HUBUNGAN BERAT TAS PUNGGUNG DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH, NYERI BAHU DAN NYERI LEHER PADA SISWA SD DI KECAMATAN KUTA, BADUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah 08 Medan Tahun 2016

I Gede Putu Widya Artha 1, I Made Krisna Dinata 2

HUBUNGAN PENGGUNAAN RANSEL DENGAN NYERI PUNGGUNG DAN KELAINAN BENTUK TULANG BELAKANG PADA SISWA DI SMP NEGERI 2 TOMBATU

Hubungan tingkat pengetahuan tentang backpack safety dengan nyeri punggung pada siswa kelas 5 di Denpasar

PREVALENSI NYERI PUNGGUNG PADA SISWA SEKOLAH DASAR YANG MENGGUNAKAN BACKPACK DI KOTA NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

HUBUNGAN BERAT TAS DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA ANAK SEKOLAH UMUR TAHUN DI DENPASAR

KARYA TULIS AKHIR HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN TAS RANSEL PUNGGUNG DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA ANAK SMP DI SMP NEGERI 5 MALANG OLEH :

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

Oleh: PIPIT SEPTIANI J

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tas merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari anak sekolah. Tas

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

iii ABSTRAK Kata kunci : penggunaan tas sekolah, nyeri punggung, siswa

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KECAMATAN SEMARANG SELATAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

GAMBARAN PERUBAHAN POSTUR TUBUH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) AKIBAT PENGGUNAAN TAS PUNGGUNG BERAT

PERBEDAAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA SISWA KELAS V ANTARA SD X DAN SD Y AKIBAT PENGGUNAAN TAS PUNGGUNG DI TEMBALANG

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

FAKTOR RISIKO LOW BACK PAIN PADA MAHASISWA JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

PENGARUH SIRKUMSISI TERHADAP TERJADINYA ISK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA BEBAN DAN LAMA MESUUNAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEREMPUAN TUKANG SUUN DI PASAR BADUNG DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

HUBUNGAN INFEKSI CACING ASCARIS LUMBRICOIDES DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA SISWA PEREMPUAN SD SALSABILA KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN TAHUN 2014

LUH PUTU MEITA PRIMAYUNI YADNYA

SIKAP DUDUK ERGONOMIS MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN JENIS KELAMIN, AKTIFITAS FISIK DAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA ANAK DI SDN CEMARA DUA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BERAT TAS PUNGGUNG DAN PREVALENSI NYERI PUNGGUNG PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI YA II SURABAYA PROGRAM FAKULTAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR KEJADIAN DISMINORE...

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN NYERI MUSKULOSKELETAL ANTARA PRIA DAN WANITA PADA KELOMPOK TANI NIRA DI DUSUN NGUDI MULYO PAJANGAN BANTUL


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

Sehat Mengenakan Tas Ransel Sunday, 12 February :16

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

OLEH : DARIUS HARTANTO

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

PERBEDAAN TAJAM PENGLIHATAN ANTARA PENGGUNA TELEPON PINTAR DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN TELEPON PINTAR PADA SISWA SMA ST.

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

HUBUNGAN KEJADIAN FLAT FOOT DENGAN OBESITAS PADA ANAK. Oleh: LAVENIA

ABSTRAK PREVALENSI LOW BACK PAIN PADA TENAGA KERJA PERUSAHAAN PENGOLAHAN TEH PT. X DI KOTA GARUT

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kejadian Miopia pada Anak di SDN Cemara Dua Surakarta telah dilakukan pada

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KEPRIBADIAN ANAK DENGAN KEJADIAN BULLYING PADA SISWA KELAS V DI SD X DI KABUPATEN BADUNG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

SKRIPSI AUTO STRETCHING

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

SKRIPSI HUBUNGAN TINGGI HAK SEPATU TERHADAP KASUS NYERI PLANTARIS PADA KARYAWAN WANITA YANG BEKERJA DI MDS

Transkripsi:

