Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VIII, No. 1, April 2017 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berlebih sehingga untuk mengembangkan dan merencanankan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penganggaran merupakan suatu aktivitas pemerintah yang penting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Akuntabilitas Kepala Sekolah dalam perencanaan Dana Bantuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

PENGELOLAAN KEUANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN/SEKOLAH

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BAB V PENUTUP. Olahraga dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah. Menengah Pertama Negeri tahun anggaran 2015 di kota Surakarta yang

PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN MANDIANGIN KOTO SELAYAN KOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN. dituntut dapat disajikan secara transparan dan akuntabel. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA PENDIDIKAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

Diajukan Oleh: ARISTA WIDYANINGSIH A

A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945.

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan-tujuan. Kinerja terbagi dua jenis yaitu kinerja tugas merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Sektor Publik Pengertian Akuntansi Sektor Publik Bastian (2006:15) Mardiasmo (2009:2) Abdul Halim (2012:3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

ANALISIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMA NEGERI JUMAPOLO

BAB III METODE PENELITIAN. dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Duwet Kecamatan Bendo Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. penyedian barang kebutuhan publik (Mardiasmo, 2009). kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi sektor publik adalah system akuntansi yang dipakai oleh

PERSEPSI GURU TENTANG AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH MENENGAH LANJUTAN ATAS (SLTA) NEGERI SE-KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini media cetak maupun media elektronik di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

ANALISIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMA BINA GUNA TANAH JAWA KABUPATEN SIMALUNGUN

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lahirnya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. telah mendorong pemerintah untuk menerapkan akuntabilitas publik.

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

¹Ida Bagus Made Sutra Isvara Permas ¹Anantawikrama Tungga Atmadja, ²Made Aristia Prayudi

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

ANALISIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) (STUDI PADA SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA)

BAB.I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 2, Juli 2010 ( ) ISSN

BAB I PENDAHULUAN. daya daerah, dan (3) Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi. keuangan daerah secara ekonomis, efesien, efektif, transparan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

IMPLEMENTASI AKUNTANSI KEUANGAN DESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada era reformasi ini dituntut untuk melaksanakan. perubahan penting dan mendasar yang dimaksudkan untuk memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitikberatkan pada Pemerintah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan untuk lebih

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

Abstrak. Pendahuluan. Tutus et al., Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah... 30

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam sektor publik, dalam hal ini adalah belanja modal,

Transkripsi:

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA SMP NEGERI 4 RIMBA MELINTANG KABUPATEN ROKAN HILIR (Accountability and Transparancy of Handling Operational Expense (BOS) at SMP Negeri 4 Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir) Oleh: Maya Kesuma Nasution *) *) Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir ABSTRAK Accountability in financial management is indispensable for is very important, the success of an organization including in educational institutions can be measured how the institutions manage financial and human resources. Management of BOS funds are needed to determine the extent of the accountability and transparency of BOS funds in Public Junior High School 2 Rimba Melintang, Rokan Hilir. This research is a qualitative case study approach. The study population is the principal, treasurer, school committees, teachers, parents and students. methods of sampling conducted the lottery. Data were analyzed with descriptive analysis. Accountability management of school operational funds (BOS) has been done by reviewing the financial management process of the threebudgeting, financial reporting, and verification reports. BOS funds management at the Public Junior High School 4 Rimba Rokan Hilir already accountable and transparent.. Keywords: Accountability, transparency, management, BOS fund PENDAHULUAN Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan program nasional pemerintah dalam bidang pendidikan yang dirancang untuk menjamin keberlangsungan proses pendidikan di satuan pendidikan tingkat dasar. Melalui program ini pemerintah ingin membuktikan komitmennya terhadap jaminan hak warga negara untuk memperoleh layanan pendidikan di tingkat dasar. Sekolah menempati posisi yang paling penting dalam penentuan penggunaan dana BOS, karena sekolah instansi yang terkait langsung dengan pengelolaan dana. Kesalahpemahaman oleh pengelola dapat menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan Pengelolaan Dana BOS SLTP (Sekolah Lanjut Tingkat Pertama). Kurang spesifiknya petunjuk yang ada dalam petunjuk teknis BOS SLTP menimbulkan penerjemahan yang berbeda-beda oleh pihak Pengelolaan Dana BOS SLTP. Hal ini menjadi permasalahan dan dapat menimbulkan dugaan penyelewengan. Menurut ketentuan, dana BOS dikelola oleh kepala sekolah dan guru atau tenaga administrasi yang ditunjukkan sebagai administrasi yang ditunjuk sebagai dana BOS. Sekolah boleh mengunakaan dana BOS tersebut untuk beberapa jenis pengeluaran sesuai juklak program dana berdasarkan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) yang disusun oleh sekolah dan komite sekolah. Setiap sekolah menerima dana BOS yang berbeda tergantung pada jumlah siswa yang berada di sekolah tersebut. Ada sekolah yang menerima dana BOS dengan jumlah yang cukup besar, namun ada pula sekolah yang menerima dana BOS yang tergolong cukup kecil. Akan tetapi, diketahui bahwa tingginya dana BOS yang diterima sekolah tidak lantas membuat sekolah tersebut memiliki kegiatan pembelajaran yang optimal. SMP Negeri 4 Rimba Melintang merupakan salah satu sekolah yang menerima dana BOS dari pemerintah. SMP ini mempunyai 200 orang siswa yang terbagi ke dalam tingkatan. Sekolah ini

