PERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN"

Transkripsi

1 PERTEMUAN 2 PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 2.1 Menjelaskan hakikat pengetahuan Menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan Menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian B. URAIAN MATERI Tujuan Pembelajaran 2.1: Menjelaskan hakikat pengetahuan Manusia adalah makhluk sosial yang selalu ingin tahu apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Rasa keingintahuan inilah yang menjadi magnet bagi manusia untuk mendapatkan informasi penjelasan dari berbagai macam peristiwa yang terjadi di lingkungannya tersebut. Informasi penjelasan ini bisa dikatakan sebagai pengetahuan (Seniati, dkk., 2015: 1). Hal tersebut membuat manusia berada pada kondisi sebagai masyarakat informasi (information age). Pengetahuan digunakan manusia untuk tetap eksis dengan dunia ini dan manusia lainnya. Pengetahuan menyebabkan manusia bisa bertahan hidup, menemukan hal baru untuk terus berkembang, dan menyebabkan manusia bisa berada pada posisi yang lebih tinggi dari makhluk hidup lainnya. Namun secara kultural, pengetahuan manusia memang ada, tetapi kebenarannya tetap berada di bawah syarat-syarat eksistensi manusia.

2 Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan runtut serta melalui metode ilmiah. Metode ilmiah atau metode penelitian adalah langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan. Langkah-langkah tersebut meliputi: 1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah. 2. Menyusun kerangka berpikir. 3. Merumuskan hipotesis. 4. Menguji hipotesis. 5. Menarik kesimpulan. Dengan kata lain, metode ilmiah adalah cara memperoleh dan menyusun pengetahuan. Jadi bisa diibaratkan bahwa pengetahuan adalah bahan yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Adapun menurut Helmstadter (dalam Christensen, 2001) menyatakan bahwa ada 6 cara manusia untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu: 1. Tenacity Metode ini berdasarkan pada kebiasaan atau takhayul di masyarakat yang seolah-olah seperti sebuah fakta, sehingga kita terarah untuk meyakininya secara kontinu. Pengetahuan dirasa benar karena kita terus mempercayainya. Contoh tenacity adalah sebagai berikut: Nana Supriyatna mempunyai sebuah baju ajaib pemberian kakaknya, yang menurutnya dapat membuatnya selalu mendapat nilai bagus dalam ujian. Hal ini terjadi karena selama ini, dirinya sering gagal ujian karena memakai baju yang berbeda. Namun, ketika mengerjakan ujian kalkulus yang dianggapnya paling sulit, dengan baju pemberian kakaknya itu, ia berhasil lulus dengan nilai yang bagus. Karena itu Nana Supriyatna menganggap bajunya itu ajaib sehingga ia senang jika ujian menggunakan baju tersebut dan ternyata selalu berhasil.

3 Kekukuhan pendapat (tenacity) terjadi karena Nana Supriyatna percaya bahwa baju itu selalu membuatnya berhasil ujian. Kekukuhan pendapat juga terjadi pada masyarakat atau suku tertentu. Contohnya, orang Sunda percaya bahwa jika bangun kesiangan maka tidak akan kebagian rezeki. Metode ini punya kelemahan: (1) terkadang tenacity tidak sesuai dengan kenyataan, (2) Tidak adanya mekanisme untuk mengevaluasi tenacity yang bertentangan dengan kenyataan. Namun demikian, walaupun metode ini mempunyai kelemahan, bukan berarti metode ini tidak dipakai dalam penelitian ilmiah. Tenacity terjadi bila peneliti sangat yakin bahwa pendapat atau hipotesisnya benar, meskipun banyak dikritik berbagai pihak, misalnya teori dari Freud yaitu teori Psikoanalisa. 2. Authority Metode ini berdasarkan pada pendapat yang dianggap berkuasa atau memiliki otoritas. Pengetahuan ini dipaksakan oleh para tokoh yang berkuasa karena memiliki kekuatan untuk memaksa dan memberi sanksi bagi yang menolaknya. Contoh authority adalah sebagai berikut: Sibuea adalah pemimpin jemaat pondok nabi, ia meramalkan bahwa kiamat terjadi tanggal 10 November Oleh karena itu, ia memerintahkan pengikutnya untuk menyerahkan seluruh hartanya dan berkumpul di Baleendah, Bandung. Para pengikutnya mempercayainya dan berkumpul sambil menyanyi dan menari tanggal 9 November 2003 untuk menyambut datangnya kiamat. Namun, hingga saat ini belum terjadi kiamat. Metode ini punya kelemahan, yaitu pengetahuan yang didapat dari pihak otoritas belum tentu benar atau tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya lagi, ketika seorang mahasiswa yang berkonsultasi tentang masalah penelitiannya dengan seseorang yang ahli dalam bidangnya, maka pendapat dari seorang ahli tersebut dianggap benar dan dipercayainya begitu saja.

