Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: YULIA FATMAWATI A

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak hanya menekankan pada pemberian rumus-rumus melainkan juga

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Peningkatan Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Think Talk Write (TTW)

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-TALK-WRITE PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII1 MTsN MODEL MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED PADA MATERI PECAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang berlokasi di Kecamatan Astanaanyar Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAAN ALJABAR DAN TRIGONOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN TEKNIK THIK- TALK-WRITE (TTW) Oleh: Usep Kuswari. Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VB MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DI SD KARTIKA 1-10 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Universitas Muhammadiyah Purwokerto. J l Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto Telp. (0281)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

Dwi Wurciptaningsih. Kata Kunci : Hasil Belajar, Pedosfer, Pembelajaran Kooperatif, Investigasi Kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Think- Talk-Write (TTW) Materi Pokok Trigonometri Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Jogorogo Tahun Pelajaran 2012/2013 Oleh : Endang Prihatin Trihastuti SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk Meningkatan prestasi belajar matematika khususnya pada materi pokok trigonometri siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tempat penelitian SMA Negeri 1 Jogorogo. Penelitian dilakukan pada 8 April 2013 hingga 11 Mei 2013. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif model deskriptif presentatif untuk nilai rata-rata dan nilai prosentase yang saling dikaitkan sebagai dasar mendeskripsikan keberhasilan penelitian.hasil penelitian yang didapat dalam penelitian ini berupa kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa, minat belajar dan prestasi siswa. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) mempunyai dampak positif dalam meningkatkan (1) kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa dari siklus I diperoleh nilai akhir sebesar 71.05 meningkat pada siklus II menjadi 81.58 dan pada siklus III meningkat menjadi 90,35. (2) Minat belajar siswa siklus I sebesar 22,25 meningkat pada siklus II menjadi 25,75 dan pada siklus III meningkat menjadi 28,03. (3) Jumlah siswa tuntas pada siklus I sebanyak 9 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 13 dan pada siklus III meningkat menjadi 26. (4) Prosentase ketuntasan pada siklus I sebesar 28,13%, pada siklus II meningkat menjadi 40,63% dan pada siklus III meningkat menjadi 81,25%. (5) Kelebihan model TTW adalah langkahnya yang tidak banyak membuat model ini mudah untuk diterapkan, dan media yang dibutuhkan untuk membantu mengoptimalkan hasilnya hanyalah LKS yang dibuat sendiri. (6) Kelemahan model TTW adalah adalah jumlah kelompok yang dibentuk dengan anggota yang sedikit membuat peneliti harus membimbing banyak kelompok dan mengulangi informasi yang sama berulang kali, dan soal yang disajikan dalam LKS harus bisa dikerjakan dengan langkah-langkah TTW. Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar A. PENDAHULUAN Model TTW mempunyai tiga fase yang penting yaitu Think (berfikir), Talk (bicara/diskusi) dan Write (menulis). Ketiga langkah itu dapat membuat siswa lebih teliti dan dapat menganalisa secara individu dahulu kemudian berdiskusi dalam kelompoknya. Model TTW memang model pembelajaran kooperatif yang JIPE Vo. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 15

berarti siswa harus berdiskusi kelompok namun dalam model TTW siswa bebas menuliskan hasil jawaban yang diperoleh dari hasil diskusi kelompok. Walaupun jawaban yang disepakati sama akan tetapi gaya menulis jawaban itu berbeda, dari sini akan tampak siswa benar-benar mengerjakan sendiri. Dengan menggunakan model TTW kita dapat mengetahui kemampuan individu siswa serta sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang diberikan guru, serta apakah dengan model TTW dapat lebih meningkatkan prestasi belajar matematika. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah model Think-Talk- Write (TTW) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika khususnya pada materi pokok trigonometri siswa kelas X semester genap SMAN 1 Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013. 2. Apakah kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Think- Talk-Write (TTW). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Cara model Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X semester genap SMAN khususnya pada materi pokok trigonometri 1 Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013. 2. Kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). B. KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, kegiatan yang utama adalah belajar. Berarti indikator tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa. Banyak ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar sesuai aliran dan filsafat yang dianutnya, antara lain sebagai berikut: Menurut pengertian secara psikologis Slameto (2010:2) menjelaskan bahwa Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian belajar, tampak persamaan mengenai belajar yaitu: a) Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar. b) Belajar merupakan perubahan tingkah laku/perbuatan dan pengetahuan. c) Perubahan terjadi karena interaksi dengan lingkungan berdasakan pengalaman secara disengaja. d) Perubahan bersifat tidak sementara dan positif. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 16

