Landasan Hukum: Pasal 24 UU PPh, KMK No. 164/ KMK.03/ 2002

dokumen-dokumen yang mirip
Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Modul ke: PERPAJAKAN I. PPh PASAL Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

PERPAJAKAN LANJUTAN. by Ely Suhayati SE MSi Ak

Pajak Penghasilan. Pasal 24

PERTEMUAN 7 By Ely Suhayati SE MSi Ak PENGKREDITAN PPH PASAL 24 DAN ANGSURAN PPH PASAL 25

PERTEMUAN 12: PPh Pasal 24 (Umum /Perhitungan)

PPh Pasal 26. Pengantar

PPh Pasal 24. Pengertian. Andi Wijayanto, S.Sos., M.Si

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

2

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

PENGUATAN PPh 21, 22, 23, & 24

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

KULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY. PPh UMUM 1

Kredit Pajak Luar Negeri

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

PA JAK PENGHASILAN F INAL

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 533/KMK.04/2000 TENTANG

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

PAJAK WP ORANG PRIBADI

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY ( ) TASLIM GOTAMI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 26. Disusun guna memenuhi tugas : Mata Kuliah : Perpajakan Dosen Pengampu : Agus Arwani, M. Ag

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

BAB III PAJAK PENGHASILAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

Landasan Hukum: Pasal 4 Ayat (2) UU PPh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

PAJAK PENGHASILAN. Oleh Emmawati, S.Pd

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

LEMBAR ISIAN HASIL PEMERIKSAAN PROGRAM PENGKAJIAN PENGISIAN SPT WAJIB PAJAK BADAN. 6. Status Badan : (a) Pusat (b) Pusat (c) BUT

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL. Amanita Novi Yushita

Materi: Irsan Lubis, SE.Ak; Kampus LPMB/STEI Ciledug 1. PDF created with pdffactory Pro trial version

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini. PPh Pasal 25 = Jumlah pajak yang harus diangsur tahun ini dibagi dua belas.

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

Pajak Kontemporer PPh Pasal 4 Ayat 2

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

Landasan Hukum: Pasal 25 UU PPh PMK No. 208/ PMK.03/ 2009 Keputusan Dirjen Pajak No. KEP.537/ PJ./ 2000

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

Tata Cara Penghitungan

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

(WITHHOLDING) TAX DAN KREDIT PAJAK (TAX CREDIT)

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0

dasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Pajak Penghasilan. Pasal 25

Ketentuan Tentang Sumber Penghasilan (KTSP) / Source rules

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 15

PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ.

SISTEMATIKA. Konsep Rekonsiliasi. Rincian Item Rekonsiliasi. Kasus dan Ilustrasi

BAB II LANDASAN TEORI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Objek PPh. Penghasilan. Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 A. Pengertian PPh Pasal 25 dan Pajak Final B. Jenis Pajak Final C. Perhitungan Angsuran PPh 25 dan Pajak Final 1.

PERPAJAKAN INTERNASIONAL KASUS TAX TREATY

BAB IV ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS KOMPENSASI OPSI SAHAM UNTUK KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Bentuk usaha ini memiliki ciri dan karakter masing masing. Ada yang hanya bertujuan

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2. Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan menyebutkan, bahwa:

Transkripsi:

Landasan Hukum: Pasal 24 UU PPh, KMK No. 164/ KMK.03/ 2002

DEFINISI Pajak yang terutang atau dibayarkan di Luar Negeri (LN). Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri yang boleh dikreditkan terhadap PPh yang terutang atas seluruh penghasilan WP Dalam Negeri (DN). Pengkreditan dilakukan dalam tahun pajak digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan penghasilan di Indonesia, dengan tujuan menghindari pemajakan berganda. 2

PROSEDUR PERMOHONAN Permohonan disampaikan kepada Dirjen Pajak ketika penyerahan SPT PPh dengan melampirkan: Laporan keuangan dari penghasilan luar negeri. Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak (Tax Return) yang disampaikan di luar negeri. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri. 3

