UJI DAYA HAMBAT ESKTRAK DAUN JAMBU BIJI PUTIH DAN MERAH TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI KARIES GIGI (Lactobacillus acidophilus)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. mulut dan bersama grup viridans lainnya umum terdapat di saluran pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak/biofilm, dan diet. Komponen diet

BAB 1 PENDAHULUAN. Nikaragua. Bersama pelayar-pelayar bangsa Portugis di abad ke 16, tanaman ini

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan tanaman obat di Indonesia perlu digali lebih mendalam, khususnya

minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir, sebanyak 80% orang didunia bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam rongga mulut. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga (2006) menunjukan

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. golongan usia (Tarigan, 1993). Di Indonesia penderita karies sangat tinggi (60-

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAWO (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Hayati et al., 2010). Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

tumbuhan, hewan dan mineral. Floranya dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias, untuk rumah tangga, industri bahkan sebagai tanaman obat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP Streptococcus mutans DAN Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

ABSTRACT. Key words: P. canencens Jack, Formulation, Antimicrobials, B. subtilis, S. aureus, P. aeruginosa, Str. Mutans ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di saluran akar gigi. Bakteri ini bersifat opportunistik yang nantinya bisa menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam

UJI SARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherechia coli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif golongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Skema Alur Pikir

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA DAN STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut tidak lepas dari peran mikroorganisme, yang jika

Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keparahan penyakit periodontal di Indonesia menduduki. urutan kedua utama setelah karies yang masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Rongga mulut manusia tidak pernah terlepas dari bakteri. Dalam rongga mulut

ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat Indonesia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 yang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak kulit buah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus sanguis adalah jenis bakteri Streptococcs viridans yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. anak-anak sampai lanjut usia. Presentase tertinggi pada golongan umur lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Al Shamrany, 2006). Salah satu penyakit gigi yang banyak terjadi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

BAB I PENDAHULUAN. secara mental dan merupakan sesuatu hal yang penting karena dengan kesehatan

ABSTRACT. Keywords: Secondary metabolites, antibacterial activity, Pithecellobium jiringa (Jack) Prain. ABSTRAK

Transkripsi:

UJI DAYA HAMBAT ESKTRAK DAUN JAMBU BIJI PUTIH DAN MERAH TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI KARIES GIGI (Lactobacillus acidophilus) Arif Misrulloh *, Ema Rosiani, Ika Liawati, Asri ah Kartika Fitri Astutik Jurusan IPA Terpadu, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunung Pati, Semarang 50229 *Email: arifmisrulloh10@gmail.com Abstrak Penyakit mulut yang sering terjadi adalah karies gigi. Prevalensi karies gigi di Indonesia cukup besar, yaitu sebesar 60%. Salah satu penyebab karies gigi adalah adanya proses fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme yang ada di dalam lubang mulut, salah satu spesies dari mikroorganisme tersebut adalah Lactobacillus acidophilus. Salah satu alternatif bahan alami yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya karies gigi adalah ekstrak daun jambu biji. Karena daun jambu biji memiliki kandungan senyawa aktif berupa flavonoid dan tanin. Tanaman yang mengandung tanin mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Sehingga daun jambu biji berpotensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies, yaitu Lactobacillus acidophilus. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya hambat ekstrak daun jambu biji putih dan merah terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus. Esktraksi daun jambu biji dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian daya hambat dilakukan dengan metode sumuran. Daya hambat diketahui dengan mengukur zona bening di sekitar lubang sumuran. Hasil dari pengujian daya hambat menunjukkan ekstrak daun jambu biji merah memiliki zona bening yang lebih luas dibandingkan dengan esktrak daun jambu putih, yakni 16 mm; 15,75 mm; dan 14 mm. Sedangkan esktrak daun jambu putih sebesar 15,5 mm; 15 mm; 13 mm. Esktrak daun jambu biji merah lebih menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus. Kata kunci: daya hambat, daun jambu, karies gigi, Lactobacillus acidophilus 1. PENDAHULUAN Penyakit mulut yang sering dialami oleh sebagian masyarakat Indonesia adalah karies gigi. Prevalensi karies gigi di Indonesia cukup besar, yaitu sebesar 60%. Salah satu penyebab karies gigi adalah adanya proses fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme yang ada di dalam lubang mulut. Hubungan antara penyakit mulut dan mikroba di dalam lubang mulut sangat erat. Dari lebih 750 spesies bakteri yang menghuni rongga mulut, beberapa diantaranya ada yang terlibat dalam penyakit mulut (Palombo, 2011). Terjadinya karies gigi melibatkan bakteri gram positif (Streptococci, Lactobacilli dan Actinomycetes). Ada banyak spesies bakteri di rongga mulut namun hanya beberapa bakteri bakteri kariogenik yang menyebabkan karies seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus. Biasanya orang menggunakan obat kumur untuk mencegah dan mengobati karies gigi. Namun, obat kumur yang digunakan oleh masyarakat dibuat dengan komposisi senyawa kimiawi, hal itu akan menimbulkan efek negatif pada mulut konsumen. Dari permasalahan tersebut, diperlukan inovasi untuk mencegah terjadinya karies gigi dengan menggunakan bahan alami. Jambu biji (Psidium guajava) merupakan salah satu tanaman potensial yang bisa dijadikan bahan obat kumur alami. Namun sebelumnya perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas daun jambu biji putih dan merah terhadap pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi. Jambu biji (Psidium guajava Linn.) adalah tanaman buah yang populer dan dikenal banyak orang, termasuk ke dalam famili Myrtaceae, berasal dari daerah tropis Amerika Selatan dan tumbuh liar di Bangladesh, India, Thailand, Brasil, Florida, Hindia Barat, California dan juga di beberapa negara lain. Tanaman jambu biji telah lama diketahui mampu menyembuhkan penderita recurrent acute stomatitis (RAS), ulser, radang tenggorokan, gingivitis, luka berdarah, gastroenteritis, mual, diare, disentri, batuk, keputihan, diabetes, hipertensi, rematik, malaria, serta dapat menurunkan demam (Biswas dkk., 2013). Bagian tanaman jambu biji yang paling sering digunakan adalah daun. Secara tradisional orang menggunakan daun jambu biji dengan cara merebusnya di air mendidih, kemudian hasil perebusan disaring dan diminum secara rutin (Darsono dan Artemisia, 2003). Dalam beberapa penelitian, daun jambu biji menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap bakteri penyebab diare bawaan umum seperti bakteri 12

G.3 Staphylococcus sp., Shigella sp., Salmonella sp., Bacillus sp., Clostridium sp., dan bakteri pembusuk makanan seperti Pseudomonas sp. (Hoque dkk., 2007).Efek farmakologi dari daun jambu biji dapat membantu meringankan penyakit diare dan gastroentritis (Choudhury, dkk., 2012). Hal tersebut dikarenakan daun jambu biji mengandung senyawa aktif seperti tanin, triterpenoid, flavonoid, saponin yang memiliki efek antimikroba. Mekanisme tanin sebagai antibakteri dengan mengkerutkan dinding sel dan membran sel, inaktivasi enzim, inaktivasi fungsi materi genetik. Flavonoid menyebabkan kerusakan sel bakteri, denaturasi protein, inaktivasi enzim dan menyebabkan kebocoran sel. Triterpenoid meskipun terutama digunakan untuk kualitas aromatik, juga telah diketahui sebagai agen yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat sintesis enzim dan merusak struktur membran sel. Saponin termasuk senyawa triterpenoid telah ditemukan memiliki kemampuan menghambat bakteri gram positif, termasuk di dalamnya bakteri penyebab karies gigi Lactobacillus acidophilus (Fratiwi, 2015). Berdasarkan kemampuan antibakteri daun jambu biji, maka dilakukan penelitian uji daya hambat ekstrak daun jambu biji putih dan merah untuk dibandingkan efektivitasnya dari masing-masing varian. 2. METODOLOGI 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Biokimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, selama tiga bulan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium untuk menguji daya hambat ekstrak daun jambu biji putih dan merah terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus. Pengujian dilakukan untuk membandingkan efektivitas antara daun jambu putih dan merah, sehingga ada dua perlakuan dengan konsentrasi ekstrak yang sama. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. 2.2. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jambu biji putih dan merah yang dikeringkan selama lima hari, etanol 96%, akuades dan bakteri Lactobacillus acidophilus. Media kultur bakteri menggunakan Nutrient Agar (NA). 2.3. Pelaksanaan Penelitian 2.3.1. Pembuatan ekstrak daun jambu biji Daun jambu biji putih dan merah yang dikeringkan selama lima hari dilanjutkan dengan pengovenan di laboratorium. Setelah kering secara menyeluruh, daun dihaluskan dengan blender sehingga terbentuk serbuk. Kemudian serbuk dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96%, direndam selama tiga hari. Hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring. Hasil penyaringan diuapkan menggunakan rotary evaporator, sehingga dihasilkan ekstrak kental daun jambu biji. Untuk keperluan uji daya hambat, dilakukan pengenceran ekstrak dengan konsentrasi 50%. 2.3.2. Uji daya hambat ekstrak daun jambu biji Bertujuan untuk membandingkan efektivitas ekstrak daun jambu biji putih dan merah sebagai atibakteri, dengan cara mengukur zona bening yang merupakan zona hambat pertumbuhan bakteri. Metode uji daya hambat yang digunakan adalah metode sumuran, berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan untuk uji daya hambat bakteri: a. Sterilisasi alat dan bahan b. Pembuatan media padat Nutrient Agar(NA)sebagai medium pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus.kemudian dimasukkan ke dalam dua cawan petri. c. Memasukkan bakteri ke dalam dua cawan petri tersebut dengan mikropipet, kemudian diratakan menggunakan dryglaski. d. Membagi zona tumbuh bakteri menjadi empat bagian, kemudian di setiap zona diberi satu lubang yang akan diisi dengan sampel ekstrak daun jambu biji dan merah, kontrol positif (etanol 96%) dan kontrol negatif (akuades). e. Kemudian cawan petri diinkubasi pada suhu 37 selama 1x24 jam. Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 13