4 3. Intuition Metode ini dilakukan tanpa melalui proses penalaran (reasoning) atau pengambilan kesimpulan yang benar. Metode ini sesuai akal sehat dan mementingkan penjelasan pribadi. Contoh intuition adalah sebagai berikut: Suatu hari, Abel sedang mengendarai motornya menuju sekolah melalui jalan yang biasa ia lalui. Namun, entah kenapa tiba-tiba ia berpikir bahwa jalan tersebut akan macet dan ia akan telat untuk datang ke sekolah. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk lewat jalan lain dan ternyata ia tidak telat datang ke sekolah. Metode ini punya kelemahan, yaitu (1) tidak dapat memisahkan antara pengetahuan yang akurat dengan yang tidak akurat, (2) Bersifat self evident. Penggunaan metode intuisi terjadi ketika peneliti membentuk hipotesis. 4. Rationalism Metode ini dikenal sebagai metode deduktif karena mengandalkan pemikiran rasional yang pembuktiannya akan dicari pada situasi sehari-hari. Metode ini sering diapaki oleh para filsuf. Contoh rationalism adalah sebagai berikut: Aristoteles adalah seorang filsuf terkenal, ia menyatakan bahwa secara logika, benda yang lebih berat akan jatuh lebih dahulu dari pada benda yang lebih ringan jika dijatuhkan dari ketinggian yang sama. Secara logika, pendapat ini dapat diterima sebagian orang, bahkan sampai sekarang. Pendapat Aristoteles tersebut tampak benar, namun ketika di uji ternyata pendapat tersebut tidak benar. Walaupun demikian, metode ini adalah bagian penting dalam ilmu. Rasionalisme digunakan saat peneliti menghubungkan teori-teori untuk dijadikan hipotesis, karena jika peneliti tidak menggunakan

5 rasionalisme dalam merumuskan landasan teorinya maka penelitian tersebut dianggap tidak berdasar ilmiah. 5. Empiricism Metode ini mengutamakan metode rasionalisme dan intuisi. Metode ini menganggap bahwa suatu hal dianggap benar jika sesuai pengalaman atau hasil observasi. Metode ini dikenal sebagai metode induktif karena membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman. Contoh empiricism adalah sebagai berikut: John Locke membuat tiga percobaan dengan tiga buah ember: ember pertama diisi air hangat, ember kedua diisi air hangat dan dingin, dan ember ketiga diisi dengan air dingin. Seseorang diminta memasukkan tangan kanannya ke ember pertama dan tangan kirinya di ember ketiga. Pasti tangan kanannya hangat dan tangan kirinya dingin. Setelah itu, secara bersama kedua tangannya dimasukkan ke dalam ember kedua sehingga terasa tangan kananya terasa sejuk dan tangan kirinya terasa hangat, padahal sama-sama ada di ember yang sama. Contoh di atas membuktikan bahwa persepsi dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dan setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda-beda sehingga empirisme tidak selalu sesuai dengan kenyataan. 6. Science Metode ini adalah metode yang terbaik untuk mendapat pengetahuan, karena berusaha sedekat mungkin memperoleh informasi dengan kenyataan. Metode ini disebut juga sebagai a method or logic of inquiry. Metode ini adalah metode yang menggabungkan antara metode rasionalisme dan metode empirisme. Dalam metode ini, pengetahuan diperoleh secara objektif, terkontrol, sistematis, dan bisa diuji melalui metode induktif dan metode

6 deduktif. Metode ilmiah juga bersifat self-correction sehingga pengetahuan yang didapatkan bisa dikembangkan dan bisa diperbaiki. Tujuan Pembelajaran 2.2: Menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan Ilmu bukan hanya sebatas sebuah pengetahuan, melainkan mengumpulkan kumpulan pengetahuan yang dapat diuji menggunakan metode ilmiah. Manusia mendapatkan ilmu setelah mereka menelusuri lebih jauh pengetahuanpengetahuan yang sudah didapatkannya. Hal tersebut dilakukan karena ilmu pengetahuan dibutuhkan untuk meraih kemajuan dan perkembangan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan melakukan pengendalian tentang suatu hal. Jadi, ilmu pengetahuan adalah sekumpulan pengetahuan dalam bidang tertentu yang disusun secara sistematis menggunakan metode keilmuan, sehingga dapat dipelajari dan diajarkan serta bernilai guna. Menurut Conant (Seniati, dkk., 2005: 15) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kumpulan skema konseptual yang saling berkaitan, yang kemudian dikembangkan sebagai bagian output dari eksperimen dan observasi. Lebih lanjut, J. B. Connant, Kerlinger, dan Lee (2000) serta Guigan (1990) menyimpulkan ada 2 pandangan tentang ilmu, yaitu pandangan statis dan pandangan dinamis. Pandangan statis menyatakan bahwa ilmu merupakan bagian aktivitas untuk menambah informasi yang telah ada sebelumnya secara sistematis terhadap dunia. Sedangkan pandangan dinamis, memandang ilmu sebagai keseluruhan bagian aktivitas yang dilakukan ilmuwan sehingga pengetahuan sekarang diperlukan untuk sebuah teori dan penelitian lanjutan guna menemukan hal baru, terutama menemukan pemecahan masalah, maka pandangan ilmu pengetahuan ini juga disebut sebagai pandangan heuristik.

