BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN 4.1 Data Hasil Pengujian Data hasil pengujian pelumas bekas yang telah dilakukan di laboratorium PT. CORELAB INDONESIA Cilandak Jakarta dengan menggunakan mesin Viscosity Kinematic Bath, Automatic Tritator dan Inductively Coupled Plasma (ICP). Hasil yang didapat dari pengujian adalah nilai yang muncul dari hasil test kemudian di catat oleh komputer secara otomatis. Berikut adalah data hasil pengujian dan analisanya : 4.1.1 Analisa dan Data Hasil Pengujian Pelumas Mesin Diesel SAE 30 ( Pelumas Baru ) Hasil dari Quality Control Analisis PT. Dirga Buana Sarana terhadap pelumas mesin diesel SAE 30 menunjukan bahwa pelumas tersebut memiliki viskositas sebesar 9.5 cst s/d 12.0 cst pada temperatur 100º C, dan memiliki kemampuan untuk menetralkan asam kuat (total base number) yaitu sebesar 10 12 mgkoh/gram. Sedangkan kandungan logam yang terdapat pada pelumas tersebut, diantaranya : Calcium (Ca) sebesar 4.024 ppm, Zinc (Zn) sebesar 1.283 dan Phosphor (P) sebesar 938 ppm. - Calcium (Ca) terdapat pada pelumas baru sebagai detergent, dispersan dan zat yang menetralisir asam (cadangan TBN). 49
- Zinc (Zn) terdapat pada pelumas baru sebagai zat oksidan, anti korosi, anti keausan dan detergent. - Phosphor (P) terdapat pada pelumas baru sebagai zat anti korosi dan mengurangi endapan pada ruang bakar. Gambar 4.1 Grafik Kandungan Logam Pada Pelumas Baru Mesin Diesel SAE 30 4.1.2 Analisa dan Data Hasil Pengujian Pelumas Bekas Mesin Diesel SAE 30 Dengan Bahan Bakar Bio Solar Hasil pengujian terhadap pelumas mesin diesel SAE 30 yang menggunakan bahan bakar bio solar menunjukan penurunan viskositas dari sebelumnya 9.7 cst (pelumas baru) menjadi 9.40 cst pada temperature 100º C. Hasil pengujian juga menemukan terjadinya pengenceran bahan bakar (fuel dilution) sebesar 1% dari nilai semula 0, sehingga dapat menurunkan angka viskositas. Sedangkan kemampuan untuk menetralkan asam kuat (total base number) yang dimiliki pelumas tersebut mengalami penurunan yang masih 50
dalam batas normal dari sebelumnya 11.25 mgkoh/gram menjadi 10.40 mgkoh/gram. Juga terdapat kontaminasi soot (jelaga) sebesar 20 A/cm, hal ini disebabkan karena hasil pembakaran yang tidak sempurna dan adanya kotoran hasil pembakaran atau kotoran lain yang tidak larut. Penurunan viskositas kemungkinan disebabkan pengenceran bahan bakar, kebocoran pada sistem injeksi bahan bakar. Sedangkan nilai Total Base Number (TBN) pada analisa pelumas ini masih normal, dan nilai TBN ini masih dapat menetralkan asam asam korosif yang terbentuk dalam crankcase sebagai suatu kejadian yang normal pada proses pembakaran. Pada pelumas bekas tersebut juga terdapat penambahan kandungan logam, yaitu antara lain : Silicon (Si) sebesar 5 ppm, Iron (Fe) sebesar 5 ppm, Cooper (Cu) sebesar 4 ppm, Aluminium (Al) sebesar 2 ppm, Magnesium (Mg) sebesar 381 ppm, Lead (Pb) sebesar 3 ppm. - Silicon (Si) terdapat karena adanya kotoran (jelaga) hasil dari proses pembakaran yang terjadi didalam mesin. - Iron (Fe) terdapat karena adanya gesekan yang terjadi pada crankshaft, camshaft, valve, gear dan cylinder block didalam mesin - Cooper (Cu) terdapat karena adanya gesekan yang terjadi pada cam bushing, pin bushing, oil cooler didalam mesin. - Aluminium (Al) terdapat karena adanya gesekan yang terjadi pada piston, thrust bearing, metal didalam mesin. - Magnesium (Mg) terdapat karena adanya keausan pada case dan bodi mesin. 51
- Lead (Pb) tedapat karena adanya kontaminasi bahan bakar dalam proses pembakaran. Gambar 4.2 Grafik Kandungan Logam Pada Pelumas Mesin Diesel SAE 30 dengan Bahan Bakar Bio Solar Gambar 4.3 Grafik Kandungan Logam Pada Pelumas Mesin Diesel SAE 30 dengan Bahan Bakar Bio Solar (tanpa kandungan magnesium) 52