Tujuan belajar Pada prinsipnya tujuan dari belajar adalah perubahan tingkah laku dan pengetahuan si belajar. Djamarah dan Zain (2006) mengemukakan tujuan dari belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Model Pembelajaran Think-Talk- Write (TTW) Salah satu model pembelajaran yang efektif digunakan dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Model pembelajaran Think- Talk-Write (TTW) ini diperkenalkan oleh DeAnn Huinker dan Connie Laughin pada tahun 1996. Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2008: 84) menyatakan bahwa Suatu strategi yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah adalah strategi think-talk-write (TTW). a. Fase-Fase dalam Model Pembelajaran TTW (Think-Talk- Write) Terdapat tiga fase penting dalam model pembelajaran Think-Talk- Write (TTW) yaitu fase think, fase talk dan fase write. 1) Think (Berfikir) Ditahap ini siswa membaca teks berupa permasalahan-permasalahan kemudian secara individual memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan bahasanya sendiri. Pada tahap ini siswa akan membaca sejumlah masalah yang diberikan pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS), kemudian setelah membaca siswa akan menuliskan hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai masalah tersebut (membuat catatan individu). Selanjutnya siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang ada secara individu. 2) Talk (Berbicara atau Berdiskusi) Tahap berikutnya setelah think adalah talk, tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan tentang penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun serta menguji (berbagi) ideide dalam kegiatan diskusi kelompok. Dengan berdiskusi siswa akan membagi ide-ide kepada temannya, diskusi kelompok diharapkan siswa mampu menyampaikan ide JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 17

yang dimiliki dengan gaya bahasanya sendiri. Fase talk memungkinkan siswa untuk terampil bicara. Pada tahap talk memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada tahap ini siswa akan berlatih melakukan komunikasi matematika dengan anggota kelompoknya secara lisan. Masalah yang akan didiskusikan merupakan masalah yang telah siswa pikirkan sebelumnya pada tahap think. Intinya ditahap ini siswa mendiskusikan bersama kelompoknya mengenai persoalan yang disajikan di LKS berdasarkan catatan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. 3) Write (Menulis) Selanjutnya fase write yaitu menuliskan hasil diskusi pada buku catatan siswa. Aktivitas menulis berarti menyatukan ide setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Desain pembelajaran yang menggunakan model TTW menurut Martinis dan Bansu I. Ansari (2008:89) dengan sedikit modifikasi sebagai berikut: Gambar 1 : Desain Pembelajaran dengan Model TTW JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 18

Langkah-langkah Pembelajaran dengan menggunakan Teknik Think- Talk-Write (TTW) menurut Martinis dan Bansu I. Ansari (2008:90) adalah sebagai berikut. a. Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya. b. Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil berupa hal-hal yang diketahui dan tidak diketahuinya (think). c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok untuk membahas sisi catatan kecil (talk). d. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman ke dalam tulisan argumentasi (write). C. METODE PENELITIAN Seting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA NEGERI 1 JOGOROGO, kabupaten Ngawi. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada tanggal 8 April 2013 sampai tanggal 11 Mei 2013. Subjek penelitian Subyek penelitiannya adalah siswa kelas X Semester Genap SMA NEGERI 1 JOGOROGO tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 32 siswa. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil ulangan harian matematika tes siklus I, II dan III di kelas X semester genap SMAN I Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013 1. Jenis Data Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan metode penelitian kualitatif maka jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif. 2. Teknik Analisa Data Analisa data berguna untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesa. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif yang diperoleh dari hasil tes ulangan harian. Diolah dengan deskriptif presentatif dengan rumus sebagai berikut: 1. Untuk nilai rata-rata x = x n x = rata-rata x = jumlah nilai n = banyaknya siswa 2. Untuk prosentase Np = { Nk R } 100% Np = nilai prosentase Nk = jumlah siswa R = jumlah siswa seluruhnya Nilai rata-rata dan nilai prosentase dikaitkan sebagai dasar mendeskripsikan keberhasilan penerapan model pembelajaran Think- Talk-Write (TTW), yang ditandai dengan peningkatan prestasi belajar JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 19