HUBUNGAN BERAT TAS PUNGGUNG DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH, NYERI BAHU DAN NYERI LEHER PADA SISWA SD DI KECAMATAN KUTA, BADUNG Luh Pradnya Ayu Dewantari 1, I Nyoman Adiputra 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pradnyaayu95@gmail.com ABSTRAK Peningkatan penggunaan tas punggung diiringi dengan peningkatan perhatian mengenai efek samping dari penggunaan tas punggung yang berat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara berat tas punggung dengan keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher. Penelitian dilakukan di SD N 1 Seminyak pada bulan Agustus 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross-sectional analitik dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan didapatkan 113 sampel. Prosedur penelitian dengan melakukan pengukuran berat tas punggung, berat badan, tinggi badan dan siswa diberi kuisioner mengenai keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher. Hasil penelitian menunjukkan dari 113 sampel, seluruhnya (100%) menggunakan tas punggung. Siswa yang menggunakan tas punggung kategori ringan sebanyak 79,6%, sedangkan yang menggunakan tas punggung kategori berat sebanyak 20,4%. Siswa paling banyak mengeluh nyeri bahu, yaitu sebanyak 79 orang (69,9%), diikuti keluhan nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 72 orang (63,7%), dan yang paling sedikit keluhan nyeri leher sebanyak 63 orang (55,8%). Hasil uji Chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara berat tas punggung dengan keluhan nyeri punggung bawah (p=0,000), nyeri bahu (p=0,012) dan nyeri leher (p=0,001). Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tas punggung yang berat berhubungan dengan timbulnya keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher pada siswa SD. Kata Kunci: tas punggung, siswa SD, keluhan nyeri musculoskeletal ABSTRACT Increased interest in using backpack among school children is accompanied by concerns about side effects of heavy backpack. This study was conducted to analyze the relationship between heavy backpack and low back pain, shoulder pain and neck pain. The study was conducted in SD N 1 Seminyak at August 2016. The type of this study is cross sectional analytical study with using total sampling as sampling technique, and obtained total 113 samples. The procedures include measure the weight of backpack, student s weight and height, and the students were given a questionnaire about low back pain, shoulder pain and neck pain. The result showed that from 113 samples, all of the students (100%) are using backpack. About 79,6% of students light backpack, while those who use heavy backpack about 20,4%. Most of students complained shoulder pain, as many as 79 students (69,9%), followed by low back pain as many as 72 students (63,7%), and neck pain as many as 63 students (55,8%). From chi-square test, showed that there was significant association between heavy backpack and low back pain (p=0,000); shoulder pain (p=0,012); and neck pain 1

(p=0,001). From the study, it can be concluded that heavy backpack related to the occurrence of low back pain, shoulder pain and neck pain among school children. Keywords: backpack, elementary students, musculoskeletal pain PENDAHULUAN Pelajar yang menggunakan tas punggung sudah menjadi hal yang umum pada saat ini. Tas punggung digunakan untuk membantu siswa mengorganisir buku dan perlengkapan sekolahnya, serta membantu mereka untuk membawanya ke sekolah dan ke tempat tujuan lainnya. Dibandingkan dengan jenis tas lainnya, tas punggung merupakan jenis tas yang paling banyak digunakan. 1,2 Penggunaan tas punggung meningkat secara dramatis seiring dengan meningkatnya ketertarikan akan tas punggung oleh siswa pada beberapa tahun terakhir. Dengan meningkatnya penggunaan tas punggung oleh siswa, perhatian mengenai efek samping dari penggunaan tas punggung yang berat dan berkepanjangan ikut meningkat. Di seluruh dunia, kurang lebih 90% siswa sekolah menggunakan tas punggung dengan disertai keluhan nyeri punggung dan bahu. 3 Salah satu faktor yang berkontribusi pada munculnya nyeri muskuloskeletal pada anak adalah beban tas punggung yang berat. 4 Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya, di mana anak yang menggunakan tas punggung dengan beban yang lebih berat, memiliki resiko yang tinggi untuk menderita nyeri punggung dan keluhan patologis pada punggung. 5 Menurut American Occupational Therapy Association (AOTA) dan America Academy of Pediatrics, untuk mencegah timbulnya keluhan akibat penggunaan tas punggung, beberapa cara dapat dilakukan, salah satunya dengan menggunakan tas punggung yang beratnya tidak lebih dari 15% atau 10-20% dari total berat badannya. 6 Namun sayangnya, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menggunakan tas punggung dengan beban melebihi dari yang direkomendasikan. 5 Tidak hanya di Negara lain, di Indonesia pun juga terdapat permasalahan mengenai berat tas punggung yang berhubungan dengan munculnya keluhan muskuloskeletal pada anak. Seperti penelitian di Sragen, menunjukkan terdapat hubungan antara penggunaan tas punggung dengan munculnya keluhan muskuloskeletal pada anak usia 8-12 tahun. 7 Di Bali sendiri, juga sudah ada penelitian yang menemukan adanya hubungan yang bermakna antara berat tas 2

dengan nyeri punggung bawah pada anak sekolah dasar dan menengah pertama di Daerah Denpasar. 8 Melihat dari permasalahan diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian di daerah Kecamatan Kuta, Badung, untuk mengetahui hubungan antara berat tas punggung dengan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher pada siswa SD. Alasan pemilihan tempat penelitian di Kecamatan Kuta, Badung, dikarenakan belum adanya penelitian yang serupa di daerah tersebut dan jumlah penduduknya yang cukup padat. METODE PENELITIAN Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional analitik dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan didapatkan 113 sampel. Sampel diambil dari siswa SDN 1 Seminyak kelas IV, V, VI. Variabel penelitian terdiri dari berat tas punggung, keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher, umur, jenis kelamin, kelas dan IMT. Prosedur penelitian dengan melakukan pengukuran berat tas punggung, berat badan, tinggi badan dan siswa diberi kuisioner mengenai keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher. Kuisioner terdiri atas pertanyaan pilihan berdasarkan ada tidaknya nyeri pada masing-masing daerah. Ditambah dengan gambar bagian tubuh untuk membantu menunjukkan lokasi nyeri yang dirasakan berdasarkan kuesioner Musculoskeletal Discomfort Form. HASIL Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SD N 1 Seminyak, di mana responden yang diambil berasal dari kelas IV-VI SD. Dari total 113 orang responden, terdiri atas 42 orang dari kelas IV, 33 orang dari kelas V dan 38 orang dari kelas VI. Penelitian dilaksanakan selama 3 hari dimulai tanggal 4-6 Agustus 2016. Karakteristik Responden berdasarkan Sosiodemografi Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Sosiodemografi Karakteristik Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki 65 57,5 Perempuan 48 42,5 Usia (tahun) 9 38 33,6 10 29 25,7 11 37 32,7 12 9 8 Kelas IV 42 37,2 V 33 29,2 VI 38 33,6 Dari Tabel 1, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan 3