4.1.3 Analisa dan Data Hasil Pengujian Pelumas Bekas Mesin Diesel SAE 30 Dengan Bahan Bakar Perta Dex Hasil pengujian terhadap pelumas mesin diesel SAE 30 yang menggunakan bahan bakar perta dex menunjukan kenaikan viskositas tetapi masih dalam batas normal, yaitu dari sebelumnya 9.7 cst (pelumas baru) menjadi 11.60 cst pada temperatur 100º C. Sedangkan kemampuan untuk menetralkan asam kuat (total base number) yang dimiliki pelumas tersebut mengalami kenaikan, yaitu dari sebelumnya 11.25 mgkoh/gram menjadi 11.64 mgkoh/gr/am tetapi masih dalam batas normal. Sama hal nya dengan pengujian pada pelumas dengan bahan bakar bio solar, pada pelumas ini juga terdapat kontaminasi soot (jelaga) sebesar 20 A/cm. Hal ini disebabkan karena adanya kotoran hasil pembakaran atau kotoran lain yang tidak terlarut. Nilai viskositas dan Total Base Number (TBN) dalam keadaan normal dan pelumas masih dapat dipakai. Pada pelumas bekas tersebut juga terdapat penambahan kandungan logam, yaitu antara lain : Silikon (Si) sebesar 6 ppm, Iron (Fe) sebesar 10 ppm, Cooper (Cu) sebesar 6 ppm, Aluminium (Al) sebesar 2 ppm, Chromium (Cr) sebesar 1 ppm, Magnesium (Mg) sebesar 381 ppm, Lead ( Pb) sebesar 3 ppm, Sodium (Na) sebesar 3 ppm. - Silicon (Si) terdapat karena adanya kotoran (jelaga) hasil dari proses pembakaran yang terjadi didalam mesin. - Iron (Fe) terdapat karena adanya gesekan yang terjadi pada crankshaft, camshaft, valve, gear dan cylinder block didalam mesin 53
- Cooper (Cu) terdapat karena adanya gesekan yang terjadi pada cam bushing, pin bushing, oil cooler didalam mesin. - Chromium (Cr) terdapat karena adanya gesekan roller, tapper bearing, liner, exhaust valve. - Aluminium (Al) terdapat karena adanya gesekan yang terjadi pada piston, thrust bearing, metal didalam mesin. - Magnesium (Mg) terdapat karena adanya keausan pada case dan bodi mesin. - Lead (Pb) tedapat karena adanya kontaminasi bahan bakar dalam proses pembakaran. - Sodium (Na) terdapat adanya zat additive dan kotoran proses pembakaran didalam mesin. Gambar 4.4 Grafik Kandungan Logam Pada Pelumas Mesin Diesel SAE 30 dengan Bahan Bakar Perta Dex 54
Gambar 4.5 Grafik Kandungan Logam Pada Pelumas Mesin Diesel SAE 30 dengan Bahan Bakar Perta Dex (tanpa kandungan magnesium) 4.1.4 Grafik Perbandingan Viskositas antara Pelumas Mesin Diesel SAE 30 (Pelumas Baru) dengan Pelumas yang menggunakan Bahan Bakar Bio Solar dan Perta Dex 55
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Viscositas Pelumas Mesin Pada Temperatur 100º C Dari grafik dapat dilihat bahwa besarnya viskositas dari pelumas mesin baru yang memiliki SAE 30 adalah 9.7 cst. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan bahan bakar bio solar pada putaran 800 rpm, 1250 rpm, 1700 rpm. Nilai viskositas dari pelumas mesin tersebut mengalami penurunan menjadi sesbesar 9.40 cst. Penurunan viskositas ini kemungkinan terjadi karena adanya pengenceran bahan bakar pada system injeksi bahan bakar. Sedangkan besarnya viskositas dari pelumas mesin dengan menggunakan bahan bakar perta dex mengalami kenaikan angka viskositas dalam batas normal menjadi 11.60 cst. Kenaikan viskositas pelumas tersebut dapat disebabkan oleh beberapa factor, yaitu : kontaminasi jelaga dan oksidasi pada pelumas. 4.1.5 Grafik Perbandingan Total Base Number (TBN) antara Pelumas Mesin Diesel SAE 30 (Pelumas Baru) dengan Pelumas yang menggunakan Bahan Bakar Bio Solar dan Perta Dex 56
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan TBN (Total Base Number) Pelumas Mesin SAE 30 Dari grafik dapat dilihat bahwa besarnya kandungan basa yang terdapat pada pelumas mesin baru sebelum diuji (pelumas baru) yang memiliki SAE 30 adalah 11,25 mgkoh/gram. Setelah diuji dengan menggunakan bahan bakar bio solar pada putaran 800 rpm, 1250 rpm, 1700 rpm besarnya kandungan basa pada pelumas mesin tersebut mengalami penurunan angka TBN menjadi 10,40 mgkoh/gram. Hal tersebut juga terjadi pada pelumas mesin yang pengujiannya menggunakan bahan bakar perta dex, tetapi mengalami kenaikan angka TBN menjadi 11,64 mgkoh/gram. 57