matematika para siswa pada materi trigonometri. 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Prosedur penelitian model Think- Talk-Write (TTW) terdiri dari sistem siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu, a. PerencanaanTindakan (Planning) b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) c. Pengamatan (Observing) d. Refleksi (Reflecting) 4. Indikator Kinerja Tolak ukur atau batas minimal keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran memperoleh prestasi di atas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 75 untuk KKM individual dan 75% dari jumlah siswa untuk KKM klasikal. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan terdiri atas 3 siklus, dengan total siklus I, II dan III dilaksanakan dalam 11 kali pertemuan. Penelitian Tindakan Siklus I 1) Tahap Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti adalah: a) Menyusun silabus. b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c) Menyusun dan mempersiap kan media pembelajaran yang digunakan pada siklus I, yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 1,2 dan 3. LKS d) Menyusun dan mempersiap kan kisi-kisi soal tes siklus I. e) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yang diberikan pada akhir siklus I. f) Menyusun dan mempersiap kan kunci jawaban tes siklus I. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Ke-1 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi ukuran sudut dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi ukuran sudut. Selanjutnya, guru membagikan LKS 1 dan menerapkan model pembelajaran TTW b) Pertemuan Ke-2 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perban dingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku. Selanjutnya, guru membagikan LKS 2 dan menerapkan model pembela jaran TTW c) Pertemuan Ke-3. Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi rumus kebalikan dan rumus JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 20

perbandingan trigonometri. Selanjutnya, guru membagikan LKS 3 dan menerapkan model pembelajaran TTW 3). Tahap Observasi Pengamatan (observasi) dilakukan oleh kolaborator. Kolaborator mengamati pelaksanaan pembelajaran siklus I pada pertemuan ke-1, ke-2 dan ke- 3 yang dilaksanakan peneliti Dari data perkelompok mulai nilai, rata-rata, siswa tuntas atau tidak serta prosentase ketuntasan dapat dirangkum untuk satu kelas dalam tabel berikut. Tabel 1 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I Data Total Jumlah siswa 32 Siswa tuntas 9 Siswa tidak tuntas 23 Nilai tertinggi 78 Nilai terendah 20 Rata-rata 52 Prosentase ketuntasan 28,13%. Dari data tabel diatas, lebih jelas jika ditampilkan pada grafik berikut: Grafik 1 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas Nilai Tertinggi Dari grafik 1 dan tabel 1 nampak bahwa rata-ratanya 52, 9 siswa tuntas, 13 siswa tidak tuntas, nilai tertinggi 78, nilai terendah 20 dan Prosentase ketuntasan 28,13%. 4) Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I prosentase ketuntasannya 28,13% masih JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 21

belum memenuhi indikator kinerja yaitu minimal 75% siswa tuntas dari jumlah keseluruhan siswa, sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II. Beberapa tindakan yang dilaksanakan pada siklus II oleh peneliti di atas diharapkan dapat menyempurnakan kekurangankekurangan yang terdapat pada siklus I. Penelitian Tindakan Siklus II 1) Tahap Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah: a. Menyusun Rencana Pelaksana an Pembelajaran (RPP) b. Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan pada siklus II, yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 4 dan 5. LKS c. Menyusun dan mempersiapkan kisi-kisi soal tes siklus II. d. Mempersiapkan soal tes untuk siswa yang diberikan pada akhir siklus II. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Ke-1 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbanding an trigonometri pada sudut khusus dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi perbandingan trigonometri pada sudut khusus. Selanjutnya, guru membagikan LKS 4 dan menerapkan model pembelajaran TTW b) Pertemuan Ke-2 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbanding an trigonometri pada sudut khusus dan memancing siswa membuat catatan kecil. Selanjut nya, guru membagikan LKS 5 dan menerapkan model pembelajaran TTW 3) Tahap Observasi Pengamatan (observasi) dilaku kan oleh kolaborator. Kolabo rator mengamati pelaksanaan pembelajar an siklus II pada pertemuan ke-1 dan ke-2 yang dilaksanakan peneliti Dari data perkelompok mulai nilai, rata-rata, siswa tuntas atau tidak serta prosentase ketuntasan dapat dirangkum untuk satu kelas dalam tabel berikut. Tabel 2 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus II Data Total Jumlah siswa 32 Siswa tuntas 13 Siswa tidak tuntas 19 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 17 Rata-rata 62,14 JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 22