f. Melakukan pengamatan dengan cara mengukur diameter zona bening yang menunjukkan zona hambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus. Data zona hambat dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan diameter pada ekstrak daun jambu putih dan merah. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Jambu Biji Putih dan Merah terhadap Pertumbuhan Bakteri Lactobacillus acidophillus Ekstrak Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Daun Jambu Biji Merah 15,75 14 16 Daun Jambu Biji Putih 15,5 13 16 Hasil uji daya hambat tersebut menunjukkan bahwa senyawa aktif ekstrak daun jambu biji mampu menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus. Senyawa aktif yang terkandung diantaranya flavonoid, saponin dan tanin (Yadav dan Agarawala, 2011). Mekanisme senyawa tersebut dalam menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidohilus diawali dengan merusak sel dinding sel bakteri. Flavonoid memiliki gugus hidroksil yang mampu mengubah susunan organik dan sistem transportasi nutrisi bakteri sehingga menimbulkan efek racun terhadap lapisan dinding sel bakteri. Setelah dinding sel pecah, saponin/minyak mulai masuk ke dalam sitoplasma sel. Mekanisme yang dilakukan oleh senyawa saponin tersebut adalah mendenaturasi kandungan protein yang ada di dalam sitoplasma. Ketika protein semakin terdenaturasi, sitoplasma akan lisis. Menurut Nurhalimah (2014) senyawa tanin mampu merusak dinding sel, dan seluruh bagian sel dengan cara menonaktifkan enzim bahkan dapat menyebabkan kematian bakteri yang disebabkan karena penurunan permeabilitas tubuh bakteri. Selain itu daya antimikroba tanin juga disebabkan oleh adanya gugus pirogalol dan gugus galoil yang merupakan gugus fenol yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuhnya dengan cara bereaksi dengan sel protein dari bakteri sehingga terjadi denaturasi protein. Adanya denaturasi protein pada dinding sel bakteri menyebabkan gangguan metabolisme bakteri sehingga terjadi kerusakan pada dinding sel yang akhirnya menyebabkan sel lisis. Berdasarkan efektif kerjanya, senyawa antibakteri dibagi dua, yaitu senyawa antibakteri berspektrum luas dan berspektrum sempit. Senyawa antibakteri berspektrum luas efektif terhadap bakteri yang bersifat gram positif dan gram negatif, sedangkan senyawa antibakteri berspektrum sempit hanya efektif untuk bakteri yang bersifat gram positif atau gram negatif saja (Razak et al., 2006). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, senyawa aktif yang terdapat pada daun jambu biji putih dan merah masih berspektrum sempit, karena sampel yang diuji hanya bakteri gram positif saja. Sehingga perlu dilakukan penelitian kembali mengenai uji daya hambat terhadap bakteri-bakteri yang lain, terutama golongan bakteri gram negatif. Semua mekanisme tersebut yang menimbulkan zona bening pada penelitian uji daya hambat yang dilakukan. Zona bening hasil uji daya hambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus dapat dilihat pada gambar 1. 14