7 Ilmu Pengetahuan Statis Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang terintegrasi. Ilmu berfungsi untuk menemukan fakta-fakta baru dan menambahkannya pada pengetahuan sebelumnya dalam rangka mengembangkan pengetahuan tersebut. Dinamis Ilmu adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menemukan variabel-variabel yang berperan penting dalam kehidupan, mencari hubungan antara variabel-variabel tersebut dan menemukan hukum atau aturan yang bisa menjelaskan hubungan tersebut. Ilmu berfungsi untuk membangun hukum-hukum umum mengenai tingkah laku dari kejadian empiris, sehingga memungkinkan ilmuwan untuk menghubungkan pengetahuan mengenai kejadiankejadian yang telah diketahui dan membuat prediksi yang reliabel mengenai kejadian yang belum diketahui. Gambar dua pandangan ilmu pengetahuan (Seniati, dkk., 2005: 15) Syarat ilmu pengetahuan adalah memiliki objek dan metode ilmiah, atau memiliki aspek-aspek sebagai berikut: 1. Aspek ontologis, yaitu aspek yang berkaitan dengan apa yang dipelajari objek studi. Aspek ini berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan atau apa yang menjadi sebuah masalah. Contoh aspek ontologis dalam ilmu ekonomi adalah perilaku manusia yang dihadapkan pada

8 persoalan sumber daya manusia yang terbatas dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. 2. Aspek epistimologis, yaitu aspek yang berkaitan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya dengan menggunakan metode keilmuan tertentu yang ditunjang oleh sarana pemikiran ilmiah. 3. Aspek aksiologis, yaitu aspek yang berkaitan dengan kegunaan ilmu. Nilai guna ini bisa dilihat secara positif dan normatif. Secara positif, ilmu berguna untuk menjelaskan, mendeskripsikan, dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai dengan objek studi yang dipelajari. Secara normatif, ilmu berguna untuk mengendalikan berbagai fenomena ke arah yang dikehendaki. Ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengembangkan prinsip-prinsip yang akan digunakan manusia untuk memecahkan masalah hidupnya dan untuk memahami dunia dimana manusia tinggal. Tujuan ini berlaku untuk masyarakat umum dan masyarakat awam. Ilmu pengetahuan tidak mengamati gejala secara superficial, melainkan menuntut adanya pengujian, pembentukan gambaran jelas tentang gejala tersebut, sehingga diharapkan bisa memprediksi gejala yang terjadi di masa depan serta bisa mengontrol gejala tersebut. Cristensen (Seniati, dkk., 2005: 16) menyebutkan ada empat tujuan ilmu pengetahuan, yaitu: 1. Description, artinya ilmu pengetahuan bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai suatu gejala secara tepat. 2. Explanation, artinya ilmu pengetahuan bertujuan untuk memecahkan masalah manusia. 3. Prediction, artinya ilmu pengetahuan bertujuan untuk memprediksi atau meramalkan gejala yang pernah terjadi dengan munculnya gejala yang sama di masa depan dengan melihat variabel-variabel penyebabnya.

9 4. Control, artinya ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengendalikan munculnya gejala atau tingkah laku tertentu guna menekan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif dari gejala tersebut. Sesuai dengan karakteristik ilmu yang rasional, logis, objektif, dan terbuka, maka seorang ilmuwan haruslah memiliki sikap-sikap ilmiah sebagai berikut: 1. Sikap ingin tahu, artinya bahwa ilmuwan selalu ingin bertanya atau sangat penasaran terhadap suatu hal yang masih bersifat gelap, tidak wajar, atau halhal kesenjangan. 2. Skeptik, artinya bahwa bersifat ragu terhadap temuan-temuan yang dasar pembuktiannya masih belum kuat. 3. Kritis, artinya cakap dalam menentukan divergensi dan konvergensi tentang suatu hal dan cakap dalam menunjukkan batas-batas persoalan. 4. Objektif, artinya bersifat objektivitas (tidak memihak siapapun). 5. Fre from etique, artinya ilmu itu untuk menilai mana yang baik dan mana yang benar. Ilmu pengetahuan pada hakikatnya memiliki berbagai komponen, sebagai berikut: 1. Teori, artinya generalisasi dari kebenaran yang telah di uji secara ilmiah. 2. Fakta, artinya sesuai dengan keadaan sesungguhnya dan tidak dibuat-buat. 3. Fenomena, artinya gejala alam yang ditangkap oleh panca indera yang kemudian dijadikan konsep singkat dari fenomena tersebut. 4. Konsep, artinya istilah yang mengandung pengertian singkat dari fenomena. Gambar Jalinan Antara Komponen-komponen Ilmu Pengetahuan

10 Ilmu pengetahuan berkembang melalui scientific research, diawali melalui observasi, identifikasi masalah, kerangka berpikir, pengumpulan data, hipotesis, uji hipotesis, analisis dan interpretasi data, sampai penarikan kesimpulan. Perhatikanlah proses pengembangan ilmu di bawah ini: Gambar Pengembangan Ilmu Pengetahuan Tujuan Pembelajaran 2.3: Menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan dan penelitian Orang berilmu pengetahuan sering dipanggil sebagai orang pintar. Orang pintar tidak selamanya sama dengan orang yang merasa pintar. Ada sebuah premis yang mengatakan bahwa: merasa diri pintar adalah suatu kebodohan, sebaliknya merasa diri bodoh adalah suatu kebodohan. Premis ini tentunya tidak bermaksud untuk mendorong orang menyembunyikan kepintaran atau ilmu yang dimilikinya, tetapi semata-mata dimaksudkan untuk mengajak orang agar tidak

