KEWENANGAN IZIN PENJULAN MINUMANKERAS DI KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Oleh : DWIKA PRASETYA PUTRA E1A007296 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2013
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI KEWENANGAN IZIN PENJUALAN MINUMAN KERAS DI KABUPATEN BANYUMAS Oleh : DWIKA PRASETYA PUTRA E1A007296 Untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Diterima dan disahkan Pada tanggal Februari 2013 Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Hj. Setiajeng Kadarsih, S.H., M.H. Sri Hartini, S.H.,M.H. NIP. 19491003 198203 2 001 NIP. 19630926 199002 2 001 Penguji Supriyanto, S.H.,M.H. NIP. 19581201198601 1002 Mengetahui, Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Dr. Angkasa, S.H. M. Hum NIP. 19640923 198901 1 001
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a N I M : DWIKA PRASETYA PUTRA : E1A007296 Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : KEWENAGAN IZIN PENJUALAN MINUMAN KERAS DI KABUPATEN BANYUMAS Adalah benar bahwa skipsi ini merupakan hasil karya sendiri, semua informasi dan sumber data yang di gunakan dalam penyusunan naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka dan telah dinyatakan secara jelas kebenarannya. Dan apabila ternyata terbukti saya melakukan pelanggaran sebagaimana tersebut di atas, maka saya bersedia dikenakan sanksi apapun dari Fakultas. Purwokerto, Februari 2013 Yang membuat pernyataan DWIKA PRASETYA PUTRA E1A007296
ABSTRAK Dalam Hukum Administrasi Negara ada sebuah instrument yuridis berupa ketetapan. Salah satu bentuk ketetapan adalah perizinan. Dalam hal disini perizinan yang akan dibahas adalah mengenai izin penjualan minuman keras di Kabupaten Banyumas, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas NOmor 13 tahun 2001. Kabupaten Banyumas adalah daerah otonom, daerah otonom memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurusu daerahnya sendiri. Sumber kewenangan bagi pemerintah adalah peraturan perundang-undangan. Seacara teorotik sumber kewenangan pemrintah dibagi menjadi tiga yaitu atribusi, delegasi, mandat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kewenangan siapakah izin penjualan minuman keras di kabupaten Banyumas dan hambatan normatif yang terjadi pada izin penjualan minuman keras di Kabupaten banyumas. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normtif, dengan metode pendekatan berdasarkan undang-undang. Setelah dilakukan penelitian, dan dikaitkan dengan teori kewenangan dalam Hukum Administrasi Negara, maka proses perizinan minuman keras di Kabupaten Banyumas masuk dalam kewenangan Delegasi, karena kewenangan di berikan oleh Bupati Banyumas kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas. Penerbitan izin penjualan minuman keras di Kabupaten Banyumas adalah Peraturan Bupati Nomor 10 tahun 2010, tentang pendelegasian Bupati kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas. Bupati Banyumas mendelegasikan wewenang untuk penandatangan perizinan kepada Kepala Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas. Tempat penjualan minuman keras harus memiliki IUP (Izin Usaha Perdangan) dan atau IUPMB (Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol) yang di terbitkan oleh BPMPP (Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizian) Kabupaten Banyumas. Hamabatan normatif dari izin penjualan minuman keras di Kabupaten Banyumas adalah kurang ketatnya sanksi pidana yang di berikan pada pelaku pelanggaran peraturan, sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi pelakunya sebagaimana diatur dalam pasal 8 Peraturan Daerah Kabupatebn Banyumas Nomor 13 tahun 2001 tentang Peredaran Minuman Keras di Kabupaten Banyumas. Kata kunci : Wewenang Delegasi, Minuman Keras, Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol.
