebas Riset harus menginformasikan metode risetnya kepada yang lain Terbuka terhadap koreksi dan verifikasi Objektif Aturan-aturan ekplisit dan prosedur mengikat penelitian Berhubungan dengan fakta-fakta daripada interpretasi Empirikal Penelitian lebih memerhatikan pada dunia yang dapat diketahui atau yang secara potensial dapat diukur Menolak metafisikal dan penjelasan-penjelasan yang non-sensikal Konsep harus didefinisikan secara jelas Framing dan definisi operasional untuk memperjelas apa yang diteliti dan bagaimana menelitinya Sistematik dan kumulatif Review literatur ilmiah konsistensi Prediktif Memprediksi perilaku Kemampuan memprediksi fenomena atau peristiwa
Struktur penelitian ilmiah Perumusan masalah Kerangka pemikiran (landasan teori) Deduksi hipotesis (kesimpulan yang masih terus diuji) Pengujian hipotesis (pencarian fakta) Penarikan kesimpulan
Proses penelitian ilmiah
Objek formal ilmu komunikasi: segala produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia Maka, ruang lingkup riset komunikasi adalah berkaitan dengan produksi pertukaran pesan dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia