BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN. heran karena seirama dengan kemajuan dalam berbagai kehidupan, pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Budhi Wicoksono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Begitu pun dalam hal lalu-lintas atau transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dengan mudah. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

Salah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dilaksanakan secara bersama-sama oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia

BAB II PENGATURAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA. A. Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua, roda empat

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA (2013) : 104,211 JUTA UNIT JUMLAH SEPEDA MOTOR : 86,253 JUTA UNIT 82,27 %

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi kemacetan lalu lintas dan berbagai gangguan lalu lintas lainnya. termasuk ancaman keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB I PENDAHULUAN. suatu kota, terutama kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau

BAB I. A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya terhadap lalu lintas. Semakin banyakn penduduk, semakin banyak pula pengguna sarana transportasi seperti mobil dan sepeda motor. Pertambahan volume kendaraan yang tidak disertai dengan penambahan ruas jalan atau volume jalan menyebabkan kemacetan yang hampir terjadi di berbagai daerah terutama di kota kota besar. Kondisi semacam ini dapat mempengaruhi mobilitas masyarakat yang memiliki kepentingan dan keperluan yang beragam. Lalu lintas yang aman, tertib dan lancar merupakan dambaan seluruh lapisan masyarakat, khususnya para pengguna jalan. Hal tersebut akan menjamin terselenggaranya aktifitas berlalulintas menuju terwujudnya masyarakat yang tertib, aman dan lancar. Sebaiknya, lalu lintas yang semrawut dan kacau balau akan membawa kesulitan, seperti menimbulkan kemacetan lalu lintas dan dapat menimbulkan kecelakaan. Fenomena meningkatnya kendaraan bermotor tentu saja ada sisi negatifnya, yaitu semakin tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya. Kecelakaan bisa terjadi karena beberapa hal, yaitu jalan yang rusak atau berlubang, pengendaraan yang sedang mengantuk, mengendarai sepeda motor dengan ugal-ugalan, dan tidak memiliki surat ijin mengemudi. Dari hal yang dibahas di atas mengenai pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, dapat dilihat dalam data kecelakaan lalu lintas sebagai berikut : 1

2 Tabel 1.1 Data kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Cimahi selama Januari Maret 2017 No BULAN JUMLAH JUMLAH KORBAN LAKA LANTAS LAKA MD LB LR KERMAT (X 1000) 1 JANUARI 39 11-43 84.500 2 FEBRUARI 53 14 3 52 171.500 3 MARET 37 8-45 117.500.000 JUMLAH 129 33 3 140 117.756.000 Sumber : Polres Cimahi Pada sumber di atas dapat dilihat bahwa kecelakaan lalu lintas dari bulan Januari sampai bulan Februari mengalami peningkatan angka kecelakaan, dari 39 kejadian yang korbannya mengalami luka ringan 43 orang, meninggal dunia 11 orang dan kerugian materil sebanyak Rp.84.500 di bulan Januari, menjadi 53 kecelakaan, 52 orang korban luka ringan, 3 orang korban luka berat, 14 orang meninggal dunia dan Kerugian materil sebanyak Rp.171.500 di bulan Februari. Sedangkan di bulan maret mengalami penurunan menjadi 37 kecelakaan, dengan korban 52 orang luka ringan, 8 orang meninggal dunia dan kerugian materil sebanyak Rp.117.500.000. Dari uraian di atas dapat dilihat angka kecelakaan meningkat, hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran hukum pengemudi dalam ketertiban berlalu lintas, terutama dalam kepemilikan SIM. Dibawah ini merupakan data pembuatan surat ijin mengemudi di Kabupaten Cimahi dari Januari sampai Maret 2017 :