bahwa siswa kelas IV-VI SD N 1 Seminyak lebih banyak berjenis kelamin laki-laki (57,5%) dibandingkan jenis kelamin perempuan (42,5%). Distribusi usia terbanyak adalah 9 tahun (33,6%) dan jumlah paling sedikit adalah usia 12 tahun (8%) dengan rata-rata usia 11 tahun. Siswa SD N 1 Seminyak yang diteliti berasal dari kelas IV hingga kelas VI, dengan jumlah siswa kelas IV sebanyak 42 orang (37,2%), kelas V sebanyak 33 orang (29,2%) dan kelas VI sebanyak 38 orang (33,6%). Karakteristik Responden berdasarkan IMT, Berat Tas dan Keluhan Muskuloskeletal Berdasarkan Tabel 2, karakteristik responden berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) yang digolongkan menjadi underweight (<18,5), normal (18,5-22,9), overweight (>23), menunjukkan bahwa siswa SD dengan IMT kategori underweight memiliki proporsi paling tinggi (59,3%) dan IMT kategori overweight memiliki proporsi terendah (15%). Rata-rata IMT responden adalah 18,74 kg/m 2. Siswa kelas IV-VI SD N 1 Seminyak sebanyak 113 orang (100%) menggunakan tas berjenis tas punggung, yang berarti seluruh siswanya menggunakan tas punggung. Tabel 2 menunjukkan sebagian besar siswa menggunakan tas punggung dengan kategori ringan (berat tas <10% berat badan) yaitu sebanyak 79,6%, sedangkan sebanyak 20,4% siswa menggunakan tas dengan kategori berat (berat tas >10% berat badan). Rentangan berat tas punggung siswa adalah 1,15-5,46 kg. Rata-rata berat tas siswa adalah 2,7 kg, dengan rata-rata presentase berat tas terhadap berat badan adalah 8,15 %. Tabel 2. Karakteristik Responden berdasarkan IMT, Berat Tas dan Keluhan Muskuloskeletal Karakteristik Jumlah Persentase (%) Kategori IMT Underweight 67 59,3 Normal 29 25,7 Overweight 17 15,0 Kategori Berat Tas Ringan 90 79,6 Berat 23 20,4 Keluhan nyeri punggung bawah Nyeri 72 63,7 Tidak nyeri 41 36,3 Keluhan nyeri bahu Nyeri 79 69,9 Tidak nyeri 34 30,1 Keluhan nyeri leher Nyeri 63 55,8 Tidak nyeri 50 44,2 Dari Tabel 2 di atas, responden paling banyak mengeluh nyeri bahu sebesar 69,9%, diikuti keluhan nyeri punggung bawah sebesar 63,7%, dan yang paling sedikit keluhan nyeri leher sebesar 55,8%. 4

berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3. Tabel Silang Jenis Kelamin dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah, Nyeri Bahu, dan Nyeri Leher Jenis Kelamin Nyeri Tidak nyeri Keluhan Nyeri Punggung Bawah Laki-laki 37 56,9 28 43,1 Perempuan 35 72,9 13 27,1 Keluhan Nyeri Bahu Laki-laki 39 60 26 40 Perempuan 40 83,3 8 16,7 Keluhan Nyeri Leher Laki-laki 28 43,1 37 56,9 Perempuan 35 72,9 13 27,1 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa siswa yang mengeluh nyeri punggung bawah sebanyak 35 orang anak perempuan (72,9%), serta sebanyak 37 orang anak laki-laki (56,9%). Berdasarkan keluhan nyeri bahu, sebanyak 40 orang anak perempuan (83,3%) dan sebanyak 39 orang anak laki-laki (60%) yang mengeluh nyeri. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa sebanyak 35 orang anak perempuan (72,9%) dan sebanyak 28 orang anak lakilaki (43,1%) yang mengeluh nyeri leher berdasarkan Usia Berdasarkan Tabel 4, proporsi keluhan nyeri punggung bawah cenderung paling tinggi terjadi pada usia 12 tahun (88,9%) dan proporsi paling rendah pada usia 10 tahun (51,7%). Pada data keluhan nyeri bahu, bahwa proporsi nyeri bahu cenderung paling tinggi terjadi pada usia 11 tahun (73%) dan proporsi paling rendah pada usia 10 tahun (65,5%). Sedangkan proporsi nyeri leher cenderung paling tinggi terjadi pada usia 12 tahun (77,8%) dan proporsi paling rendah pada usia 10 tahun (41,4%). Tabel 4. Tabel Silang Usia dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah, Nyeri Bahu dan Nyeri Leher Usia Nyeri Tidak Nyeri Keluhan Nyeri Punggung Bawah Usia 9 th 28 73,7 10 26,3 10 15 51,7 14 48,3 11 21 58,6 16 43,3 12 8 88,9 1 11,1 Keluhan Nyeri Bahu Usia 9 th 27 71,1 11 28,9 10 19 65,5 10 34,5 11 27 73 10 27 12 6 66,7 3 33,3 Keluhan Nyeri Leher Usia 9 th 24 63,2 14 36,8 10 12 41,4 17 58,6 11 20 54,1 17 45,9 12 7 77,8 2 22,2 berdasarkan Kategori Indeks Masa Tubuh (IMT) Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa proporsi keluhan nyeri punggung bawah cenderung paling tinggi terjadi pada anak dengan kategori IMT underweight 5