Ketentuan Pengkreditan Pajak yang boleh dikreditkan hanya pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh WP. Ilustrasi PT. Samudera Pasai memiliki saham Moscow Inc. yang berkedudukan di Russia. Selama tahun 2013, Moscow Inc. memperoleh laba sebelum pajak sebesar $ 300.000,00, di mana separuhnya diakumulasikan sebagai laba ditahan. Tarif pajak yang berlaku di Russia adalah 15% untuk PPh badan (corporate income tax) dan 10% untuk pajak dividen. Berapakah nilai kredit pajak yang diperoleh PT. Samudera Pasai? 4

Ilustrasi Jawaban : Laba sebelum pajak Moscow Inc $ 300.000,00 PPh badan (corporate income tax) $ 45.000,00 Laba setelah pajak $ 255.000,00 Dividen dibagikan $ 127.500,00 Pajak atas dividen $ 12.750,00 Dividen yang dikirim ke Indonesia $ 114.750,00 PPh yang boleh dikreditkan atas seluruh PPh terutang PT. Samudera Pasai adalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri, yakni sebesar $ 12.750. Adapun PPh badan atas Moscow Inc. tidak dapat dikreditkan karena tidak dikenakan langsung atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT. Samudera Pasai di luar negeri. 5

Negara Sumber Penghasilan (1) Penghasilan dari saham/sekuritas atau keuntungan pengalihan saham/sekuritas lain. Negara tempat badan yang menerbitkan saham/sekuritas. Bunga, royalti, dan sewa sehubungan penggunaan harta bergerak. Negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, sewa. Penghasilan sewa sehubungan penggunaan harta tidak bergerak. Negara tempat harta tersebut terletak. Penghasilan berupa imbalan terkait jasa, pekerjaan, dan kegiatan. Negara tempat pihak yang membayar/ dibebani imbalan. 6

Negara Sumber Penghasilan (2) Penghasilan BUT. Negara tempat BUT menjalankan usaha/ kegiatan. Penghasilan dari pengalihan hak penambangan atau tanda pemberian modal kepada perusahaan penambangan. Negara lokasi penambangan. Keuntungan karena pengalihan harta tetap. Negara tempat harta tetap. Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian suatu BUT. Negara tempat BUT. 7

Penentuan Nilai Dikreditkan Penentuan nilai batas maksimum kredit pajak dapat dilakukan tanpa harus melakukan penghitungan menyeluruh berdasarkan decision rule sebagai berikut: a. Jika tarif acuan pengenaan pajak di luar negeri > dalam negeri, maka besaran Nilai Pajak Dikreditkan = Penghasilan _ Negara _ X PKP xbeban _ Pajak _ Sesuai _ Pasal _17 b. Jika tarif acuan pengenaan pajak di luar negeri < dalam negeri; atau jika tengah mengalami rugi fiskal dalam negeri maka besaran c. Nilai Pajak Dikreditkan = Beban Pajak yang Telah Dipotong di Luar Negeri Catatan: PKP dapat bernilai sama dengan penghasilan netto bagi WP badan, namun tidak bagi OP. Nilai pajak dikreditkan tidak dapat melebihi beban pajak sesuai pasal 17. 8

Ketentuan Khusus Berkaitan dengan penentuan nilai yang dikreditkan sebagaimana telah dipergitungkan sebelumnya, maka terdapat beberapa ketentuan khusus perlu diperhatikan, sebagai berikut. a. Unsur penghasilan yang dikenai pajak bersifat final tidak diperhitungkan sebagai penambah penghasilan dalam negeri. b. Kerugian di luar negeri tidak diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan total. c. Jika terjadi pengurangan atau pengembalian pajak atas penghasilan yang dibayar di luar negeri sehingga besarnya pajak yang dikreditkan di Indonesia menjadi lebih kecil dari perhitungan semula, maka selisihnya ditambahkan pada PPh yang terutang sesuai ketentuan. d. Jika beban pajak yang dibayarkan di luar negeri melebihi nilai yang boleh dikreditkan, maka atas selisih antara kedua nilai tidak dapat dikompensasikan di tahun fiskal mendatang. 9

