BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. istilah lanjut usia atau yang lebih dikenal sebagai lansia (Tamher dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tingkat depresi terhadap kualitas hidup lanjut usia. Penelitian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

menempati posisi paling tinggi dalam kehidupan seorang narapidana (Tanti, 2007). Lapas lebih dikenal sebagai penjara. Istilah tersebut sudah sangat

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

SRI REJEKI J

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

GAMBARAN TINGKAT ANSIETAS PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BAKTI KASIH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti mengalami fase fase perkembangan sejak. menjelaskan bahwa perkembangan bergerak secara berangsur angsur tapi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Dilihat dari masa

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun) dan pada tahun 2025 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. mencari data, tidak lepas bahwa data di internet selalu akurat dan up to date.

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, jumlah lanjut usia di atas 60tahun lebih dari 800 juta. proyeksi menunjukkan bahwa angka ini akan meningkat menjadi lebih dari dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). Pada penelitian di Amerika didapatkan data bahwa kejadian kecemasan pada lanjut usia sebanyak 17,67%. Kecemasan pada usia 50-64 tahun lebih besar daripada usia lebih dari 65 tahun dengan data 12,7% untuk usia 50-64 tahun dan 7,6 % untuk usia lebih dari 65 tahun (Issue Brief, 2008). Pada penelitian terbaru oleh wolitzky - taylor ( 2010) melaporkan perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 % menjadi 14,2 %. comorbidity survey replication ( NSC - r ) melaporkan 7 % lanjut usiadengan usia di atas 65tahun memenuhi kriteria gangguan kecemasan dalam satu tahun terakhir (gum, dkk, 2009). Jumlah lansia di Indonesia tahun 2014 mencapai 20,24 juta jiwa atau 8,03% (BPS, 2014). Pada tahun 2005 umur harapan hidup 66,4 tahun dan pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan umur harapan hidup menjadi 77,6 tahun (Kemenkes, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. 1

2 Dengan peningkatan jumlah individu lansia, kecemasan merupakan masalah yang terjadi sepanjang rentang kehidupan manusia. Kebanyakan lansia penghuni panti wreda mengalami gangguan mental hingga 75%. (Agusti, 2011). Pelayanan kesehatan ditingkatkan secara maksimal sehingga dapat memelihara dan meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sosial (Kemenkes, 2013). Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang di Surakarta, didapatkan data jumlah lanjut usia yang menjadi anggota Panti Wredha Darma Bhakti Pajang sebanyak 63 orang. Dari studi pendahuluan ini, lanjut usia banyak yang mengeluh dalam menjalani kehidupan yang jauh dari keluarga membuat para lanjut usia merasakan gelisah dengan keluarga meskipun mereka tinggal di panti dengan teman-teman usia yang sama, hidupnya saat ini telah hampa, dan mengatakan pasrah untuk tinggal dipanti dan terkadang menangis sendiri mengingat masa lalu. Lanjut usia merasa gembira jika ada kunjungan meskipun bukan keluarga mereka, dan tingkah laku yang muncul pada lanjut usia yang berada di panti tersebut seperti, seringkali melamun, duduk bersama-sama tapi saling diam, dan 10 lanjut usia tersebut kualitas hidupnya kurang baik dengan banyak keluhan pada lanjut usia yaitu rasa sakit fisik yang kadang menganggu aktifitasnya, kurang puas dengan tidurnya karena sering terbangun, dan interaksi dengan orang lain jarang dan kadang merasa kesepian.

3 Masalah kesehatan yang seringkali dihadapi oleh lanjut usia yaitu pada umumnya kesepian, perasan tidak berguna, terasing dari lingkungan, dan sebagainya. Kebutuhan psikologi adalah kebutuhan akan rasa aman seperti kebutuhan terhadap keselamatan, seperti keamanan, kemantapan, perlindungan, bebas dari rasa takut, kecemasan dan sebagainya. Dan dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan usia yang rentan terhadap masalah, baik masalah ekonomi, kesehatan, psikologi maupun sosial (Suardiman, 2011). Kecemasan merupakan masalah psikologi yang dihadapi oleh lanjurt usia dalam pengalaman terhadap hidupnya. Kecemasan mempunyai rentang respon yaitu respon adapatif sampai maladaptif (Tamher, 2009). Kecemasan bisa disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor. Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal maupun eksternal. Pada setiap stressor, seseorang akan mengalami kecemasan baik itu termasuk dalam kecemasan ringan, kecemasan sedang maupun kecemasan berat. Lanjut usia dalam pengalaman terhadap hidupnya seperti masalah psikologi yang berupa kehilangan dan kecemasan (Tamher, 2009). Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk menanggulanginya, dan apabila tidak dapat menanggulangi maka akan timbul keluhan seperti cemas (Hawari, 2011). Prevalensi ansietas di negara

