ANALISIS PEMANFAATAN DELTA BARITO BERDASARKAN PETA BENTUKLAHAN. Oleh: Deasy Arisanty 1 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Perubahan Penggunaan Lahan di Delta Barito, Kalimantan

Karakteristik Tanah Gambut di Delta Barito, Kalimantan Oleh Deasy Arisanty 1

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

NILAI KARAKTER PADA MATERI GEOMORFOLOGI. Oleh. Dr. Deasy Arisanty, M.Sc

BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

MATA KULIAH: PENGELOLAAN LAHAN PASUT DAN LEBAK SUB POKOK BAHASAN: KARAKTERISTIK LAHAN PASUT DAN LEBAK DARI SEGI ASPEK HIDROLOGI.

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN

Evaluasi Kemampuan Lahan untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Wilayah Pesisir Pacitan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

Evaluasi Kemampuan Lahan Ditinjau dari Aspek Fisik Lahan Sebagai Informasi Dasar untuk Mendukung Pengembangan Wisata Pantai Srau Kabupaten Pacitan

APLIKASI DATA CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK PEMANTAUAN DINAMIKA PESISIR MUARA DAS BARITO DAN SEKITARNYA

BAB IV GEOLOGI PANTAI SERUNI DAERAH TAPPANJENG. pedataran menempati sekitar wilayah Tappanjeng dan Pantai Seruni. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

Disusun Oleh : Dr. Darsiharjo, M.S.

By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si

SILABUS MK. MORFOLOGI RESORT (MR 209) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2.3.7 Analisis Data Penginderaan Jauh

PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DI UNIT GEOMORFOLOGI DAERAH ALIRAN (DA) CI MANDIRI, SUKABUMI TAHUN

PENGGUNAAN DATA PENGINDERAAN JAUH DALAM ANALISIS BENTUKAN LAHAN. Abstrak

Perubahan Garis Pantai Di Kabupaten Indramayu Dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat Multi Temporal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

PETA SATUAN MEDAN. TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

KARAKTERISTIK DAN POTENSI LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BENDO, KABUPATEN BANYUWANGI, PROVINSI JAWA TIMUR

Geomorfologi Terapan INTERPRETASI GEOMORFOLOGI CITRA SATELIT SEBAGAI DASAR ANALISIS POTENSI FISIK WILAYAH SELATAN YOGYAKARTA

PERUBAHAN MEANDER CI TANDUY HILIR TAHUN

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya energi yang cukup besar seperti minyak bumi, gas, batubara

INTEGRASI DATA PENGINDERAAN JAUH CITRA LANDSAT 8 DAN SRTM UNTUK IDENTIFIKASI BENTUK LAHAN DOME KULONPROGO

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Catatan Kuliah Lapangan Sedimentologi. Parapat Samosir Pusuk Buhit April 2011

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PENILAIAN DAN KUNCI PENGELOLAAN LAHAN BASAH:

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. geomorfologi. Arif Ashari, M.Sc. 2017

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

Resiko Banjir Kabupaten Gresik Berdasarkan Citra Satelit (Wiweka)

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan

KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AKIBAT EROSI MARIN DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KASTELA KECAMATAN PULAU TERNATE

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

ANALISIS GERAKAN MASSA UNTUK EVALUASI KERUSAKAN SALURAN INDUK KALIBAWANG KABUPATEN KULONPROGO

PETUNJUK PRAKTIKUM KARTOGRAFI TEMATIK (DIGITAL) Oleh : Prima Widayani

ANALISIS GERAKAN MASSA UNTUK EVALUASI KERUSAKAN SALURAN INDUK KALIBAWANG KABUPATEN KULONPROGO

Pemanfaatan Citra Aster untuk Inventarisasi Sumberdaya Laut dan Pesisir Pulau Karimunjawa dan Kemujan, Kepulauan Karimunjawa

MODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN.

4/8/2011 PEMETAAN GEOMORFOLOGI UNTUK GEOLOGI ATAU GEOFISIKA. Permasalahan atau. isu yang muncul : 1. Adanya berbagai persepsi. pemetaan geomorfologi?