Pemajakan Berganda Alur Pemajakan Tanpa Kredit Penghindaran Pemajakan Berganda Penghasilan LN Pemajakan Reguler LN Pemajakan Reguler DN Take Home Earnings Penghasilan LN Pemajakan LN Pengkreditan Pajak LN Pajak Kurang (Lebih) Bayar Take Home Earnings 10

Sampel Tarif P3B (%) No. Negara Bunga Royalti Dividen Atas Portofolio Dividen Atas Kepemilikan Substansial Pendapatan Cabang Perusahaan 1 Singapura 10 15 15 10 15 2 Malaysia 15 15 15 15 12,5 3 China 10 10 10 10 10 4 Jepang 10 10 15 10 10 5 Korea Selatan 10 15 15 10 10 6 Amerika Serikat 10 10 15 10 10 7 Inggris 10 10/ 15 15 10 10 8 Swiss 10 12,5 15 10 10 9 Russia 15 15 15 15 12,5 10 Australia 10 10/ 15 15 15 15 11

Objek Penggabungan Penghasilan Penghasilan dari usaha. Penghasilan penghasilan lainnya. Penghasilan berupa dividen sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) UU PPh, ditetapkan sesuai KMK Penggabungan dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut. 12

Ilustrasi; Penggabungan Transaksi PT. Perlak menerima dan memperoleh beberapa penghasilan netto dari sumber LN dalam tahun pajak 2013, sebagai berikut: Penghasilan dari hasil usaha di Bosnia dalam tahun pajak 2013 sebesar Rp 500.000.000,00. Dividen atas pemilikan saham pada Rome Co. di Italia sebesar Rp 75.000.000,00 yang berasal dari keuntungan tahun 2009 yang ditetapkan dalam rapat pemegang saham tahun 2012 dan baru dibayarkan tahun 2013. Dividen atas penyertaan saham sebesar 50% pada Zurich Corp. di Swiss yang sebesar Rp 175.000.000,00 yang berasal dari keuntungan tahun 2011, namun berdasarkan KMK baru diperoleh tahun 2013. Bunga kuartal I tahun 2013 sebesar Rp 35.000.000,00 dari Vienna GmBH. di Austria yang baru akan diterima bulan Januari 2014. Penghasilan mana sajakah yang dapat digabungkan di tahun fiskal 2013? 13

Ilustrasi Jawaban : Penghasilan dari sumber LN yang digabungkan di tahun fiskal 2013 meliputi: Penghasilan dari hasil usaha di Bosnia. Dividen atas pemilikan saham di Italia. Dividen atas penyertaan saham di Swiss. Adapun penghasilan bunga Austria akan digabungkan di tahun fiskal 2014. 14

Pencatatan Transaksi PPh 24 Saat menerima penghasilan dari LN, pendapatan akan diakui sebesar seluruh pendapatan. Pajak yang telah dibayar dianggap sebagai pajak dibayar di muka. Saat akhir tahun, pajak yang telah dibayarkan akan dibebankan, walaupun yang boleh dikreditkan mungkin lebih kecil dari jumlah yang dibayarkan. 15

Ilustrasi; Penghasilan WP Badan PT. Aceh Darussalam memperoleh penghasilan netto selama tahun 2013 dari dalam dan luar negeri sebagai berikut: Penghasilan DN Rp 3.000.000.000,00 Penghasilan LN Rp 1.500.000.000,00 Jika diketahui bahwa tarif pajak di luar negeri adalah sebesar 20%, maka berapakah nilai batas maksimum kredit pajak dan nilai yang dikreditkan? Bagaimana penjurnalan dilakukan saat penerimaan penghasilan dari luar negeri dan saat penghitungan pajak penghasilan akhir tahun? 16

Ilustrasi Jawaban : Penghasilan LN Rp 1.500.000.000,00 Penghasilan DN Rp 3.000.000.000,00 Total penghasilan netto Rp 4.500.000.000,00 Beban PPh badan = 25% x 4.500.000.000 = Rp 1.125.000.000,00 Batas maksimum kredit pajak = 1.500.000.000 4.500.000.000 x1.125.000.000 = Rp 375.000.000,00 Beban pajak dibayarkan di LN = 20% x 1.500.000.000 = Rp 300.000.000,00 Nilai pajak dikreditkan = Rp 300.000.000,00 17

