BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan lembaga perkreditan desa (LPD).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. permodalan yang pada umumnya rata-rata relatif lemah. Munculnya kendala

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya dan sumber dana yang tersedia secara optimal. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan mempunyai kekuatan dan peluang yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, salah satu keunikan yang dimiliki adalah eksistensi desa pakraman,

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya atau kepada pemilik perusahaan stakeholder. Salah satu cara untuk. keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan bagian yang menunjang perekonomian nasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatpedesaan di Bali merupakan hal yang penting untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi Lembaga Perkreditan Desa atau LPD dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan masyarakat demi peningkatan perekonomian di Indonesia,

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak saat ini terus dilakukan. Berbagai upaya ke arah itu khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Indonesia merupakan salah satu sektor yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Undang-Undang tentang LKM tersebut mengamanatkan beberapa materi pengaturan teknis lebih lanjut terkait kegiatan usaha LKM, tata cara memperol

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan suatu wilayah yang didominasi oleh pedesaan. Pembangunan

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PERKREDITAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

Abstrak. Kata kunci : Struktur Pengendalian Intern, Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. yang berkeadilan dan mempercepat pembangunan daerah yang efektif dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat yang berupa pinjaman, sehinggga bank berfungsi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Kesatuan yuridis merupakan badan usaha yang umumnya berbadan

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan rendahnya tingkat pendapatan. Saat ini pembangunan. oleh pemerintah. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/16/PBI/2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan terdiri dari lembaga keuangan bank dan non bank. Lembaga

ADIKA SETIOKO B

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BMT UMS DENGAN METODE CAMEL TAHUN

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya guna meningkatkan

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional, karena UMKM mampu menyerap

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. Desa adat merupakan organisasi sosial yang bersifat tradisional. Desa adat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. untuk mengatasi masalah aksesibilitas kredit yang banyak dialami pelaku Usaha

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar melemah diluar batas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1-2)

Kata Kunci: LPD, pertumbuhan laba, pertumbuhan aset.

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan merupakan program pemerintah yang bertujuan

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas.

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN


PENGARUH PERTUMBUHAN AKTIVA PRODUKTIF, DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT KREDIT BERMASALAH DAN UKURAN LPD PADA KINERJA OPERASIONAL

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT SUMERTA DI DENPASAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/ 11 /PBI/2002 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT BANK UMUM PASCATRAGEDI BALI GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berupa uang/surat-surat berharga lainnya. hidup krama desa untuk menunjang pembangunan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DANA PENGUATAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Sejarah Smgkat PD. BPR Carenang Serang. perkreditan Rakyat (BPR), peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 tahun

BAB I PENDAHULUAN I.1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penyediaan dana untuk perkembangan pembangunan atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, seperti sekaa, banjar serta desa adat. Tradisi itu biasa disebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan bank mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pembangunan di Indonesia khususnya di bidang perekonomian. Sebagian besar penduduk Indonesia berada di pedesaaan, sehingga pembangunan di pedesaaan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Di pedesaaan terdapat Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang membantu tujuan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat di daerah pedesaan. Di Bali lembaga keuangan desa lebih dikenal dengan sebutan lembaga perkreditan desa (LPD). LPD dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Bali No. 972 Tahun 1984. Pemerintah Daerah berperan dalam menetapkan regulasi (pengaturan) dan bertanggung jawab dalam mengawasi industri LPD (I Ketut Nurcahya, 2006 : 209). PT Bank Pembangunan Daerah Bali bertindak untuk mengawasi kegiatan operasional LPD. Direksi Bank Pembangunan Daerah Bali telah menyusun suatu standar penilaian kinerja keuangan dan tingkat kesehatan LPD melalui Surat Keputusan No. 0303.102.10.2004.2 tentang sistem penilaian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dikeluarkan pada tanggal 5 Agustus 2004. Dalam SK tersebut menyangkut permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas untuk menjamin pengelolaan LPD yang sehat. Dalam surat keputusan tersebut dikatakan bahwa kesehatan suatu LPD merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik bagi pemilik dan pengelola LPD, masyarakat pengguna jasa LPD 1