(79,1%), dan proporsi terendah pada anak dengan kategori IMT overweight (23,5%). Proporsi keluhan nyeri bahu juga cenderung paling tinggi terjadi pada anak dengan kategori IMT underweight (77,6%) dan proporsi terendah pada anak dengan kategori IMT overweight (41,2%). Tidak jauh berbeda, proporsi keluhan nyeri leher juga cenderung paling tinggi terjadi pada anak dengan kategori IMT underweight (68,7%), dan proporsi terendah pada kategori IMT overweight (35,3%). Tabel 5. Tabel Silang Kategori IMT dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah, Nyeri Bahu dan Nyeri Leher Kategori IMT Nyeri Tidak nyeri Keluhan Nyeri Punggung Bawah IMT Underweight 53 79,1 14 20,9 Normal 15 51,7 14 48,3 Overweight 4 23,5 13 76,5 Keluhan Nyeri Bahu IMT Underweight 52 77,6 15 22,4 Normal 20 69,0 9 31,0 Overweight 7 41,2 10 58,8 Keluhan Nyeri Leher IMT Underweight 46 68,7 21 31,3 Normal 11 37,9 18 62,1 Overweight 6 35,3 11 64,7 Punggung dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Tabel 6 menunjukkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 5% (0.05). Didapatkan nilai Prevalence Ratio sebesar 1,722 yang berarti resiko seseorang mengalami keluhan nyeri punggung jika menggunakan tas dengan kategori berat 1,7 kali lebih besar dibanding dengan menggunakan tas kategori ringan. Hasil lain yang didapat adalah confidence interval (CI) dengan rentangan 1,404-2,112, yang menunjukkan estimasi rentang nilai pada populasi. Tabel 6. Hasil Analisis Hubungan Berat Tas Punggung dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Berat tas punggung Keluhan Nyeri punggung bawah Iya Tidak Berat 22 95,7 1 4,3 Ringan 50 55,6 40 44,4 p 0,000 Punggung dengan Keluhan Nyeri Bahu Tabel 7. Hasil Analisis Hubungan Berat Tas Punggung dengan Keluhan Nyeri Bahu Berat tas Keluhan Nyeri Bahu punggung Iya Tidak Berat 21 91,3 2 8,7 Ringan 58 64,4 32 35,6 p 0,012 Tabel 7 menunjukkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p-value sebesar 0,012 pada taraf signifikansi 5% (0.05). Selain nilai p, juga didapatkan nilai Prevalence Ratio sebesar 1,417 yang berarti resiko seseorang 6