11 merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya. Seseorang yang merasa pintar dan sudah merasa puas dengan kepintarannya cenderung tidak akan mengembangkan kepintarannya lagi. Namun sebaliknya, seseorang yang selalu merasa bodoh atau masih banyak yang kurang dari ilmu pengetahuan yang telah dimiliknya, akan selalu berusaha mendekati kesempurnaan ilmu pengetahuan yang dimikinya. Dalam rangka mendekati kesempurnaan ilmu pengetahuan yang dimilikinya maka ia akan melakukan usaha yang terencana dan sistematis yaitu melalui penelitian. Berdasarkan pengetahuan tentang apa yang diketahuinya, manusia dikelompokkan atas: 1. Manusia yang mengetahui apa yang diketahuinya. 2. Manusia yang mengetahui apa yang tidak diketahuinya. 3. Manusia yang tidak mengetahui apa yang diketahuinya. 4. Manusia yang tidak mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Pengetahuan seseorang tentang masih banyaknya hal yang belum diketahuinya akan mendorong orang tersebut untuk mencari tahu. Pengetahuan yang diperoleh melalui proses mencari tahu, akan mengembangkan kemampuan seseorang dalam memahami dunia sekitarnya. Proses mencari tahu ini, pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidupnya. Persoalan pengetahuan dapat dijelaskan melalui jawaban terhadap tiga pertanyaan pokok, yaitu: (1) Pengetahuan apa yang ingin diketahui? (2) Bagaimana untuk bisa mengetahuinya? (3) Untuk apa mengetahuinya?. Persoalan yang terkait dengan pertanyaan pertama adalah ontologis, persoalan yang terkait dengan pertanyaan kedua adalah epistemologis, dan persoalan yang terkait dengan pertanyaan ketiga adalah aksiologis. Pengetahuan pada hakikatnya meliputi apa yang diketahui tentang suatu objek tertentu. Misalnya semua orang tahu bahwa matahari terbit dari timur pada pagi hari dan terbenam di barat pada petang hari, pengetahuan ini disebut sebagai pengetahuan pengalaman. Namun, tidak semua orang tahu bagaimana menjelaskan hal tersebut bisa terjadi secara benar. Orang-orang yang termasuk

12 dalam kelompok yang termaksud ini digolongkan dalam orang yang tidak berpengetahuan tentang ilmu pengetahuan. Pengetahuan meliputi knowledge dan science, serta seni dan teknologi. Pengetahuan bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi mengetahui yang benar. Ada beberapa penjelasan yang diberikan orang terhadap terbitnya matahari pada pagi hari dari timur dan terbenam pada petang hari di barat, tetapi tidak semua penjelasan itu benar. Demikian juga jika kita menanyakan sesuatu pada orang lain, mungkin jawaban yang kita terima bisa benar atau salah. Kita dapat tanpa keraguan menerima jawaban tersebut sebagai sesuatu yang benar, tetapi mungkin kita juga menyangsikan kebenaran dari jawaban yang termaksud. Terkait dengan cara mendapatkan sesuatu pengetahuan yang benar, manusia dapat digolongkan dalam kaum rasionalis dan kaum empiris. Kaum rasionalis adalah kaum yang mengembangkan paham rasionalisme dan mendasarkan keputusannya dalam menilai kebenaran yang diterimanya pada rasio. Kaum empiris adalah kaum yang mengembangkan paham empirisme dan mendasarkan keputusannya dalam menilai kebenaran pengetahuan yang diterimanya pada pengalaman. Kaum empiris dalam memahami pengetahuan yang diterimanya sebagai sesuatu yang benar, tidak menggunakan penalaran rasional yang abstrak, melainkan melalui pengalaman yang konkrit. Pengetahuan tentang kondisi alam semesta atau kondisi sosial dikembangkan melalui pengamatan terhadap gejalagejala yang terjadi, dan selanjutnya menyusun pengetahuan yang benar secara teratur. Selain melalui ratio dan pengalaman, pengetahuan juga diperoleh dari intuisi dan wahyu. Kebenaran suatu pengetahuan tidaklah bersifat mutlak. Kriteria dari kebenaran tersebut dapat berubah atau berbeda seiring berjalannya waktu, tempat, dan orang yang mengetahui pengetahuan tersebut. Contohnya ketika Galileo G. (abad ke-12) menyatakan bahwa bumi ini bulat dan bumi berputar mengelilingi matahari, maka para pengusaha menilainya sebagai ajaran sesat yang harus dihentikan publikasinya agar tidak menyesatkan masyarakat. Namun

13 setelah beberapa abad, orang yang tidak mau menerima dan meyakini penyataan tersebut pastilah dianggap sebagai orang terbodoh di dunia. C. SOAL LATIHAN/TUGAS 1. Jelaskan dengan bahasa anda, apa yang dimaksud pengetahuan dan ilmu pengetahuan? 2. Jelaskan perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan? 3. Buatlah masing-masing 1 contoh dari tenacity, Authority, Intuition, Rationalism, dan empirism! 4. Jelaskan maksud fungsi ilmu pengetahuan umtuk memprediksi? 5. Jelaskan empat kelompok manusia berdasarkan pengetahuan tentang apa yang diketahuinya? D. DAFTAR PUSTAKA SURYANA/FILE 7.pdf Seniati, Liche, Bernadette N.S., & Aries Yulianto Psikologi Eksperimen. Jakarta: P. T. Indeks.