maupun PT Bank Pembangunan Daerah Bali selaku pengawas Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali adalah sebagai mediator bagi Krama Desa yang membutuhkan dana dan yang mempunyai kelebihan dana. LPD dimiliki oleh Desa Adat yang dibentuk atas kesepakatan pengurus Desa Adat dengan Krama Desa berdasarkan awig-awig Desa Adat setempat yang berlaku. Penggunaan dan pemanfaatan LPD ditujukan kepada usaha-usaha baik yang menyangkut kepentingan Desa Adat maupun peningkatan taraf hidup Krama Desa yang bersangkutan melalui usaha pengembangan potensi sektor-sektor ekonomi yang ada di pedesaan. LPD merupakan lembaga keuangan yang dimiliki oleh Desa Adat serta menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan ikut serta dalam menunjang pembangunan daerah. Dengan demikian LPD merupakan bagian dari kekayaan Desa Adat yang memiliki potensi meningkatkan perekonomian rakyat. Adanya suatu lembaga keuangan di tengahtengah masyarakat pedesaan secara langsung akan dapat menjadi sasaran untuk mendukung semua jenis usaha yang produktif di lingkungan Desa Adat. LPD sebagai Lembaga Keuangan Desa mempunyai karakteristik yang berbeda dari lembaga keuangan lainnya, sehingga dalam kegiatan operasionalnya dilakukan pembinaan dan pengawasan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja LPD dalam pengembangannya dan pelestariannya. Pembinaan yang dilakukan tersebut dapat berupa pembinaan umum dan pembinaan teknis. Tim pembina terdiri dari Tim Pembina Propinsi dan Tim Pembina Kabupaten/Kota 2

yang mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengendalian dalam usaha lebih mendorong perkembangan LPD di semua Kabupaten/Kota yang ada di Bali. LPD telah cukup berkembang di dalam usaha mendorong pembangunan ekonomi dan menciptakan kesempatan berusaha bagi Krama Desa serta menunjang program pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan. Eksistensi LPD di Bali tidak semata-mata sebagai lembaga keuangan yang memberikan pinjaman atau kredit maupun penyimpanan tabungan dan deposito, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana LPD mampu melakukan proses pengelolaan dana dari Krama Desa sehingga Krama Desa tidak salah mengelola uang yang mereka miliki. LPD memberi pengaruh positif terhadap terciptanya lapangan pekerjaan di pedesaaan walaupun dalam skala yang relatif kecil. Hambatan yang dihadapi oleh LPD saat ini adalah modal yang relatif rendah, manajemen yang sederhana, peralatan yang relatif terbatas serta keterbatasan dari sumber daya manusia (SDM). Tingginya tingkat persaingan antar lembaga keuangan lain yang ada di Bali mengharuskan LPD untuk menjaga kesehatan kinerja keuangannya agar tetap dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. LPD harus mampu bersaing dengan lembaga keuangan lain yang mempunyai modal lebih besar, manajemen yang lebih baik, menggunakan peralatan yang lebih modern serta SDM yang lebih berkualitas. Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Ramantha (2006 : 45) menyatakan bahwa tingkat kesehatan LPD merupakan salah satu indikator penting yang dapat menentukan kemampuannya untuk bersaing dengan lembaga 3

keuangan yang lain seperti Bank Perkreditan Rakyat dan Usaha Simpan Pinjam Koperasi. Sumantoro Martowijoyo (1999 : 45) sebagai peneliti pada Tim Penyiapan Pusat Pendidikan dan Riset pada Bank Indonesia mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menggambarkan perilaku masyarakat pedesaan yang mempengaruhi kinerja lembaga keuangan mikro (LKM), misalnya : jam kerja, jarak rata-rata antara lokasi LKM ke lokasi nasabah, waktu pemrosesan kredit, tingkat penghasilan nasabah, suku bunga tabungan dan suku bunga pinjaman. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh Badan Pengurus LPD dalam rangka meningkatkan kepercayaan Krama Desa terhadap LPD. Dalam mengelola usaha LPD diperlukan prinsip kehati-hatian. Prinsip tersebut sangat diperlukan dalam mengelola LPD yang sehat yang menyangkut ketentuan yang mengatur kecukupan modal, batas maksimum pemberian kredit (BMPK), sistem klasifikasi pinjaman, tersedianya cadangan penghapusan kredit macet yang cukup, manajemen likuiditas, sistem penilaian terhadap LPD, ketentuan-ketentuan yang mengatur pelaporan LPD, sanksi-sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi serta penerapannya, restrukturisasi, penutupan serta likuiditas LPD (Peraturan Daerah Propinsi Bali No.8 Tahun 2002 tentang LPD). Untuk mengetahui kemajuan suatu LPD, ukuran yang digunakan adalah kemampuan untuk memperoleh laba serta kinerja keuangan dilihat dari segi permodalan dan assets-nya berdasarkan laporan keuangan yang telah dibuat. Laba yang diperoleh dapat digunakan sebagai ukuran bahwa usaha tersebut telah bekerja secara efektif dan efisien dalam menggunakan modal maupun aktivanya. 4