4 berkembang pada usia dewasa dan lanjut usia sebanyak 50% (Suprianto 2013). Angka kejadian gangguan ansietas di Indonesia sekitar 39 juta jiwa dari 238 juta jiwa penduduk (Heningsih dkk, 2014). Pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Heningsih, dkk dan dilakukan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakartadi tahun 2014 dengan responden sebanyak 52 lanjut usia, dengan data sebanyak 60,7% lanjut usia mengalami kecemasan. Dan pada penelitian gambaran tingkat kecemasan pada lanjut usia menunjukkan hasil 42,3% lanjut usia mengalami kecemasan dengan kategori sedang. Pada penelitian yang dilakukan oleh prihatnanto pada tahun 2013 dengan judul hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lanjut usia di Desa Gedongan Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah responden 80 orang yang sebagian besar lanjut usia mengalami kualitas hidup sedang hal ini disebabkan karena bertambahnya usia, kondisi fisik, perubahan terhadap peran sosial dan psikologis. Solusi untuk mengatasi kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup yaitu dengan memberikan kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa kasih sayang dan psikologi positif bagi kesejahteraan lanjut usia. Psikologi positif ini menekankan hal yang baik dan mempelajari kekuatan manusia secara formal, dan bagaimana agar manusia hidup lebih baik, agar kebutuhannya dapat terpenuhi (Suardiman, 2011).

5 Melihat dari data-data tersebut peneliti ingin mengetahui tentang hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup lanjut usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup lanjut usia di Panti Wreda Darma Bakti Pajang Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup usia lanjut. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik lanjut usia b. Mengetahui tingkat kecemasan pada usia lanjut c. Mengetahui kualitas hidup pada usia lanjut d. Menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup usia lanjut

6 D. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Dapat memperoleh pengalaman dan menambah wawasan dalam melakukan penelitian di bidang keperawatan khususnya dalam mengenai hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas hidup usia lanjut. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi awal atau sebagai dasar dalam melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup lanjut usia. E. Keaslian Penelitian 1. Prihatnanto (2013) dengan judul Hubungan Antara Tingkat Depresi Dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampling adalah purposive sampling dan instrument yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan dengan analisis Chi-Square (χ²). Hasil penelitian ini yaitu sebagian usia lanjut di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo mempunyai depresi sedang yaitu 62,3% dan sebagian besar mengalami kualitas hidup sedang sebesar 56,3% dan terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lanjut usia di Desa Gedongan Kabupaten Sukoharjo.

7 Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada tempat dan variabel penelitian dan metode penelitian. 2. Lestari dkk ( 2013) dengan judul Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Tingkat Kemandirian Activities Of Daily Living (ADL) Pada Lanjut Usia Di Panti Wredha. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik klerasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampling adalah purposive sampling. Teknik analisa data yang digunakan dengan uji Spearman Rho dan uji Gamma. Hasil penelitian ini yaitu sebagian besar lanjut usia di Panti Wredha sebagian besar lanjut usia yang mengalami kecemasan dan ketergantungan dalam melaukan aktivitas sehari-harinya sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dan tingkat kemandirian pada lanjut usia. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada tempat, metode penelitian yang digunakan dan variabel penelitian 3. Rosyiana (2015) dengan judul Gambaran Kuallitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Sakit Asam Urat (Gout) Di Posyandu Lanjut Usia Desa Pelemgadung Karangmalang Sragen. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan survey. Teknik pengambilan sampling adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini yaitu gambaran karakteristik lanjut usia mayoritas 69-71 tahun. Gambaran lanjut usia yang mengalami asam urat berdasarkan hasil nilai pengukuran asam urat sebagian besar responden adalah 6,1-7,0 mg/dl dan pengukuran asam urat

8 dengan responden paling sedikit adalah 8,1-9,0 mg/dl. Dan kualitas hidup berdasarkan domain (kesehatan fisik, psikologis, dan lingkungan) berada dalam kondisi yang sedang, sedangkan domain hubungan sosial dalam keadaan buruk. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel dan metode yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan dua variabel dan menggunakan metode kuantitatif.