BAB I. PENDAHULUAN. individu dan organisasi yang bertentangan satu sama lain dan bahwa adanya

Transkripsi

1 BAB I. PENDAHULUAN Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, batasan penelitian, dan sistematika penulisan Latar Belakang Salah satu masalah utama dalam mengelola suatu organisasi adalah menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan organisasi (Yamoah, 2014). Masih menurut Yamoah (2014), sudah banyak perdebatan yang membahas tentang tujuan individu dan organisasi yang bertentangan satu sama lain dan bahwa adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan individu dengan permintaan organisasi. Untuk menjamin keselarasan antara tujuan individu dengan organisasi maka diperlukan suatu sistem pengendalian, yaitu proses dan struktur yang tertata secara sistematik yang digunakan manajemen dalam pengendalian manajemen (Anthony & Govindarajan, 2014). Fungsi utama dari sistem pengendalian manajemen adalah untuk mengukur kemajuan dalam mencapai tujuan akhir perusahaan. Sistem ini berfungsi untuk membantu manajemen agar dapat memelihara keseimbangan antara semua bagian dalam perusahaan secara terkoordinasi, sehingga akan menjamin bahwa sumber daya yang dimiliki perusahaan diperoleh dan digunakan secara efektif dan efisien. Salah satu alat yang digunakan dalam proses pengendalian manajemen dalam suatu organisasi adalah anggaran. 1

2 Penyusunan anggaran merupakan bagian yang penting dalam suatu organisasi yaitu untuk mengarahkan kegiatan dan upaya karyawan menuju tujuan bersama organisasi (Covaleski, Evans, Luft, & Shields, 2003). Peran utama dalam penyusunan anggaran organisasi dipegang oleh manajer pelaksana atau manajer unit operasional yang terlibat baik dalam menyiapkan anggaran unit mereka yaitu tahap perencanaan, dan memastikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan anggaran yaitu tahap pengendalian (Magner, 2006). Manajer pelaksana merupakan perpanjangan tangan dari pimpinan perusahaan untuk menjalankan unit bisnis yang dipimpinnya sesuai dengan kebijakan perusahaan. Penggunaan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian lazim digunakan perusahaan di semua bidang industri termasuk bidang manufaktur sepeda motor. Bagi perusahaan manufaktur, perencanaan anggaran mendasar adalah anggaran produksi. Menurut Bragg (2014), anggaran produksi memperlihatkan produksi yang diharapkan dalam bentuk agregat atau keseluruhan. Anggaran produksi terutama didasarkan pada estimasi penjualan pada anggaran pendapatan, tetapi harus mempertimbangkan tingkat persediaan yang ada dan jumlah persediaan akhir yang diinginkan, seperti yang dinyatakan dalam anggaran persediaan. Industri manufaktur sepeda motor di Indonesia sedang menuju tahap saturated market atau pasar yang jenuh. Berdasarkan dokumen internal PT. CDE seperti yang dijabarkan dalam lampiran 1, diperkirakan kondisi pasar sepeda motor yang jenuh ini akan mulai terjadi pada tahun Hal ini berdasarkan data populasi sepeda motor dibandingkan dengan populasi usia produktif di Indonesia 2

3 seperti yang dijabarkan dalam lampiran 2. Kondisi pasar sepeda motor akan jenuh terjadi jika sudah mencapai titik dimana perbandingan antara populasi sepeda motor dengan populasi usia produktif adalah satu berbanding dua. Hal ini tentunya harus diantisipasi oleh perusahaan-perusahan yang bergerak di bidang industri manufaktur sepeda motor. Salah satu strategi perusahaan yang dilakukan perusahaan manufaktur sepeda motor di Indonesia yaitu dengan ekspansi pasar ke luar negeri. Untuk bisa bersaing dengan industri manufaktur sepeda motor di luar negeri maka perusahaan harus menerapkan strategi cost leadership. Menurut Tanwar (2013), strategi cost leadership menekankan efisiensi. Mempertahankan strategi ini memerlukan upaya terus-menerus untuk menganalisis penurunan biaya dalam semua aspek bisnis. Salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis penurunan biaya adalah anggaran (Bragg, 2014). Perusahaan dapat menggunakan anggaran untuk perencanaan dan pengendalian penurunan biaya yang diharapkan utuk dicapai. Penyusunan anggaran di PT. CDE menggunakan kombinasi antara pendekatan top down dan bottom up. Anthony et al. (2014) menyatakan kombinasi dari pendekatan top down dan bottom up merupakan proses penyusunan anggaran terbaik. Pendekatan top down berpotensi menyebabkan kurangnya komitmen bersama sementara pendekatan bottom up dapat menciptakan komitmen secara menyeluruh tapi tetap perlu dikontrol agar target anggaran tetap sesuai dengan target perusahaan secara keseluruhan. Walaupun PT. CDE telah menerapkan kombinasi kedua pendekatan ini, namun tetap saja terjadi varian yang besar pada 3