Data Total Prosentase ketuntasan 40,63%. Dari data tabel diatas, lebih jelas jika ditampilkan pada grafik berikut: 100 80 60 40 20 0 Siklus I Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata Prosentase Ketuntasan Grafik 2 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus II Dari grafik 2 dan tebel 2 nampak bahwa rata rata siklus II sebesar 62, 145, 13 siswa tuntas, 19 siswa tidak tuntas, nilai tertinggi 90, nilai terendah 17 dan prosentase ketuntasan 40,63 %. 4) Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II prosentase ketuntasannya 40.63% masih belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal 75% dari jumlah keseluruhan siswa, sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus III. Sebelum dilakukan siklus III, ada beberapa langkah pada siklus II yang perlu dimodifikasi untuk menyempurna kan tindakan yang dilakukan pada siklus III. Tindakan perbaikan pada siklus III diharapkan dapat meningkatkan hasil prestasi matematika siswa. Penelitian Tindakan Siklus III 1) Tahap Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan pada siklus III, yang dilakukan oleh peneliti adalah: a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP b) Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan pada siklus III, yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 6, 7 dan 8. LKS c) Menyusun dan mempersiapkan kisi-kisi soal tes siklus III. d) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yang diberikan pada akhir siklus III. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan a) Pertemuan Ke-1 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi materi perbandingan trigonometri JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 23

sudut disemua kuadran dan memancing siswa membuat catatan kecil mengenai materi perbandingan trigonometri sudut disemua kuadran. Selanjutnya, guru membagikan LKS 6 dan menerapkan model pembelajaran TTW b) Pertemuan Ke-2 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbandingan trigonometri dari sudut berelasi (90 ± α ), (180 ± α ), (270 ± α ) dan memancing siswa membuat catatan kecil. 3) Tahap Observasi Pengamatan (Observasi) dilakukan oleh kolaborator. Kolaborator mengamati pelaksana an pembelajaran siklus III pada pertemuan ke-1, ke-2 dan ke-3 yang dilaksanakan peneliti Selanjutnya, guru membagikan LKS 7 dan menerapkan model pembelajaran TTW c) Pertemuan Ke-3 Pada tahap inti, peneliti menyampaikan materi perbandingan trigonometri dari sudut berelasi (360 ± α ) dan sudut negatif dan memancing siswa membuat catatan kecil. Selanjutnya, guru membagikan LKS 8 dan menerapkan model pembelajaran TTW Dari data perkelompok mulai nilai, rata-rata, siswa tuntas atau tidak serta prosentase ketuntasan dapat dirangkum untuk satu kelas dalam tabel berikut. Tabel 3 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus III Data Total Jumlah siswa 32 Siswa tuntas 26 Siswa tidak tuntas 6 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 53 Rata-rata 82,31 Prosentase ketuntasan 81,25% Dari data tabel diatas, lebih jelas jika ditampilkan pada grafik berikut: Grafik 3 : Hasil Tes dengan Penerapan Model TTW pada Siklus III JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 24

120 100 80 60 40 20 0 Siklus I Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata Prosentase Ketuntasan Dari grafik 3 dan tabel 3 nampak bahwa rata-rata prestasi siklus III sebesar 82,31, ada 26 siswa tuntas, 6 siswa tidak tuntas, nilai tertinggi 100, nilai terendah 53 dan prosentase ketuntasan 81,25%. 4) Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus III prosentase ketuntasannya 81,25% telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu minimal 75% siswa tuntas dari jumlah keseluruhan siswa, artinya penelitian dikatakan berhasil atau tidak perlu dilanjutkan lagi. Pembahasan Dari data yang dipaparkan diatas dapat kita ketahui bahwa terjadi kenaikan hasil pembelajaran, baik dilihat dari hasil observasi kualitas pelaksanaan pembelajaran, angket minat belajar matematika dengan model TTW dan hasil tes yang berupa prestasi siswa. Pelaksanaan Pembelajaran Kenaikan hasil pengamatan kualitas pelaksanaan pembelajaran antara siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 : Perbandingan Hasil Observasi Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran dan aktivitas dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I, II dan III Data Siklus I II III Skor Maksimal 228 152 228 Jumlah Skor 162 124 206 Nilai akhir 71.05 81.58 90.35 JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 25