3 Tabel 1.2 Data Pembuatan Surat Ijin Mengemudi selama Januari maret 2017 NO GOLONGAN JANUARI FEBRUARI MARET 1 SIM A 2.838 2.705 2.884 2 SIM AU 11 19 21 3 SIM BI 178 205 202 4 SIM BI AU 185 188 211 5 SIM BII 28 43 26 6 SIM BII AU 179 179 229 7 SIM C 6.318 5.746 7.013 8 SIM D 2 2 - JUMLAH 9.739 9.087 10.586 Sumber : Polres Cimahi Pada data di atas dapat dilihat bahwa jumlah pembuatan SIM terbanyak pada bulan Maret yaitu 10.586 pembuatan SIM, dan terendah pada bulan Februari yaitu 9.087 pembuatan SIM. Dengan pembuatan SIM golongan C yang dominan yaitu 19.077 pembuatan selama bulan Januari sampai Maret 2017. Rata-rata kecelakaan sepeda motor terjadi pada anak remaja. Orang tua cenderung memfasilitasi anaknya yang masih remaja untuk berangkat ke sekolah dengan menyetir sepeda motor sendiri, tanpa adanya pengawasan. Tetu saja untuk mengendarai kendaraan, baik itu beroda empat ataupun beroda dua tentulah harus memiliki surat ijin mengemudi yang dikeluarkan oleh kepolisian. Banyaknya kecelakaan yang melibatkan pengendara kendaraan bermotor dikarenakan kurangnya sikap patuh terhadap peraturan lalu lintas serta pemahaman mengenai kesadaran hukum dalam berlalu lintas. Kesadaran hukum berlalu lintas peserta didik sangat menarik untuk dikaji dalam pendidikan kewarganegaraan. Faktor menarik tersebut dapat dilihat dari kepatuhan peserta didik dalam berlalu lintas, kedisiplinan dan mematuhi rambu rambu lalu lintas serta sikap toleransi dalam mengemudikan kendaraan di jalan raya dengan sesama pengguna kendaraan dan pejalan kaki. Oleh karena itu peneliti memfokuskan penelitian ini kepada pesera didik dalam mentaati peraturan berlalu lintas, karena bisa dilihat dari penjelasan di atas tingkat pelanggaran

4 kecelakaan lalu lintas di dominasi oleh peserta didik, maka peneliti memilih lokasi penelitian di SMAN 1 Lembang, karena daerah Lembang merupakan daerah wisata yang banyak diminati masyarakat setempat mupun luar kota, daerah Lembang juga termasuk daerah yang rawan akan kecelakan dan pemeriksaan kendaraan bermotor di setiap tempat tertentu.peningkatan kendaraan yang semakin tinggi membuat daerah tersebut padat dan rawan akan kecelakaan. Berdasarkan data dari hasil observasi di Unit Satuan Lalu Lintas Polsek Lembang, ditemukan data Kecelakaan Lalu lintas selama bulan Januari April 2017, sebagai berikut : Tabel 1.3 Data kecelakaan lalu lintas selama bulan Januari April 2017 NO AKIBAT JANUARI FEBRUARI MARET APRIL KECELAKAAN 1 KEJADIAN 1 4 3 9 2 MENINGGAL 1 - - - DUNIA 3 LUKA BERAT - 2 3 4 LUKA RINGAN - 2 3 12 5 KERUGIAN MATERI - 15.5 JUTA 1 JUTA 35.5 JUTA Sumber : Data Polsek Lembang Januari April 2017

5 Tabel 1.4 Data Pelanggaran Lalu Lintas selama Januari April 2017 NO BULAN JUMLAH PELANGGARAN BARANG BUKTI KET SIM STNK RANMOR 1 JANUARI 180 12 128 40 Tilang 2 FEBRUARI 297 27 204 66 Tilang 3 MARET 289 30 162 97 Tilang 4 APRIL 254 21 137 96 Tilang Sumber : Data Polsek Lembang Januari April 2017 Berdasarkan pada data pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa tingkat pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di jalan raya khususnya daerah Lembang secara kuantitatif menunjukkan tingkat yang relatif tinggi. Disamping jumlah kendaraan roda dua dan empat yang meningkat, sarana dan prasarana jalan tidak mendukung, kecelakaan lalu lintas tersebut disebabkan oleh pengemudi itu sendiri yang berdasarkan syarat-syarat berlalu lintas belum memenuhi syarat, antara lain: kepemilikan surat tanda bukti mengemudi di jalan raya (SIM). Hal ini mencerminkan bahwa kesadaran pengemudi terhadap kepemilikan SIM relatif masih rendah. Selain itu berdasarkan data di atas menurut Kanit Lantas Polsek Lembang AKP Asep Rahman, pelanggaran dalam berlalu lintas tersebut 70% dilakukan oleh pelajar baik itu pelajar tingkat SMP maupun SMA. Pelanggaran yang biasa mereka lakukan adalah tidak memiliki SIM, menggunakan kenalpot racing (bising suaranya) dan ketika mengendarai motor mereka tidak memakai helm, serta berboncengan lebih dari kapasitas yang seharusnya, padahal pihak kepolisian