mengalami keluhan nyeri bahu jika menggunakan tas dengan kategori berat adalah 1,4 kali lebih tinggi dibanding jika menggunakan tas dengan kategori ringan. Hasil lain yang didapat adalah confidence interval (CI) dengan rentangan 1,162-1,728, yang menunjukkan estimasi rentang nilai pada populasi. Punggung dengan Keluhan Nyeri Leher Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan Berat Tas Punggung dengan Keluhan Nyeri Leher Berat tas Keluhan Nyeri Leher punggung Iya Tidak Berat 20 87 3 13 Ringan 43 47,8 47 52,2 p 0,001 Tabel 8 menunjukkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p-value sebesar 0,001 pada taraf signifikansi 5% (0.05). Selain nilai p, juga didapatkan nilai Prevalence Ratio sebesar 1,820 yang berarti resiko seseorang mengalami keluhan nyeri leher jika menggunakan tas dengan kategori berat adalah sebesar 1,8 kali dibanding menggunakan tas dengan kategori ringan. Hasil lain yang didapat adalah confidence interval (CI) dengan rentangan 1,392-2,379, yang menunjukkan estimasi rentang nilai pada populasi. PEMBAHASAN Karakteristik Responden berdasarkan IMT, Berat Tas dan Keluhan Muskuloskeletal Berdasarkan Tabel 2, didapatkan presentase siswa SD N 1 Seminyak yang menggunakan tas dengan kategori berat (berat tas >10% berat badan) sebesar 20,4%. Presentase ini tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan proporsi siswa SD di Yogyakarta yang membawa tas dengan berat lebih dari 10% berat badan cukup tinggi yaitu sebesar 20,5%. 9 Banyaknya siswa yang menggunakan tas punggung kategori berat disebabkan karena sekolah cenderung sering memberikan pekerjaan rumah, tugas-tugas, serta kegiatan ekstrakulikuler yang menyebabkan siswa membawa banyak material ke sekolah. 7 Tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi keluhan nyeri bahu lebih tinggi dibanding keluhan nyeri punggung bawah dan nyeri leher. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa keluhan nyeri punggung adalah nyeri yang dominan muncul pada anak sekolah. 7,9 Namun penelitian lain menunjukkan bahwa keluhan nyeri bahu lebih tinggi dibandingkan keluhan nyeri punggung pada siswa sekolah yang menggunakan tas punggung. 10,11 Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena penelitian-penelitian 7

sebelumnya lebih memfokuskan keluhan nyeri punggung sebagai variabel penelitiannya dibanding keluhan nyeri di area lain yang disebabkan penggunaan tas punggung. Selain itu, faktor-faktor resiko penyebab timbulnya keluhan nyeri antara nyeri punggung, bahu dan leher ditemukan berbeda-beda, sehingga menurut Dockrell lebih tepat untuk menginvestigasi masingmasing area keluhan nyeri secara terpisah. 11 berdasarkan Jenis Kelamin Dari Tabel 3 yang merupakan tabel silang antara jenis kelamin dengan keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher, didapat hasil yang konsisten yaitu proporsi ke-tiga keluhan nyeri lebih banyak terjadi pada responden perempuan dibanding responden laki-laki. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian sebelumnya di mana didapatkan jumlah siswi perempuan yang mengeluh nyeri muskuloskeletal sebanyak 62,9% dibanding siswa laki-laki. 8 Menurut Mahendrayani, perempuan lebih cenderung mudah mengalami nyeri dikarenakan tingkat kebugaran anak perempuan lebih rendah dibandingkan dengan anak laki-laki. 8 Sedangkan menurut Haselgrove, perempuan memiliki toleransi nyeri dan ambang batas nyeri yang lebih rendah, serta memiliki kekuatan tubuh bagian atas yang lebih lemah dibanding laki-laki, sehingga menyebabkan perempuan lebih cenderung mudah mengalami keluhan nyeri. 12 berdasarkan Usia Dari Tabel 4 yang merupakan tabel silang antara usia dengan keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher, menunjukkan hasil yang tidak konsisten, meskipun ke-tiga keluhan nyeri tersebut cenderung muncul pada usia yang lebih tua. Hasil ini didukung oleh beberapa penelitian lain, di mana prevalensi keluhan nyeri muskuloskeletal paling tinggi pada usia 12-13 tahun. 8,13 Perbedaan hasil ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan rentang usia subjek pada penelitian sebelumnya dan pada penelitian ini. Sehingga penulis merasa perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara usia dengan keluhan nyeri pada siswa sekolah dasar. berdasarkan Kategori Indeks Masa Tubuh (IMT) Dari Tabel 5 yang merupakan tabel silang antara kategori IMT dengan keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan 8