tentu dituntut untuk melakukan pengelolaan dana secara efektif dan efisien, dalam hal penggunaan dana harus transparan serta dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan. Mengingat bahwa pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) setiap tahunnya oleh pemerintah, maka harus dilaksanakan dengan tertib dan bertanggungjawab. Pengelolaan dana BOS dilaksanakan dengan tepat sasaran dalam mendukung penyelenggaraan wajib belajar 9 tahun secara akuntabilitas dan transparansi. Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada pemerintah dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut (Mardiasmo. 2002). Tujuan penelitian adalah: untuk mengetahui akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMP N 4 Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir. Aspek yang diungkapkan dan nomor pertanyaan dalam kuesioner METODOLOGI PENULISAN Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Rimba Melintang. Penelitian ini dilakukan bulan Agustus Desember 2016. Responden pada penelitian ini adalah kepala sekolah yaitu 1 orang, bendahara BOS yaitu 1 orang, seluruh guru yaitu 15 orang, komite sekolah dipilih secara lotre sebanyak 4 orang, orang tua siswa dipilih 25% dari jumlah orang tua siswa. Sedangkan penentuan jumlah responden untuk siswa sama seperti halnya dengan jumlah responden orangtua siswa yaitu 25% dari jumlah siswa yang ditentukan secara lotre (Sukmadinata. 2010). Jenis data penelitian data primer dan sekunder. Instrument yang digunakan Santoso (2005), dikembangkan berdasarkan difinisi akuntabilitas finansial menurut Premchand (dalam Halim. 2002). Pengumpulan data dengan mengunakan kuesioner. Tabel 1. Kelompok responden penelitian dan aspek yang diungkapkan Responden Pengukuran akuntabilitas 1 s.d. 11 Pengukuran transparansi 12 s.d 20 Pengukuran akuntabilitas dan transparansi didasarkan pada jawaban yang diberikan oleh responden. Setiap jawaban mewakili skor 1 sampai dengan 4. Secara keseluruhan akuntabilitas dan transparansi diukur dengan skor rata-rata dari jawaban semua responden untuk semua pernyataan. Rentang skor rata-rata berada pada rentang sebagai berikut: Keterangan katategori akuntabel dan transparan (Santoso. 2005): Skor rata-rata 1= sangat tidak akuntabel dan sangat tidak transparan Skor rata-rata 2= tidak akuntabel, tidak transparan Skor rata-rata 3= akuntabel, transparan Skor rata-rata 4 = sangat akuntabel, sangat transparan Analisis data yang digunakan untuk menganalisa data-data yang didapat dari penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Meleong (2010), menyatakan bahwa analisa data kualitatif adalah