6 sering melakukan kerjasama dengan pihak sekolah melalui sosialisasi rutin yang dilakukan pihak kepolisian pada 2016 hingga saat ini. Fenomena tersebut merupakan gejala sosial yang tidak boleh dibiarkan karena berdampak negatif terhadap ketertiban dan ketentraman kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik, sudah selayaknya untuk ikut berperan dalam memperhatikan masalah lalu lintas, terlebih memberikan kesadaran terhadap masyarakat akan pentingnya mentaati peraturan lalu lintas agar dapat terwujud arus lalu lintas yang selamat, aman, tertib, dan lancar. Seiring dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, nampaknya tidak bisa di sangkal lagi bahwa lembaga pendidikan formal (sekolah) mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik para siswanya agar mempunyai sikap hormat dan mematuhi kaidah-kaidah hukum yang berlaku di masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan pendidikan adalah mempunyai sasaran pada tiga aspek perilaku manusia yaitu aspek kognitif (pengetahuan), afekktif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Ketiga aspek tersebut juga menjadi sasaran pendidikan hukum. Kesadaran hukum peserta didik terhadap peraturan lalu lintas merupakan salah satu faktor penting dalam menyelenggarakan peraturan lalu lintas, untuk itu kesadaran hukum perlu di tanamkan kepada seluruh peserta didik pengguna jalan raya, Untuk mewujudkan peserta didik yang sadar hukum perlu adanya usaha agar hukum tersebut diketahui, dimengerti, ditaati, dan dihargai. Apabila sikap-sikap tersebut sudah tertanam dari diri setiap peserta didik maka rasa memiliki terhadap hukum akan semakin kuat dan menjiwai sikap-sikap dan perilaku yang sadar akan hukum. Permasalahan yang kompleks dalam hal ini banyak para peserta didik yang melanggar aturan dan tata tertib lalu lintas seperti mengendarai sepeda motor tanpa Surat Ijin Mengemudi (SIM), boncengan tidak memakai helm, dan sebagainya. Hal ini diakibatkan karena kurangnya kesadaran hukum peserta didik dalam berlalu lintas Sebagai pendidikan hukum, Pendidikan kewarganegaraan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap proses pensosialisasian hukum. Pendidikan

7 kewarganegaraan adalah jendela pengetahuan hukum yang diperoleh secara formal di sekolah dimulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi sehingga individu tersebut telah bermasyarakat, individu tersebut telah mengetahui hukum. Soemardjan (dalam Soekanto, 1986, hlm. 17) mengatakan faktor dalam mempengaruhi kesadaran hukum, yaitu usaha-usaha menanamkan hukum didalam masyarakat, yaitu penggunaan tenaga manusia, alat-alat, organisasi, dan metode agar masyarakat mengetahui, menghargai mengakui dan mentaati hukum Oleh sebab itu Soedarsono (1995, hlm. 95) mengatakan bahwa : pentingnya penyuluhan hukum di kalangan anak remaja mengandung maksud untuk mendidik anak remaja tersebut sehingga mereka mengerti hukum, kemudian mereka akan menghargainya dan akhirnya mereka mampu mematuhi dengan sebaik-baiknya Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Syaifullah dan Wuryan (2008, hlm. 23) bahwa : peran dan fungsi Pendidikan kewarganegaraan dalam kaitannya untuk membentuk kesadaran hukum siswa adalah menciptakan dan membina ketertiban hidup siswa di masyarakat. Hal itu dilakukan oleh siswa dengan cara mentaati segala aturan hukum yang berlaku di Negara kita. Setiap siswa sebagian dari Warga Negara tersebut dituntut memiliki kesadaran hukum agar kehidupan masyarakat berjalan tertib, aman dan damai Berdasarkan pendapat di atas, maka Pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan penyuluhan hukum yang meningkatkan kesadaran hukum bagi siswa, hal ini didasarkan pada terdapatnya sikap atau mental dengan masalah penataan hukum nasional karena kurangnya penghayatan dan penataan terhadap hukum yang berlaku secara formal. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud mengkaji lebih dalam melalui penelitian yang berjudul Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Berlalu Lintas di Jalan Raya (Studi kasus di SMAN 1 Lembang kelas XII)

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasi bebrapa masalah yang timbul antara lain: 1. Sering terjadinya pelanggaran lalu lintas yang pelakunya merupakan peserta didik 2. Sering terjadinya kecelakaan lalu lintas yang pelakunya merupakan peserta didik 3. Kurangnya kesadaran hukum dalam berlalulintas 4. Kurangnya pengetahuan peserta didik tentang peraturan lalu lintas C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah pokok penelitian adalah: Bagaimana Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Peserta didik kelas XII di SMAN 1 Lembang dalam Berlalu Lintas di Jalan Raya? Untuk memudahkan penelitian ini masalah pokok tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengetahuan peserta didik tentang peraturan lalu lintas dan angkutan jalan? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik melanggar peraturan lalu lintas? 3. Bagaimana sikap peserta didik dalam berlalu lintas? 4. Bagaimana peran pendidikan kewarganegaraan dalam sosialisasi peraturan lalu lintas? 5. Apakah ada kerjasama antara sekolah dengan kepolisian setempat?