ABSTRACT In the State Administration Law was a legal instrument in the form of statutes. One form is the licensing prosions. In terms of licensing to be discussed here is the liquor sales license in Banyumas, in accordance with Regulation No. 13 Banyumas regency in 2001. Banyumas is an autonomous region, autonomous regions have the authority to regulate and mengurusu own regions. Source of authority for the government legislation.seacarateorotikpemrintah source of authority is dided into three attribution, delegation, mandate. The study was conducted to determine whom the authority permit liquor sales in Banyumas district and normative constraints that occur on liquor sales license in Banyumas regency. The research method used is the juridical normtif, the approach based on the law. After doing research, and theory associated with the authority of the State Administration Law, the liquor licensing process in Banyumas in the delegation of authority, because authority is given by the Regent of Banyumas to Head of Investment and Licensing Serces Banyumas. Issuance of a liquor sales license in Banyumas is the decree No. 10 of 2010, concerning delegation of Regents to Head of Investment and Licensing Serces Banyumas. Banyumas Regent delegate signing authority for licensing the Head of Investment and Licensing Serces Banyumas. The sale of liquor should have IUP (Business License trade) and or IUPMB (Alcoholic Beverage Permit Trade) which was published by BPMPP (Board of Investment and Ministry Perizian) Banyumas. Hamabatan normative from liquor sales license in Banyumas is less stringent sanction given in the rule olators, so no deterrent for the perpetrators as stipulated in Article 8 KabupatebnBanyumas Regional Regulation No. 13 of 2001 on Liquor Circulation in Banyumas. Keywords: Delegation of Authority, Liquor, trade license Alcoholic Beverages.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-nya dan ini merupakan kebahagiaan tersendiri untuk dapat memanjatkan puji syukur kepada-mu, karena penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : KEWENANGAN IZIN PENJUALAN MINUMAN KERAS DI KABUPATEN BANYUMAS Penyusunan skripsi adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada program Strata Satu (S1) pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penulis menyadari betul, bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan, Maka dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada para pihak yang telah banyak berperan dalam penyusunan skripsi ini, utamanya kepada : 1. Dr. Angkasa, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto beserta stafnya; 2. Ibu Hj. Setiajeng Kadarsih, S.H., M.H selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan koreksi serta masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini; 3. Ibu Sri Hartini, S.H., M.H selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta koreksi dalam penyusunan skripsi ini;
4. Bapak Supriyanto, S.H.,M.H selaku dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan penilaian terhadap karya skripsi ini. 5. Bapak dan ibu Dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis dan Segenap staf administrasi Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto terima kasih atas bantuannya selama penulis menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini; 6. Kepala Bagian Sub Bidang Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas beserta stafnya terima kasih telah meluangkan waktunya untuk penulis dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini; 7. Tak terlupakan Danu Ristianto dan Mita Wiyanti Putri yang selalu ada saat pengerjaan skripsi ini dan selalu memberi semangat dan motovasi agar skripsi ini dapat segera diselesaikan, terima kasih juga kepada teman-teman Fakultas Hukum Unsoed, terimakasih atas masukan, saran, kritik dan diskusi yang bermanfaat dalam menegerjakan skripsi ini; 8. Kedua orang tua terima kasih atas doa, nasihat dan didikannya selama ini serta segala pengorbanan yang tulis dan ikhlas telah diberikan kepada penulis, hal tersebut merupakan semangat bagi penulis dalam meraih cita-cita untuk menyelesaikan pendidikan, hingga selesai penyusunan skripsi ini; 9. Kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih penulis ucapkan, karena tanpa bantuannya penulis tidak dapat menjadi seperti sekarang ini, semoga Allah SWT berkenan menerima amal bakti dan budi baik saudara.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun penulis telah usahakan semaksimal mungkin, sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa penulis nantikan dan akan diterima dengan baik. Harapan penulis semoga sumbangan pemikiran yang terdapat dalam skripsi ini kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua dalam mempelajati dan mendalami pengetahuan ilmu hukum, khususnya yang berkaitan dengan masalah perizinan. Purwokerto, Februari 2013 Dwika Prasetya Putra
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... ix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 5 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Hukum Administrasi Negara... 7 1. Pengertian Hukum Administrasi Negara...7 2. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara... 9 3. Asas-asas Hukum Administrasi Negara... 11 B. Pemerintah Daerah... 14 1. Pengertian Pemerintah Daerah... 14 2. Asas-asas Pemerintah Daerah... 20 3. Otonomi Daerah... 23 C. Perizinan.29 1. Pengertian Perizinan... 29
2. Unsur-unsur Perizinan... 30 3. Fungsi dan Tujuan Perizinan... 34 4. Bentuk dan Isi Perizinan... 34 5. Perizinan Mengenai Minuman Keras... 37 D. Arti Minuman Keras... 37 1. Penegertian Minuman Keras... 37 2. Jenis Minuman Keras... 39 E. Kewenangan... 41 1. Penegertian Kewenangan... 41 2. Teori Kewenangan... 42 BAB III : METODE PENELITIAN 1. Metode Pendekatan... 45 2. Sesifikasi Penelilitian... 45 3. Lokasi Penelitian... 46 4. Sumber Bahan Hukum... 46 5. Metode Pengumpulan Bahan Hukum... 47 6. Metode Penyajian Bahan Hukum... 47 7. Metode Analisis Bahan Hukum... 48 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 49 1. Monografigrafi Kabupaten Banyumas... 49 1.1. Letak Geografis... 49 1.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas... 50
2. Badan Penanaman Modal dan Peleyanan Perizinan Kabupaten Banyumas... 50 2.1. Visi dan Misi badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas... 54 2.2. Tugas dan Fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Banyumas... 55 2.3. Tujuan Pembentukan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan... 57 2.4 Susunan Organisasi Badan Pelayanan Modal dan Pelayanan Perizinan... 57 B. Pembahasan... 60 1. Kewenangan Izin Pernjualan Minuman Keras Di Kabupaten Banyumas... 60 1.1. Kewenangan Penjualan Minuman Keras Di Kabupaten Banyumas... 69 1.2. Hambatan Terhadap Izin Penjualan Minuman Keras Di Kabupaten Banyumas... 70 1.3. Syarat Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol... 71 BAB V : PENUTUP A. Simpulan... 74 B. Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA... 76