4 nilai anggaran di beberapa komponen anggaran. Biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai anggarannya. Secara garis besar penyusunan anggaran di PT. CDE terdiri dari dua bagian yaitu penyusunan anggaran manufaktur dan anggaran departemen. Anggaran manufaktur PT. CDE terdiri dari anggaran yang berkaitan langsung dengan area produksi seperti anggaran pendapatan, anggaran persediaan, anggaran tenaga kerja langsung, anggaran bahan baku, dan anggaran overhead pabrik. Sementara anggaran departemen terdiri dari anggaran administrasi dan anggaran penjualan dan pemasaran. Tahapan penyusunan anggaran di PT. CDE dapat dilihat pada gambar 1.1. Penyusunan anggaran di PT. CDE membutuhkan waktu yang sangat lama. Penyusunan anggaran untuk tahun anggaran baru sudah dimulai di bulan Agustus dan baru akan selesai di bulan Desember tahun sebelumnya, seperti yang dijabarkan pada gambar 1.1. Walaupun sudah dibantu dengan menggunakan perangkat lunak namun prosedur anggarannya masih cukup panjang. Penyebabnya adalah proses negosiasi anggaran yang sudah dibakukan yaitu empat tahapan negosiasi. Anggaran baru akan disetujui jika sudah melalui empat tahapan negosiasi ini. Tahap selanjutnya jika proses penyusunan anggaran telah dilakukan adalah penggunaan anggaran yang telah disetujui dalam kegiatan harian perusahaan sehingga tidak terjadi simpangan yang besar terhadap biaya yang sudah disepakati. Jika terjadi simpangan maka harus dapat dianalisis sehingga simpangan yang terjadi masih dalam batas toleransi yang belum mengganggu kinerja perusahaan. 4

5 Penyusunan anggaran di PT. CDE memang sudah dibantu dengan perangkat lunak, namun untuk penggunaan anggaran belum sepenuhnya menggunakan perangkat lunak. Beberapa proses penggunaan anggaran yang masih manual contohnya adalah perjalan dinas, pengadaan alat tulis kantor, dan pengadaan perangkat IT. Karena proses yang masih manual maka timbul kesulitan dalam melakukan kontrol untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah data tidak terintegrasi sehingga sering ditemukan data yang tidak konsisten antara data bagian operasional dengan data bagian akunting. Kendala dan tantangan yang dihadapi PT. CDE serta bagaimana anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian dapat membantu PT. CDE dalam mencapai targetnya, menjadi sangat menarik untuk dikaji oleh penulis. Kajian berupa evaluasi mengenai proses penyusunan hingga penggunaan anggaran yang dilakukan oleh PT. CDE. Hasil kajian ini diharapkan dapat menunjukkan bagaimana sebaiknya penggunaan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian anggaran di PT. CDE. 5

6 Gambar 1.1 Proses Perencanaan dan Penyusunan Anggaran PT. CDE Sumber: Dokumen Internal PT. CDE (2014) 6

7 1.2. Rumusan Masalah Anggaran merupakan alat yang sangat penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian organisasi. Anggaran didasarkan pada seperangkat asumsi yang biasanya tidak terlalu berbeda dengan kondisi operasional ketika anggaran itu dirumuskan (Bragg, 2014). Kondisi ini akan menjadi masalah ketika lingkungan bisnis berubah ke tingkat yang sangat radikal. Berdasarkan landasan konseptual dan kontekstual terlihat bahwa proses penyusunan dan penggunaan anggaran di PT. CDE masih terjadi penyimpangan dengan yang seharusnya. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan berjalan secara tidak efektif yang pada akhirnya dapat menyebabkan keuntungan yang diperoleh tidak maksimal. Hal ini dapat terjadi karena tanggungan biaya yang lebih besar mengurangi keuntungan yang mampu dihasilkan perusahaan. Secara konsep, penyusunan anggaran di PT. CDE menggunakan kombinasi antara pendekatan top down dan bottom up. Dengan pendekatan seperti ini diharapkan perusahaan bisa mendapatkan komitmen dari manajer operasional sekaligus memudahkan untuk melakukan kontrol anggaran (Anthony et al., 2014). Namun pada prakteknya kebijakan yang diterapkan lebih ke pendekatan top down. Walaupun secara prosedur terdapat empat tahapan negosiasi anggaran, tapi yang sering terjadi adalah anggaran yang pada akhirnya disetujui adalah anggaran yang diusulkan oleh manajemen puncak melalui bagian Financial Planning. Hal ini menyebabkan kurangnya komitmen dari manajer operasional dalam mengelola anggaran yang diberikan ke bagiannya. Hal ini dapat terlihat dengan jelas ketika manajer operasional mengotorisasi pengeluaran yang berlebihan tersebut pada saat 7