9 D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengetahuan peserta didik terhadap peraturan lalu lintas dan angkutan jalan. 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peserta didik melanggar peraturan lalu lintas. 3. Mengetahui sikap peserta didik dalam berlalu lintas. 4. Mengetahui peran pendidikan kewarganegaraan dalam sosialisasi peraturan lalu lintas. 5. Mengetahui apakah ada kerjasama antara sekolah dengan kepolisian setempat. E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian akan lebih bermakna bila bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, maupun bagi kehidupan masyarakat. Maka dari itu, penelitian ini mempunyai kegunaan secara teoritis dan prakis, sebagai berikut: a. Secara teoritis Secara teoritis diperoleh dari penelitian ini akan memberikan wawasan keilmuan bagi peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat dijadikan referensi bagi pengembangan keilmuan pendidikan kewarganegaraan, yang diharapkan dapat menunjang terhadap pengembangan konsep pendidikan hukum, khususnya yang berkenaan dengan kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas. b. Secara Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun tidak langsun dalam praktek kehidupan sehari hari, diantaranya : a) Bagi peserta didik 1. Dapat lebih mematuhi peraturan lalu lintas 2. Supaya peserta didik dapat menjadi warga Negara yang tertib dalam berlalu lintas.

10 b) Bagi guru atau pihak sekolah 1. Lebih mengarahkan siswa terhadap kegiatan yang positif. 2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman untuk mendidik dan membina peserta didik untuk sadar dan taat pada hukum yang berlaku. c) Kepolisian 1. Dapat memberikan gambaran mengenai tingkat kesadaran hukum peserta didik dalam bnerlalu lintas 2. Dapat membina dan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat khususnya peserta didik dalam pengemudi kendaraan bermotor dalam memauhi peraturan lalu lintas. c. Kebijakan Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini jika dilihat dari segi kebijakan adalah berkenaan mengenai pentingnya optimalisai atau penyuluhan tentang pelaksanaa Undang-Undang no. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, antara pihak sekolah dengan pihak kepolisian kepada siswa dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran hukum dan mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku. d. Isu serta Aksi Sosial Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini jika dilijat dari segi isu serta aksi sosial adalah perlunya menanamkan kesadaran hukum kepada seluruh siswa selaku pengguna jalan rayan sebagai rasa ttanggung jawab terhadap keamanan dalam berlalu lintas guna terwujudnya warga negara yang taat terhadap hukum yang berlaku. F. Definisi Operasional Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa penelitian yang dilaksanakan menggunakan beberapa istilah. Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam pemakaian istilah, maka penulis mengungkapkan definisi variabel yang akan di

11 teliti. Menurut Sugiyono (2012, h. 31), definisi operasional adalah penentuan konstrak atau yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. 1. PKn menurut (Wahab dan Winataputra: 2005) yang dikutif tanggal 19 April 2017 pukul 20.40 WIB dari www.googleweblight.com. Adalah sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga negara yang baik. 2. Kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat. 3. Hukum merupakan seperangkat norma mengenai apa yang benar dan salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah, baik yang tertuang dalam aturan tertulis maupun yang tidak, terikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh, dan dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan norma itu. 4. Pengertian kesadaran hukum Soekanto (1985, hlm. 9) menyatakan sebagai : Keyakinan/kesadaran akan kedamaian pergaulan hidup yang menjadi landasan regal mating (keajegan) maupun beslissigen (keputusan) itu dapat dikatakan sebagai wadahnya jalinan hukum yang mengendap dalam sanubari manusia 5. Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 [1] didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.

12 Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Tata cara berlalu lintas di jalan diatur dengan peraturan perundangan menyangkut arah lalu lintas, perioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur lalu lintas dan pengendalian arus di persimpangan. G. Sistematika Skripsi. Ssitematika penulisan skripsi dalam penyususan ini meliputi lima bab, antara lain : BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V : Pendahuluan. dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Sistematika Skripsi. : Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran, pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. : Metode Penelitian, pada bab ini penulis menjelaskan metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai Kesadaran Hukum Peserta Didik Dalam Berlalu Lintas di Jalan Raya (SMAN 1 Lembang kelas XII) : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data mengenai Kesadaran Hukum Peserta Didik Dalam Berlalu Lintas di Jalan Raya (SMAN 1 Lembang kelas XII) : Simpulan dan Saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.