G.3 Gambar 1. Zona Bening hasil uji daya hambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus Berdasarkan Tabel 1, perbandingan zona hambat antara ekstrak daun jambu biji putih dan merah tidak perbedaan yang signifikan. Artinya kandungan senyawa aktif di dalam daun jambu, baik varian putih maupun merah juga tidak berbeda. Kedua varian tersebut memiliki senyawa aktif yang dapat beraktivitas sebagai antibakteri atau antiseptik. Sampel yang digunakan dalam penelitian merupakan bakteri penyebab karies gigi, sehingga berdasarkan hasil penelitian ekstrak daun jambu biji berpotensi untuk dijadikan alternatif mengurangi plak pada gigi atau karies gigi. Karena senyawa aktif yang terkandung di dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan bakeri. Sehingga perlu dilakukan inovasi mengenai ekstrak daun jambu biji menjadi produk untuk mencegah terjadinya karies gigi. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat perbedaan antara daya hambat ekstrak daun jambu biji putih dan merah, namun perbedaan tersebut tidak signifikan. daya hambat yang diperoleh selama tiga kali percobaan, yaitu 15,75; 14; 16 (ekstrak daun jambu biji merah) dan 15,5; 13; 16 (ekstrak daun jambu biji putih). Ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena memiliki kandungan senyawa aktif, yaitu flavonoid, tanin dan saponin. DAFTAR PUSTAKA Biswas B, Rogers K, McLaughlin F, Daniels D, Yadav A. (2013). Antimicrobial activities of leaf extracts of guava (Psidium guajava L.) on two gram-negative and gram-positive bacteria. International Journal of Microbiology. 2(1): 1-7. Choudhury, S., Sharan, L. and Sinha, M. P. (2012) Phytochemical and Antimicrobial Screening of Psidium Guajava L. Leaf Extracts against Clinically Important Gastrointestinal Pathogens, J. Nat. Prod. Plant Resource, 2(4): 524 529. Darsono FL, Artemisia SD. (2003). Aktivitas antimikroba ekstrak daun jambu biji dari beberapa kultivar terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan "hole-plate diffusion method". Berk. Penel. Hayati. 9 (1): 49-51. Fratiwi Y. (2015). The potential of guava leaf (Psidium guajava L.) for diarrhea. Journal Majority. 4(1): 1138. Hoque, M. D. M., Bari, M. L., Inatsu, Y., Juneja, V. K. and Kawamoto, S. (2007). Antibacterial Activity of Guava ( Psidium guajava L.) and Neem ( Azadirachta indica A. Juss.) Extracts Against Foodborne Pathogens and Spoilage Bacteria. Journal Majority. 4(4): 11 Nurhalimah, H., N. Wijayanti dan T. D. Widyaningsih. (2014). Efek anti diare ekstrak daun beluntas (Pluchea Indica L.) terhadap mencit jantan yang diinduksi bakteri Salmonella thypimurium. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3 (3): 1083-1094. Palombo, E. A. (2011). Traditional medicinal plant extracts and natural products with activity against oral bacteria: Potential application in the prevention and treatment of oral diseases. Evidence-based Complementary and Alternative Medicine. doi: 10.1093/ecam/nep067. Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 15

R. N. S. Yadav and M. Agarawala. (2011). Phytochemical analysis of some medicinal plants. Journal of Phytology, 1(3): 10 14. Razak, F.A., Othman, R.Y., Rahim, Z.H., 2006. The effect of Piper betle and Psidiumguajava extracts on the cell-surface hydrophobicity of selected early settlers ofdental plaque. Journal of Oral Science 2(1): 71 75 16