MORFOMETRI LERENG GISIK DI PANTAI TUMPAAN KECAMATAN TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan antara air tawar dan air laut. Wilayah ini memiliki keunggulan berupa

PENGKAJIAN RELASIONAL RISIKO BANJIR DENGAN BENTUK LAHAN BERDASARKAN CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO BAGIAN HILIR

EVOLUSI TIPOLOGI PESISIR KAWASAN KARST DI PANTAI WATUKODOK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 5: GEOGRAFI DINAMIKA HIDROSFER

Ilmu yang menguraikan tentang bentuk bumi, dengan sasaran utama relief permukaan bumi. Geomorphology is the study which describes landforms and the

I. PENDAHULUAN. palinomorf lainnya, baik yang masih hidup (actuopalinology) ataupun yang sudah

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

07. Bentangalam Fluvial

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN UCAPAN TERIMAKASIH KATA PENGANTAR SARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB 1 PENDAHULUAN

ACARA III BENTANG ALAM PESISIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. DANAU. c. Danau Vulkan-Tektonik adalah danau yang terjadi karena gerakan tektonik dan letusan gunung api. Contoh : Danau Toba.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan yang sulit dihindari (Manwan, dkk dan Suryana. 2004). Hal ini

METODE. Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Bantul

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERUMAHAN KELAS MENENGAH MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA SURABAYA

VARIASI KONDISI AIRTANAH SEBAGIAN PESISIR KABUPATEN REMBANG KAITANNYA DENGAN BENTUKLAHAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HIDROSFER Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

Lampiran A. Kriteria (Deskripsi) Kelas Tutupan Hutan Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nugroho Hari Purnomo Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial 1 Universitas Negeri Surabaya, 2015

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN REMBANG TAHUN

Pemetaan Tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi bentanglahan

Proses erosi adalah gaya melebar air yang mengalir disatas permukaan air tanah yang menyebabkan terjadinya lembah-lembah.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN GIS UNTUK PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH DI KOTA SURABAYA

PAKET D. 5. Perhatikan gambar piramida berikut!

STRATEGI BERTAHAN HIDUP MASYARAKAT PESISIR PADA KAWASAN PERTAMBANGAN DAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN KOTABARU

Transkripsi:

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 3, No 6, Nopember 2016 Halaman 14-22 ANALISIS PEMANFAATAN DELTA BARITO BERDASARKAN PETA BENTUKLAHAN Oleh: Deasy Arisanty 1 1 Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. deasyarisanty@unlam.ac.id ABSTRAK Delta merupakan bentuklahan fluviomarine yang dipengaruhi oleh tenaga sungai dan tenaga dari laut. Proses sungai dan laut menyebabkan terbentuknya berbagai macam bentuklahan dengan sumberdaya yang terkandung pada bentuklahan tersebut. Sumberdaya tersebut dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Penelitian ini menggunakan citra landsat TM tahun 2008 untuk menginterpretasi bentuklahan pada wilayah delta. Interpretasi menggunakan klasifikasi dari van zuidam. Berdasarkan peta bentuklahan ini dilakukan cek lapangan untuk menganalisis potensi dan pemanfaatan bentuklahan. Berdasarkan hasil penelitian, bentuklahan pada Delta Barito terdiri atas bentuklahan asal proses marin, bentuklahan asal proses fluvial, dan bentuklahan asal proses organik. Bentuklahan asal proses fluvial dan marin mempunyai tekstur tanah lempung, dan lempung berdebu. Bentuklahan asal proses organik mempunyai tekstur tanah lempung, lempung berdebu, dan pasir halus. Bentuklahan asal proses fluvial dan marin banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian berupa sawah karena tanah yang subur, dan dipengaruhi oleh pasang surut. Bentuklahan asal proses organik banyak yang masih berupa hutan, dan perkebunan karet. Kata kunci: bentuklahan, Delta Barito, pemanfaatan I. PENDAHULUAN e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg Bentuklahan adalah kenampakan medan yang disebabkan oleh proses-proses alami yang memiliki julat karakteristik fisikal dan visual dimanapun bentuklahan tersebut dijumpai (Way, dalam Van Zuidam dan Cancelado, 1979). Bentuklahan merupakan kajian dari geomorfologi. Geomorfologi membahas mengenai bentuklahan dan proses-proses yang terjadi pada bentuklahan tersebut. Bentuklahan dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan proses yang membentuk bentuklahan tersebut antara lain bentuklahan asal proses vulkanik, bentuklahan asal proses struktural, bentuklahan asal proses denudasional, bentuklahan asal proses solusional, bentuklahan asal proses fluvial, bentuklahan asal proses eolin, 14