proses pengorganisasian dan pengurutan data kedalam pola dan kategori serta satuan uraian dasar, sehingga dapat dikemukakan tema seperti yang disarankan oleh data. Untuk itu data-data yang terkumpul baik itu data primer maupun data sekunder, maka akan diorganisir dan disusun. Setelah tersusun kemudian dilakukan penafsiran dan pembahasan terhadap data yang dikemukakan tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Bantuan operasional sekolah (BOS) dalam bidang pendidikan secara konsep mencakup komponen untuk biaya operasional dan non operasional, namun karena biaya satuan yang digunakan adalah biaya rata-rata nasional maka penggunaan BOS dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personil dan biaya investasi. Secara detail beberapa jenis kegiatan yang boleh dibiayai oleh dana BOS sangat banyak namun diprioritaskan untuk biaya operasional non personil bagi sekolah. Biaya operasional meliputi biaya untuk kesejahteraan (honor kelebihan jam mengajar, guru tidak tetap, pegawai tidak tetap, uang lembur dan pengembangan profesi guru, musyawarah guru mata pelajaran, musyawarah kerja kepala sekolah, kelompok kerja kepala sekolah, kelompok kerja guru, dan lain-lain). Biaya non operasional adalah biaya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) evaluasi penilaian, perawatan/pemeliharaan, daya dan jasa, pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervisi. Akuntabilitas di dalam penelitian ini berarti pertanggung jawaban terhadap penggunaan dana BOS yang diperoleh oleh sekolah sebagai satu-satunya sumber keuangan dalam program RKAS sebagai sumber dana yang digunakan untuk kegiatan di sekolah yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku, maka sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Hal ini berarti sekolah sebagai instansi pendidikan wajib memberikan pertanggung jawaban kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah terkait pengelolaan anggaran dana BOS dalam program RKAS. Setiap sekolah wajib menyusun RKAS sebagaimana diamanatkan di dalam pasal 53 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu Rencana Kerja Tahunan hendaknya memuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk masa kerja satu tahun. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) merupakan rencana perolehan pembiayaan pendidikan dari berbagai sumber pendapatan serta susunan program kerja tahunan yang terdiri dari sejumlah kegiatan rutin serta beberapa kegiatan lainnya disertai rincian rencana pembiayaannya dalam satu tahun anggaran. Akuntabilitas pengelolaan keuangan dilakukan dengan mengkaji dengan tiga proses pengelolaan keuangan yakni penyusun anggaran, pelaporan keuangan, dan verifikasi laporan. 1. Penyusunan anggaran a) Dari segi waktu pelaksanaan penyusunan anggaran, jawaban responden atas pernyataan responden atas pernyataan mengenai disiplin waktu penyusunan RAPBS pada awal tahun anggaran, jawaban responden berkisar antara kadang-kadang terlambat dengan nilai skor 3 dan selalu tepat waktu dengan nilai skor 4 sebagaimana ditunjukan dalam Tabel 2 Tabel 2. Disiplin Waktu Penyusunan RAPBS Menurut Para Responden 42

No Responden Responden Memberikan Jawaban Rata-rata Skor Sering Terlambat Kadangkadang Selalu tepat Tidak Memberikan Jawaban 1. Kepala sekolah terlambat Jawaban - - 1-4.00 2. Guru - 3 12-3.80 3. Bendahara - - 1-4.00 4. Komite Sekolah 5. Orang tua siswa - - 4-4.00-12 38-3.76 6. Siswa - 5 45-3.90 Jumlah - 20 101-3.91 Sumber:Data Primer. 2016 Tabel 2 di atas menjelaskan dari segi waktu pelaksanaan penyusunan anggaran, jawaban responden atas pernyataan mengenai disiplin waktu penyusunan RAPBS pada tahun anggaran adalah kadang-kadang terlambat dengan nilai skor 3. Ini adalah pernyataan responden kepala sekolah dari ke empat sekolah yang bersedia jadi responden. Namun berbeda dari jawaban bendahara Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Tabel di atas dari 131 orang responden 101 responden (77.09%) menilai anggaran pada awal ajaran disusun dari tepat waktu dan 20 (22.90%), responden menilai penyusun RAPBS kadang terlambat. Berdasarkan hasil wawancara, keterlambatan dalam penyusunan anggaran diantaranya disebabkan keterlambatan petunjuk pelaksanaan penyusunan anggran dari Dinas Pendidikan, terutama untuk dana yang bersumber dari APBD. Secara normatif, penyusunan anggaran harus dilaksanakan tepat waktu mengingat fungsi anggaran selain sebagai alat otorisasi belanja sekolah juga berperan sebagai alat perencana kegiatan. Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat disimpulkan dari disiplin waktu Penyusunan RAPBS menurut para responden maka proses penganggaran dana BOS pada SMA Negeri Kabupaten Rokan Hilir adalah sangat akuntabel dan transparan karena memiliki nilai ra-rata 3.91. Dalam proses pengambilan keputusan, pembahasan RAPBS pada umumnya dengan memadukan keinginan pihak sekolah dengan pihak komite sekolah ataupun kompromi dari keinginan pihak sekolah dengan komite sekolah. Namun di dalam prosesnya orang tua siswa tidak banyak memberikan tanggapan atas isi rancangan anggaran sekolah. Orang tua siswa pada umumnya lebih banyak memberi perhatian pada beban iuran sekolah yang harus dibayarkan. Dalam proses demikian, anggaran sekolah yang telah disusun oleh pihak sekolah bersama dengan pihak pengurus sekolah pada umumnya mudah disepekati dengan cepat. Penggunaan dana BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru dan Komite Sekolah, yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RKAS/RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain yang sah. Hasil kesepakatan penggunaan dana BOS harus dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat yang dilampirkan tanda tangan seluruh peserta rapat yang hadir. Pelaksanaan program BOS meliputi dua kegiatan utama yaitu: 1) kegiatan penerimaan, 2) kegiatan pengeluaran sesuai RAPBS. 43