P E N G ETA H U A N & I L M U P E N G ETA H U A N L I A A U L I A F A C H R I A L, M. S I

P E N G ETA H U A N & I L M U P E N G ETA H U A N L I A A U L I A F A C H R I A L, M. S I P E N G ETA H U A N & I L M U P E N G ETA H U A N L I A A U L I A F A C H R I A L, M. S I CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN (HELMSTADTER DALAM CHRISTENSEN, 2001) Kekukuhan Pendapat (Tenacity) Metode ini berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran. Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc.

METODE PENELITIAN. Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran. Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. METODE PENELITIAN Pengantar: Pengetahuan, Ilmu dan Kebenaran Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini bertujuan

Lebih terperinci

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN Oleh Agus Hasbi Noor Ilmu dan Proses Berpikir Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial yang berlaku umum dan sistematik.

Lebih terperinci

Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah. Sulistyani, M.Si.

Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah. Sulistyani, M.Si. Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Berlatar belakang Penalaran deduktif (rasionalisme) dan induktif (empirisme) memiliki kelemahan dalam mengungkap

Lebih terperinci

Ilmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati

Ilmu Alamiah Dasar. Oleh : Dini Rohmawati Ilmu Alamiah Dasar Oleh : Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Ciri makhluk hidup (manusia) Rasa ingin tahu Sejarah perkembangan pola pikir manusia Perkembangan Pola Pikir Manusia Ciri Makhluk Hidup

Lebih terperinci

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac.

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac. ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) 821585 ; 081556431053 Email : nanikdn@uns.ac.id Blog =nanikdn.staff.uns.ac.id SISTEM PENILAIAN QUIS : 30% TUGAS : 20 % UJIAN (UAS):

Lebih terperinci

Bab 2 Ilmu Pengetahuan. Agung Suharyanto,M.Si Psikologi UMA 2017

Bab 2 Ilmu Pengetahuan. Agung Suharyanto,M.Si Psikologi UMA 2017 Bab 2 Ilmu Pengetahuan Agung Suharyanto,M.Si Psikologi UMA 2017 Apakah Ilmu Itu? (1) Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu, yang membedakan ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA. Sulistyani, M.Si.

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA. Sulistyani, M.Si. ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Ciri-Ciri Manusia Organ tubuhnyakompleks dan sangat khusus terutama otaknya Mengadakan metabolisme Tanggap terhadap rangsang

Lebih terperinci

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Isti Yunita, M. Sc isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 1 Ciri makhluk hidup (manusia) 2 Sifat keingintahuan Manusia

Lebih terperinci

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi BAB I HAKEKAT IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada Gejala-gejala alam fisika biologi kimia Rasa ingin tahu manusia merupakan

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. M.MA., MA. M.MA., MA. 09/01/2016 1 Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. 1)

Lebih terperinci

METODE ILMIAH. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

METODE ILMIAH. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 METODE ILMIAH Isti Yunita, M. Sc Isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 DASAR-DASAR PENGETAHUAN Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 METODE ILMIAH

PERTEMUAN 3 METODE ILMIAH PERTEMUAN 3 METODE ILMIAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai metode ilmiah. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 3.1. Menjelaskan metode ilmiah 3.2. Menjelaskan karakteristik

Lebih terperinci

IL I MU A LAMIA I H H DA D SA S R Dewi Yuanita

IL I MU A LAMIA I H H DA D SA S R Dewi Yuanita ILMU ALAMIAH DASAR Dewi Yuanita Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya A. Hakikat Manusia dan Sifat Keingintahuannya ciptaan Tuhan yang paling sempurna manusia Apakah hanya manusia yang berhak memanfaatkan

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Penalaran Induktif Menurut Latipah (2012) penalaran merupakan salah satu bentuk pengorganisasian pikiran yaitu berpikir secara proposisional. Penalaran menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran fisika pada umumnya dikenal sebagai mata pelajaran yang ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO PENELITIAN DAN METODE ILMIAH BY: EKO BUDI SULISTIO Email: eko.budi@fisip.unila.ac.id PENELITIAN Bhs Inggris : Research re kembali ; search mencari. Secara bahasa berarti mencari kembali Penelitian dapat

Lebih terperinci

ILMU ALAMIAH DASAR. Pendekatan Ilmiah Dini Rohmawati

ILMU ALAMIAH DASAR. Pendekatan Ilmiah Dini Rohmawati ILMU ALAMIAH DASAR Pendekatan Ilmiah Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id FLASH BACK Mitos, Penalaran dan Pendekatan Ilmiah sebagai pangkal kelahiran IPA Ilmiah Penalaran Mitos FLASH BACK Pernyataan

Lebih terperinci

BAB V METODE-METODE KEILMUAN

BAB V METODE-METODE KEILMUAN BAB V METODE-METODE KEILMUAN Untuk hidupnya, binatang hanya mempunyai satu tujuan yang terlintas dalam otaknya yaitu pemenuhan kebutuhan untuk makan. Manusia dalam sejarah perkembangannya yang paling primitifpun

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3-4 ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Pertemuan ke-3-4 ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Pertemuan ke-3-4 ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA A. Hakekat Manusia dan Sifat Keingintahuannya Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna Tetapi, apakah manusia adalah makhluk terkuat

Lebih terperinci

KONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN

KONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN KONSEP DASAR DAN HAKEKAT PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh karena itu, sebelum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan

Lebih terperinci

METODE RISET (TMK602)

METODE RISET (TMK602) METODE RISET (TMK602) MATERI MINGGU I ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN 1 MANUSIA MENCARI KEBENARAN Aspek Statis Pertanyaan Gejala Alam Ingin Tahu Penelitian Kebenaran Ilmiah Aspek Dinamis Jawaban 2 DASAR-DASAR

Lebih terperinci

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU KELOMPOK 8 A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU Logika berasal dari kata yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika sebagai ilmu merupakan elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Logika

Lebih terperinci

Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr.

Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr. Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr. Seorang peneliti jauh lebih baik berbuat kesalahan, ketimbang berkata yang tidak benar. Ilmu Pengetahuan (Science) Awal

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal

Lebih terperinci

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh karena itu, sebelum

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU

PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 09Fakultas Dr. PSIKOLOGI PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id KONSEP PENGETAHUAN Dalam Encyclopedia of

Lebih terperinci

SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1

SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1 SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1 Setiap orang pada saat dan tempat tertentu akan berada dalam suatu situasi. Jika orang tersebut merasa sebagai bagian dari situasi itu, maka orang itu disebut mengalaminya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Hasrat Ingin Tahu Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Hasrat Ingin Tahu Manusia Menjelaskan pengertian Sains Bangunan BAB I PENDAHULUAN A. Hasrat Ingin Tahu Manusia Ilmu pengetahuan berawal pada kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro-cosmos). Manusia

Lebih terperinci

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id 1 Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme, yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kuantitatif

Metode Penelitian Kuantitatif MODUL PERKULIAHAN Metode Penelitian Kuantitatif Pengantar Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Psikologi Psikologi 01 Abstract Penjelasan tentang teori dan metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

9/14/2011. Dosen : Prof. Dr. Abdul Hakim, Drs. MSi FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Karakteristik Berpikir Filsafat

9/14/2011. Dosen : Prof. Dr. Abdul Hakim, Drs. MSi FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG. Karakteristik Berpikir Filsafat Apakah Filsafat? bahasa Yunani philosophia dari kata philos atau philein atau philia yang berarti cinta, dan dari kata sophia yang berarti kebijaksanaan atau kearifan atau pengetahuan. Dosen : Prof. Dr.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode. bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

II. LANDASAN TEORI. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode. bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. II. LANDASAN TEORI 1. Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup

Lebih terperinci

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI) BAHAN AJAR METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI) Dosen Pengampu : TASRIF, MPD Disusun oleh SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari

Lebih terperinci

PENGANTAR PENELITIAN. Imam Gunawan

PENGANTAR PENELITIAN. Imam Gunawan PENGANTAR PENELITIAN Imam Gunawan Apakah penelitian itu?? Proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi guna meningkatkan pemahaman pada suatu topik Usaha mendapatkan kebenaran dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah laku bahkan pola pikir seseorang untuk lebih maju dari sebelum mendapatkan pendidikan

Lebih terperinci

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains. ILMU DAN MATEMATIKA ILMU Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains. John Warfield; Ilmu dipandang sebagai suatu proses. Pandangan

Lebih terperinci

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami

Lebih terperinci

Langkah langkah Metode Ilmiah. Jenny Bashiruddin Dept THT FKUI/RSCM

Langkah langkah Metode Ilmiah. Jenny Bashiruddin Dept THT FKUI/RSCM Langkah langkah Metode Ilmiah Jenny Bashiruddin Dept THT FKUI/RSCM Hasrat ingin tahu manusia Secara alamiah manusia mempunyai hasrat ingin tahu, dan bertolak dari hasrat ingin tahu ini manusia berusaha

Lebih terperinci

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO HAKIKAT IPA. By Nurratri Kurnia Sari, M. Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO HAKIKAT IPA. By Nurratri Kurnia Sari, M. Pd PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO HAKIKAT IPA By Nurratri Kurnia Sari, M. Pd HAKEKAT SAINS SCIENCE (SAINS) ILMU PENGETAHUAN ALAM ILMU ALAMIAH INTEGRASI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Mei Fita Asri Untari mei_fita@ymail.com Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang ABSTRAK Pendekatan saintifik/ilmiah merupakan

Lebih terperinci

MAGISTER DEGREE IN BUSINESS MANAGEMENT PADJADJARAN UNIVERSITY Prof. Dr. Sucherly, SE., MS

MAGISTER DEGREE IN BUSINESS MANAGEMENT PADJADJARAN UNIVERSITY Prof. Dr. Sucherly, SE., MS PHILOSOPHY OF SCIENCE MAGISTER DEGREE IN BUSINESS MANAGEMENT PADJADJARAN UNIVERSITY 2011 Philosoply, Science and Philosophy of Science Filsafat Filosofia (Yunani)= Falsafi (Arab) : Filo (cinta) dan Sofia

Lebih terperinci

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN Konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah

Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah Modul ke: Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah PENGERTIAN PENELITIAN ILMIAH, METODOLOGI PENELITIAN, DAN LOGIKA BERPIKIR ILMIAH Fakultas Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi (Iptek) merupakan istilah yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan masyarakat di segala