bentuklahan asal proses marin, bentuklahan asal proses glasial, bentuklahan asal proses organik. Bentuklahan dapat terjadi dari beberapa tenaga yang membentuk, salah satunya adalah delta. Delta merupakan bentuklahan asal proses fluviomarine, yang artinya terbentuk oleh proses sungai dan proses marin (Arisanty, 2013). Delta merupakan bentuklahan yang mendapatkan suplai sedimen berasal dari sungai yang kemudian dibawa ke muara oleh tenaga sungai dan disebarkan oleh tenaga marin yang meliputi pasang surut, gelombang, dan arus laut (Davis, 1978; Summerfield, 1991; Van Maren, 2004; Bird, 2008). Perkembangan delta dipengaruhi oleh suplai sedimen oleh sungai dan sedimen yang telah didistribusikan oleh tenaga laut. Delta Barito merupakan Delta yang berkembang di muara Sungai Barito. Delta ini mendapatkan suplai sedimen dari sungai sehingga mempunyai tanah yang subur (Arisanty, 2013). Wilayah delta yang berbatasan dengan sungai mendapatkan sumber bahan organik yang tinggi sehingga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Wilayah ini telah menjadi kawasan transmigrasi sejak tahun 1960an (BAPPENAS, 2009). Bagian tengah delta yang kurang mendapatkan pasokan sedimen akan menjadikan wilayah tersebut kurang subur. Melalui analisis peta bentuklahan pada wilayah Delta Barito dapat diinterpretasi wilayah-wilayah yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan dan wilayah-wilayah yang dapat dijadikan sebagai kawasan konservasi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah 1) menganalisis bentuklahan dan potensi bentuklahan yang terdapat pada wilayah Delta Barito, 2) menganalisis pemanfaatan Delta Barito berdasarkan peta Bentuklahan. II. METODE Penelitian ini menggunakan metode survey. Peta Landsat TM tahun 2008 diinterpretasi untuk mendapatkan peta bentuklahan tentatif. Kemudian dilakukan cek lapangan untuk melakukan pengecekan terhadap peta bentuklahan tentatif tersebut. Setelah dikoreksi berdasarkan hasil cek lapangan didapatkan peta bentuklahan. Kemudian berdasarkan peta bentuklahan diambil 51 sampel tanah pada setiap bentuklahan untuk mendapatkan data mengenai karakteristik tanah pada setiap bentuklahan. Melalui Landsat TM tahun 2008 dilakukan interpretasi untuk membuat Peta Penggunaan Lahan tentatif. Kemudian dilakukan pengecekan peta penggunaan lahan tentatif yang selanjutnya dikoreksi untuk mendapatkan peta penggunaan lahan. Pengecekan penggunaan lahan pada setiap bentuklahan untuk mendapatkan data jenis pemanfatan lahan pada setiap bentuklahan. 15

