BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu. memberikan kepuasan kepada para pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan dan mempertahankannya agar perusahaan tersebut dapat bertahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah dan Profil Perusahaan PT. Pos Indonesia (persero) Perubahan status Pos Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

PENGARUH ASOSIASI MEREK PADA CITRA MEREK (BRAND IMAGE) PT POS INDONESIA THE INFLUENCE OF BRAND ASSOCIATIONS ON BRAND IMAGE PT POS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Televisi Langganan Berbayar 7 Tahun Kebelakang BRAND JUMLAH SALURAN TAHUN BERDIRI. AORA 62 8 Agustus 2008

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dewasa ini, listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami persaingan yang sangat ketat. Perusahaan jasa di Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. untuk mempelancar arus surat menyurat selama era kolonial Belanda telah

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Internet merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

Pengaruh Customer Experience Terhadap Brand Image Pada Handphone Smartfren Andromax C3

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, seiring dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang sejenis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam melakukan transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. Di era yang dewasa ini, teknologi dan informasi menjadi hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesuksesan sebuah bank dimana salah satu cara bank untuk mendistribusikan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menawarkan produknya. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud

Sumber : http//. Gambar 1.1Perbandingan Market Share Jasa Kurir Indonesia pada tahun 2010 dan 2011

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI BAGIAN CUSTOMER SERVICE PT. POS INDONESIA WILAYAH BANDUNG Oleh : TEJA DARMAWAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis telekomunikasi berkembang terus menerus dengan

BAB I PENDAHULUAN. tampilkan setiap harinya, baik melalui tayangan televisi dan media massa

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah. Perkembangan ini dibuktikan dengan semakin banyaknya surat kabar yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya bank yang bermunculan di Indonesia. Menurut Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan jasa saat ini telah mengalami perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan univesitas lainnya. Bina Nusantara selaku universitas swasta yang unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam kehidupannnya manusia pasti berinteraksi dengan orang lain. Sejak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat begitu sengitnya persaingan pasar riil, tentunya setiap perusahaan di dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. telah mendorong permintaan yang tinggi akan layanan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang, baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Merek dan segala sesuatu yang diwakilinya merupakan aset yang paling penting,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut ditandai

BAB I PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti kegiatan produksi, keuangan, personalia dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini dunia pemasaran berkembang begitu pesat. Setiap perusahaan

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

BAB I PENDAHULUAN. produk yang semakin tinggi, konsumen yang semakin smart, dan munculnya. kelangsungan hidup dalam dunia bisnis (Kotler, 2003:135).

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB I PENDAHULUAN. memberatkan bagi perusahaan yang akan menjual produknya di negaranya. Sesuai

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ekuitas merk sangat berperan dalam memberikan nilai kepada pelanggan dan

BAB II GAMBARAN UMUM PT. POS INDONESIA. 2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini Indonesia telah memiliki 160 Badan Usaha Milik Negara atau yang disingkat BUMN yang berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi negara (Rafick, 2010: 254). Adanya BUMN sangat berarti bagi negara yakni dalam hal menekan angka pengangguran serta devisa bagi negara (UU No. 19 tahun 2003). Namun seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan BUMN banyak yang kredibilitasnya dipertanyakan karena terkesan apa adanya (Rafick, 2010:1). Penilaian masyarakat terhadap BUMN tentu tidak muncul secara otomatis. Boleh jadi apa yang dijanjikan oleh perusahaan dengan apa yang diterima oleh masyarakat berbeda sehingga muncul keraguan masyarakat terhadap image dari perusahaan BUMN. Masalah mendasar yang dialami Badan usaha Milik Negara (BUMN) adalah pencitraan dan pembangunan reputasi (Pikiran rakyat, 22/06/ 2008). Meskipun pada dasarnya tidak semua yang dipikirkan oleh masyarakat adalah kebenaran,namun sudah menjadi sifat dari citra merek atau brand image bahwa, citra merek merupakan persepsi tentang suatu merek yang merupakan pencerminan asosiasi-asosiasi merek yang tertahan dibenak konsumen, dan asosiasi tersebut membentuk persepsi terhadap kualitas merek dan sikap terhadap merek (Keller dalam Darmawan, 2005: 128) Merek menjadi faktor terpenting dalam persaingan dan menjadi aset perusahaan yang bernilai,yang menentukan maju mundurnya sebuah perusahaan (Fuad,2008:220). Bahkan dalam kegiatan pemasaran, merek memegang peranan sangat krusial dalam hal persaingan dengan kompetitor dan menjadi salah satu alasan mengapa konsumen harus memilih produk tersebut (Surachman2008:6). Dalam perspektif komunikasi merek, Wijaya (2011:12) mendefinisikan merek sebagai tanda jejak yang tertinggal pada pikiran dan hati konsumen, yang menciptakan makna dan perasaaan tertentu. Dengan begitu, merek bukan hanya sebuah simbol yang 1

menjadi lambang perusahaan. Lebih dari itu merek memiliki nilai yang lebih karena saat ini ditengah banyaknya kompetitor, merek menjadi salah satu pertimbangan mengapa orang percaya dan menggunakan sebuah merek. Ada sebuah nilai yang terkandung dalam sebuah merek dan mewakili penggunanya. Merek memiliki kekuatan dalam menimbulkan citra (Buchari, 2007: 148).Citra terbentuk dari asosiasi-asosiasi yang ditafsirkan konsumen mengenai merek tersebut. Asosiasi merek sendiri adalah suatu informasi yang berhubungan dengan bagaimana suatu merek dapat diartikan atau diasosiasikan oleh konsumennya (Surachman, 2008:31). Asosiasi merek juga merupakan dasar untuk kualitas pembentukan citra serta ekuitas merek. Asosiasi merek yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut: 1. Atribut produk 2. Atribut tak berwujud 3. Manfaat bagi pelanggan 4. Penggunaan 5. Pelanggan 6. Gaya hidup 7. Kepribadian 8. Kelas produk 9. Para pesaing 10. Negara / wilayah geografis Sedangkan menurut Chen (dalam Albari 2005:199) asosiasi merek dapat dibagi menjadi asosiasi merek sebagai produk dan asosiasi merek sebagai organisasi. Asosiasi merek juga memiliki kemampuan untuk membentuk citra dibenak konsumen sehingga sangat penting untuk mengetahui asosiasi merek di mata konsumen. Sebagai salah satu tahap dalam hirarki komunikasi merek ( hierarchy of branding), citra merek atau lebih dikenal dengan sebutan brand image memegang peranan penting dalam pengembangan sebuah merek, karena citra merek menyangkut 2

reputasi dan kredibilitas merek yang kemudian menjadi pedoman bagi khalayak untuk mencoba atau menggunakan suatu barang atau jasa. Citra merek atau brand image merupakan representasi dari keseluruhan persepsi yang dibentuk dari informasi dan pengetahuan terhadap merek itu. Dalam kondisi tertentu, merek dapat digambarkan melalui karakter- karakter tertentu sebagaimana yang terjadi pada manusia. Semakin positif gambaran tersebut, maka semakin kuat citra merek, semakin besar dan banyak pula peluang bagi perkembangan merek (Davis dalam Wijaya, 2013:17). PT Pos Indonesia adalah salah satu BUMN pelopor dalam hal jasa pengiriman. PT Pos Indonesia didirikan tahun 1746 di Batavia oleh Jendral GW Baron dan untuk pertama kali bertransformasi menjadi PTT pada tahun 1906 kemudian berubah menjadi Djawatan PTT 1945, PN PTT 1961, PN Pos dan Giro 1965, Perum Pos dan Giro 1978, dan sejak 1995 menjadi PT Pos Indonesia (Persero). Pos Indonesia menyelenggarakan layanan pos bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan daya saing kuat untuk mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. Pada bulan Mei hingga Juli 2014 peneliti melakukan magang di Divisi Komunikasi Korporat Bagian Public Relations PT Pos Indonesia di Jalan Anggrek, Bandung. Selama magang peneliti banyak mengamati dan terjun langsung pada aktivitas Pos Indonesia dalam membangun brand image. Mereka melakukan CSR, menerima berbagai penghargaan dari berbagai pihak sebagai perusahaan jasa pengiriman terbaik baik dari segi layanan maupun inovasi clearing house nya. Namun, ketika peneliti dilapangan bertanya seputar asosiasi merek PT Pos Indonesia kepada teman-teman, mereka selalu mengatakan PT Pos itu identik dengan kata lama dalam artian pelayanan yang berikan dalam hal pengiriman barang memakan waktu yang lama, mereka tidak percaya dan merasa was-was ketika menggunakan 3