Ilustrasi Jawaban: Jurnal saat penerimaan penghasilan luar negeri Kas 1.200.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 300.000.000 Pendapatan jasa/ dividen/ bunga 1.500.000.000 Jurnal saat penghitungan PPh akhir tahun Beban pajak 1.125.000.000 Utang pajak 825.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 300.000.000 18

Ilustrasi; Penghasilan WP OP Informasi terkait penghasilan yang terdapat pada ilustrasi sebelumnya dipergunakan kembali, kecuali atas perubahan bahwa subjek pajak yang kini dilibatkan adalah Tuan Iskandar Muda, seorang lajang yang tinggal bersama seorang anak berusia setara SD. Atas kedudukan Tuan Iskandar Muda sebagai WP orang pribadi, berapakah nilai batas maksimum kredit pajak dan nilai yang dikreditkan? 19

Ilustrasi Jawaban : Total penghasilan netto Rp 4.500.000.000,00 PTKP (TK/ 1) Rp 26.325.000,00 PKP Rp 4.473.675.000,00 Beban PPh OP = 5% x Rp 50.000.000,00 Rp 2.500.000,00 10% x Rp 200.000.000,00 Rp 30.000.000,00 25% x Rp 250.000.0000,00 Rp 62.500.000,00 30% x Rp 3.973.675.000,00 Rp 1.192.102.500,00 Rp 1.287.102.500,00 20

Ilustrasi Jawaban : Batas maksimum kredit pajak = 1.500.000.000 x1.287.102.500 4.473.675.000 = Rp 431.558.786,00 Beban pajak dibayarkan di LN = 20% x 1.500.000.000 = Rp 300.000.000,00 Nilai pajak dikreditkan = Rp 300.000.000,00 21

Ilustrasi; Rugi Fiskal DN Selama tahun, 2013 PT. Malaka memperoleh penghasilan netto dari luar negeri sebesar Rp 2.400.000.000,00, akan tetapi mengalami rugi fiskal dalam negeri sebesar Rp 1.500.000.000,00. Jika diketahui bahwa tarif pajak di luar negeri adalah sebesar 30%, maka berapakah nilai batas maksimum kredit pajak dan nilai yang dikreditkan? Bagaimana penjurnalan dilakukan saat penerimaan penghasilan dari luar negeri dan saat penghitungan pajak penghasilan akhir tahun? 22

Ilustrasi Jawaban : Penghasilan LN Rp 2.400.000.000,00 Rugi fiskal DN (Rp 1.500.000.000,00) Total penghasilan netto Rp 900.000.000,00 Beban PPh badan = 25% x 900.000.000 = Rp 225.000.000,00 Batas maksimum kredit pajak = 2.400.000.000 x225.000.000 900.000.000 = Rp 600.000.000,00 Beban pajak dibayarkan di LN = 30% x 2.400.000.000 = Rp 420.000.000,00 Nilai pajak dikreditkan = Rp 225.000.000,00 23

Ilustrasi Jawaban : Jurnal saat penerimaan penghasilan luar negeri Kas 1.980.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 420.000.000 Pendapatan jasa/ dividen/ bunga 2.400.000.000 Jurnal saat penghitungan PPh akhir tahun Beban pajak 225.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 225.000.000 Beban pajak 195.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 195.000.000 {Untuk membebankan pajak luar negeri yang tidak boleh dikreditkan} 24

Ilustrasi; Penghasilan Beberapa Negara Selama tahun, 2013 PT. Inderapura memperoleh penghasilan netto dari dalam negeri sebesar Rp 700.000.000,00, dari negara Australia sebesar Rp 2.750.000.000,00 (bertarif pajak 30%), dan dari negara Ukraina sebesar Rp 250.000.000,00 (bertarif pajak 20%). Berapakah nilai batas maksimum kredit pajak dan nilai yang dikreditkan? Bagaimana penjurnalan dilakukan saat penerimaan penghasilan dari luar negeri dan saat penghitungan pajak penghasilan akhir tahun? 25