Tabel 3. Penilaian Responden Atas Keterlibatan Guru, Komite Sekolah, Unsur Pernyataan Keterlibatan guru dalam menyusun anggaran Keterlibatan komite sekolah Keterlibatan orang tua siswa Tidak terlibat (Skor 1) Terlibat pasif (Skor 2) Sumber:Data Primer. 2016 Tabel 3 di atas menjelaskan bahwa penyusunan anggaran dinilai oleh responden telah melibatkan guru, komite sekolah dan orang tua siswa. Dalam keterlibatannya dalam menyusun RAPBS, 7 responden (46.67%) guru telah terlibat sangat aktif, 4 responden (100%) komite sekolah telah terlibat sangat aktif, dan 9 responden (18%) menyatakan orang tua sangat terlibat aktif dalam penyusunan anggaran dana BOS. Ini menandakan bahwa komite sekolah memiliki keterlibatan yang tinggi dalam proses penganggran dana BOS yaitu 100%, sedangkan keterlibatan guru dan orangtua siswa masih tergolong sedang yaitu <50% pada SMP Negeri 2 Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir sangat aktif dalam proses penggaran dana BOS. 2. Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Pertanggung jawaban pengelolaan keuangan sekolah diwujudkan dalam bentuk pelaporan dalam Penilaian responden tentang kesesuaian dan Orang Tua Siswa Dalam Proses Penganggaran Dana BOS Jawaban Responden Cukup Sangat Tidak Jumlah aktif aktif memberikan (Skor 3) (Skor 4) Jawaban - 4 4 7-15 - - - 4-4 2 22 15 9 2 50 penggunaan dana, yang bersumber dari pemerintah daerah (APBD) serta pelaporan kepala sekolah kepada komite sekolah. Loporan keuangan sekolah terdiri atas laporan rutin bulanan, triwulan serta laporan tahunan. Kegiatan pelaporan dibuat dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah atas keterlaksanaan BOS SMA kepada pemerintah pusat dibuat oleh tim manajemen BOS SMA dan secara khusus oleh Bendahara BOS dengan pembantunya. Penilaian pelaporan keuangan berkaitan dengan akutanbilitas didasarkan pada jawaban responden mengenai kesesuaian penggunaan dana, ketentuan dan kebutuhan. Untuk lebih jelasnya disajikan oleh Tabel 4. Tabel 4. Penilaian Responden Mengenai Kesesuaian Penggunaan Dana BOS Dengan Ketentuan dan Kebutuhan Jumlah penggunaan dana dengan kebutuhan dan ketentuan Tidak sesuai 1 Kurang sesuai 2 Cukup sesuai 92 Sangat sesuai 32 Tidak tahu 4 Jumlah 131 Sumber:Data Primer Yang Telah Diolah. 2016 Tabel 4 menjelaskan penilaian responden mengenai kesesuaian penggunaan dana BOS dengan ketentuan dan kebutuhan adalah 92 44

