BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis perusahaan yang beraneka ragam. Terdapat perusahaan. swasta maupun perusahaan milik pemerintah yang ikut meramaikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bumi pertiwi ini. Dengan perusahaaan yang selalu berkembang, manajemen tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negeri yang sedang berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan. Salah satu usaha untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaan ini menuntut para

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendukung keuangan negara dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. membuat keputusan bisnis yang tepat dalam mencapai suatu tujuannya. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan.salah satu usaha untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya peran auditor dalam dunia perekonomian (Ristina dan Indah, 2014). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. memberi sumbangan bagi perkembangan ekonomi/pendapatan negara, perintis

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia saat ini masuk sebagai lima (5) besar predikat negara

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN. intensive merupakan kunci utama bagi Indonesia agar mampu bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian di Indonesia. Pembentukan BUMN sebagai salah satu

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB 1 PENDAHULUAN. BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha maka

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. mencemaskan keadaan yang akan terjadi selanjutnya, jika unsur-unsur pembentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. optimalnnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. diindikasikan dengan adanya kesulitan keuangan (financial distress).

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Semakin berkualitas audit internal maka kualitas informasi dan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Dari tema judul tesis tersebut diatas yaitu : Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. dengan terjadinya era globalisasi yang melanda dunia akhir-akhir ini, mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tabloid Opini Edisi 11, Juli 2005 tentang Korupsi BUMN menuliskan

PIAGAM INTERNAL AUDIT

2015 PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN GAJI

BAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal

BAB I PENDAHULUAN. membentuk komite audit (Abbott, 2004). Kasus ini kemudian dibuktikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB 1 PENDAHULUAN. di kawasan timur: China, Vietnam, dan India (Besterfield, 2003:2).

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998,

Internal Audit Charter

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

BAB I PENDAHULUAN. khususnya internal audit sangat diperlukan. Auditor adalah pihak yang diyakini

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berat. Lingkungan sekitar perusahaan semakin kompleks dan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah. Upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan milik swasta maupun pemerintah melaksanakan Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, akan. persaingan yang semakin meningkat dan kompleks. Hal tersebut mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negeri yang sedang berkembang yang memiliki berbagai jenis perusahaan yang beraneka ragam. Terdapat perusahaan swasta maupun perusahaan milik pemerintah yang ikut meramaikan persaingan usaha di bumi pertiwi ini. Dengan perusahaaan yang selalu berkembang, manajemen tidak bisa mengawasi secara langsung kinerja perusahaan apakah sudah berjalan secara efektif, efisien dan ekonomis. Salah satu profesi yang dapat diberdayakan oleh manajemen untuk melakukan fungsi pengawasan ini adalah Auditor Internal. Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sebagai wujud pelayanan terhadap organisasi perusahaan. Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan (Sawyer 2009:9). Keberadaan Audit Internal pada BUMN sudah diatur berdasarkan Undangundang RI No. 19 Tahun 2003 mengenai BUMN Pasal 67 yang menyebutkan bahwa pada setiap BUMN dibentuk satuan Pengawas internal yang merupakan aparat pengawas internal perusahaan. Audit internal membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk 1

2 mengevakuasi kontrol dan pengelolaan organisasi (Sawyer, 2009:9). Audit internal diharapkan dapat membuat kinerja perusahaan lebih efektif, efisien dan ekonomis. Melalui pengawasan internal yang baik dapat diketahui apakah suatu perusahaan pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan, dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga perlu ditingkatkan kinerja para auditor agar dapat membatu tercapainya tujuan perusahaan. Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam rangka mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya tujuan organisasi. Pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu. Menurut Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan tantangan bagi daya saing Indonesia. Sehingga, peningkatan kompetensi tenaga kerja menjadi hal yang mutlak diperlukan, termasuk bagi internal auditor. Ia menambahkan, kesiapan aparat internal auditor dalam meghadapi MEA menjadi kunci keberhasilan indonesia ke depan. Beliau menyatakan bahwa setiap tenga kerja terdidik dalam hal ini tenaga internal auditor harus memiliki kesiapan menghadapi MEA agar tenaga auditor internal tidak tergantikan dari pasar ASEAN, ujar Wamenkeu dalam Seminar Nasional Internal Audit 2015 di Solo, Rabu