Ilustrasi Jawaban : Penghasilan DN Rp 700.000.000,00 Penghasilan Australia Rp 2.750.000.000,00 Penghasilan Ukraina Rp 250.000.000,00 Total penghasilan netto Rp 3.700.000.000,00 Beban PPh badan = 25% x 3.700.000.000 = Rp 925.000.000,00 2.750.000.000 3.700.000.000 Batas maksimum kredit pajak Australia = x925.000.000 = Rp 687.500.000,00 250.000.000 x925.000.000 3.700.000.000 Batas maksimum kredit pajak Ukraina = = Rp 62.500.000,00 Beban pajak dibayarkan di Australia = 30% x 2.750.000.000 = Rp 825.000.000,00 Beban pajak dibayarkan di Ukraina = 20% x 250.000.000 = Rp 50.000.000,00 Nilai pajak dikreditkan = 687.500.000,00 + 50.000.000 = Rp 737.500.000,00 26

Ilustrasi Jawaban : Jurnal saat penerimaan penghasilan dari Australia Kas 1.925.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 825.000.000 Pendapatan jasa/ dividen/ bunga 2.750.000.000 Jurnal saat penerimaan penghasilan dari Ukraina Kas 200.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 50.000.000 Pendapatan jasa/ dividen/ bunga 250.000.000 27

Ilustrasi Jawaban: Jurnal saat penghitungan PPh akhir tahun Beban pajak 925.000.000 Utang pajak 187.500.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 737.500.000 Beban pajak 137.500.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 137.500.000 {Untuk membebankan pajak di Australia yang tidak boleh dikreditkan} 28

Ilustrasi ; Rugi Fiskal LN Selama tahun, 2013 PT. Demak Bintara memperoleh penghasilan netto dari dalam negeri sebesar Rp 1.300.000.000,00, dari negara Meksiko sebesar Rp 1.650.000.000,00 (bertarif pajak 20%), dan dari negara Luxembourg sebesar Rp 2.250.000.000,00 (bertarif pajak 25%). Diketahui pula bahwa PT. Demak Bintara mengalami rufi fiskal senilai Rp 375.000.000,00 atas operasi yang dilakukannya di Mongolia. Berapakah nilai batas maksimum kredit pajak dan nilai yang dikreditkan? Bagaimana penjurnalan dilakukan saat penerimaan penghasilan dari luar negeri dan saat penghitungan pajak penghasilan akhir tahun? 29

Ilustrasi Jawaban : Penghasilan DN Rp 1.300.000.000,00 Penghasilan Meksiko Rp 1.650.000.000,00 Penghasilan Luxembourg Rp 2.250.000.000,00 Penghasilan Mongolia - Total penghasilan netto Rp 5.200.000.000,00 Beban PPh badan = 25% x 5.200.000.000 = Rp 1.700.000.000,00 1.650.000.000 5.200.000.000 Batas maksimum kredit pajak Meksiko = x1.700.000.000 = Rp 412.500.000,00 Batas maksimum kredit pajak Luxembourg = 2.250.000.000 = Rp 562.500.000,00 x1.700.000.000 5.200.000.000 Beban pajak dibayarkan di Meksiko = 20% x 1.650.000.000 = Rp 330.000.000,00 Beban pajak dibayarkan di Luxembourg = 25% x 2.250.000.000 = Rp 562.500.000,00 Nilai pajak dikreditkan = 330.000.000 + 562.500.000 = Rp 892.500.000,00 30

Ilustrasi Jawaban: Jurnal saat penerimaan penghasilan dari Meksiko Kas 1.320.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 330.000.000 Pendapatan jasa/ dividen/ bunga 1.650.000.000 Jurnal saat penerimaan penghasilan dari Luxembourg Kas 1.687.500.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 562.500.000 Pendapatan jasa/ dividen/ bunga 2.250.000.000 Jurnal saat penghitungan PPh akhir tahun Beban pajak 1.700.000.000 Utang pajak 807.500.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 892.500.000 31