jasa pos, serta kurang tertarik untuk menggunakan produk dan jasa dari PT Pos Indonesia. Orang-orang tersebut telah mengasosiasikan merek Pos Indonesia, sehingga image Pos Indonesia dalam persepsi mereka menjadi buruk. Berangkat dari hal itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian lebih jauh seputar asosiasi merek. Peneliti kemudian melakukan pra penelitian sederhana yang peneliti seputar bayangan masyarakat mengenai merek Pos Indonesia untuk menghasilkan data awal yang akan dijadikan bahan rujukan dalam penelitian sesungguhnya. Penelitian dilakukan di Daerah Riau, Bandung pada bulan Juli selama 1 minggu dengan penyebaran kuisioner. Dengan mengambil sampel secara random, dari 235 kuisioner yang disebar, diketahui bahwa: 1. hanya 51 orang dari 235 orang sampel yang menggunakan jasa Pos Indonesia dari pengambilan sampel secara random itu. 2. Bayangan konsumen mengenai Pos Indonesia adalah : Tabel 1.1. Pendapat Konsumen Tentang Pos Indonesia No Bayangan Mengenai Pos Jumlah 1. Surat 29 orang 2. Jasa pengiriman 5 orang 3 Paket 4 orang 4 Perangko, 3 orang 5 Wesel 3 orang 6 Pak pos 2 orang 7 Orange 2 orang 8 Materai 1 orang 9. Burung merpati 1 orang 10 Tagihan 1 orang 4

3. Produk pos yang diketahui oleh 51 responden pengguna jasa Pos Indonesia: Tabel 1.2. Produk Pos yang diketahui Pengguna Pos Indonesia No Produk Pos yang diketahui Jumlah 1. Wesel 44 orang 2. Western union 2 orang 3 Tidak tahu 5 orang Dari penelitian itu, peneliti mendapatkan informasi mengenai bayangan dan pengetahuan konsumen mengenai merek POS Indonesia. Dari sekian banyak produk serta eksistensi pos di dunia pengiriman, namun citra yang ditangkap masyarakat masih saja berupa pengetahuan dangkal. Padahal Pos Indonesia memiliki jasa pengiriman kilat seperti halnya kompetitornya bahkan dengan harga yang lebih murah. Pos Indonesia juga memiliki sistem clearing house dimana seluruh pembayaran dapat dilakukan di kantor pos, seperti : pembayaran berbagai tagihan dan angsuran meliputi : pembayaran rekening telepon, seluler, listrik (PLN), air minum (PDAM), pajak, asuransi, angsuran kredit (finance), kartu kredit dan personal loan, pengisian pulsa, zakat, sodakoh, infak, dan lain-lain. Pos Indonesia memiliki CSR bernama Nawala Pos Indonesia serta mensponsori berbagai kegiatan menulis pada pelajar. Survei integritas yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2009 menyatakan bahwa Pos Indonesia menduduki peringkat kedua nasional sebagai institusi pelayanan publik paling berintegritas Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa PT Pos Indonesia memiliki produk jasa serta kiprah yang tidak sedikit. Namun, tetap saja image dilapangan tidak segemilang kiprahnya. Berangkat dari hal ini peneliti tertarik untuk meneliti asosiasi merek serta brand image dari PT Pos Indonesia lebih jauh melalui penelitian yang 5