Dari tabel 4 diatas dapat kita lihat nilai kualitas pelaksanaan pembelajaran semakin meningkat dalam penerapan model pembelajaran TTW dari siklus I sebesar 71,05 meningkat pada siklus II menjadi 81,58dan meningkat pada siklus III menjadi 90.35. hal ini disebabkan model pembelajaran TTW merupakan model yang baru dan memiliki langkah-langkah yang sedikit sehingga siswa tertarik untuk mengikuti jalannya pembelajaran dengan menerapkan model TTW. Kondisi peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat lebih jelas pada grafik berikut: Grafik 5 : Perbandingan Nilai Akhir Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran dan Aktivitas Siswa dengan Penerapan Model TTW pada Siklus I, II dan III 100 80 60 40 20 0 Nilai Akhir Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Akhir Grafik 5 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa dengan model TTW dari setiap siklus. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui penerapan model TTW (Think- Talk-Write) pada materi pokok trigonometri di kelas X semester genap SMAN 1 Jogorogo tahun pelajaran 2012/2013 1. Dapat meningkatkan nilai akhir kualitas pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa kelas X SMAN 1 Jogorogo semester genap tahun pelajaran 2012/2013. 2. Dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas X SMAN 1 Jogorogo semester genap tahun pelajaran 2012/2013 3. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMAN 1 Jogorogo semester genap tahun pelajaran 2012/2013 Kelebihan Model TTW JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 26

Kelebihan model TTW dari apa yang peneliti telah laksanakan adalah langkahnya yang tidak banyak membuat model ini mudah untuk diterapkan, dan media yang dibutuhkan untuk membantu mengoptimalkan hasilnya hanyalah LKS yang dibuat sendiri. 4. Kelemahan Model TTW Kelemahan model TTW dari apa yang peneliti telah laksanakan adalah jumlah kelompok yang dibentuk dengan anggota yang sedikit membuat peneliti harus membimbing banyak kelompok dan mengulangi informasi yang sama, dan soal yang disajikan dalam LKS harus bisa dikerjakan dengan langkah-langkah TTW. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya supaya proses kegiatan pelaksanaan pembelajaran matematika memberikan hasil yang optimal maka sebaiknya hal yang dilakukan sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Peneliti menyarankan bagi guruguru matematika di SMAN 1 Jogorogo khususnya, serta guruguru dan calon guru matematika pada umumnya dalam pengajaran pokok bahasan trigonometri kelas X sebaiknya menggunakan model TTW (Think-Talk-Write), agar guru dapat mengajar lebih terarah dan sistematis sehingga siswa dapat lebih cepat memahami materi yang diajarkan. b. LKS yang digunakan dalam pembelajaran harus dipersiapkan secara matang. Kelemahan yang dilakukan peneliti adalah tidak sepenuhnya memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi tanggapan kepada kelompok yang presentasi. Hendaknya guru lebih memberikan waktu untuk semua siswa memberi tanggapan. 2. Bagi Peneliti lanjutan a. Instrumen rubrik lembar penilaian kualitas pelaksanaan pembelajaran dalam indikator membimbing siswa dalam mengerjakan soal, interval jumlah siswa yang dibimbing harus rasional dan mempunyai identitas yang jelas untuk memudahkan observer melakukan penilaian. Perubahan yang perlu dilakukan yaitu, 1) Skor 4 diberikan bila membimbing 11-15 siswa 2) Skor 3 diberikan, bila membimbing 6-10 siswa 3) Skor 2 diberikan, bila membimbing 1-5 orang siswa 4) Skor 1 diberikan, jika tidak membimbing siswa mengerjakan soal latihan. b. Tingkat kesukaran soal hendaknya diukur dan diupayakan sama untuk menjamin bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar kognitif siswa benar-benar karena tindakan dan bukan karena tingkat kesukaran soal yang tidak sama. c. Dalam menuliskan identitas angket hendaknya identitas pengisi JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 27

angket tidak perlu di tulis untuk menjaga kerahasiaan identitas seseorang. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. Djamarah, Syaiful B. dan Zain, Azwan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Kelas X Semester Genap. Klten: Viva Pakarindo. Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Yamin, M. dan Ansari, Bansu I. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Interprebook. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Slameto. 2010. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi nya. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Penyusun. 2012. Kreatif Matematika 1b untuk SMA JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 28