Ilustrasi; Penghasilan Berunsur PPh Final PT. Kasepuhan memperoleh penghasilan netto selama tahun 2013 dari dalam dan luar negeri sebagai berikut: Penghasilan DN Rp 8.750.000.000,00 Penghasilan LN Rp 2.850.000.000,00 Diketahui bahwa tarif pajak di luar negeri adalah sebesar 15%. Di samping itu, diketahui pula bahwa atas penghasilan DN tersebut, termasuk pula penghasilan atas bunga pinjaman sebesar Rp 550.000.000,00, pendapatan atas sewa bangunan senilai Rp 2.350.000.000,00, dan hadiah undian senilai Rp 250.000.000,00. Maka berapakah batas maksimum kredit pajak dan nilai yang dikreditkan? Bagaimana penjurnalan dilakukan saat penerimaan penghasilan dari luar negeri dan saat penghitungan pajak penghasilan akhir tahun? 32

Ilustrasi Jawaban : Penghasilan LN Rp 2.850.000.000,00 Penghasilan DN Rp 8.750.000.000,00 Penghasilan dikenai PPh Final (Rp 2.600.000.000,00) Total penghasilan netto Rp 9.000.000.000,00 Beban PPh badan = 25% x 9.000.000.000 = Rp 2.250.000.000,00 Batas maksimum kredit pajak = 2.850.000.000 x2.250.000.000 9.000.000.000 = Rp 712.500.000,00 Beban pajak dibayarkan di LN = 15% x 2.850.000.000 = Rp 427.500.000,00 Nilai pajak dikreditkan = Rp 427.500.000,00 33

Ilustrasi Jawaban: Jurnal saat penerimaan penghasilan luar negeri Kas 2.422.500.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 427.500.000 Pendapatan jasa/ dividen/ bunga 2.850.000.000 Jurnal saat penghitungan PPh akhir tahun Beban pajak 2.250.000.000 Utang pajak 1.822.500.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 427.500.000 34

Ilustrasi; Pengurangan Pajak LN Di tahun 2013, PT. Kanoman mendapatkan pengurangan pajak atas penghasilan LN tahun pajak 2012 sebesar Rp 75.000.000,00 yang semula telah masuk dalam jumlah pajak yang dikreditkan terhadap pajak yang terutang di tahun 2012. Apakah implikasi atas adanya pengurangan pajak tersebut? Jawaban: Pengurangan beban pajak luar negeri akan mengurangi nilai kredit PPh 24 yang seharusnya diperoleh PT. Kanoman. Sebagai dampak, nilai pajak penghasilan yang telah dibayarkan di tahun 2012 menjadi kurang bayar senilai Rp 75.000.000,00. Maka nilai ini akan dibebankan sebagai penambah besaran pajak dalam negeri di tahun 2011. 35

Ilustrasi PT. Majapahit melakukan penanaman modal kepada beberapa perusahaan asing di berbagai negara sebagai bagian dari strategi pemanfaatan idle cash yang dimilikinya. Selama tahun 2012, kesemua perusahaan asing tersebut membagikan dividen dengan besaran bervariasi antara 10% - 55% dari laba bersih tahun berjalan. No. Investee Dividen Pajak yang Telah Dipotong Kurs BI Kurs Menkeu Kurs Tengah Pasar 1 Berlin GmBH. (Jerman) 4,000 1,250 12.000 12.250 12.500 2 Tokyo Co. (Jepang) 350,000 35,000 110 100 90 3 London Ltd. (Inggris) 6,000 1,500 13.500 13.250 13.000 Catatan : Penghitungan pajak yang telah dipotong di ilustrasi ini tidak menggunakan tarif sebagaimana diatur di P3B dengan ketiga negara. 36