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Bentuklahan dan Potensinya Bentuklahan di daerah penelitian terdiri atas lembah antiklinal gambut material kerakil, pasir, debu, lempung, dan lumpur; sayap antiklinal gambut material kerakil, pasir, debu, lempung, dan lumpur; tanggul alam material kerakil, pasir, debu, lempung, dan lumpur; danau tapal kuda material kerakil, pasir, debu, lempung, dan lumpur; beting gisik material kerakil, pasir, debu, lempung, dan lumpur; dan rataan pasang surut material kerakil, pasir, debu, lempung, dan lumpur. Adapun luas tiap bentuklahan tersebut terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Bentuklahan di Delta Barito Bentuklahan Kode Area (km 2 ) Tanggul alam, material kerikil, pasir, debu, lempung dan lumpur F1 243.858 Danau tapal kuda, material kerikil, pasir, debu, lempung dan F2 54.443 lumpur Cekungan antiklinal gambut, material kerikil, pasir, debu, O1 999.916 lempung, dan lumpur Sayap antiklinal gambut, material kerikil, pasir, debu, lempung, O2 710.818 dan lumpur Rataan pasang surut, material kerikil, pasir, debu, lempung dan M1 155.476 lumpur Beting gisik, material kerikil, pasir, debu, lempung dan lumpur M2 42.140 Sumber: Arisanty (2013) Potensi yang terkandung pada setiap bentuklahan sangat beragam terutama untuk pertanian dan perkebunan. Tanggul alam merupakan bentuklahan yang berada disepanjang sungai. Air sungai membawa sedimen dan bahan organik, kemudian akan diendapkan disepanjang tanggul alam. Hal ini akan menyebabkan daerah kiri kanan sungai merupakan daerah yang sangat subur. Daerah rataan pasang surut dan beting gisik merupakan dua bentuklahan yang dibentuk oleh tenaga marin atau laut. Terdapat perbedaan tenaga yang membentuk dua bentuklahan ini yaitu rataan pasang surut dibentuk oleh tenaga pasang surut sedangkan beting gisik dibentuk oleh tenaga gelombang. Rataan pasag surut banyak terdapat pada bagian timur dari Delta Barito sedangkan beting gisik banyak terdapat pada bagian barat dari Delta Barito (Arisanty, 2013). Perbedaan tenaga yang membentuk delta tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan karakteristik fisik dari bentuklahan seperti tekstur tanah, kesuburan, ph, air, dan sebagainya. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan adanya pemanfaatan lahan yang berbeda pula. 16

9690000 9660000 9630000 Bentuklahan yang merupakan hasil pengendapan bahan organik dalam jangka waktu yang sangat lama adalah bentuklahan organik. Sebelumnya berupa dome gambut yang mengalami penurunan pada bagian tengah dari dome tersebut sehingga menjadi suatu cekungan. Bagian sekitar dome menjadi lebih tinggi topografinya dibandingkan dengan bagian tengah yang merupakan daerah cekungan tersebut. Adanya perbedaan topografi menyebabkan terjadinya perbedaan karakteristik lingkungan dari bentuklahan tersebut. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan penggunaan lahan. 180000 210000 240000 270000 0 5 10 Km F2 9660000 O2 F1 O1 9630000 9690000 M2 M1 180000 210000 240000 270000 Legend Shoreline Irrigation Channel River Source: Landsat satellite image in year 2001 O1 Basin of peat anticline, material pebble, sand, silt, clay and mudby: O2 Limb of peat anticline, material pebble, sand, silt, clay and muddeasy Arisanty F1 F2 M1 Natural Levee, material pebble, sand, silt, clay and mud Oxbow Lake, material pebble, sand, silt, clay and mud Beach ridge, material pebble, sand, silt, clay and mud (10/306413/SG E/187) M2 Tidal Flat, material pebble, sand, silt, clay and mud Gambar 1. Peta Bentuklahan Delta Barito 17

B. Pemanfaatan lahan pada setiap bentuklan Perbedaan karakteristik setiap bentuklahan menyebabkan terjadinya perbedaan penggunaan lahan. Beberapa penggunaan lahan pada Delta Barito berdasarkan interpretasi citra LANDSAT TM tahun 2008 terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Penggunaan lahan pada Delta Barito No Jenis Penggunaan Lahan Luas (km 2 ) 1 Pertanian 1,936.41 2 Hutan Rawa 752.52 3 Permukiman 46.86 Sumber: Arisanty (2013) Penggunaan lahan yang ada di Delta Barito terdiri atas lahan pertanian, hutan rawa, dan permukiman. Lahan pertanian merupakan penggunaan lahan yang paling luas yang ada di wilayah penelitian. Adanya pembukaan lahan dan konversi lahan dari lahan hutan menjadi kawasan pertanian menjadikan lahan pertanian semakin luas. Penggunaan lahan yang paling sedikit adalah permukiman. Permukiman berada disepanjang Sungai Barito dan sekitar saluran atau anjir. 18

9680000 9640000 9600000 LAND USE MAP OF BARITO DELTA IN YEAR 2008 200000 240000 0 6 12 km 9680000 Legend River Irrigation Channel Swampy Forest Agriculture Settlement 9640000 f d e c a 9600000 b 200000 240000 g h Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan di Delta Barito 19