Lebih terperinci

Struktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015

Struktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015 Struktur Ilmu Pengetahuan Modern & Cara Memperoleh Pengetahuan Ilmiah: Penalaran (Scientific Reasoning) Kamis, 21 Mei 2015 Yang harus diingat... Apa itu ilmu pengetahuan? Sejarah Ilmu Pengetahuan Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA 10 BAB II 10 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah

Lebih terperinci

Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I. METODOLOGI RISET KONSEP DASAR PENELITIAN

Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I. METODOLOGI RISET KONSEP DASAR PENELITIAN Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I. METODOLOGI RISET KONSEP DASAR PENELITIAN PENELITIAN PERGURUAN TINGGI LEMBAGA PEMERINTAHAN PERUSAHAAN SWASTA DI INDONESIA PUSAT KEGIATAN PENELITIAN YAITU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu lahir karena manusia diberkahi Tuhan suatu sifat ingin tahu. Keingintahuan seseorang tehadap pemasalahan disekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN

I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN JENIS MANUSIA BERDASARPENGETAHUAN ADA ORANG TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TAHU DI TIDAKTAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TIDAKTAHUNYA PENGETAHUAN DIMULAI

Lebih terperinci

Pengertian Teori Komunikasi dan Model Komunikasi

Pengertian Teori Komunikasi dan Model Komunikasi 1 TEORI KOMUNIKASI MODUL 2 Pengertian Teori Komunikasi dan Model Komunikasi llmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal, baik yang menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat),

Lebih terperinci

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu : A. Pengertian Metode Inkuiri Inquiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Piaget, dalam (E. Mulyasa, 2007 : 108) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd FILSAFAT ILMU Irnin Agustina D.A.,M.Pd am_nien@yahoo.co.id Definisi Filsafat Ilmu Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine

Lebih terperinci

ILMU ALAMIAH DASAR 3 DINI ROHMAWATI IPA dan PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI MANUSIA

ILMU ALAMIAH DASAR 3 DINI ROHMAWATI IPA dan PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI MANUSIA ILMU ALAMIAH DASAR 3 DINI ROHMAWATI dini_rohmawati@uny.ac.id IPA dan PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI MANUSIA Flash Back Flash Back Induktif IPA Rasionalisme Empirisme Deduktif Flash Back IPA IPA klasik (700-200

Lebih terperinci

janganlah kamu mengikuti sesuatu tanpa ilmu, sebab pendengaran, penglihatan dan hati /akal akan dimintai pertanggung jawabannya (Q.

janganlah kamu mengikuti sesuatu tanpa ilmu, sebab pendengaran, penglihatan dan hati /akal akan dimintai pertanggung jawabannya (Q. janganlah kamu mengikuti sesuatu tanpa ilmu, sebab pendengaran, penglihatan dan hati /akal akan dimintai pertanggung jawabannya (Q.S 17 : 36) Sains (ilmu) Science (L) = to know Dikembangkan berdasarkan

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR ILMIAH

PROSES BERPIKIR ILMIAH PROSES BERPIKIR ILMIAH Penalaran (Reasoning)) - Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Cirinya : Logis dan analitis Proses berpikir Ilmiah adalah : gabungan cara berpikir deduktif

Lebih terperinci

METODE, PROSES, SIKAP DAN IMPLIKASI ILMIAH. Topik ke-3

METODE, PROSES, SIKAP DAN IMPLIKASI ILMIAH. Topik ke-3 METODE, PROSES, SIKAP DAN IMPLIKASI ILMIAH Topik ke-3 A. Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA Metode ilmiah sbg pangkal kelahiran IPA Berawal dr kelemahan penalaran deduktif (abstrak dan lepas dr pengalaman)

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN HAKIKAT METODE ILMIAH

PENGERTIAN DAN HAKIKAT METODE ILMIAH PENGERTIAN DAN HAKIKAT METODE ILMIAH Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada dasarnya penelitian diadakan untuk membuktikan suatu kebenaran

Lebih terperinci

BAB 4 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

BAB 4 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN BAB 4 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Agung Suharyanto,M.Si PSIKOLOGI - UMA 2017 DEFINISI Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta. Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis Pertemuan 4 Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan bentuk-bentuk hipotesis. Menguraikan tentang Kerangka Berfikir

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom METODE PENELITIAN Oleh Satria Novari, M.Kom I. Pendahuluan tentang Penelitian 1. Pengertian metodologi Penelitian 2. Sejarah Penelitian 3. Pendekatan ilmiah dan non ilmiah 4. Fungsi-fungsi Penelitian 5.

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Matematika dan Statistika Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah Dilaksanakan oleh : Imam Amirrulah ( 2011-31-014 ) JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN IPA PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPA DI TINGKAT SMP. Disusun Oleh : Sani Wirayati Kelas A

LAPORAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN IPA PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPA DI TINGKAT SMP. Disusun Oleh : Sani Wirayati Kelas A LAPORAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN IPA PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPA DI TINGKAT SMP Disusun Oleh : Sani Wirayati 07312241018 Kelas A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan I. Metode Penelitian Kualitatif. Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

Modul Perkuliahan I. Metode Penelitian Kualitatif. Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: 01 Ponco Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul Perkuliahan I Metode Penelitian Kualitatif Pengertian dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmiah Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Hakikat Sains 2.1.1 Pengertian Sains Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan oleh Conant (Pusat Kurikulum, 2007: 8) sebagai serangkaian konsep yang saling berkaitan

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Pengetahuan dan kebenaran. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Pengetahuan dan kebenaran. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Pengetahuan dan kebenaran Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Penalaran Merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan.