Ilustrasi Jika diketahui bahwa PT. Majapahit memiliki penghasilan dalam negeri sebesar Rp 100.000.000,00, berapakah batas maksimum kredit PPh 24 masing masing sumber? Jawaban : Penghasilan DN 100.000.000,00 Penghasilan dari Jerman 49.000.000,00 Penghasilan dari Jepang 35.000.000,00 Penghasilan dari Inggris 79.500.000,00 Total Penghasilan 263.500.000,00 Beban Pajak Sesuai Tarif Pasal 17 65.875.000,00 No. Investee Pajak yang Telah Dipotong Proporsi Penghasilan Proporsi Pajak Sesuai Pasal 17 Batas Maksimum Kredit Pajak 1 Berlin GmBH. (Jerman) 15.312.500 18,60% 12.252.750 12.252.750 2 Tokyo Co. (Jepang) 3.500.000 13.28% 8.748.200 3.500.000 3 London Ltd. (Inggris) 19.875.000 30,17% 19.875.000 19.875.000 Total Batas Maksimum Kredit Pajak 35.627.750 37

Ilustrasi; (Pencatatan Transaksi Penghasilan LN) PT. Waranawata selama tahun pajak berjalan menerima pendapatan bruto dari dalam negeri sebesar Rp 885.000.000,00 dan pendapatan sewa dari luar negeri sebesar Rp 240.000.000,00 yang telah dikenai pajak penghasilan oleh otoritas setempat. Perusahaan mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp 525.000.000,00 terkait pendapatan yang diperolehnya di dalam negeri. Sebagai keterangan tambahan, perusahaan telah membayarkan sendiri angsuran PPh 25 sebesar Rp 62.500.000,00. Bagaimanakah PT. Waranawata melakukan penjurnalan saat penerimaan penghasilan dari LN dan di akhir tahun fiskal, jika: a. Tarif pajak yang dikenakan di luar negeri sebesar 15%. a. Tarif pajak yang dikenakan di luar negeri sebesar 25%. a. Tarif pajak yang dikenakan di luar negeri sebesar 35%. 38

Ilustrasi; (Pencatatan Transaksi Penghasilan LN) Jawaban : Penghasilan netto DN = 885.000.000-525.000.000 = Rp 360.000.000,00 Total penghasilan netto = 360.000.000 + 240.000.000 = Rp 600.000.000,00 PPh badan sesuai Pasal 17 = 25% x 600.000.000 = Rp 150.000.000,00 Batas kredit PPh 24 = 240.000.000/ 600.000.000 x 150.000.000 = Rp 60.000.000,00 39

Ilustrasi; (Pencatatan Transaksi Penghasilan LN) Jawaban: Pajak yang telah dipotong di luar negeri : 15% x 240.000.000 : Rp 36.000.000,00 Kredit PPh 24 : Rp 36.000.000,00 Penjurnalan Saat menerima penghasilan dari LN Kas 204.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 36.000.000 Pendapatan sewa 240.000.000 Saat akhir tahun Beban pajak kini 150.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 36.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 62.500.000 Utang PPh 29 51.500.000 40

Ilustrasi; (Pencatatan Transaksi Penghasilan LN) Jawaban: Pajak yang telah dipotong di luar negeri : 25% x 240.000.000 : Rp 60.000.000,00 Kredit PPh 24 : Rp 60.000.000,00 Penjurnalan Saat menerima penghasilan dari LN Kas 180.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 60.000.000 Pendapatan sewa 240.000.000 Saat akhir tahun Beban pajak kini 150.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 60.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 62.500.000 Utang PPh 29 27.500.000 41

Ilustrasi; (Pencatatan Transaksi Penghasilan LN) Jawaban: Pajak yang telah dipotong di luar negeri : 35% x 240.000.000 : Rp 84.000.000,00 Kredit PPh 24 : Rp 60.000.000,00 Penjurnalan Saat menerima penghasilan dari LN Kas 156.000.000 Pajak dibayar di muka PP 84.000.000 Pendapatan sewa 240.000.000 Saat akhir tahun Beban pajak kini 150.000.000 Pajak dibayar di muka 60.000.000 Pajak dibayar di muka 62.500.000 Utang PPh 29 27.500.000 Untuk mencatat pajak LN yang belum dibebankan Beban pajak kini 24.000.000 Pajak dibayar di muka PPh 24 24.000.000 42

TERIMA KASIH & SEMOGA BERMANFAAT