Tabel 3.Penggunaan Lahan pada Setiap Bentuklahan No Bentuklahan 1 Tanggul alam, material kerikil, pasir, debu, lempung dan lumpur 2 Danau tapal kuda, material kerikil, pasir, debu, lempung dan lumpur 3 Cekungan antiklinal gambut, material kerikil, pasir, debu, lempung, dan lumpur 4 Sayap antiklinal gambut, material kerikil, pasir, debu, lempung, dan lumpur 5 Rataan pasang surut, material kerikil, pasir, debu, lempung dan lumpur 6 Beting gisik, material kerikil, pasir, debu, lempung dan lumpur Sumber: Analisis data (2016) Penggunaan Lahan Lahan pertanian (sawah), permukiman Hutan rawa, lahan pertanian (sawah) Hutan rawa dan lahan pertanian (sawah) dan perkebunan (karet) Perkebunan (karet, sawit, nanas), peternakan Hutan Rawa Pertanian (semangka) a b Permukiman pada bentuklahan lembah antiklinal gambut c Kebun semangka pada bentuklahan beting gisik d Sawah pada bentuklahan tanggul sungai Peternakan pada bentuklahan sayap antiklinal gambut 20

e f Kebun karet pada bentuklahan sayap antiklinal gambut g Kebun jagung pada sayap antiklinal gambut h Hutan rawa pada bentuklahan rataan pasang surut Hutan mangrove pada bentuklahan rataan pasang surut Hutan rawa dapat ditemukan pada bentuklahan rataan pasang surut, danau tapal kuda, dan lembah antiklinal. Tekstur tanah yang halus, berlumpur dan tergenang karena pengaruh dari pasang surut merupakan kondisi yang baik untuk berkembangnya hutan rawa. Lahan pertanian berupa lahan sawah banyak ditemui pada bentuklahan tanggul alam, danau tapal kuda dan cekungan anticlinal. Tanah yang subur berasal dari pengendapan sedimen dari sungai menyebabkan bentuklahan tanggul alam dan danau tapal kuda berpotensi untuk menjadi lahan sawah. Kebun jagung dan peternakan banyak dijumpai di sayap anticlinal gambut. Topografi yang lebih tinggi daripada daerah sekitarnya dan tanah yang tidak dalam kondisi tergenang menyebabkan wilayah ini berpotensi sebagai kawasan peternakan dan perkebunan. Permukiman banyak dijumpai pada lembah anticlinal dan tanggul alam. Permukiman banyak dijumpai pada tanggul alam dan lembah antiklin. Tanggul alam terdapat disepanjang sungai dan permukiman juga mengikuti pola sungai. Kawasan permukiman pada lembah antiklin karena adanya saluran atau anjir pada lmbah antiklin tersebut. 21

IV. KESIMPULAN Bentuklahan pada Delta Barito terdiri atas bentuklahan asal proses marin, bentuklahan asal proses fluvial, dan bentuklahan asal proses organik. Bentuklahan asal proses fluvial dan marin banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian berupa sawah karena tanah yang subur, dan dipengaruhi oleh pasang surut. Bentuklahan asal proses organik banyak yang masih berupa hutan, dan perkebunan karet. DAFTAR PUSTAKA Arisanty. D. 2013. Morphodynamic of Barito Delta, Southern Kalimantan. Disertasi. Program Doktor Ilmu Geografi,Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta BAPPENAS, 2009. Dokumen Perencanaan dan Pelaksanaan Repelita I Tahun 1969/70-1973/74 (online), 29 January 2009, http://www.bappenas.go.id/node/42/1701/repelita-i-tahun-196970---197374/, access 25 December, 2012. Bird, E.C.F. 2008. Coastal Geomorphology: An Introduction. Second Edition. John Wiley and Sons Ltd., England. Davis, R.A. Jr. 1978. Coastal Sedimentary Environment. Springer-Verlag, New York. Van Maren, D.S. 2004. Morphodynamics of the Cyclic Prograding Delta: the Red River, Vietnam. Dissertation. Royal Dutch Geographical Society/Faculty of Geosciences, Utrecht University, the Netherland. Summerfield, M.A. 1991. Global Geomorphology. An introduction to the study of landform. John Wiley and Sons Inc., New York. Van Zuidam, R.A. and F.I. Cancelado. 1979. Terrain Analysis and Classification Using Aerial Photograph. International Institute for Aerial Survey and Earth Science, the Netherlands 22