BAB I PENDAHULUAN. kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun sekarang dalam satuan moneter dan harus diwujudkan periode yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, perusahaan profit oriented maupun non-profit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

BAB I PENDAHULUAN UKDW. waktu yang akan datang dapat diukur (Handoko, 1997). berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Kinerja organisasi sebagian besar dipengaruhi kinerja para pegawai,

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumsi listrik khususnya di daerah-daerah terpencil yang jauh dari

BAB I. Pendahuluan. yang dihasilkan perusahaan jasa ini lebih bersifat intangible atau tidak terlihat.

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan sesuai Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

(Survei Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 32 tahun 2004 Pasal 1 ayat (5) tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pupuk Kujang adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, setiap perusahaan harus

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. juga terdapat gambaran secara umum maksud dan arah penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dalam kondisi

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bisnis mereka (Drury, 2012:4). Di zaman informasi saat ini, muncul ide-ide yang

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem penganggaran kembali mengemuka pada awal tahun 2000-an,

BAB I PENDAHULUAN. (2004), Setiap entitas pencari laba ataupun nirlaba bisa mendapatkan manfaat dari

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

BAB I. PENDAHULUAN. individu dan organisasi yang bertentangan satu sama lain dan bahwa adanya

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga

BAB 1 PENDAHULUAN. adil dan makmur, yang merata secara material dan spritual berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. penugasan pemerintah dibidang ketenaga listrikan dalam rangka menunjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi anggaran merupakan salah satu pendekatan buttom-up dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN. (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Surakarta dan Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SKRIPSI. Disusun oleh: RATNA YULIATI B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sasaran tersebut. Rencana yang disusun secara kuantitatif umunya dituangkan

Anggaran dan Siklus Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin kompleks dan di sisi lain industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung tertutup mulai dari perencanaan hingga tahap penetapan tujuan awal, hal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Reformasi di Indonesia dari Zaman orde baru telah mendorong terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis saat ini begitu pesat, kondisi ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA DINAS KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dinyatakan dalam satuan moneter standar. Anggaran dapat berupa rencana jangka

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendirikan suatu perusahaan pasti memiliki tujuan-tujuan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran

PENERAPAN ANGGARAN PARTISIPATIF PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Pada Tiga Universitas Swasta Di Daerah Istimewa Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di abad 21 ini semakin ketat seiring dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dimasa yang

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan bagian yang terintegrasi dalam suatu

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah laporan-laporan formal sumber daya-sumber daya

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencangkup jangka waktu satu tahun (Anthony, et al 2011:714). Hansen & Mowen (2006:359) mengatakan bahwa penganggaran adalah kegiatan menciptakan suatu rencana yang dinyatakan dalam keuangan. Penganggaran memainkan peran dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Peran anggaran juga berfungsi untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi, sehingga peran anggaran menjadi semakin penting karena anggaran merupakan tolak ukur tumbuhnya suatu organisasi. Anggaran di susun dengan pendekatan bottom-up yaitu perkiraan penyusunan anggaran dimulai dari bawah, misalnya untuk membuat perkiraan penjualan akan dimulai dari tingkat tenaga penjual (Baldric Siregar, et al 2013:117). Peran karyawan dari tingkat bawah dapat mendorong pengembangan anggaran dari setiap divisi perusahaan (Walter & Skousen, 2009:16). Keunggulan pendekatan bottom-up adalah semua tingkatan dalam perusahaan sampai tingkat tertentu berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran sehingga lebih memungkinkan untuk mendukung anggaran dan merasa ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilannya (Baldric Siregar, et al 2013:117). Bambang Hariadi (2002:243) mengatakan penyusunan anggaran yang memungkinkan bawahan untuk ikut bekerja sama menentukan rencana disebut 1