berjudul Pengaruh Asosiasi Merek Pada Citra Merek (Brand Image) PT. Pos Indonesia 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh Asosiasi Merek Pada Citra Merek (Brand Image) PT Pos Indonesia. 1.3. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan ditas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh asosiasi merek pada citra merek (brand image) PT Pos Indonesia dikalangan konsumen Pos di Kantor Pos Asia Afrika? 1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui adakah pengaruh asosiasi merek pada citra merek (brand image) PT Pos Indonesia dikalangan Konsumen Pos Indonesia. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademis Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan penulis mengenai pengaruh asosiasi merek pada citra merek PT Pos Indonesia. 2. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah hazanah keilmuan bagi Program Studi Ilmu Komunikasi khususnya dalam dunia Marketing Communication, serta hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan BUMN khususnya PT Pos Indonesia. 6

3. Manfaat praktis Manfaat praktis adalah mengetahui pengaruh asosiasi merek PT Pos Indonesia terhadap citranya dimasyarakat yang dapat digunakan pihak PT Pos Indonesia sebagai landasan untuk menentukan strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan kedepannya. Juga, membantu perusahaan BUMN lainnya dalam menentukan langkah-langkah untuk memperbaiki keadaan perusahaan yang disebabkan oleh asosiasi merek dan citra merek (brand image) sehingga diharapkan BUMN dapat bangkit dan menjadi pelopor serta market leader dibidangnya. 1.6. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian memberikan arah bagi peneliti agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah serta memberi panduang tentang bagaimana metode berpikir yang harus dimiliki oleh peneliti pada saat melakukan penelitian (Suharsaputra, 2012:54). Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari menentukan masalah yang akan diteliti hingga memberi kesimpulan. Adapun tahapan-tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut: 7

kegiatan Identifikasi kegiatan Studi Literatur Penentuan variabel X dan Y Penyusunan kuisioner Pengamatan di lokasi penelitian Seminar proposal Penyebaran kuisioner Pencarian data Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Tabel 1.3. Time Line Penelitian 8

Pengumpulan data Pengolahan Data Analisis Data Kesimpulan dan saran Sidang Akhir Sumber : Peneliti 9

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini terbatas Kantor Pos di jalan Asia Afrika, Kota Bandung yang merupakan kantor pos terbesar di Bandung. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Juli 2014 hingga Februari 2015. 1.8. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa objek, diantaranya: 1. Waktu Penelitian. Batasan waktu pada penelitian ini adalah bulan Juli 2014 hingga Februari 2015. 2. Tempat penelitian. Penelitian ini terbatas Kantor Pos di Jalan Asia Afrika, Bandung yang merupakan kantor pos terbesar di Kota Bandung. 3. Responden. Penelitian ini dibatasi pada konsumen PT Pos Indonesia di Jalan Asia Afrika, Bandung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsumen adalah pemakai barang hasil produksi (bahan pakaian, makanan, dsb): ;penerima pesan iklan; pemakai jasa (pelanggan dsb). Sementara menurut Lembaga Lembaga Advokasi Konsumen Indonesia, konsumen adalah setiap pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, orang lain,maupun mahluk hidup dan tidak untuk diperdagangkan. Dalam hal ini kurang lebih adalah orang yang memiliki pengalaman langsung dengan brand yang akan diteliti sehingga jawaban mereka lebih valid dibanding memberikan pertanyaan pada masyarakat umum. 4. Kajian penelitian. Kajian penelitian ini dibatasi pada dua variabel yakni variabel X dan Y. variabel X adalah asosiasi merek dengan tiga subvariabel yaitu Tangible attributes dengan indikator nama, logo dan warna. Intangible attributes dengan indikator Jangkauan produk, varian produk, kualitas produk, inovasi. 10

Relative price dengan indikator harga, kemudian costumer benefit, Life Style, Product Class, Competitors, Country Pada variabel citra merek atau brand image, yang merupakan variavel Y,subvariabel yang digunakan adalah persepsi dengan indikator kepercayaan dan kualitas 11