PENGKAIIABa PELAHSARAAN PIENGADWAN GABAH IBERAS DAN PENVWLUWAH BEBAS DWLAM NEGEWI PAQW SUB. DOLOG WlLAVAN IE SURBKWRM TTataUN 198481985 AGUS SOLINtfa RANAWIJAUA' JURUSAN ILMU - ILMU SOSlAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1986
AGUS SDLIHIIi RANAifiIJAYA. Pengkajian Pelaksanaan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras &lam Negeri pada SUB-DO- LOG Wilayah 111 Surakarta Tahun 1984/1985. (Di bawah bim- bingan KUItTJOXO), Tujuan kebijaksanaan pengadaan gabah/beras dalam ne- geri oleh BUMG adalah menjamin suatu tingkat harga padi/ gabah yang diterima petani, agar setidaknya sama dengan harga dasiir, sehingga diharapkm petani padi bergairah untuk meningkatkan produksinya dan pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan keluzrgmya. Tujuan ini hendicapai dengan jalan menetapkan Harga Dasar Gabah dan di- lapangan, pelaksanaannya dilaksanakan oleh Sub Depot Lo- gistik (SUB-DOLOG), yang merupakan instansi vertikal BULOG di Daerah Tingkat 11, dengan cars mengadakan pembelian- pembelian beras pada waktu panen lewat mekanisme kerjasama dengan KUD dan non KUD yang mengadakan pembelian padi/gabah dari petani. Pada tahun 1984/1985, Harga Dasar Gabah di tingkat KUD ditetapkan sebesar Rp 165.- per kilogram. harga pembelian oleh BULOG adalah: 8 Sementara (1) Gabah: Rp 177.50 melalui KUD dan Rp '172.50 melalui non KUD 2 Beras: Rp 270.- melalui KUD dan Rp 264.- melalui non KUD.
Sementara itu, tujuan kebijaksanaan penyaluran beras, adalah untuk menyediakan beras bagi golongan anggaran dan menyalurkan beras dalam rangka menjaga agar harga beras pasar tidak melewati harga batas tertinggi. Harga ter- tinggi ini ditetapkan berbeda-beda untuk tiap daerah de- ngan maksud agar dapat merangsang perdagangan beras antar daerah. Dalam pelaksanaannya, kebijaksanaan ini sering meng- hadapi permasalahan sebagai beriht : (I) Jumlah/kuanti- tas gabah/beras yang dapat dibeli BULOG dan (2) Kualitas gabah/beras yang sering tidak memenuhi standar halitas yang ditetapkan. Praktek Lapang ini bertujuan untuk oengidentifikasi penyebab timbulnya permasalahan-permasalaha, seperti yang dikemukakan pada alinea kedua di halama? ini, ditinjau dari aspek-aspek: (1) Organisasi dan tatakerja SilE-DOLOG Surakarta dalam menangani pelaksanaan pengadzan gabah/beras dan penyaluran beras dalam negeri (2) Prosedur dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pengadaan gabah/be- ras dan penyaluran beras dalam negeri (3) Proses pelaksanaan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras dalam negeri, khususnya yvlg dilaksanakvl oleh SUB-DOLOG Wilayah 111 Surakarta.
I)ri wilayah kerja SUB-mLOG Surakarta, petani padi mengusahakan lahan sawah sakapan atau lahan sawah sewaan, di samping tentunya menggarap lahan sawaknya sendiri bagi yang memiliki. Penglepasan hasil sebagian besar dilahvkan dengan cara tebasan, sehingga penanganan pasca panen sepenuhnya menjadi tanggung jawab lembaga tataniaga, termasu-l Koperasi Unit Desa peserta pengadaan gabah/beras &lam negeri. Fengsdaan gabah/beras &lam negeri dilakukan LOG Surakarta bekerjasama dengan ktd dan non KUD. SUB-DO- Kerja- sama ini didasari oleh kontrak yang ditandat-angani bersama oleh SUB-305OG Surakerta dm pihak peserta. Pedoman kerja yang digunakan adalah petunjuk teknis yang diterbitkan o- leh DOLOG Jawa Tengah. Fadz tahun 1984/1985, pengadaan gabah/beras SUB-DOLOG Surakarta nencapai junlah sebesar 92 149.771 ton setara beras dengan komposisi 83 persen melalui KUD dan 17 persen non KUS, dari produksi beras sebesar 1 653 641 ton. Jumlah tolakan setoran mencapai 22 158 122 kilogram dari KUD (22.34 persen) dan 5 477 247.6 kilogram dari nonwd (25.23 persen). 3esarnya angka tolakan ini berkaitan langsng de- ngan kualitas beras setoran yang tidak memenuhi persyarat- an kualitas tetapan BULOG. Nasalah buruknya kualitas beras setoran yang ditolak S-33-DOLOG Surakarta, bersuzber pada buruknya penanganan
pasca panen oleh peserta pengadaan, terutama dalam ha1 pengolahannya, di smping masalah panen yang dimulai terlalu awal disaat curah hujan masih cukup tinggi. Hal ini menyebabkan tingginya kadar air gabah/beras yang dijual kepada SUB-DOLOG Surakarta. Nengenai pengamanan harga dasar, dapat dikemukakan bahwa pada tahun IqS4, pengamanan harga dasar melalui me- kanisme kerjasama WD dan SU3-DOLOG Surakarta, ter&lan ba- ik. Barga jual produsen (di tingkat penggilingan) tidak Jatuh ke tingkat di bawah harga dasar sehingga SUB-DOLOG Surakarta tidak merasa perlu untuk menurunkan Satuan Tugas. Tentang penyaluran beras, dapat dikemukakan~da tahun 7984 tidak terjadi lonjakan harga eceran beras pasar, se- hingga SUB-DOLOG Surakarta tidak perlu mengadakan operasi pasar. Fenyaluran hanya dilakukan untuk keperluan rutin dan berbagai bentuk bantuan yang jumlah keseluruhannya a- dalah sebe'sar 51 062 514.2 kilogram beras. Fada tahun 1985/1986, akibat "ke jutan" pmen gang me- ledall pa& waktu yang lebih awal dari biasanya, ditambah masih dijumpainya masalah kualitas yang buruk, terjadi ba- nyak tolakaneberas yang disetorkan oleh peserta pengadaan ke gudang SUB-DOLOG Surakarta. Sampai tanggal 15 Agustus 1985, penolakan beras 1CUD mencapai jumlah 14 287.8 kilo- gram (jumlah yang diterima 35 766 159 kilogram), sementara beras non KUD yang ditolak ~encapai jumlah 2 601 244.8 logram (jumlah yang diterima 5 591 284 kilograrc). ki-
Banyaknya tolakan ini ditafsirkan oleh banyak knlang- an sebagai pengetatan yvlg berlebihan oleh SUB-DOLOG tang persy=atan kualitas sehingga disebut sebagai ten- "'Pahun Kualitas". Hal ini menurut penulis kurvlg tepat, kare- na sebenarnya kualitas yang ditetapkan adalah tetap sama kri tahun ketahun. malisasi Kualitas. Istilah yang lebih tepat adalah Nor-?ads tahun 1985 memang terjadi banyak penolakan beras oleh SUB-XLOG yang pada akhirnya menekan harga jual petvli sehingga harga jatuh ke bawah hargz sar. &-
Bipersembahkan, khusus, untuk: Ibu, yang tercinta, Manis Fatimah.