3 (15/04). Ungkapan dari Wamenkeu ini tentu saja menjadi pertanyaan besar apakah auditor internal telah benar-benar siap untuk menghadapi MEA, apakah kinerja auditor internal sudah siap menghadapi auditor-auditor dari pasar bebas ASEAN, dan apakah auditor internal sudah siap bersaing dengan auditor internal dari ASEAN. (sumber: www.kemenkeu.go.id). Dalam artikel yang dikeluarkan oleh (www.iaikap@akuntanpublik.org) yang berjudul Modus-modus Penjarahan BUMN, dituliskan bahwa pada saat rapat kerja dengan DPR pada tanggal 19 Mei 2009, Menteri BUMN melaporkan adanya dugaan korupsi pada 16 BUMN. Sejak tahun 2001, tidak ada lagi BUMN yang berpredikat sehat. Banyaknya korupsi ini merupakan indikasi bahwa tata kelola perusahaan kecenderungannya tidak berjalan optimal, Standard Operational Procedure (SOP) sering dilanggar, Satuan Pengawasan Intern (SPI) beserta audit internal kurang diberdayakan, dan fungsifungsi pengendalian internal dikecilkan oleh dewan direksi. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh Novatiani tahun 2013 dengan Auditor Internal di enam Perusahaan BUMN di Bandung, auditor internal di perusahaan-perusahaan itu sudah cukup baik. Kendati pun demikian, masih ada rekomendasi yang diajukan oleh auditor internal yang belum ditindaklanjuti oleh audit atau diterapkan di unit yang bersangkutan secara tepat waktu, sehingga akan mempengaruhi kualitas akhir laporan audit internal dikarenakan laporan audit internal dilaporkan secara tidak tepat waktu atau mengalami keterlambatan. Keterlambatan tersebut menyebabkan pihak manajemen tidak akan memiliki

4 pengetahuan lengkap atas kondisi yang terjadi pada perusahaan dan akan memperlambat pengambilan keputusan atau memberikan rekomendasi untuk dilakukannya tindakan perbaikan yang dibutuhkan atas masalah yang terjadi pada perusahaan. Selain itu, kasus kecurangan di Indonesia yang pernah terjadi seperti pencurian aset pada PT. PINDAD, Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Bandung dan Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Abdul Rakhman Baso mengatakan ada seorang karyawan PT Pindad sudah masuk bui di Mapolrestabes Bandung. Pada surat laporan yang masuk ke Polrestabes, dijelaskan ada keterlibatan oknum karyawan PT Pindad dengan laporan hilangnya 3 pucuk senjata laras pendek jenis revolver kaliber 38 milik PT Pindad, namun tidak ada atau tidak mencantumkan nama pelapornya, yang juga telah diturunkannya auditor internal untuk mendalami kasus ini. Dalam laporan tersebut disebutkan kalau senpi yang hilang itu jenisnya revolver kaliber 38. Hal tersebut menunjukan lemahnya kinerja auditor dalam mencegah kecurangan di perusahaan dimana auditor internal diturunkan setelah terjadinya kasus kecurangan, bukan mencegah terjadinya kecurangan di perusahaan (http://news.detik.com). Kejadian seperti ini berarti PT Pindad (persero) mengalami pencurian merupakan tindakan pengambilan kekayaan yang dimiliki oleh pihak lain tanpa seizin pemilik. Senjata api pada PT pindad termasuk barang jadi yang merupakan aset lancar dalam perusahaan. Hal ini menunjukan adanya bentuk kecurangan dari salah seorang oknum

5 karyawan. Terjadinya kehilangan aset di PT pindad mengindikasikan bahwa terjadi masalah pengendalian fisik atas aset dan catatan. Untuk menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai, aktiva dan catatan harus dilindungi. Fenomena-fenomena diatas menunjukan bahwa kinerja auditor masih rendah sehingga dibutuhkan kinerja auditor yang baik agar negara ini terbebas dari korupsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor internal diantaranya adalah locus of control dan komitmen profesional seorang auditor. Bahwa locus of control berpengaruh positif pada kinerja auditor internal. Artinya auditor internal yang memiliki locus of control cenderung memiliki kinerja audit yang lebih baik ( I Gusti Agung Mahendra Putra dan Made Yenni Latrani, 2016). Locus of control didefinisikan sebagai cerminan dari sebuah kecenderungan seorang individu untuk percaya bahwa dia mengendalikan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya (internal) atau kendali atas peristiwa yang terjadi dalam hidupnya berasal dari hal lain, misalnya kuasa orang lain (ekternal). Pencapaian kerja seorang auditor internal tidak akan efektif apabila tidak adanya peran locus of control (LOC) dimana cara pandang seorang auditor internal terhadap suatu peristiwa yang dialaminya baik terhadap atasan dan sesama teman kerja untuk meningkatkan kerjasama sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai (Munir & Sajid, 2010). Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja auditor internal adalah komitmen profesional dalam diri seorang internal auditor. Bariyama (2012) menyatakan bahwa keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang

6 pekerjaan sangat ditentukan oleh komitmen untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Bangun (2012) dalam penelitiannya menyatakan keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat dipengaruhi oleh komitmen profesionalisme terhadap yang ditekuninya. Profesionalisme sendiri harus ditunjang dengan komitmen untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. I Gusti Agung Mahendra Putra dan Made Yenni Latrani (2016) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa komitmen profesional berpengaruh positif pada kinerja auditor internal. Artinya auditor internal yang memiliki komitmen profesional akan mampu meningkatkan kinerja auditnya. Komitmen profesional merupakan suatu dedikasi kepada seseorang pada profesinya yang menyebabkan loyalitas dan tanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Komitmen ini membentuk sikap penerimaan terhadap nilai-nilai profesi serta membentuk rasa cinta terhadap pekerjaan Gunawan Aji (2013). Komitmen profesional kerja yang kuat biasanya terdapat pada pegawai yang masa kerjanya sudah lama, mereka yang pernah mencapai sukses dengan organisasi yang bersangkutan, dan mereka yang bekerja dalam kelompok yang mempunyai komitmen profesional yang tinggi terhadap pekerjaan maupun terhadap organisasi kerja sebagai akibat logisnya (I Gusti Agung Mahendra Putra dan Made Yenni Latrani 2016). Bila komitmen profesional tidak berjalan dengan baik maka nilainilai dari kinerja juga tidak akan tertanam dengan baik ke dalam diri karyawan sehingga kinerja yang dihasilkan tidak akan maksimal.

7 Komitmen profesional menjadi dasar untuk perasaan saling memahami yang dimiliki auditor internal mengenai perusahaan/instansi mereka, bagaimana segala sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut dan cara-cara karyawan seharusnya bersikap. Perusahaan pun harus dapat memadukan karakter-karakter dengan komitmen yang ada untuk menciptakan suatu perusahaan dengan keanekaragaman tinggi dan pada akhirnya nanti akan meningkatkan kinerja (Agung & Yeni, 2016). Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Agung Mahendra Putra dan Made Yenni Latrini (2016) dengan judul Pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor internal di FIF GROUP Provinsi Bali dengan beberapa perbedaan, yaitu sampel dilakukan kepada auditor internal di BUMN sektor industri dan pengolahan. Selain itu, Dimensi dan indikator-indikator penelitian yang digunakan juga berbeda. Berdasarkan uraian diatas mengingat locus of control dan komitmen profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor, maka penulis tertarik untuk mengambil Judul Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Profesional Terhadap Kinerja Auditor Internal 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan masalah-masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana Locus of control pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung.

8 2. Bagaimana komitmen profesional pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung. 3. Bagaimana Kinerja auditor internal pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh locus of control dan komitmen profesional terhadap kinerja auditor internal secara Parsial pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung. 5. Seberapa besar pengaruh locus of control dan komitmen profesional terhadap kinerja auditor internal secara Simultan pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dengan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis Locus of Control pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis komitmen profesional pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung. 3. Untuk mengetahui dan mennganalisis Kinerja auditor internal pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung. 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh locus of control dan komitmen profesional terhadap kinerja auditor internal secara Parsial pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung.

9 5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh locus of control dan komitmen profesional terhadap kinerja auditor internal secara Simultan pada BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis diantaranya : Penelitian ini diharapkan oleh penulis berguna bagi berbagai pihak, 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, untuk memperoleh gambaran mengenai masalah audit khususnya locus of control dan komitmen profesional terhadap kinerja auditor internal. 2. Bagi Perusahaan/ Instansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau menjadi masukan dan tambahan informasi bagi BUMN sektor Industri Pengolahan Bandung untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam hubungannya dengan locus of control dan komitmen profesional, sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat membantu dalam meningkatkan kinerja auditor internal.

10 3. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang audit yang sama, yaitu mengenai Pengaruh Locus of control dan komitmen profesional terhadap Kinerja Auditor Internal. 1.4.2 Kegunaan Teoritis Penulis Berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, wawasan serta informasi tentang Pengaruh locus of control dan komitmen profesional terhadap kinerja auditor internal. 1.5 Lokasi penelitian Penulis akan melakukan Penelitian pada Perusahaan-perusahaan BUMN sektor Industri Pengolahan yang berada di Kota Bandung. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai dengan selesai untuk mendapatkan data-data tertulis dan informasi lainnya sebagai bahan penyusunan skripsi.