8 terakhir periode anggaran. Tujuannya adalah agar anggarannya untuk periode berikutnya tidak dikurangi. Selain masalah dalam penyusunan anggaran, masalah lain yang timbul yaitu pada proses penggunaan anggaran. Untuk mencapai misi dan tujuannya, PT. CDE harus mengelola sumber daya yang ada secara efisien. Berdasarkan data perusahaan, realisasi anggaran pendapatan tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 selalu lebih rendah dibandingkan dengan anggaran. Berdasarkan data di tabel 1.1, dapat dilihat bahwa varian anggaran dan realisasi selalu terjadi sejak tahun Walaupun varian ini masih dalam batas kewajaran, namun hal ini masih perlu dianalisis secara mendalam. Hal ini mungkin terjadi karena perencanaan anggaran tidak disusun dengan baik. Penyebab lainnya adalah kendala dalam pengendalian anggaran yang tidak maksimal misalnya adanya kegiatan-kegiatan yang direalisasi padahal tidak sesuai dengan strategi perusahaan. Pengendalian anggaran di PT. CDE menjadi tanggung jawab bagian Financial Planning Analysis (FPA) sebagai controller anggaran di PT. CDE. Tabel 1.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan PT. CDE tahun dalam miliar rupiah Tahun Anggaran Anggaran Realisasi %Varian ,345 1, ,455 1, ,435 1, Sumber: Diolah dari dokumen internal PT. CDE Salah satu contoh penggunaan anggaran yang berlebihan di PT. CDE dapat dilihat di tabel

9 Tabel 1.2 Over Budget Kompensasi Karyawan PT. CDE tahun 2014 dalam milliar rupiah Sumber: Diolah dari dokumen internal PT. CDE Berdasarkan informasi awal ini penulis melihat ada tiga masalah utama yaitu: 1. Masalah dalam perencanaan anggaran yaitu penyusunan anggaran yang dilakukan saat ini ternyata belum mampu mengakomodir semua biaya yang harus dikeluarkan perusahaan pada anggaran tahun berjalan. Hal ini menyebabkan terjadinya penyimpangan yang besar antara anggaran dibandingkan realisasi, contohnya untuk anggaran kompensasi karyawan yang over budget pada tahun anggaran 2014 yang dapat dilihat di tabel Masalah dalam pengendalian anggaran yaitu pengendalian anggaran yang dilakukan bagian FPA tidak berjalan dengan baik karena masih ada kegiatankegiatan yang terealisasi yang tidak sesuai dengan perencanaan. Hal ini dapat terlihat dengan jelas ketika manajer operasional mengotorisasi pengeluaran yang berlebihan tersebut pada saat terakhir periode anggaran. Jika adanya pengendalian yang baik tentunya hal seperti ini tidak akan terjadi karena pengendalian anggaran bisa dilakukan secara terus menerus. 3. Pengendalian anggaran tidak maksimal karena data penggunaan anggaran tidak terintegrasi antara bagian operasional dengan bagian akunting. 9

10 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai penulis di dalam penelitian ini adalah mengevaluasi perencanaan dan pengendalian anggaran di PT. CDE. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kondisi di PT. CDE dengan teori-teori perencanaan dan pengendalian anggaran yang relevan, dan mengidentifikasi kunci keberhasilan dan kelemahan dalam proses perencanaan dan pengendalian anggaran yang sedang berjalan Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yaitu dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam melakukan perbaikan perencanaan dan pengendalian anggaran di PT. CDE. Selain untuk perusahaan, penelitian ini juga berguna untuk kepentingan akademis dalam memahami perencanaan dan pengendalian anggaran di perusahaan Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Dalam penulisan tesis ini, penulis akan membahas permasalahan dalam hal perencanaan dan pengendalian anggaran di PT. CDE. Pembahasan hanya menyangkut aspek manajerialnya saja, bukan aspek teknis yang berkaitan dengan analisis rincian penyusunan angka-angka anggaran. Tulisan ini hanya akan membahas mengenai anggaran dalam kaitannya sebagai alat perencanaan dan pengendalian manajemen. 10

11 1.6. Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, batasan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: Landasan teori berisi teori-teori yang mendukung untuk memecahkan permasalahan penelitian. BAB III: Data dan Metode penelitian berisi tentang deskripsi data, desain penelitian, sumber dan metode pengumpulan data. BAB IV: Evaluasi berisi rincian evaluasi perencanaan dan pengendalian anggaran di PT. CDE. BAB V: Simpulan dan saran berisi simpulan penelitian dan saran-saran terkait hasil penelitian. 11