nyeri leher, didapatkan hasil yang konsisten di mana proporsi keluhan ke-tiga nyeri tersebut cenderung paling tinggi pada anak dengan kategori IMT underweight, diikuti IMT kategori normal, dan proporsi terendah pada anak dengan IMT kategori overweight. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian tahun 2015 di mana proporsi siswa yang mengeluh nyeri muskuloskeletal paling tinggi pada responden dengan kategori IMT underweight sebanyak 43,4%, diikuti IMT kategori normal sebanyak 33,3%, dan proporsi paling rendah pada kategori IMT overweight. 13 Namun pada penelitian sebelumnya oleh Papadopoulou tahun 2014, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara IMT dengan keluhan nyeri akibat penggunaan tas punggung. 10 Punggung dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Tabel 6 menunjukkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square di mana didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 5% (0.05), maka H0 ditolak, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara berat tas punggung dengan keluhan nyeri punggung bawah. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara berat tas punggung dengan keluhan nyeri punggung bawah pada anak sekolah. 7,8 Penyebab timbulnya nyeri punggung bawah akibat tas punggung yang berat berhubungan dengan adanya perubahan postur tubuh. 7 Ketika seseorang membawa tas dengan berat melebihi 10% dari berat badan, maka kepala akan ke depan untuk mempertahankan postur tubuhnya. Jika perubahan postur ini dipertahankan dalam waktu yang cukup lama, maka hal ini akan mengubah kelengkungan tulang belakang dan akan menimbulkan nyeri punggung. 14 Punggung dengan Keluhan Nyeri Bahu Tabel 7 menunjukkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p-value sebesar 0,012 pada taraf signifikansi 5% (0.05), maka H0 ditolak, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara berat tas punggung dengan keluhan nyeri bahu. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Fathoni, di mana pada penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara berat tas punggung dengan keluhan nyeri muskuloskeletal, salah satunya adalah nyeri bahu. 7 Timbulnya nyeri bahu akibat penggunaan tas punggung diakibatkan oleh tali tas punggung yang menekan dan menegangkan bahu, sehingga jika berat tas bertambah, maka penekanan pada bahu juga ikut bertambah. 1 9

Punggung dengan Keluhan Nyeri Leher Tabel 8 menunjukkan hasil analisis menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p-value sebesar 0,001 pada taraf signifikansi 5% (0.05), maka H0 ditolak, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara berat tas punggung dengan keluhan nyeri leher. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang juga menunjukkan adanya hubungan antara berat tas punggung dengan keluhan nyeri leher. 7 Timbulnya nyeri leher akibat tas punggung berhubungan dengan tali tas punggung itu sendiri. Tali tas punggung yang terlalu menekan dapat menjadi salah satu penyebab tegangan pada otot leher. Semakin berat tas punggung yang dibawa, maka tali tas punggung semakin menekan pembuluh darah dan saraf pada bagian leher dan bahu. Penekanan ini dapat menyebabkan nyeri dan kesemutan pada lengan, tangan, kaki dan leher. 1 SIMPULAN Sebagian besar siswa menggunakan tas punggung kategori ringan (79,6%) dan siswa yang menggunakan tas punggung kategori berat sebanyak 20,4%. Prevalensi nyeri bahu pada siswa sebesar 69,9%, nyeri punggung bawah sebesar 63,7% dan nyeri leher sebesar 55,8%. Proporsi nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher cenderung lebih tinggi terjadi pada siswa perempuan, pada siswa yang lebih tua dan pada siswa dengan kategori IMT underweight. Dari hasil analisis menggunakan uji Chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara berat tas punggung dengan keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan juga nyeri leher. SARAN Bagi orang tua siswa supaya lebih memerhatikan isi tas anaknya supaya tidak melebihi berat tas yang direkomendasikan. Bagi pengajar di Sekolah, supaya mengingatkan siswa untuk membawa buku pelajaran sesuai jadwal yang ditetapkan dan mengedukasi cara penggunaan tas punggung yang baik dan dampak dari penggunaan tas punggung yang berat. Bagi peneliti lain, diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara keluhan nyeri punggung bawah, nyeri bahu dan nyeri leher dengan jenis kelamin, usia, dan Indeks Masa Tubuh (IMT). Serta melakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor lain penyebab keluhan nyeri yang muncul, seperti kurikulum pembelajaran siswa, posisi duduk, lama pemakaian tas punggung, sarana transportasi siswa menuju sekolah. 10