Penilaian terhadap tingkat kesehatan LPD dilakukan dengan menggunakan rasio permodalan (capital), rasio kualitas aktiva produktif (assets), rasio rentabilitas (earning), dan rasio likuiditas (liquidity) atau yang lebih dikenal dengan CAEL. Setiap rasio diberikan penilaian dari kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Hasil akhir dari analisis tingkat kesehatan LPD menunjukkan kinerja keuangan LPD selama periode berjalan. LPD Desa Adat Petang Kecamatan Petang Kabupaten Badung didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tingkat II Badung No. 581/1575/EK tanggal 2 Desember 1984, dan secara resmi berdiri pada tanggal 18 Desember 1985. LPD ini mengalami perkembangan yang cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kas, bank, pinjaman yang diberikan, tabungan, deposito, modal dan laba. Perkembangan LPD periode 2003-2007 disajikan dalam tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Perkembangan Kas, Bank, Pinjaman yang Diberikan, Tabungan, Deposito, Jumlah Modal dan Laba LPD Desa Adat Petang Kecamatan Petang Kabupaten Badung Tahun 2003-2007 (Dalam Rupiah) No Pos-Pos 2003 2004 2005 2006 2007 1 Kas 10.546.000 21.831.000 6.730.000 18.946.000 22.846.000 2 Bank 25.950.000 84.146.000 25.673.000 86.439.000 93.868.000 3 Pinjaman yang 299.210.000 273.975.000 403.163.000 444.535.000 646.952.000 Diberikan 4 Tabungan 124.274.000 179.199.000 208.815.000 269.598.000 396.948.000 5 Deposito 24.000.000 17.000.000-23.000.000 69.000.000 6 Modal 167.264.500 176.347.500 182.781.500 207.360.000 243.251.500 7 Laba 16.555.000 10.853.000 29.343.000 45.308.000 59.139.000 Sumber : Lampiran 1 dan 4 Berdasarkan Tabel 1.1 di atas mencerminkan bahwa perkembangan jumlah kas, bank, pinjaman yang diberikan, tabungan, deposito, modal dan laba mengalami fluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan LPD Desa 5

Adat Petang Kecamatan Petang Kabupaten Badung mengalami peningkatan dan penurunan untuk setiap pos-pos keuangan selama lima periode yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Sebagian besar modal pada LPD adalah simpanan yang berasal dari nasabahnya sehingga untuk menarik modal dari luar perusahaan sangat memerlukan faktor kepercayaan dari calon nasabah LPD. Nasabah LPD akan bersedia menyetorkan dananya apabila tersedia informasi yang meyakinkan. Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh LPD yang bersangkutan adalah laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan penelitian yaitu bagaimana tingkat kesehatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Petang Kecamatan Petang Kabupaten Badung ditinjau dari aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek rentabilitas dan aspek likuiditas periode 2003-2007? 1.2 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan penelitian, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Petang Kecamatan Petang Kabupaten Badung ditinjau dari aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek rentabilitas dan aspek likuiditas periode 2003-2007. 6

1.2.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian-kajian empirik mengenai tingkat kesehatan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) ditinjau dari aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek rentabilitas dan aspek likuiditas. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam penyelesaian masalah operasional Lembaga Keuangan Mikro (LKM) serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan di masa mendatang khususnya dalam bidang keuangan. 1.3 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran tentang penelitian ini, maka pembahasan disusun dalam beberapa bab secara sistematis sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Dalam bab ini membicarakan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisannya. Bab II Kajian Pustaka Bab ini menjelaskan tentang konsep dasar teoritis yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya. 7

Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang tempat dan objek, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data yang diperlukan, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, deskripsi variabel penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini membicarakan mengenai simpulan dan saran dari hasil penelitian. 8