Bab I Pendahuluan 2 penganggaran partisipatif (partisipative budgeting). Penganggaran partisipatif mengacu pada sistem kontrol manajemen yang memungkinkan karyawan untuk memberikan masukan dalam proses anggaran (Arnold, 2011:92). Partisipasi anggaran berfungsi sebagai fungsi informasi dimana karyawan dapat mengumpulkan, pertukaran dan menyebarluaskan informasi yang relevan membantu pengambilan keputusan (Kader, 2011:151). Untuk mengukur partisipasi pengganggaran ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yang pertama adalah diperlukan keterlibatan (involvement) yang dapat dilihat berdasarkan seberapa besar bagian atau porsi keterlibatan manajer dalam menyusun anggaran. Kedua yang perlu perhatikan adalah pengaruh (influence), yaitu partisipasi penganggaran melihat seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh manajer terhadap anggaran final (final budget). Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah diperlukannya kontribusi (contribution), yaitu seberapa penting kontribusi yang diberikan manajer dalam penyusunan budget (Ria Novita Halim & Devie, 2013). Keterlibatan manajer puncak dalam penyusunan anggaran diperlukan agar sistem anggaran dapat secara efektif memotivasi para pelaksana atau pengusul anggaran (Supriyono, 2000:56). Sistem anggaran yang ideal adalah yang menuju keselarasan tujuan seutuhnya, dan secara bersamaan memberikan dorongan kepada manajer untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang etis (Hansen & Mowen, 2006:356). Seorang manajer melakukan tugasnya dengan efektif bila tujuan yang terdapat dalam anggaran tercapai dan terlampaui (Hansen & Mowen, 2006:348). Anggaran di dalam suatu perusahaan berisi komitmen manajer penyusun anggaran, sehingga anggaran merupakan tolak ukur terbaik kinerja

Bab I Pendahuluan 3 manajer (Mulyadi, 1993:459). Anthony, et al (2011:718) juga mengatakan bahwa anggaran sering digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Anwar Prabu Mangkunegara, 2002:67). Kinerja yang diperoleh manajer merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektifitas organisasi (Aditiya Christianto Gunawan & Linda Santioso, 2015). Armstrong (2000:1) mengartikan kinerja manajerial sebagai suatu proses strategis dan terpadu yang memberikan sukses berkelanjutan untuk organisasi dengan meningkatkan kinerja orang-orang yang bekerja di dalamnya dan dengan mengembangkan kemampuan contributor individu dan tim. Kinerja manajerial memiliki 8 (delapan) dimensi menurut Thornton & Byham (1982:102), yaitu: (1) Perencanaan; (2) Investigasi; (3) Koordinasi; (4) Evaluasi; (5) Supervisi; (6) Staffing; (7) Negosiasi; and (8) Perwakilan. Dalam penelitian sebelumnya Eko Sugiyanto & Lilik Subagiyo (2005) mengungkapkan secara umum bahwa anggaran yang telah disusun memiliki dua peranan. Pertama, anggaran berperan sebagai perencanaan, yaitu bahwa anggaran tersebut berisi tentang ringkasan rencana-rencana keuangan organisasi di masa yang akan datang. Kedua, anggaran berperan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Anthony & Govindarajan (2001:68) juga mengungkapkan bahwa persiapan penganggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial, karena ketika bawahan terlibat dalam proses penganggaran, ada kecenderungan