DAFTAR PUSTAKA 1. Rai, A. and Agarawal, S., 2013. Back poblems due to heavy backpacks in school children. IOSR Journal Of Humanities And Social Science, 10(6), pp. 22-26. 2. Matlabi, H., Behtash, H.H., Rasouli, A., Osmani, N., 2014. Carrying heavy backpacks and handbags amongst elementary students: causes and solutions. Science Journal of Public Health, 10(2), pp. 305-308. 3. Macias, B.R., Murthy, G., Chambers, H., Hargens, A.R., 2008. Asymmetric loads and pain associated with backpack carrying by children. Journal of Pediatric Orthopaedics, 28(5): 512. 4. Nigrovic, P.A., 2015. Back pain in children and adolescents: Overview of causes. Available at:http://www.uptodate.com/contents/b ack-pain-in-children-and-adolescentsoverview-of-causes (Accessed: 6th December 2015). 5. Rodriguez-Oviedo, P., Ravina, A.R., Rios, M.P., Garcia, F.B., Fernandez, D.G., Alonso, A.F., Nunez, I.C., Pacios, P.G., Turiso, J., 2012. School children s backpacks, back pain and back pathologies. Arch Dis Child, 97, pp. 730-732. 6. American Academy of Pediatrics, 2015. Backpack Safety. Available at:https://www.healthychildren.org/en glish/safety-prevention/at- play/pages/backpack- Safety.aspx (Accessed: 10th January 2016). 7. Fathoni, F. D.. 2013. Hubungan pemakaian Backpack dengan terjadinya nyeri muskuloskeletal pada anak usia 8-12 tahun di SDN 2 Bener Sragen. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jawa Tengah 8. Mahendrayani, L.I., Purnawati, S., Andayani, N., 2014. Hubungan berat tas dengan nyeri punggung bawah pada anak sekolah umur 12-14 tahun di Denpasar. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Denpasar. 9. Legiran, L., 2012. Berat Tas Punggung dan Prevalensi Nyeri punggung pada Siswa Sekolah Dasar. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Sumatera Selatan 10. Papadopoulou, D., Malliou, P., Kofotolis, N., Emmanouilidou, M. and Kellis, E. 2014. The association between grade, gender, physical activity, and back pain among children carrying schoolbags. Archives of Exercise Health and Disease, 4(1), pp.234-242. 11. Dockrell, S., Simms, C. and Blake, C. 2015. Schoolbag carriage and schoolbag-related musculoskeletal discomfort among primary school children. Applied Ergonomics, 51, pp.281-290. 12. Haselgrove, C., Straker, L., Smith, A., O Sullivan, P., Perry, M., Sloan, N., 2008. Perceived school bag load, duration of carriage, and method of transport to school are associated with spinal pain in adolescents: an observational study. Australian Journal of Physiotherapy, 54, pp. 193-200 13. Dumondor, S., Angliadi, E. and Sengkey, L. 2015. Hubungan Penggunaan Ransel dengan Nyeri Punggung dan Kelainan Bentuk Tulang Belakang pada Siswa di SMP Negeri 2 Tombatu. Jurnal e-clinic, 3(1), pp.243-247. 14. Huldani, 2012. Nyeri Punggung. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat. 11