Lebih terperinci

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kebijakan pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistis (kewenangan pengembangan kurikulum

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kebijakan pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistis (kewenangan pengembangan kurikulum PERENCANAAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kebijakan pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistis (kewenangan pengembangan kurikulum lebih banyak diberikan

Lebih terperinci

PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01. Arief Soeleman, M.Kom

PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01. Arief Soeleman, M.Kom PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01 Arief Soeleman, M.Kom arief22208@gmail.com ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN Research (Inggris) dan recherche (Prancis) re (kembali) to search (mencari)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya akan memperoleh sebuah pengalaman baru dan tanpa disadari ia telah mengalami proses belajar. Sependapat

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci

Lokakarya School Community Tahun 2014 PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MATEMATIKA

Lokakarya School Community Tahun 2014 PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MATEMATIKA Lokakarya School Community Tahun 2014 PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MATEMATIKA A. Pengantar Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah, perlu dipahami lagi mengenai metode ilmiah. Pada umumnya sesorang

Lebih terperinci

TEORI TEORI AKUNTANSI AKUNTANSI

TEORI TEORI AKUNTANSI AKUNTANSI TINJAUAN MENYELURUH TEORI AKUNTANSI DIANA RAHMAWATI TEORI TEORI AKUNTANSI AKUNTANSI TEORI Istilah teori sering digunakan secara berbeda. Teori sering dinamakan dengan hipotesis atau proposisi. Proposisi

Lebih terperinci

BAB II METODE ILMIAH

BAB II METODE ILMIAH SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB II METODE ILMIAH Dra. Ely Rudyatmi, M.Si Dra. Endah Peniati, M.Si Dr. Ning Setiati,M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh)

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh) ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman (Program Pasca Sarjana Universitas Galuh) A. Rumusan Konsep 1. Rumusan Konsep Ontologi Menurut bahasa, ontologi ialah berasal

Lebih terperinci

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Dosen Pembimbing: Dr. Hasaruddin Hafid, M.Ed Oleh: A. Syarif Hidayatullah PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN SENI RUPA

Lebih terperinci

JALAN MANUSIA DALAM MENCARI KEBENARAN

JALAN MANUSIA DALAM MENCARI KEBENARAN JALAN MANUSIA DALAM MENCARI KEBENARAN SAMI UDIN * Abstrak Kemampuan berpikir manusia, merupakan suatu anugerah yang diberikan Tuhan yang tidak ternilai harganya. Kemampuan itu merupakan fitrah yang tidak

Lebih terperinci

PANCASILA Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

PANCASILA Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Modul ke: 13Fakultas Ekonomi dan Bisnis PANCASILA Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Panti Rahayu, SH, MH Program Studi Manajemen Ilmu Pengetahuan berlandaskan Pancasila Pengembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD?

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD? 1 BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD? Oleh : Jamaluddin, S.Kom., M.Pd Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil keputusan untuk mengubah (lagi) kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengertian IPA? 2. Bagaimanakah perkembangan IPA di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengertian IPA? 2. Bagaimanakah perkembangan IPA di Indonesia? BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam dapat disebut juga sains ( science). Science mempunyai arti sebagai pengetahuan dan natural science atau ilmu pengetahuan alam (IPA). IPA

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI & LOGIKA PENDIDIKAN. Oleh Dr. Dwi Siswoyo, M. Hum

EPISTEMOLOGI & LOGIKA PENDIDIKAN. Oleh Dr. Dwi Siswoyo, M. Hum EPISTEMOLOGI & LOGIKA PENDIDIKAN Oleh Dr. Dwi Siswoyo, M. Hum MAKNA FILOSOFI Kata filosofi berasal dari perkataan yunani philos (cinta) dan sophia (kebijaksanaan) dan berarti cinta kebijaksanaan. Filosofi

Lebih terperinci

Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati

Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati Bentuk Dasar Pengetahuan Bentuk dasar pengetahuan ada dua: 1. Bentuk pengetahuan mengetahui demi mengetahui saja, dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia 2. Bentuk pengetahuan untuk

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

PERTEMUAN 1. Irnin Agustina D.A.,M.Pd PERTEMUAN 1 Irnin Agustina D.A.,M.Pd PENGETAHUAN??? Irnin Agustina D.A.,M.Pd Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang diketahui tentang objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu (Jujun S

Lebih terperinci

PSIKOLOGI OLAHRAGA. OLEH : JOKO PURWANTO FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PSIKOLOGI OLAHRAGA. OLEH : JOKO PURWANTO FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PSIKOLOGI OLAHRAGA OLEH : JOKO PURWANTO Joko_pur@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN Olahraga memerlukan pendekatan psikologis. Psikologi Olahraga sebagai cabang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan yang merupakan hasil aktivitas belajar

Lebih terperinci

PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN. Modul ke: 1Ilmu Komunikasi MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN. Fakultas. Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran

PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN. Modul ke: 1Ilmu Komunikasi MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN. Fakultas. Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran Modul ke: PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN Fakultas 1Ilmu Komunikasi Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran Scientific (Ilmiah-Empiris) Humanistic (Humaniora- Interpretif)

Lebih terperinci