Bab I Pendahuluan 4 mereka akan menerima target anggaran, dan menghasilkan pertukaran informasi yang efektif. Hal senada juga dikatakan oleh Supriyono (2000:54) yaitu anggaran partisipatif bermanfaat untuk mengukur kinerja jika penyusunannya didasarkan pada anggaran fleksibel dan bukanlah berdasarkan anggaran statis. Anggaran berisi komitmen manajer penyusun anggaran, sehingga anggaran merupakan tolak ukur terbaik kinerja manajer. serta anggaran merupakan tolak ukur terbaik kinerja manajer (Mulyadi, 1993:459). Pada kenyataannya permasalahan yang terjadi di Indonesia menunjukan kinerja manajerial yang belum cukup baik. Ramson Siagian selaku Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra menyatakan bahwa kinerja DPR RI masa bakti 2014-2019 dianggap belum maksimal selam setahun terakhir ini. Belum optimal hasilnya, apalagi fungsi legislasi karena memang empat bulan pertama DPR RI waktu itu dengan pemerintah belum welcome, karena adanya KIH-KMP. Berita ini menunjukan kinerja manajerial pemerintah yang masih perlu ditingkatkan. Selanjutnya, Muhamad Hidayat selaku Koordinator Jaringan Aksi Peduli BUMN (JAP-BUMN) juga mengatakan bahwa kinerja Direktur Umum Telkom Alex Sinaga kurang baik dan optimal. Kualitas manajemen di bawah komando Dirut Telkom saat ini menunjukkan penurunan tajam. Kami menilai kinerja Dirut Telkom banyak merugikan perusahaan terutama terkait dengan berbagai persoalan pelayanan dari layanan Internet. sebagai tindaklanjut atas desakan ini, kami akan beramai-ramai mendatangi RUPS PT Telkom, pungkasnya. Dari berita ini dapat dilihat bahwa kinerja manajerial berpengaruh terhadap berbagai aspek di dalam suatu perusahaan.

Bab I Pendahuluan 5 Senada dengan kedua berita tersebut Yenny Sucipto selaku Sekretaris Jenderal FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) yang meminta Presiden Joko Widodo merombak susunan kabinet, khususnya dua menteri ekonomi, karena kinerjanya dinilai tak memuaskan. Sekretaris Jenderal FITRA Yenny Sucipto menyebutkan dua menteri itu adalah Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. "Menteri Keuangan tak menunjukkan kinerja bagus dalam hal penerimaan negara," kata Yenny saat ditemui di kantor FITRA, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Ahad, 5 Juni 2016. Akibat kinerja yang tak maksimal itu, defisit anggaran negara berdampak terhadap ruang fiskal. Hal ini terjadi karena tak ada tindak lanjut mengenai pengelolaan keuangan negara yang mandiri dan berdaulat. Berita ketiga tersebut juga menunjukan kinerja manajerial masih memiliki kendala terutama dalam pengganggaran. Teori yang mengatakan partisipasi penyusunan anggaran memiliki dampak atau pengaruh terhadap kinerja manajerial didukung oleh penelitianpenelitian sebelumnya. Aditiya Christianto Gunawan & Linda Santioso (2015) mengungkapkan secara umum dalam penelitian yang mereka telah lakukan pada perusahaan manufaktur di Jakarta dan Tangerang bahwa nilai partisipasi anggaran secara langsung berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian serupa telah dilakukan oleh Anwar & Sumiati (2014) pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kota Palopyang hasil menunjukan adanya hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dan kinerja manajerial. Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tarigan & Devie (2015) pada perusahaan service di Surabaya menunjukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran

Bab I Pendahuluan 6 berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial karena dapat meningkatkan kinerja dari para manajer di perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada Bank BUMN di Bandung). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial Bank BUMN di Bandung? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan peneltian mengacu pada rumusan masalah, yaitu: Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial Bank BUMN di Bandung. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan menambah pengalaman peneliti dalam menuntut ilmu mengenai partisipasi penyusunan anggaran, dan kinerja manajerial. Serta merupakan salah satu syarat untuk

Bab I Pendahuluan 7 meraih gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. 2. Bagi Akademik Bagi pihak akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya dan menjadi pembelajaran serta pengaplikasian ilmu pengetahuan di bidag akuntansi, khususnya dalam bidang system pengendalian manajemen. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pembanding bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis ataupun penelitian yang lebih luas. 4. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kebijakan-kebijakan, terutama dalam masalah yang berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran untuk meningkatkan kinerja manajerial dalam mencapai tujuan perusahaan.