orang responden (70.23%) menyatakan sudah cukup sesesuai dan sudah sangat sesuai 32 orang responden (24.43%). Hal ini berarti pengunaan dana BOS pada SMP Negeri 4 Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir sudah cukup sesuai. 3. Verifikasi Laporan Salah satu unsur akuntabilitas adalah adanya verifikasi atas laporan yang disampaikan oleh pemegang amanah Unsur Pernyataan Ketersediaan kesempatan dilakukannya verifikasi keuangan sekolah Tidak tersedia (Skor 1) Sumber:Data Primer Yang Telah Diolah. 2016 Hanya sedikit tersedia Tabel 5 di atas menjelaskan penilaian responden mengenai ketersediaan kesempatan dilakukan verifikasi atas keuangan dana BOS adalah 91 orang (69.47%) mengatakan cukup tersedia dan hanya 5 orang (3.82%) menyatakan ketersediaan kesempatan dilakukan verifikasi atas keuangan sekolah mengatakan tidak tersedia. Secara umum, para pihak yang terlibat di dalam penyusunan anggaran, pelaporan keuangan dan verifikasi laporan dianggap memiliki peran penting di dalam mengupayakan penyelenggaraan pengelolaan secara akuntabel. Hal ini tercermin dari jawaban responden baik responden komite sekolah maupun reponden kepala sekolah mengatakan bahwa cukup bersedia melakukan verifikasi atas keuangan dana BOS yang telah mereka terima. Transparansi dalam pengelolaan keuangan suatu lembaga pendidikan (agent) kepada pemberi amanah (principal). Komite sekolah yang bertindak sebagai principal memiliki kewenangan untuk memverifikasi laporan realisasi keuangan sekolah yang bertindak sebagai agent. Untuk lebih jelasnya ditampilkan oleh Tabel 5. Tabel 5. Penilaian responden mengenai ketersediaan kesempatan dilakukan verifikasi atas keuangan sekolah Jawaban Responden Cukup Selau tersedia tersedia (Skor 3) (Skor 4) Tidak Tahu Jumlah 5 8 91 23 3 131 Jawaban responden bahwa informasi telah disampaikan sekolah pada setiap kesempatan yang ada Sangat tidak setuju (skor 1) Tidak setuju (skor 2) sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. disamping itu, transparansi dapat menciptakan timbal balik antaran pemerintah, masyarakat, orang tua siswa, dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Secara normatif, ketersediaan media penyampaian informasi keuangan harus tersedia yang memudahkan para pihak berkepentingan mengaksesnya. Secara umum, penilaian responden mengenai penyampaian informasi pengelolaan dana BOS oleh sekolah disajikan oleh Tabel 6. Tabel 6. Penilaian Responden Mengenai Penyampaian Informasi Dana BOS Jumlah 6 9

Setuju (skor 3) Sangat Setuju (skor 4) Tidak menjawab (tanpa skor) Jumlah 131 Sumber:Data Primer Yang Telah Diolah. 2016 89 27 0 Dari Tabel 6 di atas dapat kita ketahui bahwa rata-rata nilai indeks transparansi untuk 5 (lima) sekolah adalah 3.05. Maknanya, rata-rata nilai indeks transparansi tersebut mengindifikasikan bahwa secara umum pengelolaan anggaran telah diselenggarakan secara transparan. Secara khusus telah dilaksanakan wawancara dengan para komite sekolah dan orang tua siswa mengenai dilakukan audit internal atas jawaban laporan RAPBS. Para responden mengatakan bahwa audit eksternal tidak perlu dilakukan dengan catatan apabila sekolah telah melakukan pertanggungjawaban RAPBS secara terbuka dan jelas. Disamping itu, para responden juga menyatakan bahwa pemeriksaan internal baik verifikasi oleh komite sekolah maupun aparat pemeriksan fungsional Badan Pegawas Daerah dipandang telah cukup mewakili pemeriksaan atas pertanggungjawaban dana BOS. Berkaitan dengan kesedian akses informasi, kepala sekolah menyatakan bahwa cukup terdapat akses informasi mengenai pengelolaan dana BOS. Pernyataan responden kepala tersebut dikuatkan hamper oleh seluruh data responden komite sekolah dan orang tua siswa. Disamping itu, responden seluruh kepala sekolah juga menyatakan bahwa mereka telah memberikan informasi secara terbuka kepada para pihak terkait mengenai pengunaan dana BOS, dan hal ini juga dikonfirmasi positif oleh responden anggota komite sekolah. Secara normatif sekolah harus menyampaikan informasi secara terbuka mengenai dana BOS. Sekolah telah menyediakan akses informasi bagi publik berupa papan penguman sebagai media publikasi pengunaan dana BOS. Secara normatif, pengambilan keputusan terkait dengan dana BOS selalu diawali dengan komunikasi diantara pihak terkait. Proses komunikasi akan mengurangi ketidakseimbangan informasi yang bisa menimbulkan kesalapahaman. Dalam hal ini seluruh responden, kepala sekolah yang juga dikuatkan oleh responden komite sekolah menyatakan komunikasi telah dilakukan cukup baik diantara pihak berkepentingan dengan pihak sekolah. Komunikasi telah dilakukan secara intensif antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dan komite sekolah. KESIMPULAN Peneitian ini dapat disimpulkan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMP Negeri 4 Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir sudah akuntabel dan transparan. Kepala Sekolah dan manajemennya diharapkan sekiranya dapat lebih meningkatkan transparan pengelolaan dana BOS menjadi sangat transparan. Misalnya dengan mengunakan sarana prasarana media online untuk mempublikasikan. REFERENSI Direktorat Pembina SMP. 2015. Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Maleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rasdakarya. Bandung Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi Press. Yogyakarta Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2013. Jakarta Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 80 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Jakarta Sukmadinata, N. S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosadakarya. Bandung